Kuliah Umum Terkait ISA FBE Jurusan Akuntansi Universitas Surabaya Pembicara: Dr. Hendang Tanusdjaja, CPA Surabaya, 11 Dec

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI

Update Perkembangan Standar Profesional Akuntan Publik

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

SILABUS MATA AJAR AUDITING DAN ATESTASI 3 SKS

SKEPTISISME PROFESIONAL DALAM SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama SILABUS, SAP MATA KULIAH AUDIT DAN ATESTASI 3 SKS

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

STANDAR PERIKATAN AUDIT

ADOPSI DAN IMPLEMENTASI ISA DI INDONESIA

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Penerapan SA Berbasis ISA Secara Proporsional. Sesuai Ukuran dan Kompleksitas Suatu Entitas KOMITE ASISTENSI DAN IMPLEMENTASI STANDAR PROFESI

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masih ada pihak lain yang membutuhkan informasi laporan keuangan seperti

Auditing 1. I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA PENERAPAN SPM 1 SECARA PROPORSIONAL SESUAI KARAKTERISTIK OPERASI DAN BESAR KECILNYA KANTOR AKUNTAN PUBLIK

OUTLINE. 1. Pendahuluan. 2. Kode Etik Akuntan Profesional

AUDITING II. Prinsip-prinsip Umum ISA

MAKALAH STANDAR UMUM AUDIT. Disusun oleh Kelompok 3: Arini Yogi Hady

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

Menyelesaikan Tahap Penilaian Risiko Tugas Matakuliah Auditing 1. Oleh : Nama : I anatun Nikmah NIM :

PROSES AUDIT TAHAP 3 : REPORTING. Agustinus Harries

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

Menyongsong Berlakunya Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang Baru

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Auditing menurut Arens, A. Alvin, Randal J. Elder, Mark S. Beasley (2010) adalah:

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

Jenis jenis audit Tujuan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PROFESI AUDITING

SINERGITAS ASOSIASI PROFESI DALAM PENGUATAN PROFESIONALISME AKUNTAN DI INDONESIA. Simposium Nasional Akuntansi Bandar Lampung, 25 Agustus 2016

EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT KERANGKA UNTUK PERIKATAN ASURANS INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

Standar Audit (SA) 700. Perumusan suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan

DAR PROFESIO. NTA PDlll

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

BAB I PENDAHULUAN. dan kompetitif, bukan hanya dengan perusahaan dalam negeri namun dengan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Ch.6 Perencanaan Audit SUCAHYO HERININGSIH, SE., MSI., AK., CA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA AUDIT LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK (SPAP) DAN INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING ( ISA

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Miller dan Bailey (2001), auditing adalah: An audit

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis

Kerangka untuk Perikatan Asurans

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, yang dimaksud dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

Kode Etik Profesi Akuntan Publik

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Standar Audit SA 550. Pihak Berelasi

TATA CARA VERIFIKASI PENGALAMAN PRAKTIK OLEH IAPI & INFORMASI DOKUMEN YANG DISIAPKAN OLEH PEMOHON

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

BAB II LANDASAN TEORI

PANDUAN SISTEM PENGENDALIAN MUTU KANTOR JASA AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

ANALISIS PENERIMAAN PERIKATAN AUDIT PADA KAP HENDRAWINATA EDDY SIDDHARTA & TANZIL JAKARTA. Irene Victoria Go. A. Yanti Ardiarti

ABSTRACT. By : Chrisandi Trilaksono. Supervisor: Drs. Zulfikar Ismail, M.Ak., Ak.

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh perusahaan. ISA (International Standard on Auditing) menegaskan

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

IAPI INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

Ignatius Natanael Widjaya Ramot P. Simanjuntak Rutman Lumbantoruan

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

BAB II DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

EVALUASI PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK ACHMAD, RASYID, HISBULLAH & JERRY (KAP ARHJ)

PEMETAAN PENERAPAN STANDAR AUDIT BERBASIS ISA PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

STANDAR INTERNASIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL (STANDAR)

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Transkripsi:

Kuliah Umum Terkait ISA FBE Jurusan Akuntansi Universitas Surabaya Pembicara: Dr. Hendang Tanusdjaja, CPA Surabaya, 11 Dec. 2013 1

