Jaring Angkat

dokumen-dokumen yang mirip
Perikanan: Armada & Alat Tangkap

Alat Lain. 75 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

PENGANTAR ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN:

HAND OUT: 03 Pengolahan Data Perikanan. Total SKS: 2 (1 1) Fasilitator:

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.06/MEN/2010 TENTANG

ALAT PENANGKAPAN IKAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

BUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 656 TAHUN 2003

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN TAHUN 2014

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Kapal / Perahu

PAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM METODE PENANGKAPAN IKAN

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

KAJIAN KONSTRUKSI DAN LOKASI JARING WARING TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN TERPERANGKAP IKAN HIU PAUS (Rhincodon typus) DI SELAT MADURA

PURSE SEINE (PUKAT CINCIN)

Karakteristik Perikanan Laut Indonesia

Definisi alat penangkap ikan: sarana dan perlengkapan atau bendabenda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan Pengertian sarana: sarana apung

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

2 Mengingat b. bahwa untuk itu perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Kelautan dan

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2004 SERI C NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

KAPAL IKAN PURSE SEINE

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2/PERMEN-KP/2015 TENTANG

MAKALAH ALAT TANGKAP DRIVE IN NETS

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lift Net & Traps. Ledhyane Ika Harlyan. Dept. of Fisheries Resources Utilization and Marine Science Fisheries Faculty, Brawijaya University 1

KLASIFIKASI ALAT / METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)

METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)

Gambar 2. Konstruksi pancing ulur Sumber : Modul Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2008

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

5 PEMBAHASAN 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

BUKU PEDOMAN DAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM METODE PENANGKAPAN IKAN

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Buku Panduan Praktikum Metode Penangkapan Ikan 2015 PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Metode Penangkapan Ikan

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

DRIVE IN NET, LIFT NET

Sistem Perikanan Tangkap Ramah Lingkungan sebagai Upaya Menjaga Kelestarian Perikanan di Cilacap

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR : 11 TAHUN 2001 TENTANG

5 PEMBAHASAN 5.1 Proses penangkapan pada bagan rambo

BAB VI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN OLEH NELAYAN KARIMUNJAWADAN NELAYAN JEPARA

BUKU PEDOMAN DAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM METODE PENANGKAPAN IKAN

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

BAB III KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN JEPANG

mungkin akan lebih parah bila tidak ada penanganan yang serius dan tersistem. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan mengakibatkan tekanan yang luar

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Buku Saku Alat Tangkap Bagi Pengolah Data

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.06/MEN/2010 TENTANG

BAB III BAHAN DAN METODE

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan

BUKU PEDOMAN DAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM METODE PENANGKAPAN IKAN

BUKU PEDOMAN DAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM METODE PENANGKAPAN IKAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2011 TENTANG

Sejarah Peraturan Perikanan. Indonesia

Fishing Methods: Gillnetting. By. Ledhyane Ika Harlyan

BUKU PEDOMAN DAN LEMBAR KERJA PRAKTIKUM METODE PENANGKAPAN IKAN

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;

Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON

Bentuk baku konstruksi pukat tarik lampara dasar

BAB I PENDAHULUAN. nilai ekonomi yang sangat besar untuk kesejahteraan rakyat, terutama para

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya Ikan Pelagis

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENANGKAPAN IKAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bentuk baku konstruksi pukat tarik cantrang

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMASANGAN DAN PEMANFAATAN RUMPON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tentang kerusakan alam diabadikan dalam Al-Qur an Surah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5 PEMBAHASAN 5.1 Performa Fyke Net Modifikasi

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

THE FEASIBILITY ANALYSIS OF SEINE NET THE MOORING AT PORT OF BELAWAN NORTH SUMATRA PROVINCE

STUDI PEMANFAATAN TEKNOLOGI RUMPON DALAM PENGOPERASIAN PURSE SEINE DI PERAIRAN SUMATERA BARAT. Oleh : Universitas Bung Hatta Padang

