Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

dokumen-dokumen yang mirip
Bambang Prio Hartono, Eko Nurcahyo, Lauhil Mahfudz Hayusman 1

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... PERSYARATAN GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRACT...

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

STUDI PENGARUH PEMASANGAN SISTEM PROTEKSI RELE TERHADAP KEMUNGKINAN GANGGUAN SYMPATHETIC TRIPPING PADA PENYULANG

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN MOTTO KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

Koordinasi Proteksi Tegangan Kedip dan Arus Lebih pada Sistem Kelistrikan Industri Nabati

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

ANALISIS PERENCANAAN KOORDINASI SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK DI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

Pemodelan dan Simulasi Sistem Proteksi Microgrid

Analisa Setting Rele Arus Lebih dan Rele Gangguan Tanah pada Penyulang Topan Gardu Induk Teluk Betung

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

14 Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 02, Mei - Agustus Z 2eq = Impedansi eqivalen urutan negatif

PERANCANGAN KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH PADA GARDU INDUK DENGAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE

KOORDINASI RELAY ARUS LEBIH DAN RECLOSER PADA TRAFO 60 MVA GARDU INDUK PANDEAN LAMPER SEMARANG DENGAN SIMULASI ETAP

Koordinasi Proteksi Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Sympathetic Trip Di Kawasan Tursina, PT. Pupuk Kaltim

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN INDUSTRI NABATI

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

STUDI KOORDINASI PERALATAN PROTEKSI OCR & GFR PADA PENYULANG TIBUBENENG

Analisa Perhitungan dan Pengaturan Relai Arus Lebih dan Relai Gangguan Tanah pada Kubikel Cakra 20 KV Di PT XYZ

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

BAB III. 1) Perhitungan aliran daya yang masuk dan keluar dari satu bus penyulang (feeder bus) untuk mengetahui arus beban maksimum

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

Analisis Sistem Pengaman Arus Lebih pada Penyulang Abang Akibat Beroperasinya PLTS pada Saluran Distribusi Tegangan Listrik 20 Kv di Karangasem

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 02 Mei 2017 ISSN

ANALISIS RESETTING RECLOSER PADA SALURAN WLI 06 TRAFO 30 MVA 150 KV GARDU INDUK WELERI KENDAL DENGAN SIMULASI ETAP

2. TEORI PENUNJANG 1. PENDAHULUAN. Martinus Tri Wibowo, Ir. R. Wahyudi, Dedet Candra Riawan, S.T, M.Eng Jurusan Teknik Elektro FTI ITS

EVALUASI KOORDINASI SETTING RELAY PROTEKSI OCR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv PT APAC INTI CORPORA SEMARANG DENGAN ETAP 12.6.

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

Analisa Rele Proteksi pada Sistem Kelistrikan Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang Operasi Pomaala ( Sulawesi Tenggara )

RANCANG BANGUN SIMULATOR PROTEKSI ARUS HUBUNG SINGKAT FASA KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAY TIPE MCGG 53.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan produksi yang terhubung dalam

ANALISIS KOORDINASI OVER CURRENT RELAY DAN RECLOSER PADA SISTEM DISTRIBUSI 20KV PENYULANG PALUR12 MENGGUNAKAN ETAP 12.6

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

RANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM UJI KARAKTERISTIK RELE ARUS LEBIH MCGG 53. Gilang Pramesti Rachmat

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR WAKTU PADA KARAKTERISTIK RELE GANGGUAN FASA KE TANAH ABB TIPE SPAJ 140C BERBASIS MIKROKONTROLER

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

ANALISA SETTING GROUND FAULT RELAY (GFR) TERHADAP SISTEM PENTANAHAN NETRAL PENYULANG PANDEANLAMPER 06 JTM 20 KV SEMARANG

Studi Koordinasi Rele Pengaman Sistem Tenaga Listrik di PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.

Hendra Rahman, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto

RANCANG BANGUN MODUL PRAKTIKUM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI TERHADAP GANGGUAN HUBUNG SINGKAT ANTAR FASA MENGGUNAKAN OCR TIPE SEPAM T20

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendukung penulisan tugas akhir ini, antara lain : Amin Harist (2016) melakukan penelitian mengenai Analisis Koordinasi

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

RANCANG BANGUN SIMULASI PROTEKSI GANGGUAN FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAY SEPAM 1000

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

Analisa Koordinasi Relay Proteksi Dengan Recloser Pada Penyulang Purbalingga 05 Di PT. PLN (Persero) Rayon Purbalingga

Analisis Sistem Koordinasi OCR pada Gardu Induk Sukolilo

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

Suatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB)

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

PERHITUNGAN SETTING RELE ARUS LEBIH PADA TRAFO SISI 20KV DI GARDU INDUK BUKIT ASAM LAPORAN AKHIR

PEMASANGAN DGR ( DIRECTIONAL GROUND RELE

I GEDE AGUS YOGA ARMIKA

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

Transkripsi:

Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2013 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.1 No.1 Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X TIRZA NOVA, SYAHRIAL Institut Teknologi Nasional Bandung Email : tirza2709@gmail.com ABSTRAK Terdapat suatu permasalahan utama dari sistem daya yaitu adanya gangguan arus hubung singkat. Sehingga diperlukan alat pengaman yang dapat merespon dengan cepat, fleksibel dan handal. Jenis pengaman yang digunakan untuk mengatasi arus lebih diantaranya Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR). Rele tersebut bekerja dengan membaca masukan berupa besaran arus kemudian membandingkannya dengan nilai setting. Pada setting rele juga diterapkan waktu tunda agar terjadi koordinasi terhadap rele yang lainnya. Hasil yang didapat membuktikan bahwa dengan menggunakan sistem koordinasi OCR dan GFR yang diterapkan, mampu mengatasi arus hubung singkat pada sistem daya listrik. Hal tersebut juga dapat dilihat dari kurva karakteristik OCR dan GFR yang digunakan. Kata kunci : hubung singkat, rele OCR, rele GFR ABSTRACT There is a major problem of the existence of the power system short-circuit current interruption. So that the necessary safety equipment must be able to respond quickly, flexibly and reliably. Type of security used to overcome such Over Current Relay (OCR) and Ground Fault Relay (GFR). Relay works by reading the input of the amount of current and compares the value of setting. On the relay setting a delay time is also applied to enable the coordination of the other relays. The results show the OCR and GFR coordinate system is able to protection of the short-circuit currents in electrical power systems. It can also be seen from the characteristic curve generated from both of relay. Keywords: short circuit, OCR relay, GFR relay Jurnal Reka Elkomika - 76

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR Pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X 1. PENDAHULUAN Dalam menyalurkan energi listrik terdapat banyak gangguan seperti gangguan hubung singkat. Hubung singkat adalah terjadinya hubungan penghantar bertegangan atau penghantar tidak bertegangan secara langsung dan tidak langsung melalui media (resistor/beban) sehingga menyebabkan aliran arus yang tidak normal (sangat besar). Untuk itu perlu diproteksi dari semua gangguan agar peralatan listrik tidak sampai mengalami kerusakan. Akibat dari gangguan tersebut maka dapat menyebabkanhubung singkat satu fasa dengan tanah, fasa dengan fasa, hubung singkat 3 (Gambar 1), 2 fasa dengan tanah (Gambar 2), 3 fasa dengan tanah, fasa dan dapat bersifat temporer atau permanent (Stevenson, 1993). Pada umumnya sumber energi listrik seperti diesel generator perlu dilindungi agar penyaluran energi listrik tetap stabil.generator Diesel adalah sebuah mesin yang merubah energi mekanik menjadi energi listrik dimana diesel digunakan sebagai penggerak utama generator. Dalam memproteksi peralatan listrik tersebut, sebuah rele harus memiliki syarat antara lain keterandalan, selektivitas, sensitivitas, kecepatan kerja, ekonomis. Rele yang digunakan untuk mengatasi gangguan hubung singkat tersebut diantaranya OCR (over current relay) dan GFR (ground fault relay). Rele arus lebih adalah sebuah jenis rele proteksi yang bekerja berdasarkan prinsip besarnya arus input yang masuk ke dalam peralatan sensing rele. Apabila besaran arus yang masuk melebihi harga arus yang telah disetting sebagai standarkerja rele tersebut, maka rele arus ini akan bekerja dan memberikan perintah pada CB untuk memutuskan sistem. Rele gangguan tanah adalah suatu rele yang bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai setting pengaman tertentu dan dalam jangka waktu tertentu bekerja apabila terjadi gangguan hubung singkat fasa ke tanah. Dalam men-setting rele terlebih dahulu kita mengerti dan menganalisis tentang komponen simetris guna mendapatkan nilai impedansi hubung singkat dan arus hubung singkat. Kegunaan metoda komponen simetris adalah bahwa metoda ini mampu memecahkan persoalan-persoalan fasa banyak yang tidak seimbang dalam bentuk sistem yang seimbang. Dalam sistem tiga fasa seimbang, arus-arus dalam penghantar tiga fasa sama besarnya dan beda sudut fasa sebesar 120 o. Demikian pula yang terjadi pada tegangan fasa ke netral dan fasa ke fasa. Selain itu untuk menjaga kontinuitas penyaluran energi listrik maka perlu adanya sistem interkoneksi (Alstom, 2011). V a Z f V b I a Z f I b V c Z f I c Gambar 1 Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa Jurnal Reka Elkomika - 77

