PENGGUNAAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION

dokumen-dokumen yang mirip
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta 3

Muhammad Iqbal Habibie 1, Arief Darmawan 1,

Optimalisasi Pemetaan Fase Pertumbuhan Padi Berdasarkan Analisa Pola Reflektan dengan Data Hiperspektral Studi Kasus : Kabupaten Karawang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (Juni, 2013) ISSN: ( Print)

Jurnal Geodesi Undip April 2016

Analisis Band Optimal Enhanced Vegetation Index (EVI) Pada Citra Hiperspektral Untuk Mengestimasi Fase Tumbuh dan Produktifitas Padi

Judul : Integrasi Data Hyperspectral In-situ, Wahana Pesawat dan Satelit untuk Estimasi Produksi Padi Oleh : Arief Darmawan Nrp.

Gambar 11. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

RIZKY ANDIANTO NRP

Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-a dengan Landsat 8 di Danau Towuti dan Danau Matano, Sulawesi Selatan

Pemilihan Fitur Citra Hiperspektral Hymap Dan Model Prediksi Panen Padi Menggunakan Algoritma Genetika Dan Regresi Komponen Utama

Legenda: Sungai Jalan Blok sawah PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Subang

III. BAHAN DAN METODE

Endang Prinina 1, Lalu Muhamad Jaelani 1, Salam Tarigan 2 1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (Juni, 2013) ISSN:

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

Arief Darmawan 1,2, Teguh Hariyanto 1, Bangun Muljo Sukojo 1, Muhamad Sadly 2

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Tabel 2 Jumlah data prosedur uji. Crop Variable. Jumlah data LAI 104 SPAD 105 yield 64 LAI 104 SPAD 105 yield 64 LAI 62 SPAD 63 yield 34.

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Perbandingan Pengaruh Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 Terhadap Indeks Vegetasi Pada Tanaman Padi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian Nilai Indeks Vegetasi Di Daerah Perkotaan Menggunakan Citra FORMOSAT-2 Studi Kasus: Surabaya Timur L/O/G/O

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1A untuk Pembuatan Peta Dasar Lahan Pertanian (Studi Kasus: Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan)

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Pemantauan Pertumbuhan Tanaman Padi dengan SPOT Vegetation

PEMBAHASAN ... (3) RMSE =

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

DAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal.

JENIS CITRA

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Ketelitian Luas Bidang Tanah Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Terhadap Citra Satelit yang digunakan 4.2 Analisis Terhadap Peta Rupabumi yang digunakan

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

ANALISIS KETINGGIAN MODEL PERMUKAAN DIGITAL PADA DATA LiDAR (LIGHT DETECTION AND RANGING) (Studi Kasus: Sei Mangkei, Sumatera Utara)

Nilai Io diasumsikan sebagai nilai R s

BAB III METODE PENELITIAN

Anita Dwijayanti, Teguh Hariyanto Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

q Tujuan dari kegiatan ini diperolehnya peta penggunaan lahan yang up-to date Alat dan Bahan :

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015

BAB I. PENDAHULUAN. produksi padi akan berdampak langsung pada sekuritas makanan nasional pada

PEMODELAN JUMLAH UANG BEREDAR MENGGUNAKAN PARTIAL LEAST SQUARES REGRESSION (PLSR) DENGAN ALGORITMA NIPALS (NONLINEAR ITERATIVE PARTIAL LEAST SQUARES)

BAB IV METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Mutu Tembakau Temanggung dengan Kombinasi antara Generalized Least Square dan Regresi Ridge

REGRESI KUADRAT TERKECIL PARSIAL UNTUK STATISTICAL DOWNSCALING

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)

MODEL SIG-BINARY LOGISTIC REGRESSION UNTUK PREDIKSI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN (STUDI KASUS DI DAERAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA) TESIS

menunjukkan nilai keakuratan yang cukup baik karena nilai tersebut lebih kecil dari limit maksimum kesalahan rata-rata yaitu 0,5 piksel.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PARTIAL LEAST SQUARES UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DEM ( Digital Elevation Model

