UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CORPORAT IDENTITY

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

OLEH : ZAKIAH A1C309043

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

Joyful Learning Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS HASIL BELAJAR FISIKA DI KELAS XMIA 4 NEGERI 1 MUARO JAMBI

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

Jurnal EduFisika Vol. 01 No. 02, November 2016 E-ISSN:

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN METODE EPA (EKSPLORASI, PENGENALAN DAN APLIKASI KONSEP) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

OLEH DESRIYANTI A1C309009

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN ARIAS

PENGGUNAAN STRATEGI INDEX CARD MATCH

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE SNOW BALLING

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SYSTEMATIC APPROACH TO PROBLEM SOLVING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN BANYUURIP TAHUN AJARAN 2014/2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

Keperluan korespondensi, HP : ,

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

BAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Siswa Kelas III di SD Inpres Marantale Dalam Pembelajaran Pkn Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Role Playing

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

Alumni Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jambi 2,3)

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Oleh:

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PERANAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN MAMPANG PRAPATAN 02 PAGI

OLEH MARLAN A1C310026

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

PENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS III SD

KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan)

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Karangwangkal Kecamatan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LIMIT FUNGSI MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORRAY BAGI PESERTA DIDIK XI IPA 4 SMA N 1 MAYONG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

Transkripsi:

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X.BSMA FERDY FERRY PUTRA JAMBI OLEH: 1. ESTI NURMA LINDA 2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd 3. NOVA SUSANTI, S.Pd, M.Si FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI, 2014

1 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X.B SMA FERDY FERRY PUTRA JAMBI OLEH: 1. ESTI NURMA LINDA 2. Drs. MENZA HENDRI, M.Pd 3. NOVA SUSANTI, S.Pd, M.Si ABSTRAK horay. Kata Kunci: Aktivitas belajar, hasil belajar, model pembelajaran course review Penelitian dilatar belakangi oleh kurangnya aktivitas dan rendahnya hasil belajar siswa di dalam pembelajaran fisika di kelas X.B SMA Ferdy Ferry Putra Jambi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika di kelas X, penyebab rendahnya hasil belajar dikarenakan model pembelajaran yang kurang inovatif sehingga pembelajaran yang monoton itu mengakibatkan kurangnya minat siswa pada mata pelajaran fisika dan berdampak pada kurangnya aktivitas belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran sehingga dilakukan upaya dengan menerapkan model pembelajaran course review horay. Model pembelajaran course review horay adalah suatu model yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan untuk berteriak horee!. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa dengan menerapkan model pembelajaran course review horay pada materi listrik dinamis kelas X di SMA Ferdy Ferry Putra Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan data kuantitatif yang diperoleh melalui ulangan formatif pada setiap akhir siklus. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada tiap siklus. Peningkatan aktivitas terlihat dari rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I 59,91% meningkat pada siklus II menjadi 78,92% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 86,21%. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 66,67 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 13 orang (43,33%), meningkat pada siklus II menjadi 70,83 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 19 orang (63,33%), kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 76,79 dengan jumlah siswa yang berhasil sebanyak 26 orang (86,67%).

