PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

HASIL SURVEY KEPUASAN DOSEN DAN KARYAWAN TAHUN 2014 AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

PANDUAN PENYUSUNAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun oleh Nama : Novian Fitri Nurani NIM : Prodi : Pendidikan Biologi

NAMA : NIM : PRODI : ANGKATAN : T.A. DOSEN PA : 1

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PENGUMUMAN BEASISWA PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (PPA) DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK (BBP-PPA) TAHUN 2014

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

LAPORAN PROGRAM KERJA LABORATORIUM KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

PEDOMAN UMUM PEREKRUTAN TENAGA ADMINISTRASI AKADEMIK

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR UNTUK MEMBANTU PEMILIHAN JURUSAN PESERTA DIDIK KELAS X MAN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

DISTRIBUSI MATA KULIAH PER SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkungan sekolah lanjutan atas. Sebagai konsekuensinya mahasiswa wajib

PENERAPAN MODEL KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA SERING TIDAK MASUK SEKOLAH KELAS X SMK NU LASEM REMBANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN. Disusun oleh: Ahmad Zahry Mujadid Pendidikan Seni Musik

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA

Perpustakaan Informasi mengenai perpustakaan di UB.

A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

BAB I P E N D A H U L U A N. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 11 MAGELANG KOTA MAGELANG

Sigit Sanyata

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

Gunungkidul, 12 September Penyusun, Tera Paramita

PENERAPAN MODEL KONSELING REALITA UNTUK MENGATASI SISWA MEMBOLOS DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS XI IPS 3 SMA N 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PEDOMAN PEMBIMBINGAN AKADEMIK POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

STANDARD OPERATING PROCEDURE PERKULIAHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

BAB V PENUTUP. karir dengan contoh beragam pada masing-masing kategori. Kualifikasi

Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1 P P L U N Y

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

BAB I PENDAHULUAN. terhadap laju pendidikan di sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMP dan

BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013

BAB V PEMBAHASAN. 1. Aktivitas Program BK di MA Imam Syafi i Pakal Surabaya. Dalam proses Pendidikan, khususnya di sekolah, Mortensen dan

Oleh : Sugiyatno, M.Pd

PERATURAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG Nomor: 362 /PER/SM.200/J.4.9/02/2014

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

DEFINSI MODEL PERANGKAT ASUMSI, PROPORSI, ATAU PRINSIP YANG TERVERIFIKASI SECARA

STANDARD OPERATING PROCEDURE PEMBIMBINGAN AKADEMIK

Beri putra putri Anda awal yang tepat untuk masuk universitas

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 3 UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

I. PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Identitas Program Studi

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah, 2008)

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 BATANG KABUPATEN BATANG

BAB V PENUTUP. berupa wawancara dan dokumentasi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN DIREKTORAT P2TK DIKDAS 2014

ORGANISASI DAN TATA KELOLA

BAB I PENDAHULUAN. suatu sekolah dikatakan berhasil jika ia mendapatkan nilai yang bagus dan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 3 TEGAL

STANDART MUTU AKBID HARAPAN MULYA PONOROGO TAHUN 2014/2015

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR MONITORING PELAKSANAAN PERKULIAHAAN DAN PRAKTIKUM

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 di SMK N 9 SEMARANG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMA NEGERI 5 SEMARANG Jalan Pemuda No. 143 Semarang Jawa Tengah Telp (024) Mata Pelajaran Seni Musik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMP NEGERI 7 KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

PENGENALAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 MAGELANG. Disusun oleh : Nama : Dewi Prasetyo Susanti NIM : Prodi : PPKn

V1. SIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

Transkripsi:

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO Jl. Batoro Katong No. 30 Ponorogo Jawa Timur. Telp/Fax: (0352) 489171 Web: akbidharapanmulya.ac Email : akbidharapanmulya@gmail.com i

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas perkenan-nya penyusunan Pedoman Bimbingan dan Konseling bagi Mahasiswa ini dapat diselesaikan dengan baik. Pedoman Bimbingan dan Konseling Mahasiswa ini dapat digunakan untuk dijadikan dasar pelaksanaan bimbingan dan konseling kepada mahasiswa baik oleh Unit Bimbingan Konseling maupun Dosen Pembimbing Akademik dalam lingkup Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Dalam kesempatan ini kami sebagai tim penyusun mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam penyusunan Pedoman Bimbingan dan Konseling Mahasiswa ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan, karena itu kritik kontruktif, saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Ponorogo, 2 Agustus 2013 Direktur, Akbid Harapan Mulya Ponorogo Hariyanto, M.Pd ii

DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata pengantar... ii Daftar Isi..... iii Surat Keputusan... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Bimbingan Konseling... 2 1.3 Fungsi Bimbingan Konseling... 3 1.4 Ruang Lingkup Bimbingan Konseling... 4 BAB II TATA LAKSANA... 6 2.1 Program Bimbingan Konseling oleh Unit Bimbingan Konseling... 6 2.2 Program Bimbingan Konseling oleh Pembimbing Akademik... 8 2.3 Kolaborasi Unit Bimbingan Konseling dan Pembimbing Akademik.. 8 BAB III PENUTUP... 10 iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik termasuk dalam hal ini adalah mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam perkembangan pribadi, pola dan ketrampilan dalam interaksi social, manajemen belajar dan penetapan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan pada norma-norma yang berlaku. Mahasiswa dituntut untuk mampu beradaptasi dengan tepat dan cepat baik itu berkaitan dengan kegiatan akademik maupun non akademik. Mahasiswa adalah pribadi yang memiliki keunikan tersendiri yang mana satu sama lain sangat berbeda. Sehingga memerlukan perlakuan dan pendampingan yang tidak sama. Sesuai dengan pernyataan dari Alfred Adler seorang ahli psikologi Individual yang terkenal ungkapan Individual Deferences bahwa manusia tidak ada yang sama, masing-masing memiliki perbedaan dan keunikan sendiri. Kegiatan pembelajaran di bangku kuliah khususnya Kebidanan memerlukan energi yang besar dalam menjalani setiap prosesnya mulai dari kegiatan perkuliahan di dalam kampus, praktikum di laboratorium, ujian, maupun praktek lapangan. Disamping itu mahsiswa dituntut juga untuk mampu beradaptasi sesuai dengan tahap perkembangannya baik itu bekenaan dengan kesehatan fisik, keuangan, keluarga, hubungan social, hubungan 1

psikologis yang berkaitan secara pribadi, moral dan religi, karir dan masa depan serta kurikulum dan system pembelajaran yang diterapkan di kampus. Beberapa kondisi tersebut terkadang menjadi sumber stress bagi mahasiswa. Setiap pribadi memiliki tingkat ketahanan berbeda dalam menghadapi stress. Mahasiswa terkondisikan harus tetap prima namun terkadang mahasiswa berada dalam kondisi stagnant dan tidak bisa berbuat apa- apa terkait dengan kondisi tersebut. Tentunya hal ini jika dibiarkan tanpa penanganan yang baik dan cepat bisa berdampak negatif terhadap kelancaran studi mahasiswa. Maka dari itu perlu ada pembimbing akademik yang bertanggung jawab mendampingi mahasiswa sampai masa studinya selesai serta unit bimbingan konseling yang bisa memberikan pelayanan secara berkesinambungan baik secara perorangan maupun kelompok. Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo ingin menghantarkan semua mahasiswa menuju gerbang kesuksesan dengan kompetensi bidan yang cerdas dan tanggap terhadap perubahan. Memiliki pribadi yang kuat dan tangguh serta moral yang baik, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 1.2 Tujuan Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan Konseling di Akbid Harapan Mulya Ponorogo bertujuan untuk (1) memandirikan mahasiswa dan mengembangkan potensinya secara optimal (2) memiliki life skill dalam aktivitas sehari-hari (3) meningkatkan prestasi akademik dengan konsentrasi pada manajemen diri dan belajar (4) pemantapan karir 2

