BAB VII Pendapatan Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAPATAN NASIONAL ALLDO KURNIA PUTRA IPA 2 SEMESTER III. SMA AL AZHAR SYIFA BUDI JAKARTA Jalan Kemang Raya No.7 Jakarta Selatan

Pendapatan Nasional (National Income)

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

1. Pengertian dan fungsi ekonomi, 2. MAKRO. 3. MIKRO

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi. Penghitungan. Pendapatan Nasional. Chairul Maulidi. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 2012

PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Produk Domestik Bruto (PDB)

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

Pengukuran Pendapatan Nasional / output domestik

PENGERTIAN. 2 Created by LIZZA SUZANTI

Pengukuran Pendapatan Nasional

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PENDAPATAN NASIONAL

BAB II KONSEP DAN KOMPONEN PENDAPATAN NASIONAL

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Perbedaan GDP dan GNP

PENDAPATAN NASIONAL : ADI SUKOCO : A

Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional, yaitu: 1. Pendekatan pengeluaran 2. Pendekatan produksi 3.

Suriname. Yunani. Libya. Cekoslovakia

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

BAB IV ANALISA WILAYAH (Lanjutan-1)

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

BAB 2 Data Makroekonomi

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

OUTPUT DAN PENDAPATAN NASIONAL

Pengertian dan Pengukuran Pendapatan Nasional

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BADAN PUSAT STATISTIK

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

Pendapatan Regional/ Regional Income

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

Pendapatan Regional/ Regional Income

Produk Domestik Regional Bruto

Pendapatan Regional/ Regional Income

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

Pembahasan Soal UTS PTE Makro 2016/2017

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

CIRCULAR FLOW & NATIONAL INCOME

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT

BAB 10. PENDAPATAN REGIONAL

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

1. PENDEKATAN PENDAPATAN NASIONAL

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring dan. sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami pertumbuhan yang

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

Pengertian Produk Domestik Bruto

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Proses produksi, perusahaan mengubah masukan (input), yang juga disebut

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

PDRB / GDRP BAB XII PDRB GDRP. Berau Dalam Angka 2013 Page 265

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PENDAPATAN NASIONAL. Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

PENGARUH OUTPUT SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO PROPINSI JAWA TENGAH Margunani 1. Dinamika. Dinamika

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

Transkripsi:

BAB VII Pendapatan Nasional 7.1. Konsep Pendapatan Nasional Kinerja perekonomian dari suatu negara dalam periode tertentu dapat diukur melalui satu indikator penting yakni data pendapatan nasional. Perhitungan pendapatan nasional (national income) menyajikan ukuran-ukuran keseluruhan / agregat nilai dasar dari seluruh barang dan jasa dalam bentuk jadi / akhir, yang diproduksi dalam perekonomian yang bersangkutan selama jangka waktu satu tahun. Konsep ini dapat diukur dari sisi produksi, penerimaan dan pengeluaran. Dari sisi produksi (production approach) dikenal konsep GNP (Gross National Product) dan GDP (Gross Domestic Product). Dari sisi penerimaan dikenal dengan konsep National Income (NI) atau Pendapatan Nasional. Sedangkan dari sisi pengeluaran (expenditure approach) dikenal dengan identitas Y = C + I + G + ( X - M). Manfaat mempelajari pendapatan nasional: 1. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu negara 2. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi 3. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara 4. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah. 7.1.1. GNP dan GDP GNP adalah seluruh (total) barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi oleh seluruh input (faktor produksi) milik warga negara, baik faktor produksi tersebut dipekerjakan di dalam negeri maupun dipekerjakan di <54>