IV. METODE PENELITIAN

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur Penggunaan Peranti Lunak ImageJ

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi Kandungan Air Kanopi Daun Padi dari Data Ground Field Spectrometer dan Airborne-Hyperspectral

BAB IV. METODE PENELITIAN

& Kota TUGAS AKHIR. Oleh Wahyu Prabowo

Gambar 1. Peta DAS penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA AQUA MODIS

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

ANALISIS KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONI DENGAN CITRA LANDSAT 8 (Studi Kasus: Laut Selatan Pulau Lombok, NTB)

ESTIMASI PARAMETER PADA SISTEM PERSAMAAN SIMULTAN DENGAN METODE LIMITED INFORMATION MAXIMUM LIKELIHOOD (LIML) SKRIPSI

PENDUGAAN PRODUKTIVITAS PADI DENGAN PENGOLAHAN CITRA YANG DIAMBIL DARI PESAWAT TERBANG MINI

MODIFIKASI ALGORITMA AVHRR UNTUK ESTIMASI SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) CITRA SATELIT TERRA MODIS

Penggunaan Algoritma NDVI dan EVI pada Citra Multispektral untuk Analisa Pertumbuhan Padi (Studi Kasus: Kabupaten Indramayu, Jawa Barat)

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian yang meliputi pengolahan data citra dilakukan pada bulan Mei

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN KANDUNGAN KLOROFIL MENGGUNAKAN INDEKS VEGETASI DENGAN DATA HYMAP (Wilayah Studi : Kabupaten Karawang, Jawa Barat)

BAB II METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usahatani Padi dan Mobilitas Petani Padi

Gambar 1. Satelit Landsat

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Aplikasi Citra Satelit QuickBird Untuk Kajian Alih Fungsi Lahan Sawah di Kota Denpasar

Analisa Ketelitian Geometric Citra Pleiades Sebagai Penunjang Peta Dasar RDTR (Studi Kasus: Wilayah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur)

Transkripsi:

Penggunaan Partial Least Square Regression (PLSR) Untuk Mengatasi Multikolinearitas Dalam Estimasi Klorofil Daun Tanaman Padi Dengan Citra Hiperspektral PENGGUNAAN PARTIAL LEAST SQUARE REGRESSION (PLSR) UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DALAM ESTIMASI KLOROFIL DAUN TANAMAN PADI DENGAN CITRA HIPERSPEKTRAL Abdi Sukmono, Sawitri Subiyanto Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Kampus Tembalang, Semarang, email : sukmono35@gmail.com Abstrak Klorofil merupakan pigmen yang paling penting dalam proses fotosintesis. Tanaman sehat yang mampu tumbuh maksimum umumnya memiliki jumlah klorofil yang lebih besar daripada tanaman yang tidak sehat. Dalam Estimasi kandungan klorofil tanaman padi dengan airborne hiperspektral dibutuhkan model khusus untuk mendaaptkan akurasi yang baik. Citra Hhiperspektral mempunyai ratusan band dan julat yang sempit pada setiap bandnya, sehingga mempunyai kemampuan yang cukup baik untuk estimasi klorofil. Akan tetapi karena julat yang cukup sempit ini menyebabkan adanya efek multikolinearitas. Objek dari penelitian ini mengembangkan reflektan in situ menjadi model estimasi kandungan klorofil tanaman padi untuk citra airborne hiperspektral dengan menggunakan metode partial least square regression untuk menghilangkan efek multikolinearitas. Dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik hubungan reflektan dan klorofil dipilih band-band yang berhungan dan efektif untuk estimasi klorofil. Dari hasil seleksi tersebut terpilih 44 band yang efektif untuk estimasi kandungan klorofil daun tanaman padi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan mertode PLSR dapat menghasilkan model yang cukup baik untuk estimasi kandungan klorofil tanaman padi dengan nilai Koefisien determinasi (R2) mencapai 0.75 pada PC no 11 dan mempunyai RMSE sebesar 1.44 SPAD unit. Validasi menggunakan data citra airborne hiperspektral menghasilkan RMSE sebesar 1.07 SPAD Unit. Kata kunci : PLSR, klorofil, hiperspektral, padi PENDAHULUAN Latar Belakang Citra hiperspektral memiliki jumlah kanal yang cukup banyak mencapai ratusan kanal, sehingga mempunyai kemampuan interpretasi yang lebih baik dikanalingkan citra multispektral. Ratusan kanal ini dapat dimanfaatkan sebagai variabel atau parameter estimasi yang cukup baik. Jumlah kanal yang mencapai ratusan kanal dan julat kanal yang sempit ini mampu digunakan untuk estimasi parameter biofisik maupun biokimia seperti klorofil daun. Akan tetapi dengan julat yang sempit (15 nm 20 nm) menyebabkan adanya efek multikolinearitas yang dapat menjadikan nilai model tidak dapat menjelaskan hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor secara baik. Keberadaan multikolinearitas akan menyebabkan varians parameter yang diestimasi akan menjadi lebih besar dari yang seharusnya dengan demikian tingkat akurasi dari estimasi akan menurun. Menurut Soemartini (2012) penggunaan Principle Component Analysis (PCA) dapat mengatasi masalah multikolinearitas. Principle Component Analysis (PCA) pada dasarnya bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan atau mereduksi dimensinya. Hal ini dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel bebas baru yang tidak berkolerasi sama sekali. Penggunaan metode Principle Component Regression (PCR) pernah digunakan oleh Darmawan (2012) untuk estimasi kerapatan daun menggunakan citra hiperspektral melalui data reflektan turunan. Hasil dari pemodelan tersebut dapat menghasilkan nilai model yang cukup baik. Akan tetapi dalam segi komputasi karena mengakomodasi seluruh kanal yang ada (116 kanal) dibutuhkan perangkat komputer yang canggih dalam pemprosesan datanya. Oleh karena itu penggunaan pengembangan metode komponen utama dan reduksi jumlah kanal diperlukan dalam pemodelan estimasi 93

GEOID Vol. 10, No. 01, Agustus 2014 (93-98) menggunakan data hiperspektral untuk meningkatkan akurasi Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan model untuk perhitungan kandungan klorofil tanaman padi pada citra hiperspektral sensor hymap menggunakan pendekatan model Partial Least Square Regression dan mendapatkan panjang gelombang optimal untuk perhitungan Klorofil dengan menggunakan data citra hiperspektral sensor Hymap berbasis data spectrometer in situ METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di sawah beririgasi daerah Indramayu (15 km x 30 km), Jawa Barat (Gambar 1). Pengambilan data dilakukan pada tanggal 25 Juli -13 Agustus 2011. Area ini merupakan daerah lumbung beras dengan beberapa varietas seperti Ciherang, ketan dan IR- 42. Selama survei berlangsung, ada 3 fase pertumbuhan padi yang diukur yaitu, fase vegetatif, reproduktif dan pematangan (ripening). Data spektral yang diperoleh dikelompokkan sesuai dengan fase pertumbuhannya. Selanjutnya, secara simultan dilakukan pengukuran variabel klorofil (SPAD) dan spectral in situ dengan menggunakan alat FieldSpec 3 untuk spektral in situ dan chlorophyll meter (SPAD-502 Minolta) untuk klorofil. 1. Citra airborne hiperspektral sensor HyMap daerah penelitian yang diambil pada tanggal 13 juli 2011 2. Peta Vektor 1 : 5000 3. Data lapangan yang diambil secara in-situ (Klorofil SPAD, Spektral tanaman, fase tumbuh) di beberapa titik lokasi penelitian pada 25 Juli 13 Agustus 2011 4. Data posisi sampel area yang diukur dengan menggunakan GPS geodetik. - Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa perangkat keras yaitu alat pengukur spectral, GPS geodetic, alat pengukur klorofil dan kamera serta perangkat klunak untuk pengolahan dat spasial dan spectral analysis menggunakan SAMS 3.2. Pengolahan Data Data yang digunakan dalam pekerjaan penelitian ini terdiri dari data Klorofil Lapangan (SPAD), Data kondisi tanaman padi (varietas, foto, ketinggian), Data Field Spectrometer, dan data citra airborne hiperspektral. Dimana dalam penelitian ini menggunakan sampling area (SA) berukuran 500 m x 500 m sebanyak 10 buah, dimana pada setiap sampling area terdapat Quadrat Area (QA) yang tersebar acak dengan ukuran 10 m x 10 m sebanyak 10 buah/sampling area. Pada setiap sampling area disetiap pinggir penyikunya terdapat hill-hill pengukuran seperti ditunjukkan pada gambar 2 dimana p1 s/d p10 adalah lokasi pengukuran spectrometer, h1 s/d h5 adalah lokasi hill, WR adalah lokasi pengukuran white reference. Sampling Area (SA) Quadrat Area (QA) Gambar 1. Lokasi ROI, sampling area (SA), quadrat area (QA) dan hill Data Dan Peralatan - Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 500 m 500 m Gambar 2. Skema Denah pengambilan data Pengambilan Data klorofil 94