2 I. PENDAHULUAN Pendidikan yang mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga siswa dapat menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan menjadi salah satu syarat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing dengan manusia lainnya. Pembelajaran saat ini seharusnya berpusat kepada siswa (student center) bukan berpusat kepada guru (teacher center). Guru lebih banyak memberikan materi pelajaran melalui metode konvensional. Sedangkan siswa hanya pasif mendengarkan sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan membuat siswa tidak berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut Trianto (2007) Untuk meningkatkan hasil belajar tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah, misalkan dengan adanya penataran guru, penyediaan buku paket dan alat-alat laboratorium serta penyempurnaan kurikulum. Berdasarkan hasil evaluasi upaya tersebut ternyata belum berhasil meningkatkan prestasi siswa secara optimal. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai peranan penting untuk menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut sebagian siswa, fisika merupakan suatu mata pelajaran yang sukar dipahami dan tidak menarik sehingga banyak siswa yang kurang menyukai mata pelajaran fisika. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran di sekolah sekarang ini adalah masih rendahnya daya serap siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang masih rendah. Berdasarkan observasi dengan salah seorang guru di SMA Ferdy Ferry Putra Jambi hasil belajar siswa mata pelajaran fisika masih rendah. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 1.1 berikut ini: Tabel 1.1 Rata-rata nilai ujian semester Ganjil kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Jambi pada mata pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2013/2014 KELAS NILAI RATA-RTA X.A 76,5 X.B 67 X.C 72,5 X.D 70 Sumber : guru bidang studi fisika kelas X Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran fisika di SMA Ferdy Ferry Putra adalah 70. Dari tabel 1.1 dapat telihat bahwa kelas X.B memiliki nilai ratarata yang paling rendah yaitu 67, menandakan kelas X.B tidak mencapai KKM. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa rendahnya hasil belajar fisika ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga pembelajaran fisika tidak berjalan maksimal. Hal ini dikarenakan siswa kurang aktif dan mengalami kesulitan dalam memahami konsep yang terlihat pada saat diberikan soal siswa kurang bisa mengaplikasikan rumus. Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa siswa, diperoleh informasi bahwa salah satu materi yang sulit pada mata pelajaran fisika adalah materi listrik dinamis. Kebanyakan siswa mengatakan sulit untuk memahami dan kebingungan untuk mengaplikasikan rumus yang ada untuk mengerjakan soal listrik. Terlebih karena proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan selalu berpusat terhadap guru dan kurangnya

3 model pembelajaran yang inovatif, sehingga pembelajaran yang monoton itu mengakibatkan kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Dalam hal ini diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh siswa. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran course review horay. Menurut Huda (2013) course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan untuk berteriak horee! ataupun yel-yel lainnya yang disukai. Model ini berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, dimana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor. Model ini juga membantu siswa untuk memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul : Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horay Pada Materi Listrik Dinamis Kelas X.B SMA Ferdy Ferry Putra Jambi.

4 II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Menurut Pidarta (2000) belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa dilaksanakan pada pengetahuan lain serta mampu memberikanya pada orang lain. Selanjutnya Ahmadi dan Supriyono (2013) belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahanperubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang yaitu perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan dan lain-lain. 2.2 Pengertian Pembelajaran Menurut Suprijono (2009) pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, dan perbuatan mempelajari. Putra (2012) dalam bukunya menyimpulkan definisi pembelajaran bahwa pembelajaran tidak semata-mata menyampaikan materi sesuai dengan target kurikulum, tetapi juga terkait dengan unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi demi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan interaksi dua arah yaitu antara guru dan siswa maupun teori dengan praktik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah antara guru dan siswa, serta teori dan praktik, di mana untuk mencapai tujuan pembelajaran harus memperhatikan unsur-unsur yang terkait seperti manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang satu sama lain saling mempengaruhi. 2.3 Teori Belajar Pemrosesan Informasi Teori belajar pemrosesan informasi menjelaskan pemrosesan, penyimpanan dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Teori ini melalui proses sebagai berikut: a. Pentingnya pengetahuan awal b. Register pengindraan c. Memori jangka pendek d. Memori jangka panjang 2.4 Aktivitas Belajar Siswa (peserta didik) adalah suatu organisme yang hidup. Dalam diri masingmasing siswa terdapat prinsip aktif yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, di mana siswa belajar sambil bekerja. Paul D. Dierich (Hamalik, 2010), menyatakan aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