Handbook of International Quality Control, Auditing, Review, Other Assurance, and Related Services Pronouncements, IAASB-IFAC, 2013 Guide to Using ISAs in the Audits of Small- and Medium-Sized Entities, IFAC, 3 rd Edition, 2011 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), IAPI, Salemba Empat, 2013 Materi Public Hearing DSAP, 2012 Intepretation and Application of International Standards on Auditing, Collings, Steven, John Wiley & Son, 2011 Audit Berbasis ISA, Th. M. Tuanakotta, Salemba Empat, 2013 Perencanaan dan Sampling Audit sesuai ISA, Tim Implementasi ISA IAPI 2013 (Agung Nugroho & Wisnu K) 2

Perikatan (Engagement) Perikatan Atestasi Perikatan Non Atestasi Audit atas Laporan Keuangan Historis Standar Auditing Pemeriksaan (Examination) atas Laporan Keuangan Prospektif Standar untuk Prakiraan dan Proyeksi Keuangan Tipe Perikatan Atestasi Lain Standar untuk Pelaporan Pengendalian Intern Perikatan Prosedur yang Disepakati Bersama Standar Jasa Akuntansi dan Review Standar Jasa Konsultansi 3

IFAC Code of Ethics for Professional Accountants ISQCs 1-99 International Standards on Quality Control International Framework for Assurance Engagements Related Services Framework Audits and Reviews of Historical Financial Information Assurance Engagements Other Than Audits or Reviews of Historical Financial Information ISAs 100-999 International Standards On Auditing ISREs 2000-2699 International Standards On Review Engagements ISAEs 3000-3699 International Standards On Assurance Engagements ISRSs 4000-4699 International Standards On Related Services IAPSs 1000-1999 International Auditing Practice Statements IREPSs 2700-2999 Reserved for International Review Engagement Practice IAEPSs 3700-3999 Reserved for International Assurance Engagement Practice Statements IRSPSs 4700-4999 Reserved for International Related Services Practice Statements 4

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) Standar Pengendalian Mutu 1 (SPM 1) Kerangka untuk Perikatan Asurans (Kerangka) Standar Jasa Terkait (SJT) Standar Audit (SA) Standar Perikatan Reviu (SPR) Standar Perikatan Asurans (SPA) 5

Standar Audit Prinsip Umum dan Tanggung Jawab SA 200 SA 210 SA 220 SA 230 Penilaian Risiko dan Respons terhadap Risiko yang Dinilai SA 300 SA 315 SA 320 SA 330 Bukti Audit SA 500 SA 501 SA 505 SA 510 SA 520 SA 530 Penggunaan Hasil Pekerjaan Pihak Lain SA 600 SA 610 SA 620 Kesimpulan Audit dan Pelaporan SA 700 SA 705 SA 706 SA 710 Area Khusus SA 800 SA 805 SA 810 SA 240 SA 250 SA 260 SA 402 SA 450 SA 540 SA 550 SA 560 SA 570 SA 720 SA 265 SA 580 6

Perencanaan audit Pemahaman entitas Penilaian risiko salah saji material Respons terhadap risiko Harapan pengendalian beroperasi efektif Pengujian pengendalian Dapat diandalkan Prosedur substantif terbatas Tidak dapat diandalkan Penelaahan keseluruhan LK Harapan pengendalian beroperasi tidak efektif Lapor kelemahan signifikan kepada TCWG dan semua kelemahan kepada manajemen Prosedur substantif penuh Laporan auditor PH ED ISA- DSP IAPI 7

8

Aktivitas Awal Perikatan Penerimaan atau keberlanjutan hubungan; Surat perikatan audit. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien Pemenuhan ketentuan Etika Kompetensi Tim Perikatan Prakondisi suatu audit Pembatasan ruang lingkup Kesepakatan perikatan Integritas klien Surat Perikatan Audit 9

PERENCANAAN AUDIT Aktivitas awal perikatan Strategi audit Pengembangan rencana audit PH ED ISA- DSP IAPI 10

PROSEDUR PENILAIAN RISIKO Perencanaan audit Pemahaman entitas dan lingkungannya Pengidentifikasian dan penilaian risiko salah saji material Respons thd risiko yg dinilai PH ED ISA- DSP IAPI 11