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Transkripsi:

a. Jermal Jermal ialah perangkap yang terbuat dari jaring berbentuk kantong dan dipasang semi permanen, menantang atau berlawanlan dengan arus pasang surut. Beberapa jenis ikan, seperti beronang biasanya bergerak mengikuti arus pasang surut. Pada saat pasang, ikan akan bergerak ke arah pantai, mencari makan di sekitar padang lamun. Pada saat air surut, ikan mencari jalan menuju ke wilayah yang lebih dalam. Migrasi balik ini dihadang sedemikian rupa sehingga gerombolan ikan terjerat pada ujung jaring jermal. Gambar 4.6 Alat perangkap jenis jermal, ujung perangkap dibuat dari jaring yang bisa diangkat sewaktu-waktu. Pada ujung perangkap bisa dilengkapi dengan rumah tinggal sementara. 4.3.2.4 Jaring Angkat Kontruksi alat jaring Angkat umumnya berupa jaring halus berbentuk segi empat, dibentangkan di dalam air secara horizontal dengan menggunakan rangka bambu atau digantungkan dengan menggunakan tali. Ikan-ikan akan berkumpul di atas jaring karena tertarik oleh sinar lampu maupun karena faktor lainnya. Setelah ikan berkumpul, tali pada setiap ujung jaring ditarik ke atas, bersamaan dan secara perlahan-lahan. 68 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Gambar 4.7 Jenis Bagan Perahu (Mobile Lift-Net) dan Bagan Tancap (Set Lift-Net). Sisa bahan yang tersisa dari Bagan Tancap bisa berbahaya bagi perahu yang melintas di atasnya (foto oleh Andreas Muljadi). Bagan ialah salah satu jenis alat jaring angkat yang paling dikenal di Indonesia. Hampir semua Bagan dilengkapi dengan lampu untuk menarik gerombolan ikan berkumpul di atas jaring Bagan. Oleh karena itu Bagan disebut juga perikanan lampu dan dioperasikan pada saat malam hari. Pemasangan Bagan bisa dilakukan secara permanen di dekat pantai (Fixed Lift net) maupun secara berpindah (mobile Lift net) yang di Indonesia dikenal dengan sebutan Bagan Perahu. Operasi penangkapan dengan Bagan lebih banyak dilakukan pada saat bulan mati atau sebelum munculnya bulan. Pada saat terang bulan, sinar lampu tidak bisa mengumpulkan ikan secara maksimal. Target utama dari Bagan ialah ikan teri dan ikan-ikan permukaan (pelagis kecil) lainnya yang tertarik pada lampu. Bagan Tancap ialah bentuk Jaring Angkat yang cara pemasangannya dilakukan secara menetap pada suatu tempat dekat pantai atau tempat lainnya pada perairan yang dangkal. Konstruksi tiang pancang Bagan paling banyak dibuat dengan menggunakan bambu. Di bagian atas sering dibuat atap rumah untuk nelayan tinggal sementara. Sering kali nelayan juga membuat tempat menjemur ikan hasil tangkapan dan tempat memasak. Operasi Bagan Tancap biasanya dilakukan selama beberapa hari. Setiap operasi, nelayan membawa perbekalan makan dan garam untuk pembuatan ikan asin. Umur Bagan Tancap biasanya sesuai dengan kekuatan umur bambu di dalam air. Setelah rusak, bahan-bahan yang tersisa sering ditinggalkan oleh pemiliknya sehingga bisa mengganggu alur pelayaran nelayan. Pemerintah beberapa wilayah di Kalimantan Timur merasakan masalah pelayaran yang mulai terganggu karena penempatan Bagan Tancap yang tidak beraturan. Hal ini bisa mengganggu alur pelayaran dan menyebabkan kecelakaan di laut. Pemerintah, oleh karena itu, mulai mengatur penempatan bagan pada zona tetentu saja agar tidak mengganggu. 69 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