luar negeri, dalam suatu periode waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun dan dinilai dengan harga pasar yang berlaku. GDP adalah seluruh (total) barang dan jasa akhir (final) yang diproduksi oleh seluruh input (faktor produksi) baik faktor produksi tersebut milik warga negara maupun milik warga negara asing yang dipekerjakan di dalam negeri dalam satu periode waktu tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun dan dinilai dengan harga pasar yang berlaku. 7.1.2. Perbedaan GNP dan GDP GNP GDP = Net Factor Income Abroad (penerimaan bersih pendapatan faktor produksi dalam hubungan antar negara) GNP = A + B GDP = A + C R = B - C Dimana : A = B = C = Hasil faktor produksi warga negara Indonesia di dalam negeri Hasil faktor produksi warga negara Indonesia di luar negeri Hasil faktor produksi warga negara asing di Indonesia R > 0 B > C GNP < GDP Modal LN lebih dominan R < 0 B < C GNP > GDP Modal DN lebih dominan R = 0 B = C GNP = GDP Modal LN dan DN seimbang Tabel 7.1. GDP dan GNP Indonesia 1998-2003 (milyar rupiah) Tahun GDP Net Factor Income GNP 1998 955.753,4-53.893,7 901.859,7 1999 1.099.731,6 83.764,2 1.015.967,4 2000 1.264.918,8 92.161,8 1.172.757,0 2001 1.467.654,8 61.061,5 1.406.603,3 2002 1.610.565,0 54.513,0 1.556.052,0 2003 1.786.690,9 79.626,7 1.707.064,2 Sumber : Badan Pusat Statistik <55>

Tanda negatif yang terdapat pada kolom net factor income menggambarkan bahwa pendapatan dari faktor produksi Indonesia di luar negeri lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan faktor produksi asing yang ada di Indonesia. Indonesia maupun negara-negara berkembang lainnya cenderung mempunyai GNP yang lebih kecil dibandingkan GDPnya. 7.2. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional 7.2.1. Production Approach Menurut definisi, GNP dan GDP adalah pendapatan nasional dari sisi produksi yang dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh nilai pasar dari barang dan jasa akhir (final good and services). Pada kenyataannya, cara ini mustahil dilakukan karena 2 (dua) alasan, yaitu: Sulit membedakan barang/jasa apakah merupakan barang/jasa akhir atau bukan. Menurut definisinya, barang/jasa akhir adalah barang dan jasa yang siap dikonsumsi oleh konsumen tanpa melakukan proses lebih lanjut. Jadi, penyebutan kata akhir di sini ditentukan oleh konsumennya. Contoh: tepung terigu yang dibeli oleh ibu rumah tangga merupakan barang akhir, tetapi jika pembelinya perusahaan roti, tepung terigu tersebut bukan barang akhir melainkan bahan baku untuk diproses lebih lanjut untuk membuat roti. Penghitungan berdasarkan nilai barang/jasa akhir akan menimbulkan penghitungan ganda atau double counting. Misalkan nilai tepung terigu yang sudah dihitung sebagai barang akhir akan terhitung lagi pada waktu menghitung nilai roti. Sebagai jalan keluarnya, yang dijumlah adalah nilai tambah atau value addednya. Value added adalah nilai yang ditambah pada suatu barang/jasa. Value added = nilai barang jadi nilai barang baku. Berikut ini adalah contoh penghitungan pendapatan nasional dari produksi sektor perusahaan roti: <56>

Rp. 300 Rp. 500 Rp. 500 Rp. 200 Rp. 800 Harga jual roti Rp. 1.000 Gandum Tepung terigu Roti Ada 11 (sebelas) lapangan usaha yang mempengaruhi pendapatan nasional dilihat dari pendekatan produksi, yaitu: a) pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan; b) pertambangan dan penggalian; c) industri pengolahan; d) listrik, gas dan air minum; e) bangunan; f) perdagangan, hotel dan restoran; g) pengangkutan dan komunikasi; h) bank dan lembaga keuangan lainnya; i) sewa rumah; j) pemerintahan dan pertahanan; dan k) jasa-jasa 7.2.2. Income Approach Pendapatan nasional dari sisi pendapatan dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh penerimaan atas faktor produksi antara lain yaitu: Upah/gaji sebagai penerimaan atas tenaga kerja Sewa sebagai penerimaan atas properti (gedung, tanah, mesin dll) Bunga sebagai penerimaan atas modal Deviden sebagai penerimaan atas surat berharga dan lain-lain <57>