5 2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, atau mendengarkan radio. 4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta manari dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. 2.5 Hasil belajar Menurut Wahidmurni dkk (2010) seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut dapat ditunjukkan dari kemampuan berpikir, keterampilan, atau sikapnya terhadap suatu objek. 2.6 Model Pembelajaran 2.6.1 Pengertian model pembelajaran Menurut Ngalimun (2012) bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan materi atau perangkat pembelajaran termasuk buku, media, tipe, program media komputer dan kurikulum. 2.6.1 Model pembelajaran course review horay Menurut Huda (2013) course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan untuk berteriak horee! ataupun yel-yel lainnya yang disukai. Model ini berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor. Siswa atau kelompok yang memberi jawaban benar harus langsung berteriak horee! atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. Model ini juga membantu siswa untuk memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok. Sintak langkah-langkah model course review horay (Huda, 2013) adalah sebagai berikut : a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan tanya jawab.

6 c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok. d. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan oleh guru. e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru. f. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis di dalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi. g. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda check list (V) dan langsung berteriak horee! atau menyanyikan yel-yelnya. h. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horee!. i. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi atau yang paling sering memperoleh horee!. Menurut Huda (2013) model course review horay memiliki beberapa kelebihan, antara lain: (1) strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalamnya. (2) metode yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan. (3) semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan; dan (4) skill kerja sama antar siswa semakin terlatih. Meski demikian, model ini juga memiliki kerugian, misalnya: (1) penyamarataan nilai antara siswa pasif dan aktif: (2) adanya peluang untuk curang: dan (3) beresiko mengganggu suasana belajar kelas lain.

7 III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu terdiri dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada setiap siklus memiliki tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan tahapan dalam tindakan kelas yang dikemukakan oleh Arikunto (2012), yaitu: 1) Perencanaan (planning) 2) Pelaksanaan tindakan (acting) 3) Pengamatan (observing) 4) Refleksi (reflecting) Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. Perencanaan Refleksi Refleksi Refleksi SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Perencanaan SIKLUS III Pengamatan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan Gambar 3.1 Diagram penelitian tindakan kelas 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Sukidin, Basrowi dan Suranto dalam Taniredja, dkk. (2010) Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. 3.1.2 Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X.B semester II SMA Ferdy Ferry Putra Jambi tahun ajaran 2013/2014. 3.1.3 Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.B semester II SMA Ferdy Ferry Putra Jambi tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.

8 3.2 Instrumen Penilaian Data tentang aktivitas belajar siswa diambil melalui lembar observasi dan hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji coba dan analisa untuk memperoleh validitas, tingkat kesukaran tiap soal, daya pembeda, dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: a. Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan/kesahihan suatu instrumen. Arikunto (2013) mengatakan bahwa tes dikatakan valid apabila instrumen tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes yang dilihat adalah validitas isi yang tinggi jika bahan tes sesuai dengan yang telah diberikan, sesuai dengan kurikulum dan sesuai dengan pengalaman siswa. b. Taraf Kesukaran Menghitung taraf kesukaran tes adalah mengukur berapa besar kesukaran butirbutir soal tes, jika suatu tes memiliki tingkat kesukaran seimbang maka tes tersebut baik. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mampunyai semangat untuk mencoba menjawabnya lagi (Arikunto, 2013). c. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan daya pembeda tersebut disebut indeks diskriminasi (D). d. Reliabilitas Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. 3.3 Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data Jenis data yang diambil dalam penelitian ini berupa: 1. Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. 2. Data kuantitatif yaitu data tentang hasil belajar siswa setiap akhir siklus pembelajaran. 3.3.2 Cara Pengambilan Data Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dan lembar pengamatan mengajar guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Data tentang hasil belajar siswa diambil melalui tes (ulangan formatif) yang diadakan di setiap akhir siklus pembelajaran. Sebelum soal tes digunakan dalam