4.3.2.5 Muro Ami Muro Ami ialah jaring yang dioperasikan di daerah terumbu karang untuk menangkap ikanikan karang atau yang terkait dengan terumbu karang. Setelah jaring diletakkan, beberapa nelayan turun untuk mengganggu dan menghalau ikan ke arah mulut jaring. Umumnya nelayan yang berenang menggunakan daun kelapa, kayu atau bambu sebagai alat penghalau. Beberapa nelayan bisa juga berenang sambil memukulkan batu untuk menimbulkan suara gaduh. Muro Ami masih menjadi alat yang penting terutama di Indonesia bagian Timur karena terumbu karangnya masih cukup baik. Operasi Muro Ami memerlukan tenaga nelayan yang cukup intensif, terutama nelayan yang bertugas untuk menghalau ikan. Hasil tangkapan terutama ialah jenis ikan ekor kuning, kerapu, kakap dan jenis ikan karang lainnya. Jika beruntung nelayan akan mendapatkan ikan kerapu hidup yang berniai ekonomis tinggi. 4.3.2.6 Jaring Insang Jaring insang pada dasarnya ialah sebidang jaring yang dioperasikan sedemikian rupa untuk menghadang pergerakan gerombolan ikan (sesuai atau melawan arus). Ikan diharapkan terjerat pada mata jaring dengan sistem: terjerat pada kepala bagian depan (snagged), terjerat pada insang (gilled), terjerat pada bagian sirip punggung (wedged) maupun terpuntal (entangled). Dengan demikian penamaan jaring insang sebenarnya tidak spesifik untuk ikan yang terjerat pada insang saja. Jaring Insang termasuk jenis alat tangkap yang pasif dan selektif. Jaring tidak bergerak, sebaliknya, ikan yang akan masuk dan berusaha melewati mata jaring sehinga terjerat atau terpuntal. Dia hanya menangkap ikan-ikan pada kisaran ukuran tertentu sesuai dengan ukuran mata jaring. Alat tangkap Jaring Insang digunakan pada hampir semua daerah di Indonesia. Nama yang paling umum digunakan adalah Gill Net atau Jaring Insang. Hasil tangkapan terutama ikan-ikan permukaan seperti tongkol. Namun ada juga jenis Jaring Insang yang khusus ditujukan untuk menangkap udang dan ikan dasar lainnya. Jaring insang bisa dioperasikan secara beragam dipasang secara permanen tidak bergerak (fixed Gill net), juga bisa dioperasikan hanyut mengikuti arus. Pada Jaring Insang Tetap, jaring dilengkapi dengan pemberat sampai dasar, agar tidak mengikuti arus. Sesuai dengan ikan yang menjadi target penangkapan, Jaring Insang juga bisa dioperasikan pada permukaan, pada kolom air ataupun di dasar. Hal ini dilakukan dengan mengatur kekuatan antara pemberat dengan pelampung pada bagian atas jaring. Jaring Insang bisa dioperasikan secara melingkar untuk mengurung gerombolan ikan. Hal ini terutama dilakukan jika lebar jaring mencapai dasar perairan, sehingga sedikit kemungkinan ikan terlepas melalui bawah jaring. Ketika jaring ditarik secara perlahan, pergerakan ikan akan semakin terbatas dan akhirnya terjerat atau terpuntal pada jaring. Jaring Insang termasuk jenis alat yang selektif. Kelemahan dari alat ini adalah ketika mengambil ikan hasil tangkapan harus dilakukan satu per satu sehingga tidak efisien dan sering merusak jaring. 70 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Gambar 4.8 Jaring Insang atau Gill Net termasuk kategori alat yang selektif, namun sulit pada saat melepaskan ikan dari jaring (Foto: diambil dari nelayan Wakatobi dan Manokwari). 