Organisasi Kurikulum 1

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN KURIKULUM

6/18/2012. Model Ralph Tyler Model Administratif Model Grass Root Model Demonstrasi Model Miller-Seller Model Taba Model Beauchamp

Pendidikan Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia 2010 MODEL PENGEMBANGAN DAN ORGANISASI KURIKULUM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN SILABUS

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

PERAN DAN FUNGSI KURIKULUM

Landasan dan Prinsip PengembanganKurikulum

DESAIN KURIKULUM BERBASIS BUDAYA. Disajikan dalam lokakarya kurikulum Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 10 November 2010

Komponen dan Prinsip Pengembangan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

Model dan Organisasi. Konsep Landasan Komponen Prinsip. Evaluasi. Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

Materi Pembelajaran dan Pengembangan Materi

PENGEMBANGAN KURIKULUM (CURRICULUM DEVELOPMENT) I Gde Wawan Sudatha 1

PENGERTIAN PERANAN DAN FUNGSI KURIKULUM OLEH : DRS. I MADE

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM. Oleh : Nisa Muktiana/ nisamuktiana.blogs.uny.ac.id

PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan, maka kegiatan

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

52. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah Mencerdaskan kehidupan bangsa. Strategi untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan Queen and Servant of Science, maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm. 417

BAHAN PENYERTA (BP) MEDIA AUDIO PEMBELAJARAN UNTUK PROGRAM S1 PGSD JARAK JAUH

BAB I PENDAHULUAN. sampai Sekolah Menengah Pertama (SM P) / Madrasah Tsanawiyah (MTS).

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut di Terminal. tambahan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 119 tahun 2015 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang optimal. 1

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PROSES PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Masalah. Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilakukan

KURIKULUM. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Aktivitas Dalam kehidupan sehari-hari semua orang melakukan aktivitas. Lebih

BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

Kurikulum 1975 disusun sebagai pengganti kurikulum 1968, dimana perubahan yang dilakukan menggunakan pendekatan berikut.

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal merupakan salah satu solusi utama untuk membentuk

Pengembangan Pembelajaran PKN di SD. Wuri Wuryandani, M.Pd. Universitas Negeri Yogyakarta 12 November 2009

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

54. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial

55. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Sosial

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

MODEL-MODEL PENGORGANISASIAN ISI KURIKULUM

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB III METODE PENELITIAN

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Paket 1 PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN TUJUAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

PERAN GURU BIDANG STUDI SEBAGAI PENGEMBANG KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Sukanti dan Sumarsih. Abstrak

KOMPETENSI DAN KEPRIBADIAN KEPALA SEKOLAH Rita Eka Izzaty 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRATEGI PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ** Oleh : Nurhayati Djamas

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

sehat di dalam kelas. Apabila siswa memiliki nilai yang maksimal maka akan menimbulkan kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi seorang siswa

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN IPS MELALUI KELOMPOK KECIL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. persiapan untuk kehidupan yang baik dikemudian hari, oleh karena itu banyak orang tua

MODEL DISAIN KURIKULUM AKADEMIK SEBAGAI ALTERNATIF MENDISAIN KURIKULUM PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan menjadikan kualitas hidup menjadi lebih baik dan bernilai,

DESAIN KURIKULUM

LANDASAN PSIKOLOGIS DALAM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini dirasakan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF DALAM IPS

DESKRIPSI CARA BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL DI KELAS VIII SMPN 5 PAREPARE

Landasan Pengembangan Kurikulum. Farida Nurhasanah, M.Pd Sebelas Maret University Surakarta-2012

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB IV PENUTUP. Dari analisis mengenai; Kurikulum 2006 dalam Perspektif Pendidikan

Kata Kunci: Kemampuan Penalaran Matematis, Model Penemuan Terbimbing

51. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

Transkripsi:

063-064 Organisasi Kurikulum 1

KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat Illahi Rabbi, yang mana atas kehendak-nyalah tugas ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tidak lupa kami juga menyampaikan terimakasih yang sebesar besarnya kepada segenap pihak, yang telah membantu kami baik langsung maupun tidak langsung mulai dari materi hingga moril dalam proses penyelesaian tugas ini. Sebagai calon pendidik, kami menyadari bahwa penting bagi kami untuk memahami dan mengerti keseluruhan seluk beluk kurikulum. Sebab, ketika nanti kami telah menjadi guru maka kami akan sangat sering bergelut dengan system kurikulum. Pengembangan kurikulum merupakan aspek inti untuk terus menciptakan kurikulum yang sempurna, sesuai dengan perkembangan jaman, serta mampu mencetak generasi yang sesuai dengan kebutuhan bangsa. Oleh karena itu, untuk memenuhi tugas setengah semester ini, kami mengambil salah satu pokok bahasan yang kami rasa cukup penting dalam suatu proses pengembangan kurikulum. Akhirnya kami berharap, semoga makalah dengan judul Organisasi Kurikulum ini mampu menjadi titik tolak pemahaman kami selaku calon guru tentang isi dan komponen di dalam proses mengembangkan kurikulum. Aspek-aspek penting dalam organisasi kurikulum dan hal-hal yang perlu di garis bawahi agar bahan ajar dapat tersampaikan dengan baik kepada peserta didik. Besar harapan kami akan saran serta masukan dari pembaca terhadap isi dari tulisan ini, sehingga kami dapat mengevaluasi diri agar menjadi lebih baik lagi kelak. Jum at, 12 April 2013 TIM PENYUSUN 063-064 Organisasi Kurikulum 1

PEMBAHASAN Sebagai suatu proses, maka kurikulum memiliki komponen komponen penting didalamnya yang berguna untuk menunjang serta mengembangka system yang telah ada. salah satu komponen pentingnya adalah isi dari kurikulum tersebut yang sering dikenal dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan komponen penting dalam penerapan sebuah kurikulum, sebab tanpa organisasi kurikulum, suatu rancangan kurikulum akan dianggap tak bernilai. Disini akan kita bahas bersama seluk beluk organisasi kurikulum mulai dari konsep hingga prosedur mereorganisasi kurikulum. Secara garis besar, alur pembahasan kita Nampak seperti bagan berikut: Konsep dan Dimensi Organisasi Kurikulum Organisasi Kurikulum adalah susunan pengetahuan yang harus disampaikan pada peserta didik untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan Dimensi Organisasi Kurikulum terbagi menjadi 2 yaitu dimensi isi dan dimensi pengalaman belajar Model Organisasi Kurikulum Subject-Centered Currriculum Correlated Curriculum Broad-Fild Curriculum Integrated Curriculum Core Curriculum Activity Curriculum Faktor-Faktor dalam Organisasi Kurikulum Ruang Lingkup (Scope) Urutan (Sequence) Kesinambungan (Continuity) Terpadu (Integrated) Keseimbangan (Balance) Waktu (Times) Prosedur Mereorganisasi Kurikulum Buku Pelajaran Tambal Sulam Analisis Kegiatan Fungsi Sosial Survey Pendapat Study Kesalahan Analisis Masalah Remaja 063-064 Organisasi Kurikulum 2