1.3 Fungsi Bimbingan dan Konseling 1. Pemahaman, yaitu membantu mahasiswa agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Individu diharapkan mampu mengembangkan potensi dirnya secara optimal, menyesuaikan diri dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif 2. Preventif, yaitu upaya Konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh mahasiswa. 3. Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memfasilitasi perkembangan mahasiswa. Bagian Unit Bimbingan konseling bekerjasama dengan bagian atau unit lain di Akbid Harapan Mulya Ponorogo untuk membentuk program atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan demi kemajuan mahasiswa. 4. Perbaikan, yaitu pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar maupun karir. 5. Penyaluran, yaitu berfungsi membantu mahasiswa untuk memilih kegiatan ekstra diluar kegiatan akademis yang menunjang perkembangan diri, membantu memantapkan pilihan karir yang akan dipilih sesuai dengan orientasi karir mahasiswa 6. Adaptasi, yaitu memberikan informasi kepada dosen, pembimbing akademik dan pelaksana pendidikan yang lain tentang kemampuan, bakat, minat, kebutuhan mahasiswa dan segala hal yang berkenaan dengan 3

mahasiswa. Sehingga pelaksana pendidikan, dosen maupun pembimbing akademik mampu memperlakukan mahasiswa dengan tepat. 7. Penyesuaian, yaitu membantu mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan kontruktif terhadap program pendidikan, peraturan, norma agama 1.4 Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling 1. Pelayanan bimbingan dan konseling oleh Unit Bimbingan Konseling, yaitu: Memberikan bimbingan dan konseling di dalam kelas setiap semester 2 kali (4 kali dalam satu tahun) Memberikan bimbingan dan konseling secara personal setiap hari dalam jam kerja dan atau di luar jam kerja dengan kesepakatan tersendiri antara konselor dengan mahasiswa Melaksanakan bimbingan dan konseling secara kelompok jika memang dirasa perlu untuk optimalisasi perkembangan mahasiswa Melaksanakan kunjungan rumah (home visit) jika memang permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa mengalami kebuntuan di tingkatan akademis sehingga perlu adanya komunikasi secara terbuka dengan mahasiswa dan wali mahasiswa. 2. Bimbingan dan Konseling oleh Pembimbing Akademik (PA), yaitu : Bimbingan awal semester, dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun Ujian tengah semester (UTS), dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun Ujian Akhir Semester (UAS), dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun Praktek, dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun 4

Ujian Tahap (UHAP), dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun 5

BAB II TATA LAKSANA 2.1 Program Bimbingan Konseling oleh Unit Bimbingan Konseling Unit Bimbingan Konseling Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo dalam operasionalnya diampu oleh seorang Kepala Unit berdasarkan Surat Keputusan Direktur. Unit Bimbingan Konseling dibentuk untuk menunjang perkembangan mahasiswa baik dari segi akademis maupun non akademis. Pelayanan bimbingan konseling diberikan kepada mahasiswa sesuai dengan kebutuhan yang bersangkutan dan program yang diagendakan oleh Unit Bimbingan konseling itu sendiri. 1) Pelayanan bimbingan konseling dalam bentuk pertemuan di dalam kelas sebanyak 2 kali dalam satu semester. Jadwal pertemuan diajukan oleh Unit BK kepada Direktur melalui persetujuan Pembantu Direktur III. Jadwal tersebut mengacu pada ketersediaan waktu di luar pembelajaran akademis yang terjadwal oleh bagian BAAK sehingga tidak berbenturan dengan jadwal perkuliahan. Kegiatan ini dilengkapi dengan SAP (Satuan Acara Pembelajaran) 2) Pelayanan bimbingan konseling oleh Unit BK bisa dilaksanakan setiap hari dalam jam kerja dan atau di luar jam kerja tergantung pada kebutuhan mahasiswa dan adanya kesepakatan waktu dengan pengampu unit BK. Beberapa ketentuan yang harus terpenuhi sbb : a) Setiap mahasiswa yang berkunjung ke Ruang Bimbingan konseling harus mengisi buku kunjungan mengenai keperluannya. Jika 6

pertemuan tersebut dirasa kurang bisa dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. b) Jika pertemuan pertama memerlukan penanganan lebih lanjut, unit BK akan menjadwalkan pertemuan berikutnya untuk melakukan follow up c) Unit BK akan mengkoordinasikan dengan bagian, unit, pembimbing akademik atau pengampu kepentingan lain yang berkaitan langsung dengan permasalahan mahasiswa dengan tetap menerapkan azas rahasia d) Pertemuan di luar jam kerja bisa dilakukan dengan kesepakatan waktu tertentu antara mahasiswa dan pengampu BK 3) Pengampu Bimbingan konseling memberikan pelayanan bimbingan konseling secara kelompok jika : a) Permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa berkaitan dengan beberapa pihak sehingga perlu adanya klarifikasi. b) Pemantapan materi secara optimal pada kelompok kecil mahasiswa 4) Home visit. Kunjungan rumah (home visit) dilaksanakan ika permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa belum terselesaikan karena ketidakhadiran mahasiswa sehingga kegiatan akademis mengalami vakum tanpa keterangan yang pasti dan bisa dipertanggungjawabkan. Home visit dilakukan setelah unit BK mengajukan kepada Direktur melalui Pembantu Direktur III. Kunjungan rumah dilaksanakan oleh unit BK didampingi Pembimbing Akademik dari mahasiswa yang bersangkutan. Home visit ini dilengkapi denngan surat tugas dari Direktur. Hasil home visit disampaikan kepada 7