9 penelitian harus dilakukan uji coba dan dianalisa untuk memperoleh validitas, tingkat kesukaran tiap soal, daya pembeda, dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tertentu. 3.4 Analisis Data 3.4.1 Data Kuantitatif Data kuantitatif yang digunakan untuk mengamati penilaian hasil belajar siswa pada masing-masing siklus digunakan rumus yang dikemukakan oleh Purwanto (2008) dengan menggunakan persamaan berikut: W S ( R ) xwt n 1 Keterangan: S = Skor R = Jumlah jawaban yang benar W = Jumlah jawaban yang salah Wt = Bobot n = Jumlah option 3.4.2 Data Kualitatif Analisis kualitatif untuk data hasil observasi mengenai keaktifan belajar siswa dihitung dengan rumus: Na A = x100% N Keterangan: A = Aktivitas siswa Na = Jumlah siswa yang aktif N = Jumlah siswa keseluruhan 3.5 Indikator Kerja Indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang dilakukan adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dan aktivitas siswa yang diamati.. 1. Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0-80%, dengan batas kriteria ideal minimum 70%. Dalam penelitian ini tindakan yang diberikan dikatakan berhasil, jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran fisika adalah telah mencapai skor 70% atau 7,0. Dengan kata lain, suatu kelas dikatakan telah berhasil jika 80% siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 % atau dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal. 2. Aktivitas belajar siswa yang diamati dikatakan berhasil apabila kategori telah mencapai aktif atau aktif sekali yaitu 61%.

10 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Rincian mengenai peningkatan aktivitas siswa yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran course review horay dapat dilihat pada tabel 4.11: Tabel 4.11 Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Tiap Siklus Siklus Rata-rata % aktivitas belajar siswa I 59,91% II 59,91 % III 86,21 % Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran course review horay dapat meningkatkan aktivitas siswa. Adapun rincian mengenai penigkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif melalui penerapan model pembelajaran course review horay dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Belajar Siswa No 1. 2. 3. Variabel Yang Diamati Nilai rata-rata Banyaknya siswa yang telah berhasil dalam belajar Banyaknya siswa yang belum berhasil Jumlah Siklus I Siklus II Siklus III 66,67 70,83 76,79 13 orang 19 orang 26 orang 17 orang 11 orang 4 orang Dari tabel di atas dapat terlihat adanya peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran course review horay pada pokok bahasan listrik dinamis dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif.

11 V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Pada siklus I aktivitas siswa dalam merespon pertanyaan dari guru, bertanya, berdiskusi, dan merangkum hasil belajar masih pada kategori kurang aktif. Hal ini diperbaiki pada siklus II aktivitas siswa dalam merespon pertanyaan dari guru, bertanya dan merangkum hasil belajar meningkat pada kategori cukup aktif dan aktivitas siswa dalam berdiskusi meningkat menjadi aktif. Selanjutnya diperbaiki pada siklus III aktivitas siswa dalam merespon pertanyan dari guru, bertanya, dan merangkum hasil belajar meningkat menjadi aktif dan aktivitas siswa dalam berdiskusi meningkat menjadi sangat aktif. Rata-rata % aktivitas siswa pada siklus I adalah 59,91%, meningkat pada siklus II menjadi 78,92% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 86,21%. Hal ini menandakan aktivitas siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran course review horay pada pokok bahasan listrik dinamis di kelas X.B SMA Ferdy Ferry Putra Jambi. 2. Hasil belajar yang didapat oleh siswa pada setiap siklusnya, yaitu : 66,67 pada siklus I, 70,83 pada siklus II dan 76,79 pada siklus III. Hal ini menandakan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran course review horay pada pokok bahasan listrik dinamis di kelas X SMA Ferdy Ferry Putra Jambi. 5.2 Saran 1. Diharapkan kepada guru fisika supaya dapat menggunakan model pembelajaran course review horay untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, terutama pada pokok bahasan listrik dinamis. 2. Diharapkan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran course review horay dapat dilakukan pada pokok bahasan yang lain.

12 DAFTAR RUJUKAN Ahmadi dan Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto. S. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.. S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Pidarta, Made. 2000. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Putra, S.R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: DIVA Press. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Taniredja, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kostruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wahidmurni, dkk. 2010. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta : Nuha Litera.