Pengidentifikasian Risiko What can go wrong? Daftar faktor risiko bisnis dan kecurangan yang dinilai. Lakukan Prosedur Penilaian Risiko Tujuan & strategi entitas, faktor ekstern, sifat entitas, kebijakan akuntansi, ukuran kinerja 1 2 3 4 Penilaian Risiko Bagaimana kemungkinan terjadinya? (H,M,L) M L H L Apabila terjadi, dampaknya material? (H,M,L) M M H L Tingkat Risiko yang Dinilai (H,M,L) Apakah merupakan risiko signifikan (significant risk)? Y/T T T Y Y M L H L presumed fraud risks 12

Penilaian Risiko Menanggapi Risiko Pelaporan 1 2 3 4 5 6 7 Tidak 8 Ya 1 Kegiatan Pra-Penugasan 2 Laksanakan prosedur penilaian risiko 3 Rencanakan audit 4 5 Rancangan tanggapan meneyeluruh dan prosedur audit selanjutnya Implementasikan tanggapan terhadap RMM yang dinilai 6 Evaluasi bukti audit 7 Perlu pekerjaan tambahan? 8 Buat laporan auditor independen 13

Aktivitas Tujuan Dokumentasi Referensi Kegiatan prapenugasan Putuskan untuk menerima/ menolak penugasan Rinci faktor risiko Independensi Surat penugasan SA 200 SA 210 SA 220 SA 230 SPM 01 Penilaian Risiko A Laksanakan prosedur penilaian risiko Perencanaan audit Identifikasi/ nilai risiko kesalahan penyajian material (RMM) dengan memahami entitas Buat strategi audit menyeluruh dan rencana audit Risiko bisnis dan kecurangan, termasuk risiko signifikan; SA 200 Rancang/ implementasi pengendalian intern Nilai RMM di tingkat: 1. Laporan keuangan; 2. Asersi Materialitas; Diskusi tim audit; Strategi audit menyeluruh. SA 230 SA 240 SA 250 SA 260 SA 300 SA 320 SA 402 SA 610 SA 620 14

A Menanggapi Risiko Aktivitas Tujuan Dokumentasi Referensi Rancangan tanggapan meneyeluruh dan prosedur audit selanjutnya Implementasikan tanggapan terhadap RMM yang dinilai Membuat tanggapan yang tepat terhadap RMM yang dinilai Turunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima. Mutakhirkan strategi audit menyeluruh Tanggapan keseluruhan Rencana audit yang mengaitkan RMM yang dinilai ke prosedur audit Pekerjaan yang dilaksanakan Temuan audit Supervisi staf Riviu kertas kerja audit. SA 200 SA 230 SA 240 SA 250 SA 260 SA 300 SA 320 SA 402 SA 610 SA 620 Pelaporan Evaluasi bukti audit Implementasikan tanggapan terhadap RMM yang dinilai Tentukan pekerjaan audit tambahan yang diperlukan Turunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima. Mutakhirkan strategi audit menyeluruh Tanggapan keseluruhan Rencana audit yang mengaitkan RMM yang dinilai ke prosedur audit Pekerjaan yang dilaksanakan Temuan audit Supervisi staf Riviu kertas kerja audit. SA 200 SA 230 SA 240 SA 250 SA 260 SA 300 SA 320 SA 402 SA 610 SA 620 15

16

17

TANGGAL EFEKTIF SA SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah: Tanggal 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau Tanggal 1 Januari 2014 (untuk selain Emiten) Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten. 18

Implementasi yang efektif - biaya Penerapan ISA atas audit entitas kecil Metode dan proses audit KAP Peningakatan kapasitas, pelatihan dan pendidikan Pengendalian mutu dan kepatuhan 19

1. Hadapi persyaratan ISA. a. Menyelesaikan tahapan penilaian risiko vs langsung melakukan prosedur audit substantif b. Penggunaan pertimbangan profesional dalam penentuan lingkup dan waktu pelaksanaan prosedur sesuai dengan ukuran, kompleksitas dan risiko entitas vs pengisian formulir dan checklist c. Sikap terhadap penerapan ISA: pekerjaan ekstra untuk sekedar patuh vs kesempatan untuk meningkatkan kualitas audit dengan cara efektif biaya. Sumber: Stuart Hartley, FCA 20

