BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah.

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

Cara Menanam Cabe di Polybag

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah sumber daya alam pertanian dengan intensif. maka itu pilihan terakhir karena usaha di bidang lainnya gagal.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. sumber vitamin, mineral, penyegar, pemenuhan kebutuhan akan serat dan kesehatan

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

Tahun Bawang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA. tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu dari suku (famili), terong-terongan

TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

PETLAP BUDIDAYA CABE Oleh ; IsnawanBP3K Nglegok. Setelah mengikuti pembelajaran peserta terampil membuat benih cabe

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan:

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

Pengembangan Pertanian Dengan Berbisnis. Tanaman Cabe untuk di Pasarkan dan meningkatkan Kualitas

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis cabai yang. mempunyai daya adaptasi tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Petani rumput laut yang kompeten merupakan petani yang mampu dan menguasai

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

II. TINJAUAN PUSTAKA. (hardwood). Pohon jati memiliki batang yang bulat lurus dengan tinggi mencapai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang saat ini mulai

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

BAB 1. PENDAHULUAN. Indonesia. Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trademark

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

BAB II PERPEKTIF TEORI

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sangat luas dan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1.Tinjauan Aspek Agronomi Cabai Cabai adalah tanaman tahunan dengan tinggi mencapai 1 meter, merupakan tumbuhan perdu yang berkayu, buahnya berasa pedas, dan tumbuh di daerah dengan iklim tropis. Secara umum cabai bisa ditanam di sembarang tempat, daerah, dan waktu. Di sembarang tempat maksudnya cabai bisa ditanam di persawahan maupun tegalan. Di sembarang daerah maksudnya cabai bisa ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi. Di sembarang waktu berarti cabai bisa ditanam saat musim kemarau atau musim penghujan. Akan tetapi, tanaman ini akan tumbuh baik di lahan dataran rendah yang tanahnya gembur dan kaya bahan organik, tekstur ringan sampai sedang, ph tanah 5,5-6,8, drainase baik, dan cukup tersedia unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Buah cabai bervariasi antara lain dalam bentuk, ukuran, warna buah, tebal kulit buah, jumlah rongga buah, permukan buah, dan tingkat kepedasan. Preferensi konsumen terhadap buah cabai bervariasi. Untuk konsumen buah segar bervariasi dari kesukaan terhadap jenisnya : cabai besar atau cabai keriting; terhadap kepedasan : pedas atau tidak pedas; dan lain-lain. Untuk konsumen industri sudah ada kriteria tersendiri sesuai dengan tujuan penggunaannya : untuk saus, tepung, atau yang lainnya (Santika, 1999).

Jenis cabai (Capsicum sp) banyak sekali. Yang umum dikonsumsi digolongkan dalam 2 jenis, yaitu cabai besar (Capsicum annuum) dan cabai rawit (Capsicum frutescens) alias cabai kecil. Petani lebih suka menanam cabai besar dari pada cabai kecil karena hasil per hektarnya lebih banyak. Pemasarannya pun lebih mudah karena konsumennya sangat besar dan rupiah yang diraup lebih menguntungkan. Berikut ini deskripsi cabai besar yang banyak ditanam petani : 1. Cabai merah lokal. Buah yang masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah segar. Diameter pangkal buah sekitar 1,7 cm dan panjangnya 9-14 cm. Tipe percabangannya tegak. Satu hektar tanaman ini rata-rata menghasilkan 5 ton cabai segar. Bila dirawat dengan baik cabai merah sudah bisa dipanen hasilnya saat berumur 2,5 bulan. 2. Cabai keriting. Cabai ini sebenarnya tergolong cabai merah biasa. Akan tetapi penampilannya khas. Permukaan buah bergelombang. Kulit buah tipis. Pangkal buah rata dan meruncing ke ujungnya. Ketika masih muda cabai keriting ada yang berwarna hijau biasa dan ada pula yang ungu. Setelah tua warnanya merah, namun ada juga yang tetap ungu. Ukuran buah lebih kecil dari cabai merah biasa tetapi rasanya sangat pedas. Produksi rata-ratanya mencapai 7,5 ton/ha. 3. Cabai hot beauty. Merupakan cabai hibrida yang berasal dari Taiwan. Tanamannya tegak, batang cukup tinggi. Daunnya hijau kecil-kecil. Cabai hot beauty cepat berbuah.

