KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN NOMOR : 02592/B/SK/VIII/91 T E N T A N G PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

dokumen-dokumen yang mirip
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK N0M0R 382/MENKES/PER/VI/ 1989 TENTANG PENDAFTARAN MAKANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

E N T A N G PENILAIAN KEMBALI DAN PENARIKAN DARI PEREDARAN OBAT JADI YANG BEREDAR MENTERI KESEHATAN

Menimbang : Mengingat :

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PEMBUIH

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Sekretaris Jenderal, Ttd. MUCHTAR. LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI NOMOR : 7/MPP/Kep/1/2000 TANGGAL : 11 Januari 2000

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 7/MPP/Kep/1/2000 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PELAPIS Produk kakao dan cokelat CPPB Produk cokelat analog/ pengganti cokelat CPPB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Kosmetika. Izin Produksi.

SURAT KETERANGAN BEBAS PPh PASAL 22 ATAS IMPOR EMAS BATANGAN UNTUK TUJUAN EKSPOR PERHIASAN EMAS NOMOR :... TANGGAL :...

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002

SURAT KETERANGAN PEMASUKAN BAHAN BAKU OBAT IKAN NOMOR :.

KETENTUAN UMUM. Pasal 1


DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI. SURAT EDARAN Nomor : SE-12 /BC/1998

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

PERMOHONAN PERSETUJUAN PRINSIP INDUSTRI OBAT TRADISIONAL/INDUSTRI EKSTRAK BAHAN ALAM

PERMOHONAN PERSETUJUAN PRINSIP INDUSTRI OBAT TRADISIONAL/INDUSTRI EKSTRAK BAHAN ALAM

2013, No Magnesium karbonat (Magnesium carbonate) INS. 504(i) : Tidak dinyatakan (not limited) Sinonim : -

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Pedagang Besar Farmasi dengan data sebagai berikut:

2013, No BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PROPELAN 1. Nitrogen (Nitrogen) INS. 941 : Tidak dinyatakan (no ADI necessary)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Pajak Penghasilan. Jasa Kontruksi. Penyetoran. Tata Cara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nama Perusahaan :... A l a m a t. Sebagai produsen atau pembuat pakan dengan bahan pakan :...

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 679/MENKES/SK/V/2003 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA ASISTEN APOTEKER

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR: 129.1/Kpts/HK.320/12/07 TENTANG

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Perizinan BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP BAHAN PENGKARBONASI Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau difermentasi (contohnya susu coklat, eggnog,

Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan persyaratan sebagai berikut :

Yth. Kepala Kantor Wilayah DJP... Dengan ini kami selaku pengurus/kuasa *) dari: Nama Wajib Pajak :... NPWP :... Alamat :...

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK FISIOTERAPIS

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 544/MENKES/SK/VI/2002 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA REFRAKSIONIS OPTISIEN

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini:

FORMULIR PERMOHONAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH, BIBIT TERNAK DAN TERNAK POTONG. No KODE NAMA FORMULIR DITANDATANGANI OLEH

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-17 /BC/ 1996 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 53/BC/2011 TENTANG

Nomor :..., Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam Sistem Resi Gudang

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan : J A K A R T A Pada tanggal : 21 Desember 1994 A.n.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN. Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan III Nomor : 855/KMK.01/1993 Tanggal : 23 Oktober 1993 FORMULIR EPTE 1

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2013 TENTANG

Nomor :... (3) : Permohonan untuk Penetapan Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG KOSMETIK

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 97 /BC/ 1997 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP- Tanggal : (kop surat dari yang bersangkutan) Tanggal :...

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2013 Tanggal 25 September 2013

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : N P W P : Alamat Kantor : Telepon : Facsimile : Alamat Pabrik :

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 70/Permentan/OT.140/11/2007 TENTANG

Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah 18 Maret 1999 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. SURAT EDARAN Nomor : SE-10/BC/1998 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

BUKTI PENERIMAAN JAMINAN (BPJ) NOMOR :...(3)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 695/Kpts/TN.260/8/96 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGUJIAN MUTU OBAT HEWAN MENTERI PERTANIAN,

2015, No DAG/PER/3/2007 tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib terhadap Barang da

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-36/BC/2010 TENTANG

PETUNJUK PENGISIAN PERMOHONAN SURAT KETERANGAN FISKAL NON BURSA (SKF NON BURSA)

Nomor :... 1)... 2) Lampiran :... 3) Hal : Permohonan Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah. Wakil Kuasa dari Wajib Pajak :

PEDOMAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH TANAMAN PERKEBUNAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-19/BC/2007

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 61/MPP/Kep/2/2004 TENTANG PERDAGANGAN GULA ANTAR PULAU

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Ne

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-13/BC/2012

No. 3/ 8/DPNP Jakarta, 16 Maret SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 01 /BC/2014 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

BERITA NEGARA. BADAN POM. Notifikasi Kosmetika. Prosedur. Pengajuan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2011, No.811.