2. Identifikasi sumber risiko, bukan sekedar dampak yang terjadi. Misal: Dampak risiko salah saji: penilaian persediaan; kelengkapan penjualan; atau keakuratan estimasi. Sumber risiko: Kecenderungan industri yang memburuk atau kerentanan akuntan terhadap kesalahan. 21

3. Sediakan waktu untuk perencanaan yang baik. 4. Pahami lingkungan pengendalian. 5. Fokus pada perbaikan berkelanjutan. 6. Komunikasi dua arah dengan manajemen. 22

Struktur SA: 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Definisi 4. Ketentuan Materi Penerapan dan Penjelasan Lain SA mengharuskan auditor untuk menggunakan pertimbangan profesional and memelihara skeptisisme profesional dalam merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan. SA mengharuskan auditor untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan, termasuk ketentuan independensi, yang berkaitan dengan perikatan audit atas laporan keuangan. 23

SA mengharuskan auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima, dan oleh karena itu, memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan wajar yang mendasari opini auditor. Auditor harus mematuhi seluruh SA yang relevan dengan audit Auditor harus memiliki suatu pemahaman tentang keseluruhan isi suatu SA, termasuk materi penerapan dan penjelasan lain. Auditor tidak diperkenankan untuk menyatakan kepatuhannya terhadap SA dalam laporan auditor kecuali auditor telah mematuhi ketentuan SA 200 dan SA lain yang relevan 24

a. Dokumentasi audit b. Audit atas estimasi akuntansi c. Evaluasi atas kesalahan penyajian d. Penggunaan pekerjaan pakar auditor e. Audit atas pihak berelasi f. Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola g. Audit atas laporan keuangan grup 25

SA mencakup berbagai ketentuan tambahan dokumentasi Prinsip yang mendasari untuk menentukan luasnya dokumentasi audit untuk memungkinkan bagi seorang auditor yang berpengalaman dan tidak mempunyai hubungan dengan audit untuk dapat memahami: a. Sifat, saat, dan luas prosedur audit yang dilaksanakan untuk mematuhi SA dan ketentuan lainnya b. Hasil dari pelaksanaan prosedur tersebut dan bukti yang didapat c. Hal-hal signifikan yang timbul selama audit, kesimpulan atas hal tersebut, pertimbangan profesional yang dibuat untuk mencapai kesimpulan tersebut 26

Fokus tambahan estimasi signifikan, estimasi dengan ketidakpastian estimasi yang tinggi a. Mengevaluasi asumsi alternatif atau hasil yang dipertimbangkan oleh manajemen b. Mengevaluasi kewajaran asumsi yang signifikan c. Menilai pertimbangan manajemen dan keputusan dalam membuat estimasi untuk melihat adanya indikator dari keberpihakan manajemen (management bias) 27

Fokus tambahan pengevaluasian (1) dampak dari kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama audit dan (2) kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi a. Menentukan apakah strategi dan perencanaan audit secara keseluruhan perlu direvisi dengan adanya kesalahan penyajian yang diidentifikasi b. Meminta manajemen untuk mengoreksi seluruh kesalahan penyajian yang diidentifikasi c. Jika manajemen menolak, memahami alasannya dan dengan mempertimbangkan alasan tersebut, auditor mengevaluasi apakah telah terjadi kesalahan yang material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan 28

Fokus tambahan Pakar manajemen dan pakar auditor Auditor diharuskan untuk memperoleh pemahaman bidang keahlian pakar, untuk menentukan ruang lingkup dari pekerjaan pakar, untuk mengevaluasi hasil dari pekerjaan tersebut Auditor harus mengevaluasi kompetensi, kapabilitas dan objektivitas pakar Sifat, saat dan luas prosedur tergantung pada : a. Signifikansi atas hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan pakar b. Pengalaman auditor tentang pekerjaan sebelumnya yang dilakukan oleh pakar tersebut c. Dalam hal pakar auditor, apakah pakar tersebut menjadi subjek kebijakan dan prosedur pengendalian mutu firm auditor 29

Fokus tambahan transaksi dengan pihak berelasi yang signifikan, pihak dengan pengaruh yang dominan, transaksi di luar kegiatan normal entitas Auditor diharuskan untuk waspada terhadap risiko kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh kecurangan Auditor harus memahami rasional bisnis atas transaksi signifikan dan apakah transaksi tersebut telah diotorisasi dan disetujui degan tepat Auditor harus mengevaluasi apakah hubungan dan transaksi dengan pihak berelasi telah dicatat dan diungkapkan pada laporan keuangan secara tepat. 30