Penggunaan Partial Least Square Regression (PLSR) Untuk Mengatasi Multikolinearitas Dalam Estimasi Klorofil Daun Tanaman Padi Dengan Citra Hiperspektral Pengambilan data klorofi dilakuakn mulai tanggal 3 juli 2011-5 juli 2011 menggunakan alat SPAD. Teknik pengukuran klorofil pada waktu survei lapangan dilakukan sebagai berikut: Dalam satu rumpun pengukuran dilakukan tiga kali dan dalam satu kuadrat ada 5 rumpun yang diukur. Hitung nilai klorofil rata-rata untuk setiap kuadrat. Adapun pengambilan data klorofil daun dijelaskan pada gambar 3. Model Partial Least Square Regression (PLSR) Metode Partial Least Square Regression (PLSR) hampir sama dengan metode Principle Component Regression (PCR). Jika pada PCR komponen utama dihitung masing-masing pada peubah-peubah X dan peubah Y secara terpisah, maka pada PLSR komponen utama komponen utama disusun berdasarkan konsep NIPALS dengan dekomposisi nilai tunggal (single value decomposition). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan citra Dalam pemotretan airborne hiperspektral di dapat 4 lajur citra. Setiap lajur citra harus diproses tersendiri dalam proses georeferencing dan koreksi geometrik. Hal ini dilakukan karena setiap lajur mempunyai kesalahan-kesalahan yang berbeda-beda seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 3. Titik pengukuran klorofil dengan SPAD 502 pada daun padi Pengambilan Data kondisi tanaman Pengambilan data kondisi tanaman dilakukan mulai tanggal 30 juni 5 juli 2011 yang meliputi penentuan growt stage, tinggi tanaman, foto quadrat area. Pengambilan Data field spectrometer Pengambilan data fieldspectrometer dilakukan tanggal 27 juni 2011-30 juni 2011 menggunakan alat fieldspectrometer. Reflekan kanopi daun diukur pada titik pengukuran yaitu rumpun padi dengan field spectrometer pada jam 10.00 14.00 dari atas permukaan kanopi daun dengan ketinggian 1, 5 meter dengan sudut kemiringan 23,5 o. Setiap pengukuran dilakukan pengulangan sebanyak minimal lima kali. Reflektan permukaan tanah atau air di sawah pada setiap QA juga diukur reflektannya. Pengambilan Data Airborne Hiperspektral Proses pengambilan data airborne hiperspektral dilakukan dengan wahana pesawat terbang yang dilakukan pada tanggal 13 Juli 2011 di daerah sampling area. Gambar 4. Lajur Citra Hymap Indramayu Terkoreksi dan Hasil Mosaik Citra Tabel 1 Koreksi geometrik dari setiap lajur L No Lajur Jumlah GCP RMSE 1 7 0.686501 2 7 0.753667 3 7 0.513481 4 7 0.706614 Dari keempat lajur pemotretan data yang menggunakan 7 GCP pada setiap lajurnya di dapat RMSE pada setiap lajur kurang dari 1 piksel seperti yang ditunjukkan oleh tabel 1, dengan demikian nilai ini masuk toleransi atau 95