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin Penyalur Alat Kesehatan dengan data-data sebagai berikut

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN PANGAN IRADIASI

Mengingat : Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 61/MPP/Kep/2/2004 tentang Perdagangan Gula Antar Pulau.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH.

BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PERLAKUAN TEPUNG Serealia untuk sarapan, termasuk rolled oats CPPB

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 18/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN

5. Formulir Model MG-4 (2) : Penyampaian Tanda Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) Dan Kartu Jaminan/Garansi Dalam Bahasa Indonesia

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/1996 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR BURSA EFEK

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN PERBURUHAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA. No.: Kept.40/DP/1980 TENTANG

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari :

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-16/PM/1996 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. NOMOR : 14/M-DAG/PER/3/2007 TANGGAL : 7 Maret 2007 DAFTAR LAMPIRAN

2. Kepala Kantor Wilayah mendisposisikan surat permohonan tersebut kepada Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat.

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I. NOMOR 662/MPP/Kep/10/2003, TANGGAL 23 OKTOBER 2003

Transkripsi:

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN NOMOR : 02592/B/SK/VIII/91 T E N T A N G PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Menimbang : a. bahwa penggunaan bahan tambahan pada pengolahan makanan selain yang diizinkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan, hanya diizinkan setelah melalui proses penilaian; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut dan sebagai pelaksanaan dari pasal 2 ayat (2), pasal 12 dan pasal 32 Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal tentang Penggunaan Bahan Tambahan Makanan Mengingat : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN TENTANG PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN MAKANAN. BAB I PERMOHONAN PERSETUJUAN Pasal 1 (1) Jenis dan fungsi/tujuan penggunaan bahan tambahan makanan serta jenis makanan yang diizinkan mengandung bahan tambahan makanan tersebut dengan batas maksimum penggunaannya seperti tercantum pada Lampiran I Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan. (2) Menggunakan bahan tambahan lain atau menggunakan dengan tujuan lain, selain yang dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diizinkan setelah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Pasal 2 (1) Untuk mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada pasal 1 ayat (2), pemohon wajib menyerahkan atau mengirimkan permohonan kepada Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; (2) Kelengkapan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan dalam rangkap 3, setelah diisi dengan lengkap dan benar. Pasal 3 Permohonan sebagaimana dimaksud pada pasal 2 dilengkapi dengan :

a. Formulir BTM 1 berisi keterangan mengenai nama dagang, nama jenis, jenis kemasan dan netto serta badan usaha yang akan memproduksi atau mengimpor. b. Formulir BTM 2 berisi keterangan mengenai bahan tambahan makanan termasuk nama kimia, komposisi, spesifikasi atau mutu bahan, sifat fisika dan kimia, rumus kimia dan rumus bangun bahan tambahan. c. Formulir BTM 3 berisi keterangan mengenai metode produksi dan metode analisis untuk penetapan kadar dan kemurnian bahan tambahan. d. Formulir BTM 4 berisi keterangan mengenai fungsi/tujuan penggunaan, anjuran dan petunjuk cara penggunaan, efek fisik, tehnik dan cara penggunaan bahan tambahan serta jenis makanan dan jumlah maksimum penggunaannya pada makanan. e. Formulir BTM 5 berisi keterangan untuk membuktikan keamanan penggunaan bahan tambahan dan batas maksimum sisa bahan tambahan yang mungkin masih ada pada produk makanan. f. Formulir BTM 6 berisi keterangan lain yang dianggap perlu oleh pemohon untuk menunjang penilaian permohonannya, misalnya fotokopi kepustakaan yang menjelaskan bahwa bahan tambahan tersebut aman digunakan serta peraturan / referensi bahwa bahan tersebut diizinkan penggunaannya di negara lain. Pasal 4 Kelengkapan permohonan persetujuan untuk penggunaan bahan tambahan meliputi : a. Formulir BTM 1,2,3,4, 5 dan 6. b. Contoh bahan tambahan yang bersangkutan. c. Contoh label. Pasal 5 Kelengkapan permohonan persetujuan untuk fungsi/tujuan penggunaan atau jenis makanan yang mengandung bahan tambahan tersebut, terdiri dari Formulir : BTM 4 dan BTM 6. Pasal 6 (1) Kelengkapan permohonan sebagaimana dimaksud pasal 4 dan pasal 5 langsung diperiksa setelah berkas permohonan diterima, dan kepada pemohon yang berkas permohonannya telah lengkap akan diberikan surat tanda terima permohonannya, dengan menggunakan contoh formulir BTM 7 dan untuk yang belum lengkap akan diberikan surat penolakan permohonan dengan menggunakan contoh formulir BTM 8; (2) Berkas permohonan yang ditolak dapat diambil kembali selambat-lambatnya 3 bulan sejak tanggal pemberitahuan. BAB II P E N I L A I A N Pasal 7 (1) Penilaian terhadap permohonan dilakukan berdasarkan ketentuan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh tim penilai yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal; (2) Berdasarkan hasil penilaian, Kepala Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman mengambil keputusan atas nama Direktur jenderal. Pasal 8 (1) Keputusan dimaksud pasal 7 ayat (2) dapat berupa persetujuan, persetujuan dengan syarat atau penolakan; (2) Permohonan yang mendapat persetujuan akan diberi surat persetujuan dengan menggunakan contoh formulir BTM 9;

