BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Karena dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari satu tempat ke tempat lain secara fisik dalam waktu yang tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

KARAKTERISTIK PENGOPERASIAN ANGKUTAN OJEK SEBAGAI SARANA ANGKUTAN DI KOTA GUBUG TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat asalnya ke tempat tujuannya. Prosesnya dapat dilakukan dengan

Transportasi terdiri dari dua aspek, yaitu (1) prasarana atau infrastruktur seperti jalan raya, jalan rel, bandar udara dan pelabuhan laut; serta (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam Salim factor, dalam Dirgantoro Setiawan, 2003 :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Berdasarkan UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP TARIF ANGKUTAN UMUM PO. WIDJI LESTARI LAMONGAN

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

I. PENDAHULUAN. Pengangkutan terbagi dalam dua hal, yaitu pengangkutan orang dan/atau barang

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan akan transportasi timbul dari kebutuhan manusia. Transportasi

PERENCANAAN??? MENGAPA DIPERLUKAN. Peningkatan jumlah penduduk. Penambahan beban jaringan jalan. & transportasi

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kurun waktu tertentu. (Hazian,2008) Transportasi dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

PEMILIHAN MODA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) UNTUK KAWASAN URBAN SPRAWL KOTA SEMARANG (Studi Kasus : Koridor Setiabudi dan Majapahit) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,1990). ke tahun 2014 yaitu hingga 10 juta unit dengan rata-rata rata-rata

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk

OPERASIONAL ANGKUTAN PARATRANSIT SEPEDA MOTOR DI KAWASAN TERMINAL BUNGURASIH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

Kota dianggap sebagai tempat tersedianya berbagai kebutuhan dan lapangan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan pada suatu daerah, baik berupa transportasi barang maupun transportasi orang.

moda udara darat laut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN TEORI

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawar, A. (2004), angkutan dapat didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS TINGKAT KESIAPAN KOTA SURAKARTA TERHADAP DIMENSI MOBILITAS CERDAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

TEKNIK LALU LINTAS EKONOMI KEGIATAN PERPINDAHAN/PERGERAKAN ORANG DAN ATAU BARANG POL KAM KEBUTUHAN AKAN ANGKUTAN PERGERAKAN + RUANG GERAK

PILIHAN PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN PERKOTAAN INDONESIA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

KINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

Pandangan Responden Terhadap Proyek Monorel (MRT) di Jakarta Riset dilakukan pada: November 2013 Berdasarkan panelis dari Nusaresearch

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

angkutan umum missal merupakan system angkutan umum yang efektif dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau

PROPOSAL EVALUASI TARIF ANGKUTAN BUS UMUM DAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebenarnya) secara terukur. Model memiliki berbagai macam jenis, seperti dikutip. yang rindang dengan sungai yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. akan jasa transportasi, bukanlah merupakan kebutuhan langsung ( tujuan akhir yang

I. PENDAHULUAN. Persentasi Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta Tahun Bus 8% Gambar 1. Pembagian Moda (Dinas Perhubungan DKI Jakarta, 2004)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. moda transportasi (jarak pendek antara 1 2 km) maupun dengan moda

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk di sana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka.(sumber http://id.wikipedia.org/wiki/transportasi) Keinginan manusia untuk memperoleh barang yang tidak didapat di tempatnya berada, menyebabkan harus melakukan pergerakan/perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain untuk mendapatkan sesuatu yang diperlukan. Sehingga dalam transportasi ada beberapa elemen utama dalam pergerakan seperti, ada yang dipindahkan misalnya: barang, manusia, informasi. Selain itu ada elemen yang memindahkan (sering mendapat kemudahan) seperti, sarana antara lain: kendaraan, kereta api, kapal laut atau pesawat udara. Juga elemen yang tidak kalah pentingnya adalah, adanya sesuatu yang memungkinkan terjadinya perpindahan seperti: jalan, jembatan, pelabuhan, terminal atau Bandar udara. (sumber http://id.wikipedia.org/wiki/transportasi)