Tirza Nova, Syahrial Nilai arus hubung singkat tiga fasa adalah : I f3θ = I a =... (1) Dengan : Z 1 adalah impedansi urutan positif total Z f adalah impedansi gangguan V a V b Z f I b V c Gambar 2 Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa-Tanah Nilai arus hubung singkat satu fasa-tanah adalah : I f1θ = I a =... (2) Sistem interkoneksi kelistrikan merupakan sistem terintegrasinya seluruh pusat pembangkit menjadi satu sistem pengendalian. Jika suatu daerah memerlukan beban listrik yang lebih besar dari kapasitas bebannya maka daerah itu perlu beban tambahan yang harus disuplai dari 2 stasiun yang jaraknya cukup jauh. Agar diperoleh sistem penyaluran tenaga listrik yang baik, diperlukan sistem interkoneksi (IEEE PES, 1980). Aturan dasar yang benar untuk koordinasi rele secara umum yaitu: a. Bila memungkinkan gunakan rele dengan karakteristik yang sama dengan satu dan lainnya. b. Memastikan bahwa rele yang terjauh dari sumber memiliki pengaturan sama dengan atau kurang dari waktu rele sebelumnya. Artinya bahwa arus utama yang diperluan untuk mengoperasikan rele didepan selalu sama dengan atau kurang dari arus utama yang diperlukan untuk mengoperasikannya Penyetelan rele dimaksudkan untuk memberikan batas minimum dari besaran ukur agar rele bekerja. Gambar 3 menunjukkan karakteristik rele OCR standar IEC 60255. Berdasarkan karakteristik kerja arus waktu, rele arus lebih dibagi atas beberapa jenis, yaitu : 1. Definit yaitu rele arus lebih dengan penundaan waktu tertentu. 2. Invers yaitu rele arus lebih dengan penundaaan waktu terbalik. 3. Very Invers yaitu rele arus lebih dengan penundaan waktu sangat terbalik. 4. Extremely Invers yaitu rele arus lebih dengan penundaan waktu amat sangat terbalik. 5. Invers Definite Minimum IDMT yaitu rele arus lebih dengan penundaan waktu tertentu dan terbalik. 6. Instantaneous yaitu rele arus lebih dengan penundaan waktu sesaat. Jurnal Reka Elkomika-78

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR Pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X Gambar 3 Karakteristik Rele OCR standar IEC 60255 Tabel 1 di bawah ini merupakan IDMT yang memakai standar IEC 60255. Tabel 1 IDMT standar inverse yang memakai standar IEC 60255 Karakteristik Rele Standar IEC 60255 Standard Inverse (SI) T = TMS x Very Inverse (VI) Extremely Inverse (EI) Long time standart earth fault T = TMS x T = TMS x T = TMS x 2. METODE PERHITUNGAN Metode yang digunakan untuk mencapai berbagai koordinasi rele yang benar diantaranya menggunakan kombinasi waktu dan arus. Gambar 4 merupakan algoritma penelitian untuk melakukan setting rele. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah kombinasi antara arus dan waktu dengan standar IDMT (Inverse Definite Minimum Time ). Jurnal Reka Elkomika - 79

Tirza Nova, Syahrial start Input data sumber,kabel,trafo pada tiap SP Simulasi aliran daya untuk mendapatkan In tiap komponen daya Run TIDAK Data yang dimasukkan kurang lengkap YA Mendapatkan data In tiap komponen daya Menentukan CT berdasarkan In Mensimulasikan gangguan hubung singkat masingmasing bus dan feeder untuk melihat kerja rele Input data dalam OCR dan GFR Apakah telah terjadi koordinasi rele dengan baik dan benar? TIDAK Data yang dimasukkan kurang lengkap YA END Gambar 4 Algoritma Penelitian Untuk Melakukan Setting Rele Dalam menganalisis sistem daya listrik tersebut diperlukan beberapa parameter. Parameter tersebut digunakan untuk menganalisis arus load flow, analisa gangguan hubung tiga fasa dan gangguan fasa-tanah. Parameter-parameter tersebut antara lain. a. Sumber energi diesel generator sebanyak 8 unit 700 MVA 1200 MVA) b. Transfornator tiga fasa c. Rele arus lebih (OCR) dan Rele gangguan fasa-tanah (GFR) masing-masing 27 unit d. Current Transformer (CT) e. Circuit breaker (CB) f. Kabel tegangan menengah g. Frekuensi 50 Hz Pada penelitian ini dilakukan perhitungan aliran daya, gangguan hubung singkat, koordinasi rele OCR dan GFR serta melihat kurva koordinasi antar rele tersebut. Rele yang digunakan pada perhitungan adalah menggunakan standar invers. Jurnal Reka Elkomika-80