Fokus tambahan pada komunikasi dua arah antara auditor dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola Auditor sekarang diharuskan untuk menilai keefektifan dan ketepatan proses komunikasi dua arah dan menentukan dampaknya terhadap penilaian risiko auditor SA mencakup keharusan untuk mengomunikasikan halhal khusus ke pihak yang bertanggung Jawab atas tata Kelola 31

Prinsip-prinsip dasar Rekan perikatan grup bertanggung jawab atas pengarahan, pensupervisian, dan pelaksanaan perikatan audit grup sesuai dengan standar profesional dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Rekan perikatan audit tidak dapat mengandalkan auditor komponen. Rekan Perikatan audit atau firm rekan perikatan grup bertanggung jawab atas opini audit grup Laporan auditor atas laporan keuangan grup tidak boleh mengacu ke auditor komponen, kecuali jika diharuskan oleh peraturan perundang-undangan untuk memasukkan pengacuan tersebut 32

SA mengenai audit grup mencakup penentuan tipe pekerjaan yang harus dilakukan atas informasi keuangan komponen 33

Areas yang memerlukan pekerjaan tambahan Materialitas komponen ditetapkan lebih rendah dari materialitas bagi laporan keuangan grup secara keseluruhan Auditor grup dilibatkan dalam menentukan tingkat materialitas komponen Auditor grup dilibatkan dalam penilaian risiko auditor komponen untuk mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material yang signifikan dalam laporan keuangan grup Auditor grup harus mengevaluasi ketepatan prosedur audit lebih lanjut yang harus dilaksanakan untuk merepons risiko kesalahan penyajian material yang signifikan yang telah diidentifikasi dalam laporan keuangan grup 34

Skeptisisme profesional: suatu sikap yang mencakup suatu pikiran yang selalu mempertanyakan, waspada terhadap kondisi yang dapat mengindikasikan kemungkinan kesalahan penyajian, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan, dan suatu penilaian penting atas bukti audit Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan skeptisisme profesional mengingat kondisi tertentu dapat saja terjadi yang menyebabkan laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material Sebagai suatu sikap, skeptisisme profesional secara fundamental merupakan suatu pikiran. Pikiran yang skeptikal mendorong perilaku auditor untuk mengadopsi suatu sikap mempertanyakan ketika mempertimbangkan keandalan informasi dan membuat kesimpulan 35

Skeptisisme profesional mempunyai peranan penting dalam audit dan merupakan bagian yang integral dari kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang auditor. Sangat terkait dengan pertimbangan profesional Skeptisisme profesional dan pertimbangan profesional kedua-duanya penting dalam melaksanakan audit secara tepat dan merupakan kunci dari audit dengan kualitas yang baik 36

Skeptisisme profesional memfasilitasi pelaksanaan pertimbangan profesional oleh auditor secara tepat, terutama dalam membuat keputusan tentang: a. Sifat, saat, dan luas prosedur audit b. Evaluasi tentang apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh c. Evaluasi tentang pertimbangan manajemen dalam menerapkan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku bagi entitas d. Penarikan kesimpulan berdasarkan bukti audit yang diperoleh 37

38

39

40

41

42

43

44

45

Topics ISA Reference 1. Ethics, ISAs, and Quality Control ISQC 1, 200, 220 2. Risk-Based Audit- Overview Multiple 3. Internal Control- Purpose and Components 315 4. Financial Statement Assertions 315 5. Materiality and Audit Risk 320 6. Risk Assessment Procedures 240, 315 7. Responding to Assessed Risks 240, 300, 330, 500 8. Further Audit Procedures 330, 505, 520 9. Accounting Estimates 540 10. Related Parties 550 46

Topics 11. Subsequent Events 560 12. Going Concern 570 ISA Reference 13. Audit Documentation ISQC 1, 220, 230, 240, 300, 315, 330 14. Summary of Other ISA Requirements 250, 402, 501, 510, 600, 610, 620, 720 15. Forming an Opinion on Financial Statements 700 47

48

49

50

51

52

53

Diskusi dan Tanya Jawab Thank you 54