5 2.2. Kendaraan Pribadi Kendaraan pribadi adalah angkutan yang menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil pribadi, sepeda motor, sepeda, tapi bisa juga menggunakan bus yang biasanya digunakan untuk keperluan pribadi. Kendaraan pribadi merupakan lawan kata kendaraan umum. Transportasi dengan menggunakan kendaraan pribadi biasanya lebih mahal dari transportasi menggunakan kendaraan umum karena alasan efisiensi kendaraan umum yang lebih baik.(sumber http://id.wikipedia. org/wiki/kendaraan_pribadi) Penggunaan kendaraan pribadi bermotor di Indonesia ditandai dengan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang berlatar belakang hitam dengan tulisan berwarna putih sedangan angkutan umum menggunakan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang berlatar belakang kuning dengan tulisan berwarna hitam.(sumber http://id.wikipedia.org/wiki/kendaraan_pribadi) 2.3. Kendaraan Umum Kendaraan umum adalah angkutan penumpang dengan menggunakan kendaraan umum dan dilaksanakan dengan sistem sewa atau bayar. Dalam hal angkutan massal, biaya angkutan menjadi beban tanggung jawab bersama, sehingga sistem angkutan umum menjadi lebih efisien karena biaya angkutan menjadi semakin murah. Keberadaan angkutan umum, apalagi yang bersifat massal, berarti pengurangan jumlah kendaraan yang lalu-lalang di jalan. Hal ini sanggat penting artinya berkaitan dengan pengendalian lalu lintas (Warpani, 2002).

6 Karena merupakan angkutan massal, perlu ada kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dan tujuan. Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan di terminal dan atau tempat perhentian. Kesamaan tujuan tidak selalu berarti kesamaan maksud. Angkutan umum massal atau masstransit memiliki trayek dan jadwal keberangkatan yang tetap. Pelayanan angkutan umum penumpang akan berjalan dengan baik apabila tercipta kesimbangan antara ketersediaan dan permintaan. Oleh karena itu, Pemerintah perlu campur tangan dalam hal ini. (Warpani, 2002) Menurut PP No.55 Tahun 2012 tentang kendaraan, menyebutkan bahwa pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengan menggunakan mobil bis atau mobil penumpang. Berdasarkan UU Nomer 22 Tahun 2009 Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan bahwa pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum terdiri dari: 1. angkutan antar kota yang merupakan pemindahan orang dari satu kota ke kota lain, 2. angkutan kota yang merupakan pemindahan orang dalam wilayah kota, 3. angkutan pedesaaan yang merupakan pemindahan orang dalam dan/atau antar wilayah pedesaan, 4. angkutan lintas batas Negara yang merupakan angkutan orang melalui lintas batas Negara lain.

7 Beberapa kriteria ideal angkutan umum menurut Harries (1976) dapat dilihat dalam Tabel 2.1 Tabel 2.1 Kriteria Angkutan Umum Ideal Keandalan Kenyamanan Keamanan Murah Setiap saat tersedia Kedatangan dan sampai tujuan tepat waktu Waktu total perjalanan singkat dari rumah,menung gu, dalam kendaraan,berj alan ke tujuan Waktu tunggu singkat Sedikit berjalan kaki ke bus stop Tidak perlu berpindah kendaraan Pelayanan yang sopan Terlindung dari cuaca buruk di bus stop Mudah turun naik kendaraan Tersedia tempat duduk setiap saat Tidak berdesakan Interior yang menarik Tempat duduk yang enak Terhindar dari kecelakaan Badan terlindung dari luka benturan Bebas dari kejahatan Ongkos relative murah dan terjangkau Waktu perjalanan Waktu didalam kendaraan singkat Sumber : Harries (1976, dikutip dari karya ilmiah, Ir. Kumpul Sembiring)(tanpa tahun) 2.4. Peranan Angkutan Umum Menurut Warpani (2002) angkutan umum berperan dalam memenuhi kebutuhan manusia akan pergerakan ataupun mobilitas yang semakin meningkat, untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang berjarak dekat, menengah ataupun jauh. Angkutan umum juga berperan dalam pengendalian lalu lintas, penghematan bahan bakar atau energi, dan juga perencanaan dan pengembangan wilayah.