(3) Permohonan yang mendapat persetujuan dengan syarat akan diberitahukan secara tertulis tentang persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh persetujuan dengan menggunakan contoh formulir BTM 10; (4) Permohonan yang tidak mendapat persetujuan akan diberi surat penolakan persetujuan dengan menggunakan contoh formulir BTM 11. Pasal 9 (1) Bahan tambahan yang telah mendapat persetujuan dapat digunakan pada pengolahan makanan sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan pada surat persetujuan dan harus memenuhi segala ketentuan yang menyangkut bahan tambahan makanan; (2) Bahan tambahan yang telah mendapat persetujuan selain digunakan pada pengolahan makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga dapat digunakan pada makanan lain sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan khusus yang ditetapkan untuk makanan tersebut. Pasal 10 (1) Bahan tambahan makanan yang diproduksi, diimpor atau diedarkan harus memenuhi persyaratan yang tercantum pada Kodeks Makanan Indonesia tentang Bahan Tambahan Makanan atau persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan; (2) Untuk bahan tambahan makanan yang tidak tercantum pada Kodeks Makanan Indonesia atau persyaratannya belum ditetapkan oleh Menteri, harus memenuhi persyaratan tentang bahan tambahan makanan yang disarankan oleh FAO/WHO Codex Alimentarius Commission atau persyaratan yang tercantum pada Food Chemicals Codex. BAB III P E N U T U P Pasal 11 Hal-hal yang bersifat teknis yang belum diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya. Pasal 12 Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 14 Agustus 1991 DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DRS. SLAMET SOESILO NIP 140051341

Formulir BTM 1 Tambahan Makanan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan 1. Nama Dagang : 2. Nama Jenis : 3. Jenis Kemasan dan Netto : 4. Nama Pabrik/ Perusahaan : Alamat Pabrik/Perusahaan : Nomor Telepon : 5. Nama Pabrik Pengemas Kembali : Alamat Pabrik Pengemas Kembali : Nomor Telepon Nama Pabrik Asal : Alamat Pabrik asal : 6. Nama Pabrik/Perusahaan : Alamat Pabrik/Perusahaan : Nomor Telepon : Nama Pabrik Pemberi Lisensi : Alamat Pabrik Pemberi Lisensi : 7. Nama Pabrik : Alamat Pabrik : Nama Importir : Alamat Importir : Nomor Telepon :., 19. Penanggung Jawab, Nama lengkap TIDAK DIISI OLEH PEMOHON: 1. Tanggal Keputusan : 2. Keputusan : 3. Syarat : Disetujui/Disetujui dengan syarat/ditolak 4. Catatan :

Formulir BTM 2 Nama kimia, komposisi, spesifikasi atau mutu bahan, sifat fisika dan kimia. Rumus kimia dan rumus bangun

Formulir BTM 3 Metode produksi, metode analisis yang sesuai digunakan untuk penetapan kadar dan kemurnian bahan tambahan makanan.

Formulir BTM 4 Fungsi/tujuan penggunaan, anjuran dan petunjuk cara penggunaan, efek fisik, teknik dan cara penggunaan bahan tambahan serta jenis makanan dan jumlah maksimum penggunaannya pada makanan.

Formulir BTM 5 Pengujian keamanan bahan tambahan dan batas maksimum sisa bahan tambahan pada produk makanan.

Formulir BTM 6 Fotokopi kepustakaan yang menjelaskan bahwa bahan tambahan tersebut aman digunakan serta peraturan/referensi bahwa bahan tersebut diizinkan penggunaannya di negara lain.

Formulir BTM 7 Tanda terima formulir permohonan persetujuan penggunaan bahan tambahan makanan. Nama pabrik /pabrik pengemas kembali /importir : Alamat : No. Nama Bahan Tambahan Makanan Keterangan Jakarta, Penerima,. Catatan : Tanda terima ini bukan merupakan surat persetujuan penggunaan bahan tambahan makanan.

Formulir BTM 8 Nomor : Lampiran : Perihal : Penolakan permohonan Kepada Yth. Penggunaan bahan tambahan makanan Penanggung Jawab Peusahaan/ Importir di.. Sehubungan permohonan Saudara untuk menggunakan n\bahan berikut sebagai bahan tambahan makanan : Nama bahan : Nama dagang : ternyata menurut pemeriksaan kami kelengkapan petrmohonan berikut tidak ada/tidak diisi: 1. Formulir. 2. Formulir. 3. 4. 5. Berdasarkan hal tersebut maka permohonan Saudara dinyatakan ditolak. Apabila Saudara masih berminat mengajukan permohonan tersebut, dapat mengajukan dengan menggunakan formulir sebelumnya yang dapat diambil dari kantor kami dalam jangka waktu 3 bulan dan melengkapinya, atau menggunakan formulir baru dengan memperhatikan kekurangan kelengkapan tersebut diatas. Jakarta, A.n. Direktur Jenderal Kepala Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman Tembusan: 1. Kakanwil Depkes RI Propinsi 2. Kepala Balai POM.. Drs Ading Suryana NIP 140051337

Formulir BTM 9 Persetujuan Penggunaan Bahan Tambahan Makanan --------------------------------------------------------------- Nomor : Berdasarkan SK Direktur Jenderal No. 02592/B/SK/VIII/91 tentang Penggunaan Bahan Tambahan Makanan, maka setelah dilakukan penilaian, bahan tersebut dibawah ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan makanan. No. Nama Bahan Tambahan Makanan Jenis/bahan makanan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Batas Maksimum Penggunaan dengan fungsi / tujuan penggunaan : Jakarta, A.n. Direktur Jenderal Kepala Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman Tembusan: 1. Kakanwil Depkes RI Propinsi 2. Kepala Balai POM.. Drs Ading Suryana NIP 140051337

Formulir BTM 10 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Jl. Percetakan Negara 23 Jakarta Nomor : Lampiran : Perihal : Persetujuan dengan syarat Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal No. 02592/B/SK/VIII/91 tentang Penggunaan Bahan Tambahan Makanan, dengan ini kami memberikan persetujuan dengan syarat. No. Nama Bahan Tambahan Makanan Jenis/bahan makanan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Batas Maksimum Penggunaan dengan fungsi / tujuan penggunaan : setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut: Persyaratan tersebut agar dipenuhi selambat-lambatnya tanggal... Keputusan permohonan akan kami beritahukan selambat-lambatnya 3 bulan sejak tanggal dipenuhinya persyaratan tersebut. Demikan agar maklum. Jakarta, A.n. Direktur Jenderal Kepala Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman Tembusan: 1. Kakanwil Depkes RI Propinsi 2. Kepala Balai POM.. Drs Ading Suryana NIP 140051337

Formulir BTM 11 DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Jl. Percetakan Negara 23 Jakarta Nomor : Lampiran : Perihal : Penolakan persetujuan KEPADA Penggunaan bahan tambahan makanan Penanggung Jawab Peusahaan/ Importir di.. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal No. 02592/B/SK/VIII/91 tentang Penggunaan Bahan Tambahan Makanan dan berdasarkan hasil penilaian terhadap permohonan penggunanaan bahan tambahan makanan, Nama bahan tambahan makanan : Tujuan/fungsi : dengan ini diberitahukan bahwa bahan tersebut tidak disetujui untuk digunakan sebagai bahan tambahan makanan dengan alasan sebagai berikut :... Apabila Saudara masih berminat mengajukan permohonan tersebut, dapat mengajukan permohonan kembali dengan mengisi formulir Penggunaan Bahan Tambahan Makanan yang baru dengan memperhatikan alasan penolakan tersebut diatas. Demikan agar maklum. Jakarta, A.n. Direktur Jenderal Kepala Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman Tembusan: 1. Kakanwil Depkes RI Propinsi 2. Kepala Balai POM. Drs Ading Suryana NIP 140051337