Buah pun terus menerus muncul. Buahnya besar, panjang, dan lurus. Warnanya merah segar dan sangat menarik. Rasanya kurang pedas dibanding cabai keriting. Potensi produksinya mencapai 30 ton/ha. Kelebihan lainnya mempunyai daya tahan simpan yang cukup lama. 4. Cabai merah besar tit dan tit super. Cabai ini banyak diusahakan di daerah Brebes, Jawa Tengah. Buahnya besar, mulus, dan lebih merah dari jenis cabai lokal lainnya. Penampilannya khas karena ujung buahnya mengecil dan bengkok. Buah cabai ini tahan pecah. Uniknya cabai ini berbunga secara serentak. Jadi, setelah 5-6 kali panen buah sudah habis semua. Potensi produksinya bisa mencapai 16 ton/ha. (Nazaruddin, 2000). Umumnya buah cabai merah di petik apabila telah masak penuh, ciricirinya seluruh bagian buah berwarna merah. Di dataran rendah masa panen pertama adalah pada umur 75-80 hari setelah tanam, dengan interval waktu panen 2-3 hari. Sedangkan di dataran tinggi agak lambat yaitu pada tanaman berumur 90-100 hari setelah tanam dengan interval panen 3-5 hari. Secara umum interval panen buah cabai merah berlangsung selama 1,5-2 bulan. Produksi puncak panen adalah pada pemanenan hari ke - 30 yang dapat menghasilkan 1-1,5 ton untuk sekali panen. Buah cabai merah yang di panen tepat masak dan tidak segera di pasarkan akan terus melakukan proses pemasakan, sehingga perlu adanya penempatan khusus. Oleh karena itu hasil produksi cabai merah sebaiknya di tempatkan pada ruang yang sejuk, terhindar dari sinar matahari, cukup oksigen dan tidak lembab (Anonimous d, 2011).

2.2.Tinjauan Aspek Ekonomi Cabai Harga produk dibidang pertanian berbeda dengan harga produk dibidang industri dimana harga produk dibidang industri relatif konstan atau lebih banyak ditentukan oleh perusahaan. Sedangkan harga produk pertanian relatif berfluktuatif karena produk pertanian mempunyai beberapa sifat, yaitu : 1. Keadaan biologi di lingkungan pertanian, seperti hama dan penyakit dan iklim menyebabkan output pertanian bersifat musiman dan tidak kontinu. 2. Adanya time lags (waktu yang terlambat ketika keputusan dalam menggunakan input dan menjual output). Di bidang industri, waktu ini sangat dekat. 3. Keadaan pasar, khususnya struktur pasar dan berbagai anggapan tentang pasar pertanian yang menyebabkan semakin tidak menentunya harga dibidang pertanian. 4. Dampak dari institusi, seperti Bulog dan komitmen perdagangan (antara lain pengurangan tariff dan lain-lain). (Anindita, 2008). Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu dari enam jenis komoditas sayuran segar yang diekspor Indonesia ke beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura. Besarnya minat masyarakat dunia terhadap komoditi cabai merah ini karena penggunaannya yang relatif sering dalam kehidupan sehari-hari sebagai bumbu dapur atau rempah-rempah penambah cita rasa makanan. Menurut Rukmana (1996) bahwa cabai menempati urutan paling atas di antara delapan jenis sayuran komersial yang dibudidayakan di Indonesia. Cabai

merah (Capsicum annuum L.) biasanya diekspor dalam bentuk segar dan bentuk kering (serbuk dan utuh). Ada satu fenomena yang biasanya terjadi pada saat panen raya cabai merah, yaitu harga cabai merah yang turun drastis sedangkan jumlah panennya sangat tinggi, sehingga petani terpaksa menjual hasil panennya dengan harga rendah tersebut dan biasanya modal tanamnya tidak kembali. Petani cabai tetap menanggung resiko usaha yang sangat tinggi, yang tercermin dari lebarnya kesenjangan harga terendah dan tertinggi, yaitu antara Rp 2000/kg pada saat panen raya dan Rp 20000/kg (sampai 10 kali lipatnya) pada masa panceklik (Hutabarat dan Rahmanto, 1998). Meskipun harga pasar cabai sering naik dan turun cukup tajam, minat petani yang membudidayakannya tidak pernah surut. 2.3.Landasan Teori Menurut Basu Swastha pengertian harga adalah sebagai berikut : (Swastha, 1998) Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa.

Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan : makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat kepada sesuatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Di antara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah seperti yang dinyatakan di bawah ini : 1. Harga barang itu sendiri. 2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut. 3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat. 4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat. 5. Cita rasa masyarakat. 6. Jumlah penduduk. 7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang. Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga sesuatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginan untuk menawarkan barangnya tersebut apabila harganya rendah. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga sesuatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para

penjual. Sebaliknya, makin rendah harga sesuatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor. Yang terpenting adalah : 1. Harga barang itu sendiri. 2. Harga barang-barang lain. 3. Biaya produksi. 4. Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersebut. 5. Tingkat teknologi yang digunakan. (Sukirno, 2005). Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php). assessment adalah alihbahasa dari istilah penilaian. Penilaian digunakan dalam konteks yang lebih sempit daripada evaluasi dan biasanya dilaksanakan secara internal. Penilaian atau assessment adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk, efektif-tidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditetapkan sebelumnya (Anonimous b, 2010). Penilaian adalah keputusan tentang nilai. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut (Anonimous c, 2010). 2.4.Kerangka Pemikiran Fluktuasi harga dari suatu barang sangat ditentukan oleh fluktuasi jumlah produksi dan juga fluktuasi tingkat konsumsi masyakat terhadap barang tersebut.

Demikian juga halnya dengan produk-produk pertanian, seperti cabai merah. Fluktuasi harga cabai merah di pasaran sangat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah cabai yang beredar di pasaran (produksi), tingkat konsumsi masyarakat terhadap cabai merah, serta banyaknya cabai impor yang masuk ke daerah tersebut. Dilihat dari sisi penawaran, produksi cabai dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor cuaca/iklim, dan biaya-biaya yang dibutuhkan selama masa produksi cabai. Faktor cuaca/iklim berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan produksi dari cabai merah. Cuaca/iklim yang tidak menentu dapat menyebabkan tanaman cabai mudah terserang penyakit serta mempertinggi resiko gagal panen. Hal ini akan menyebabkan supply cabai di pasaran berkurang sehingga menimbulkan kelangkaan. Dan pada akhirnya akan menaikkan harga jual cabai karena jumlah persediaannya yang terbatas. Dari segi biaya produksinya, tingkat produksi cabai dipengaruhi oleh harga-harga input yang digunakan selama masa produksi dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan cabai tersebut dari produsen (petani cabai) sampai ke tangan konsumen akhir. Sedangkan dari sisi permintaan, konsumsi cabai dipengaruhi oleh adanya perayaan hari raya atau hari-hari besar keagamaan lainnya, juga adanya hajatan yang diadakan di masyarakat sehingga menyebabkan tingkat konsumsi cabai naik dibandingkan hari-hari biasanya. Selain itu, masuknya cabai impor ke suatu daerah juga akan mempengaruhi harga cabai di daerah tersebut. Akan terjadi persaingan antara cabai yang diproduksi oleh petani lokal dan cabai impor yang didatangkan dari

luar. Cabai impor yang masuk dalam jumlah besar akan menambah supply dan pada akhirnya akan menurunkan harga karena jumlah supply yang berlebihan. Secara sistematis, kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Bibit Pupuk Pestisida Mulsa Polybag Biaya Input Cuaca/Iklim Volume Produksi Pemasaran Hajatan/Pesta Hari Raya/Besar Keterangan : : Menyatakan Hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Fluktuasi Produksi Impor Cabai Fluktuasi Konsumsi Analisis Trend Linear Fluktuasi Harga Analisis Faktor

2.5. Hipotesis Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah, maka diambil hipotesis penelitian yaitu : Perkembangan harga cabai di Kabupaten Deli Serdang fluktuatif dan cenderung meningkat.