8 Esensi dari operasional angkutan umum adalah memberikan layanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatannya, baik untuk masyarakat yang mampu memiliki kendaraan pribadi sekalipun (choice), dan terutama bagi masyarakat yang terpaksa harus menggunakan angkutan umum (captive). Ukuran pelayanan angkutan umum yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah, dan nyaman. (Dalam http://repository.ac.id/bitstream/123456789/20468/3/chapter%20ii.pdf.) 2.5. Pengelompokan Pelaku Perjalanan & Moda Transportasi Menurut Fidel Miro (2002) dalam (http://repository.ac.id/bitstream /1234 56789/20468/3/Chapter%20II.pdf.) masyarakat pelaku perjalanan (konsumen jasa transportasi), dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu: 1. Golongan paksawan (captive) merupakan jumlah terbesar di Negara berkembang, yaitu golongan masyarakat yang terpaksa menggunakan angkutan umum karena ketiadaan kendaraan pribadi. Meraka secara ekonomi adalah golongan masyarakat lapisan menengah ke bawah (miskin atau ekonomi lemah). 2. Golongan pilihwan (choice), merupakan jumlah terbanyak di Negara-negara maju, yaitu golongan masyarakat yang mempunyai kemudahan (akses) ke kendaraan pribadi dan dapat memilih untuk menggunakan angkutan umum atau angkutan pribadi. Mereka secara ekonomi adalah golongan masyarakat lapisan menengah ke atas (kaya atau ekonomi kuat). Secara umum, ada 2 (dua) kelompok besar moda transportasi yaitu:

9 1. Kendaraan pribadi (Private Transportation), yaitu: Moda transportasi yang dikhususkan buat pribadi seseorang dan seseorang itu bebas memakainya kemana saja, di mana saja dan kapan saja dia mau, bahkan mungkin juga dia tidak memakainya sama sekali (missal: mobilnya disimpan digarasi). Contoh kendaraan pribadi seperti: a) Jalan kaki b) Sepeda untuk pribadi c) Sepeda motor untuk pribadi d) Mobil pribadi e) Kapal, pesawat terbang, dan kereta api yang dimiliki secara pribadi (jarang terjadi) 2. Kendaraan Umum (Public Transportation), yaitu: Moda transportasi yang diperuntukan buat bersama (orang banyak), kepentingan bersama, menerima pelayanan bersama, mempunyai arah dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan peraturan trayek yang sudah ditetapkan dan para pelaku perjalanan harus wajib menyesuaikan diri dengan ketentuanketentuan tersebut apabila angkutan umum ini sudah mereka pilih. Contoh kendaraan umum seperti: a) Ojek sepeda, sepeda motor b) Becak, bajaj, bemo c) Mikrolet d) Bus umum (kota dan antar kota) e) Kereta api (kota dan antar kota)

10 f) Kapal feri, sungai & laut g) Pesawat yang digunakan secara bersama 2.6. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda Menurut Bruton (1975) dalam (http://repository.ac.id/bitstream/1234567 89/20468/3/Chapter%20II.pdf.) memilih moda angkutan di daerah bukanlah merupakan proses acak, melainkan dipengaruhi oleh faktor kecepatan, jarak perjalanan, kenyamanan, kesenangan, keandalan, ketersediaan moda, ukuran kota, serta usia, komposisi, dan sosial-ekonomi pelaku perjalanan. Semua faktor ini dapat berdiri sendiri atau saling bergabung. Menurut Fidel Miro (2002) dalam (http://repository.ac.id/bitstream/12345 6789/20468/3/Chapter%20II.pdf.) terdapat 4 (empat) faktor yang dianggap kuat pengaruhnya terhadap perilaku pelaku perjalanan atau calon pengguna (trip maker behavior). Masing-masing faktor ini terbagi lagi menjadi beberapa variabel yang dapat diidentikkan. Variabel-variabel ini dinilai secara kuantitatif dan kualitatif. Faktor-faktor atau variabel-variabel tersebut adalah: 1. Faktor Karakteristik Perjalanan (Travel Characteristics Factor) Pada kelompok ini terdapat beberapa variabel yang dianggap kuat pengaruhnya terhadap perilaku pengguna jasa moda transportasi dalam memilih moda angkutan, yaitu: a. Tujuan Perjalanan (Trip Purpose) seperti bekerja, sekolah, sosial dan lainlain.