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR Pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X Gambar 5 Model Jaringan Sistem Daya Gambar 5 memperlihatkan konfigurasi rele OCR dan GFR pada sistem interkoneksi diesel generator. Setelah mendapatkan nilai dari arus load flow dan arus gangguan hubung singkat maka selanjutnya menghitung parameter yang diperlukan agar terjadi koordinasi yang baik antar rele. Setting rele pada umumnya meliputi setting arus dan setting waktu. Dimana hal tersebut berfungsi agar apabila terjadi gangguan maka rele akan secara baik bekerja (terkoordinasi) dalam melokalisir daerah yang terkena gangguan. 3. HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai cara perhitungan setting rele dan parameter apa saja yang perlu dicari (WECC, 1989). A. Rele Arus Lebih (OCR) a. Arus Nominal Arus nominal adalah arus kerja dari suatu peralatan listrik. In = = Dengan : = = Arus nominal A) = Daya semu (VA) = Tegangan (V ) b. Rasio CT Rasio CT ditentukan dari arus nominal peralatan atau dari kabel pada umumnya. Rasio CT = Jurnal Reka Elkomika - 81

Tirza Nova, Syahrial c. Arus yang mengalir melalui rele = x d. Arus kerja rele (Standar OCR 110% ) = 1.1 x e. Waktu operasi (ts) Time setting (ts) adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu pengaman ( rele ) untuk bekerja. = x TMS Dengan : TMS(Time Multiple Setting ) = standar waktu setting rele K = konstanta standar invers (0.14) = konstanta standar invers (0.02) Tabel 2 menunjukkan gangguan 3 fasa dan fasa tanah, Tabel 3 merupakan setting rele arus OCR dan sementara Tabel 4 Setting Rele GFR. Sedangkan Gambar 6 merupakan kurva koordinasi antar OCR hasil perhitungan dan Gambar 7 merupakan kurva koordinasi antar GFR. Tabel 2 Gangguan 3 Fasa dan Fasa Tanah Jurnal Reka Elkomika-82

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR Pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X Tabel 3 Tabel Setting Rele Arus OCR Gambar 6 Kurva koordinasi antar OCR B. Rele Gangguan Tanah (GFR) Dibawah ini akan diuraikan bagaimana men-setting GFR pada sistem daya. Jurnal Reka Elkomika - 83

Tirza Nova, Syahrial a. Arus setting primer = 10% x b. arus setting GFR = x c. Menghitung waktu setting relay GFR = x TMS Tabel 4 Setting Rele GFR Jurnal Reka Elkomika-84

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR Pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X Gambar 7 Kurva koordinasi antar GFR 4. ANALISIS Melalui pengujian yang dilakukan diperoleh nilai TMS antara rele utama dan rele bantu adalah 350 ms. Hal tersebut dimaksudkan agar kerja rele lebih terkoordinasi dimana artinya apabila terjadi gangguan hubung singkat maka rele utama akan lebih dahulu bekerja dan apabila rele utama gagal bekerja maka rele bantu akan bekerja ( sebagai back-up ). Dari hasil simulasi didapat waktu operasi rele rata-rata adalah 300 ms. Ketika simulasi dijalankan dapat dibuktikan bahwa dengan mengggunakan rele standar invers, maka untuk arus gangguan yang besar 13 ka waktu pemutusannya akan semakin singkat 100 ms dan untuk arus gangguan yang kecil 0.001 ka waktu pemutusan akan lama 300 ms. Selain itu untuk memproteksi generator rele tersebut bekerja sesuai dengan gangguan yang terjadi. Sehingga daerah yang tidak terkena gangguan dapat beroperasi secara normal dalam menyalurkan energi listrik. 5. SIMPULAN Dari hasil perhitungan dan analisa setting rele arus lebih (OCR) dan rele gangguan tanah (GFR) dengan menggunakan karakteristik normal inverse maka dapat disimpulkan bahwa rele-rele yang mempunyai waktu operasi (top) yang kecil akan beroperasi lebih cepat dalam melokalisir gangguan. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya arus gangguan hubung singkat tiga fasa dan fasa-tanah pada masing-masing feeder. Dimana terlihat untuk arus gangguan hubung singkat yang besar (13 ka) waktu pemutusannya lebih kecil 100 ms dan arus gangguan hubung singkat yang kecil (0.001 ka) waktu pemutusan 300 ms. Sehingga dapat dikatakan sistem yang telah dibuat mengindikasikan koordinasi rele OCR dan GFR bekerja secara baik. DAFTAR RUJUKAN Alstom (2011), Grid Network Protection & Automation Guide. Alstom Grid. IEEE Power Engineering Society (1980), Aplication and coordination of recloser, sectionalizer and fuse, New York. Stevenson J, William D. (1993), Analisa Sistem Tenaga Listrik, Edisi keempat. Erlangga. Jakarta. WECC (1989), Relaying Current Transformer Application Guide. Jurnal Reka Elkomika - 85