GEOID Vol. 10, No. 01, Agustus 2014 (93-98) transformasi koordinat pada setiap lajur citra 7 titik ini dapat diterima dalam koreksi geometrik dan mendekati kebenaran. Pemodelan Reflektan In Situ Penggunaan seluruh kanal pada citra HyMap akan memberikan procesing yang cukup berat pada komputer. Untuk efektivitas estimasi, maka diseleksi kanal-kanal yang mempunyai korelasi terhadap kandungan klorofil dan proses fotosintesis. Gambar 5 menunjukkan pola reflektan vegetasi. Dari Gambar 12 terlihat PC no 11 mempunyai nilai terbaik. Hasil dari PC 11 ini dipilih berdasarkan nilai R 2 dan R 2 prediksi tertinggi yang mencerminkan kekuatan model seperti yang ditunjukkan pada gambar 7 berikut. Gambar 7. Hasil regresi PLSR Gambar 5. Pemilihan kanal optimal Seleksi kanal yang dipilih sebanyak 44 kanal yang meliputi kanal ke 1-24 yang merupakan kanal visible blue (absorpsi klorofil b), hijau (reflektansi klorofil), merah (absorpsi klorofil a), dan Near Infrared (reflektansi vegetasi), kemudian kanal ke 34-36 (water absorpsi vegetasi), kanal ke 54-58 (water absorpsi vegetasi), kanal 66-70 (water absorpsi vegetasi) serta kanal ke 99-105 (reflektansi vegetasi). Dari ke 44 kanal tersebut dilakuka pemodelan dengan menggunakan Partial least square regression (PLSR) dan validasi silang diperoleh hasil yang ditunjukkan gambar 6 sebagai berikut: Selain itu PC no 11 mempunyai nilai PRESS terendah yang menunjukkan kestabilan model jika dimasuki data baru. Hasil model dari PLSR PC no 11 ini mempunyai R 2 sebesar 0.75 dan RMSE sebesar 1.44 unit seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Hasil PC no 11 PC R2 RMSE (SPAD Unit) 11 0,754293 1,44 Nilai pendekatan antara nilai prediksi dan pengukuran in situ mempunyai pola persebaran yang cukup baik. Perkanalingan nilai predicted dan measures ditunjukkan pada gambar 8. Gambar 6. seleksi model Gambar 8. Hubungan antara klorofil prediksi model dan klorofil pengukuran 96