7.2.3. Expenditure Approach Pendapatan nasional sisi pengeluaran atau expenditure approach dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran dilakukan oleh para penerima pendapatan dari Income Approach. Biasanya ditulis dengan suatu persamaan identitas yang disebut identitas pendapatan nasional atau National Income Identity (NII), yaitu : Y = C + I + G + (X - M) Dimana : Y = Pendapatan Nasional C = Consumption / konsumsi I = Investasi G = Government Expenditure / pengeluaran pemerintah X = Export M = Import Secara teori, jika tidak ada hal-hal lain yang berpengaruh, besarnya pendapatan nasional sisi produksi = besarnya pendapatan nasional sisi penerimaan = besarnya pendapatan nasional sisi pengeluaran. Sisi produksi --------------------- Sisi penerimaan --------------------- Sisi pengeluaran Dibagikan kepada digunakan untuk 7.3. GNP Nominal vs GNP Riil GNP Nominal dihitung berdasarkan harga pasar periode tertentu sedangkan GNP Riil dihitung berdasarkan harga pasar pada tahun dasar (tahun dimana dianggap kondisi perekonomian stabil dan tidak banyak terjadi fluktuasi harga). <58>

GNP 1990 GNP 2000 Indeks Nominal Rill Indeks Nominal Rill 100 10.000 10.000 150 20.000 13.333 Karena digunakan sebagai tahun dasar maka : GNP nominal 1990 = GNP riil 1980 GNP nominal 2000 = 20.000, maka GNP rill 2000 adalah : (100/150) x 20.000 = 13.333 7.4. GNP Total dan GNP Per Kapita GNP/kapita = GNP Total Jumlah Penduduk GNP/kapita tidak hanya melihat jumlah total pendapatan nasional tapi juga melihat sifat distribusinya terhadap jumlah penduduk suatu negara. Indikator suatu perekonomian yang terbaik adalah GNP per kapita riil, namun demikian masih harus didampingi oleh Indeks Gini dan Angka Indikator kesejahteraan. Pendapatan perkapita pertahun perlu diketahui untuk : 1. Membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari masa ke masa 2. Membandingkan laju perkembangan ekonomi antara berbagai negara 3. Melihat berhasil tidaknya pembangunan ekonomi suatu negara. Tingkat pendapatan perkapita tidak sepenuhnya mencerminkan tingkat kesejahteraan dan tingkat pembangunan suatu negara, karena : 1. Kelemahan-kelemahan yang bersumber dari ketidaksempurnaan dalam menghitung pendapatan nasional dan pendapatan perkapita. <59>

2. Kelemahan-kelemahan yg bersumber dari kenyataan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat bukan saja ditentukan oleh tingkat pendapatan mereka tetapi juga oleh faktor-faktor lain. 7.5. Distribusi Pendapatan, Kurva Lorenz dan Angka Indeks Gini A P E N Kurva Lorenz D A P A T A N 20% 10% B C D E O 10% 20% 40% 50% P E N D U D U K Titik B menunjukkan bahwa : 10% penduduk menerima 10% pendapatan, berarti 90% penduduk lainnya menerima 90% pendapatan Titik C menunjukkan bahwa : 20% penduduk menerima 20% pendapatan, berarti 80% penduduk lainnya menerima 80% pendapatan Jadi, diagonal OA adalah tempat kedudukan titik-titik yang menunjukkan distribusi pendapatan yang adil. <60>

Sedangkan, di luar diagonal OA: Titik D menunjukkan bahwa : 40% penduduk menerima 20% pendapatan, berarti 60% penduduk lainnya menerima 80% pendapatan Titik E menunjukkan bahwa : 50% penduduk menerima 10% pendapatan, berarti 50% penduduk lainnya menerima 90% pendapatan Hal ini menunjukkan bahwa semakin menjauhi diagonal OA, distribusi pendapatannya semakin tidak adil. Angka Indeks Gini = Luas daerah yang dibatasi oleh diagonal OA dan Kurva Lorenz Luas segitiga OA Semakin menjauhi diagonal OA, angka indeks Gini semakin besar. Angka indeks Gini terkecil adalah bila kurva Lorenz berhimpit dengan diagonal OA, angka indeks gininya sebesar 0. <61>