11 b. Waktu Perjalanan (Time of Trip Made) seperti pagi hari, siang hari, tengah malam, hari libur dan seterusnya. c. Panjang Perjalanan (Trip Length), merupakan jarak fisik (kilometer) antar asal dengan tujuan, termasuk panjang rute/ruas, waktu pembanding kalau menggunakan moda-moda lain, di sini berlaku bahwa semakin jauh perjalanan, maka orang cenderung memilih naik angkutan umum. 2. Faktor Karakteristik Pelaku Perjalanan (Traveler Characteristics Factor) Pada kelompok faktor ini, seluruh variabel berhubungan dengan individu si pelaku perjalanan. Variabel-variabel dimaksud ikut serta berkontribusi mempengaruhi perilaku pembuat perjalanan dalam memilih moda angkutan. Menurut Bruton, variabel tersebut diantaranya adalah: a. Pendapatan (income), berupa daya beli sang pelaku perjalanan untuk membiayai perjalanannya, entah dengan mobil pribadi atau angkutan umum. b. Kepemilikan kendaraan (car ownership), berupa tersedianya kendaraan pribadi sebagai sarana melakukan perjalanan. c. Kondisi kendaraan pribadi (tua, jelek, baru dll) d. Kepadatan permukiman (density of residential development) e. Sosial-ekonomi lainnya, seperti struktur dan ukuran keluarga (pasangan muda, punya anak, pension atau bujangan, dan lain-lain), usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, lokasi pekerjaan, punya lisensi mengemudi (SIM) atau tidak, serta smua variabel yang mempengaruhi pilihan moda.

12 3. Faktor Karakteristik Sistem Transportasi (Transportation System Characteristics Factor) Pada faktor ini, seluruh variabel yang berpengaruh terhadap perilaku si pembuat perjalanan dalam memilih moda transportasi berhubungan dengan kinerja pelayanan sistem transportasi seperti berikut: a. Waktu relatif (lama) perjalanan (Relative Travel Time) mulai dari lamanya waktu menunggu kendaraan di pemberhentian (terminal), waktu jalan ke terminal (walk to terminal time) dan waktu di atas kendaraan. b. Biaya relatif perjalanan (Relative Travel Cost), merupakan seluruh biaya yang timbul akibat melakukan perjalanan dari asal ke tujuan untuk semua moda yang berkompetisi seperti tarif tiket, bahan bakar, dan lain-lain. c. Tingkat pelayan relatif (Relative Level of Service), merupakan variabel yang cukup bervariasi dan sulit diukur, contohnya adalah variabel-variabel kenyamanan dan kesenangan yang membuat orang mudah gonta-ganti moda transportasi d. Tingkat akses/indeks daya hubung/kemudahan pencapaian tempat tujuan. e. Tingkat kehandalan angkutan umum disegi waktu (tepat waktu/reliability), ketersediaan ruang parkir dan tarif. Variabel nomer 1 dan 2 merupakan kelompok variabel yang dapat diukur (dikuantifikasikan), sementara ketiga variabel terakhir (3,4,5) merupakan kelompok variabel yang sangat subjektif sehingga sulit di ukur (dikuantifikasikan) dan masuk kelompok variabel kualitatif.

13 4. Faktor Karateristik Kota dan Zona (Special Characteristics Factor) Variabel yang ada dalam kelompok ini, contohnya: a. Variabel jarak kediaman dengan tempat kegiatan b. Variabel kepadatan penduduk (population density)