Penggunaan Partial Least Square Regression (PLSR) Untuk Mengatasi Multikolinearitas Dalam Estimasi Klorofil Daun Tanaman Padi Dengan Citra Hiperspektral 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 absorpsi pada vegetasi sedangkan pamjang gelombang 668.5 nm merupakan puncak absorpsi gelombang merah. Hal ini dikarenakan pada proses fotosintesis dibutuhkan energi pada panjang gelombang biru dan merah. Panjang gelombanmg merah ini sangat sensitif terhadap klorofil a. Gambar 9. Data pencilan model Pada gambar 9 menunjukkan jumlah data pencilan dari pengolahan hanya 7 dari total 117 sampel. Hal ini berarti model ini cukup representatif untuk digunakan. Validasi pada citra airborne Hiperspektral Validasi model dilakuakan menggunakan citra airborne hiperspektral pada 30 sampel titik. Dari 30 sampel tersebut diperoleh RMSE sebesar 1.07 SPAD Unit dan R 2 sebesar 0.816. Hubungan antara klorofil lapangan dan prediksi dapat dilihat pada Gambar. 11 dan Gambar 12. Hasil dari pemodelan PLSR terhadap klorofil menunjukkan bahwa kanal yang optimal untuk estimasi kandungan klorofil daun tanaman padi seperti yang ditunjukkan pada gambar 10 yaitu kanal pada panjang gelombang 455.5 nm, 515.5 nm, 531.2 nm, 981.3 nm, dan 668.5 nm Gambar 11. Hubungan antara klorofil lapangan dan prediksi 45 40 Gambar 10. Perbandingan koefisien plot tiap kanal Secara ilmiah lima kanal tersebut cukup berhubungan dengan kegiatan klorofil pada tumbuhan. Nilai energi pada panjang gelombang 455.5 nm merupakan panjang gelombang pada posisi biru yang merupakan panjang gelombang yang sensitif dengan klorofil b, sedangkan panjang gelombang 515.5 nm dan 531.2 nm merupakan panjang gelombang hijau yang sangat reflektif terhadap proses fotosintesis, karena pada proses fotosintesis energi pada panjang gelombang hijau akan tidak dibutuhkan. Untuk panjang gelombang 981.3 merupakan posisi pada panjang gelombang yang sensitif terhadap water 35 30 1 23 4 56 7 89 Klorofil Pengukuran Klorofil PLSR 44 Band Gambar 12. Grafik perbandingan kloorfil lapangan dan klorofil prediksi PLSR 44 kanal Pada grafik di atas terlihat nilai klorofil prediksi cukup mendekati nilai klorofil sebenarnya. Pola grafik sudah mempunyai pola yang cukup sama. 97

GEOID Vol. 10, No. 01, Agustus 2014 (93-98) Peta Distribusi Klorofil Sasaran akhir dari penyusunan model ini adalah pembuatan peta distribusi (distribution map) klorofil daun pada tanaman padi dari model terpilih. Peta distribusi pada gambar 13 merupakan gambaran secara spasial pada daerah studi. Dalam peta distibusi klorofil ini wilayah terpetakan adalah lahan sawah pada daerah studi. Permbuatan peta distribusi ini sebagai alat untuk pengambilan keputusan terkait pemantauan kandungan klorofil daun tanaman padi. SPAD unit sehingga model algoritma dapat digunakan. 2. Kanal pada posisi gelombang 455.5 nm, 515.5 nm, 531.2 nm, 981.3 nm, dan 668.5 nm cukup optimal dalam estimasi kandungan klorofil daun tanaman padi. Saran 1. Diperlukan kajian pemanfaatan metode pendekatan komponen utama lain sebagai pembanding untuk efisiensi pemodelan citra hiperspektral. 2. Dalam pemilihan Band untuk pemodelan dengan metode PLSR dapat dikembangkan penggunaan metode Genetic Algorithm (GA) sehingga dapat diperoleh seleksi band yang benar-benar berhubungan terhadap nilai klorofil. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam (PTISDA) BPPT atas bantuan data dalam penelitian ini. PENUTUP Gambar.13 Peta distribusi klorofil Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Partial Least Square Regression (PLSR) sangat efektif dalam pemodelan data Hiperspektral karena dapat memanfaatkan banyak kanal dengan menghilangkan efek multikolinearitas, terbukti dengan validasi model menggunakan citra airborne hiperspektral di dapatkan RMSE sebesar 1,07 DAFTAR PUSTAKA Darmawan, Arief.(2012), Pembangunan Model Hiperspektral Untuk Estimasi Produksitivitas Vegetasi Padi Berdasarkan Metode Derivatif Regresi Linear, Disertasi Dr., Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Soemartini.(2012), Aplikasi Principle Component Analysis (PCA) Dalam Mengatasi Multikolinearitas Untuk Mengatasi Investasi di Indonesia Periode 2001.1-2010.4, Jurusan Statistika, Universitas Padjajaran., Jatinangor. Subekti, Retno. (2011). Pemanfaatan Software MINITAB Untuk Regresi PLS (Partial Least Square). Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta. Tanti, Wiwik Aries. (2013). Perbandingan Metode Kuadrat Terkecil dengan Metode Regresi Komponen Utama Pada Kasus Multikolinearitas. Jurnal Sains Universitas Andalas. 98