Pembantu Direktur III dan Direktur terkait dengan bentuk kebijakan yang akan diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan. Setiap kegiatan pelayanan bimbingan konseling yang memerlukan lebih dari satu kali pertemuan dicatat dalam buku khusus konseling. Sehingga data mahasiswa beserta hasil konseling dapat terdokumentasi dengan baik dan bisa dipergunakan sebagaimana mestinya. 2.2 Program Bimbingan Konseling oleh Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Direktur. Setiap Pembimbing Akademik mengampu sebanyak 32 mahasiswa. Kegiatan bimbingan konseling oleh Pembimbing Akademik mencakup persiapan fisik, mental, perlengkapan akademis yang dibutuhkan, sikap dan perilaku. Kegiatan ini rutin dilaksanakan pada saat, (1) bimbingan awal semester (2) UTS (3) UAS (4) Praktek (5) UHAP dengan frekuensi 2 kali dalam satu tahun. Pembimbing akademik bisa mengagendakan pertemuan dengan mahasiswa baik secara personal maupun kelompok di luar agenda rutin tersebut dengan kesepakatan waktu bersama. Mahasiswa diberikan kesempatan bertemu dengan pembimbing akademik di luar jadwal rutin untuk sharing maupun kegiatan bimbingan dan konseling. Pembimbing akademik melakukan koordinasi dengan bagian, unit, atau pengampu kepentingan lain yang berkaitan dengan proses pembimbingan mahasiswa 2.3 Kolaborasi Unit Bimbingan Konseling dan Pembimbing Akademik Unit Bimbingan Konseling dan Pembimbing Akademik merupakan kesatuan yang sinergis dalam optimalisasi perkembangan mahasiswa baik dalam sisi akademis maupun non akademis. Mahasiswa memiliki hak dan 8

kewajiban yang berimbang dalam menerima pelayanan baik dari unit BK maupun dari PA. Mahasiswa memiliki kebebasan yang bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan bimbingan konseling baik dengan PA maupun BK. Pembimbing akademik dan BK bekerjasama dalam membantu mengembangkan potensi mahasiswa, menolong mahasiswa untuk bertanggungjawab dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, membantu memantapkan pemilihan karir maupun jenjang pendidikan lanjut. Pembimbing akademik dalam tugasnya memberikan pendampingan kepada mahasiswa, jika mengalami kendala yang tidak bisa diselesaikan di tingkatan PA maka bisa melakukan pelimpahan kepada Unit BK dengan disertai beberapa catatan yang bisa memberi arahan, pedoman maupun petunjuk atas permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa yang bisa digunakan oleh BK untuk proses bimbingan konseling selanjutnya. Unit Bimbingan Konseling dalam menjalankan tugasnya dalam memberikan pendampingan kepada mahasiswa jika dirasa perlu dan penting harus berkoordinasi dengan Pembimbing PA secara berkesinambungan sehingga antara PA dan BK memiliki kesamaan pemahaman atas kondisi yang dihadapi oleh mahasiswa. Pembimbing akademik dan unit bimbingan konseling secara bersama-sama bisa melakukan koordinasi dengan Pembantu Direktur III atau Pudir I dan Pudir II maupun Direktur sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa untuk pengambilan kebijakan yang akan diberikan kepada mahasiswa. 9

BAB III PENUTUP Demikian Pedoman Bimbingan Konseling ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya pada unit bimbingan konseling dan pembimbing akademik di lingkup Akademi Kebidanan Harapan Mulya Ponorogo. Ucapan terima kasih tak terhingga bagi pihak yang telah membantu terselesaikannya buku pedoman ini. Harapan kami, semoga buku pedoman bimbingan konseling ini dapat bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa pada khususnya. 10