4.3.2.7 Pukat Lingkar Pukat Lingkar ialah jaring yang dioperasikan secara melingkar dan mengurung gerombolan ikan. Jenis alat ini dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan keberadaan purse line, tali kolor, pada bagian bawah jaring. Alat yang dilengkapi dengan tali kolor memungkinkan untuk segera menutup bagian bawah jaring (membentuk mangkok), sehingga mengurangi kemungkinan ikan yang sudah terkurung untuk meloloskan diri melalui bagian bawah jaring. Alat ini disebut purse seine, kursin, jaring slerek atau pukat cincin. Jenis yang tidak dilengkapi dengan tali kolor sering disebut dengan istilah lampara. Pukat Lingkar dirancang khusus untuk menangkap ikan-ikan permukaan (kelompok pelagis kecil), seperti ikan kembung, layang, lemuru, tembang, kuwe atau tongkol. Purse seine sangat umum digunakan di Perairan Selat Bali untuk menangkap jenis ikan Lemuru. Namun alat ini juga digunakan pada hampir seluruh perairan Indonesia. 71 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Gambar 4.9 Prototipe jaring Pukat Cincin (Purse seine). Kunci keberhasilan operasi ditentukan oleh kecepatan untuk menarik tali kolor bagian bawah sehingga jaring membentuk kantong (Foto: nelayan Wakatobi dan Brunae, oleh Purwanto dan Peter J. Mous). 4.3.2.8 Pukat Kantong/Seine Net Konstruksi alat Pukat Kantong pada dasarnya tidak berbeda dengan Pukat Harimau. Perbedaan mendasar terletak pada cara operasi dan penggunaan alat bantu pembukaan mulut jaring. Operasi Pukat Kantong tidak bersifat aktif seperti pukat harimau. Ketika seluruh badan jaring dan tali utama sudah dilepas, pukat kantong tidak dihela. Jadi luas bidang datar yang disapu hanya sepanjang tali utama. Pukat Kantong bisa dioperasikan untuk menangkap ikan-ikan permukaan maupun ikan-ikan dasar. Untuk kepentingan menangkap ikan-ikan permukaan, mulut jaring bagian atas dipasangi pelampung yang lebih besar sampai mulut jaring bisa terapung di atas permukaan. Sedangkan untuk menangkap ikan-ikan dasar akan dipasang pemberat pada mulut jaring bagian bawah yang lebih besar atau pemasangan pelampung yang lebih kecil. Operasi Pukat Kantong untuk ikan-ikan permukaan biasanya dibantu dengan pemasangan rumpon yang dilengkapi lampu di bagian atasnya. Rumpon ini bisa dirancang sebagai rumpon tetap atau rumpon hanyut yang ditambatkan pada perahu kecil. Nama lokal pukat kantong berbeda sesuai dengan daerahnya. Di beberapa tempat seperti Utara Jawa dan Sumatera, Pukat Kantong permukaan disebut Payang atau Lampara, sedangkan di tempat lain seperti Madura disebut Oras. Dogol adalah nama daerah untuk Pukat Kantong di daerah Utara Jawa yang bertujuan untuk menangkap ikan-ikan dasar. Konstruksi dari alat tangkap Dogol mirip dengan alat tangkap Danish Seine sehingga nama Dogol sering digunakan sebagai terjemahan langsung untuk Danish Seine. Di daerah Madura dan Jawa Utara Bagian Timur, Dogol juga sering disebut dengan nama Payang Hitam. Seperti pada Payang, Dogol juga termasuk jenis alat yang tidak aktif, tidak seperti Trawl. Pada ujung sayap jaring dipasang besi batangan yang dihubungkan dengan tali utama, dengan tujuan untuk mempertahankan mulut jaring bagian atas tetap menghadap ke permukaan. Target utama dari alat Dogol adalah Udang dan ikan-ikan dasar seperti Peperek, Manyung, Biji Nangka dan Kuniran. 72 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Bentuk paling tradisional dari Pukat Kantong di Indonesia adalah Pukat Pantai (Beach Seine) dan Pukat Perahu (Boat Seine). Pukat Pantai di berbagai daerah disebut juga dengan istilah Jaring Tarik. Operasi Pukat Pantai dimulai dengan mengikat salah satu ujung tali sayap di pantai. Selanjutnya tali di ulur ke arah tengah laut dengan menggunakan jukung. Setelah tali sayap habis (sekitar 400 m), tali dihubungkan dengan ujung sayap dan dilanjutkan dengan melepaskan jaring. Ujung sayap kedua diikatkan dengan tali utama kedua dan dibawa ke arah pantai dengan bantuan jukung. Dari pantai, kedua ujung tali ditarik dengan menggunakan tenaga manusia. Alat