A. Konsep dan Dimensi Organisasi Kurikulum Organisasi kurikulum merupakan susunan dari pengalaman dan pengetahuan yang harus disampaikan dan dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan atau kompentensi yang diingikan. Pengalaman yang dimaksud terbagi menjadi pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung yang didapat atau diterima peserta didik selama proses pembelajaran. Sedangkan pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan baku yang mungkin untuk berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu reorganisasi kurikulum dianggap penting untuk menunjang penyempurnaan kurikulum. John D. McNeil (1977) berpendapat bahwa tidak ada organisasi kurikulum yang dapat dianggap memadai. Namun, tetap terdapat beberapa konsep dan prinsip yang bisa diterapkan dalampengorganisasian kurikulum. Salah satunya untuk mempermudah merumuskan organisasi kurikulum, Caswell dan Campbell memberikan criteria sebagai berikut: 1. Kegunaan isi kurikulum dalam menafsirkan, memahami dan menilai kehidupan yang kontemporer. 2. Kegunaan isi kurikulum dalam memuaskan minat dan kebutuhan para siswa. 3. Nilai isi kurikulum dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan sebagainya, yang di pandang bermanfaat dalam kehidupan orang dewasa. 4. Isi kurikulum hendaknya signifikan bagi bidang mata pelajaran tertentu. Organisasi kurikulum mempunyai setidaknya dua dimensi pokok yaitu: dimensi isi dan dimensi pengalaman belajar. Tidak adanya batasan yang tegas terhadap kedua dimensi tersebut terkadang membingungkan para pengembang kurikulum. Meskipun demikian tetap terdapat batasan untuk membedakan kedua dimensi tersebut. Misalnya,organisasi kurikulum yang bersifat logis mengutamakan dimensi isi dan melihat fakta apa adanya. Sedangkan organisasi kurikulum yang bersifat psikologis lebih mengutamakan dimensi pengalaman belajar dan kurang memperhatikan fakta atau isi setiap unsur yang bersifat logis. Ralph Tyler melihat dimensi kurikulum dari 2 bentuk hubungan kesempatan belajar yaitu: hubungan vertikal dan hubungan horizontal. Selain dimensi, organisasi kurikulum juga memiliki unsur-unsur di dalamnya anatara lain: a) Konsep,yaitu definisi singkat dari bebarapa fakta atau gejala. b) Generalisasi, yaitu kesimpulan-kesimpulan yang merupakan kristalisasi dari suatu analisis. c) Keterampilan, yaitu kemampuan dalam merencanakan organisasi kurikulum dan digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang berkesinambungan. 063-064 Organisasi Kurikulum 3

d) Nilai-nilai, yaitu norma atau kepercayaan yang diangungkan,untuk mengendalikan perilaku. B. Model Organisasi Kurikulum Menurut Zais dalam bukunya Curriculum: Principles and Foundation setidaknya ada 6 model kurikulum yang di kembangkan dari kategori desain kurikulum, yaitu: 1. Subject-Centered Curriculum Model ini terdiri atas berbagai mata pelajaran yang saling terpisah satu sama lain. Organisasi kurikulum ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (a)kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah dan tidak ada hubungan serta kaitan satu sama lain, (b)mata pelajaran tersebut berdiri sebagai suatu disiplin ilmu sendiri, (c)tujuan kurikulum adalah untuk menguasai pengetahuan, (d)mata pelajaran tidak disusun sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat, (e)pembelajarannya banyak mengguankan teknik penuangan. 2. Correlated Curriculum Model ini mengorelasikan antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain. Model ini dibuat guna menyempurnakan model organisasi kurikulum sebelumnya. Ciri-ciri organisasi kurikulum ini antara lain: (a)adanya korelasi dalam mata pelajaran, (b)adanya upaya menyesuaikan mata pelajaran dengan masalah kehidupan sehari-hari, (c)tujuannya untuk menguasai pengetahuan, (d)peran peserta didik mulai diaktifkan,(e)penilaian difokuskan pada domain kognitif. 3. Broad Fild Curriculum Model ini merupakan bentuk korelasi antar mata pelajaran yang lebih luas. Biasanya merupakan fusi antar beberapa mata pelajaran yang serumpun dan memiliki cirri-ciri yang sama.menurut Oemar Hamalik (1993) bentuk organisasi kurikulum ini terdiri atas 3 jenis pendekatan yaitu:pendekatan struktural,pendekatan fungsional,pendekatan daerah. 4. Integrated Curriculum Organisasi ini disusun berdasarkan analisis kehidupan atau kegiatan utama manusia. Integrasi ini dapat tercapai dengan memusatkan pelajaran pada permasalahan tertentu yang pemecahannya memerlukan berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran. 5. Core Curriculum Pada dasarnya kurikulum ini merupakan bagian dari kurikulum terpadu. Karena kurikulum ini menggunakan bahan dari segala disiplin ilmu atau mata pelajaran yang 063-064 Organisasi Kurikulum 4

diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik. Tujuan kurikulum ini adalah membentuk pribadi yang terintegrasi baik secara fisik, mental maupun intelektual. 6. Activity Curriculum Kurikulum ini juga sering disebut sebagai kurikulum pengalaman karena tidak memiliki struktur informal dan tidak dirancang sebelumnya. Isi kurikulum berdasarkan kebutuhan dan minat peserta didik sehingga wajar kalau kurikulum ini lebih menonjolkan aktifitas atau kegiatan dan pengalaman peserta didik. C. Faktor-faktor dalam Organisasi Kurikulum Menurut Hilda Taba, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum yaitu: a) Ruang Lingkup Ruang lingkup kurikulum menunjukkan keseluruhan, keluasan, kedalam dan batasbatas bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Pemilihan dan penentuan ruang lingkup bahan pelajaran tentunya harus melibatkan para pakar kurikulum, pakar filsafat pendidikan, guru bidang studi, pakar psikologi dan sosiologi. perlu mendapat masukan dari berbagai pihak sebagai bahan pertimbangan, serta didukung oleh hasil penelitian yang relevan dan memadai b) Urutan Urutan bahan pelajaran menunjukkan keteraturan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik. kapan akan disampaikan, yang mana yang akan disampaikan terlebih dahulu dan yang mana bahan yang akan dipelajari kemudian. Nana Sy. Sukmadinata (2005) berpendapat bahwa ada beberapa cara untuk menyusun urutan bahan ajar, yaitu urutan kronologis, kausal, struktural, logis dan psikologis, spiral, rangkaian kebelkang, dan berdasarkan hirarki belajar. c) Kesinambungan Kesinambungan menunjukkan adanya peningkatan, pendalaman dan perluasan bahan pelajaran sehingga peserta didik dapat mempelajari bahan yang komplek. d) Terpadu Faktor ini berangkat dari asumsi bahwa bidang-bidang kehidupan memerlukan pemecahan secara multidisiplin. Untuk mencapai pemahaman yang utuh dan menyeluruh, maka keterpaduan ini juga harus dilakukan oleh peserta didik melalui pengetahuan dari berbagai sumber belajar yang saling berhubungan. 063-064 Organisasi Kurikulum 5

e) Keseimbangan Keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan isi atau bahan pelajaran dengan keseimbangan proses pembelajaran. f) Waktu Distribusi waktu dapat ditentukan berdasarkan criteria, antara lain tradisi pengalaman, pertimbangan para pengembang kurikulum, nilai atau manfaat, tingkat kesulitan, dan standar kompetensi mata pelajaran. D. Prosedur Mereorganisasi Kurikulum Ada beberapa cara untuk mereorganisai kurikulum, diantaranya: a) Melalui Buku Pelajaran Buku belajar merupakan sumber belajar yang penting bagi peserta didik oleh karena itu buku belajar harus selalu disesuaikan dengan perkembangan zaman sehingga guru dapat dengan mudah mereorganisasi kurikulum melalui buku pelajaran. b) Melalui Cara Tambal Sulam Dilakukan dengan mengambil model kurikulum sekolah atau daerah lain yang memiliki kuruikulum yang lebih baik jika sesuai dengan kondisi dan tujuan maka kurikulum tersebut dapat dipelajarai dan ditambahkan pada kurikulum yang ada. c) Melalui Analisis Kegiatan Dilakukan dengan menganalisis kegiatan kehidupan orang dewasa dan hasilnya dijadikan bahan pelajaran untuk peserta didik. d) Melalui Fungsi Sosial Dilakukan melalui 2 tahap yaitu:merumuskan strategi sosial dan merumuskan ruang lingkup fungsi kehidupan sosial berdasarkan criteria tertentu. e) Melalui Survey Pendapat Dilakukan melalui survey terhadap beberapa pihak f) Melalui Studi Kesalahan Dilakukan melalui analisis kesalahan dan kekurangan terhadap proses dan hasil kegiatan kurikuler g) Melalui Analisis Masalah Remaja Ross Moaney menganalisis 330 masalah kebutuhan remaja yang dibagi menjadi 11 kelompok yaitu: perkembangan jasmani dan kesehatan; biaya hidup dan pekerjaan; kegiatan sosial dan rekreasi; berkeluarga; hubungan secara psikologis; hubungan 063-064 Organisasi Kurikulum 6

pribadi; moral dan keagamaan; rumah tangga dan kerabat;pendidikan dan kerjasama; pebyesuaian terhadap pekerjaan sekolah. 063-064 Organisasi Kurikulum 7

DAFTAR REFERENSI Arifin, Zainal.( 2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Hamalik, Oemar. (2009). Dasar-Dasar PENGEMBANGAN KURIKULUM. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 063-064 Organisasi Kurikulum 8