ini ditemukan pada hampir seluruh wilayah di Indonesia, terutama pada lokasi dimana kurang memungkinkan untuk menggunakan teknologi yang lebih tinggi. Jenis Pukat Kantong yang sederhana lainnya adalah Pukat Perahu. Konstruksi alat ini sama dengan Jaring Tarik, hanya penarikan jaring dilakukan dari atas perahu, namun masih menggunakan tenaga manusia. Sedangkan pada Dogol, penarikan jaring umumnya dilakukan dengan menggunakan alat bantu Gardan. Gambar 4.10 Pukat Pantai (Beach Seine) atau jaring tarik, dioperasikan dari pantai; Pukat Kantong (kanan atas) dioperasikan dengan menggunakan perahu kecil (Foto: operasi jaring tarik di Prigi, Trenggalek Jawa Timur) 4.3.2.9 Pukat Harimau/Trawl Berdasarkan Keputusan Presiden No. 39 tahun 1980, alat tangkap Pukat Harimau (Trawl) sudah dilarang beroperasi di Indonesia. Walaupun sudah mengalami modifikasi, alat tangkap ini masih ditemukan di beberapa tempat. Pada tahun 2005 dibuatlah standar konstruksi Pukat Tarik Dasar Kecil yang termasuk dalam kategori Pukat kantong. Oleh karena itu ada baiknya kalau kita mempelajari bentuk umum dari alat tangkap Pukat Harimau ini. 73 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Pukat Harimau (Trawl) adalah jaring yang berbentuk kantong, dioperasikan secara aktif, dihela oleh satu atau dua kapal dalam jangka waktu tertentu. Ukuran mata jaring pada ujung kantong (codend) lebih kecil dibandingkan mata jaring pada bagian sayap depan. Pukat Harimau bisa dioperasikan di dasar perairan (Bottom Trawl), wilayah kolom air (Mid-Water Trawl) maupun permukaan (surfacewater Trawl). Hal ini bisa dilakukan dengan mengatur pemberat pada mulut jaring bagian bawah dan pelampung pada mulut jaring bagian atas. Pengaturan pemberat dan pelampung pada mulut jaring juga berfungsi untuk mengatur pembukaan mulut jaring secara vertikal. Pembukaan mulut jaring secara horizontal dilakukan dengan menggunakan Otter Board pada kedua sisi tali ris. Ketika jaring ditarik, arus air yang berlawanan dengan otter board akan mendorong otter board melebar secara maksimum ke arah samping. Jika ukuran jaring terlalu besar, dia bisa ditarik dengan menggunakan dua kapal secara bersamaan. Metode operasi ini relatif jarang dilakukan karena kurang praktis di lapangan. Membukanya mulut jaring Trawl secara melebar juga bisa dilakukan dengan meletakkan beam, plat besi, pada mulut jaring bagian atas. Pembukaan melebar mulut jaring tergantung dari panjangnya ukuran beam. Mulut jaring bagian bawah berada di belakang beam. Pada mulut jaring bagian bawah dipasang rantai pengejut, sejenis pemberat untuk menggaruk dasar. Dengan cara ini, udang atau ikan dasar akan merespon ke atas dan terperangkap masuk ke bagian kantong atau cod-end. Jika tenaga kapal penarik cukup besar dan ukuran jaring Trawl ralatif kecil, maka kapal bisa memasang rigger, penarik ganda, masing-masing pada bagian sisi lambung kapal. Alat Trawl jenis ini disebut double-rig Trawl. Satu kapal juga bisa menarik dua Trawl sekaligus dengan cara yang berbeda. Cara operasi seperti ini disebut otter twin Trawl, dan membutuhkan hanya satu rigger. Pukat Harimau secara dominan ditujukan untuk menangkap ikan-ikan dasar, terutama udang yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Operasi alat ini dilakukan pada habitat dasar yang tidak keras, seperti pasir atau lumpur. Penggunaan alat ini pada dasar yang keras seperti karang, akan menyebabkan kerusakan pada jaring. Di Indonesia jenis alat tangkap ini banyak beroperasi di wilayah Sumatera bagian timur, Kalimantan, Laut Jawa dan Papua bagian Barat. 74 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap