ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DITINJAU DARI FAKTOR CAMEL PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SEDANA YASA - TABANAN PERIODE DENGAN ANALISIS CAMEL

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK JATIM (PERIODE )

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

Endah Juli Wulandari Moch. Dzulkirom, AR Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

HUBUNGAN BIAYA DANA PIHAK KETIGA DENGAN RENTABILITAS BANK (Studi kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Siliwangi Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.BANK DANAMON, TBK.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB V PENUTUP. CAR (Capital Adequacy Ratio) menunjukkan bahwa antara kelompok bank. pemerintah dengan bank umum swasta nasional mempunyai CAR (Capital

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS CAMEL SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR TINGKAT KINERJA BANK (Studi pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Bumi Gora Jaya Periode )

PENILAIAN KESEHATAN LPD DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

STUDI KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN METODE CAMEL PADA PT. BANK MANDIRI Tbk. dan PT. BANK CENTRAL ASIA Tbk.

ANALISA TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR. Tedy Gunawan NPM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bank merupakan lembaga keuangan yang keberadaannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK MELALUI ANALISIS CAPITAL, ASSETS, MANAGEMENT, EARNING, DAN LIQUIDITY PADA PT BANK MANDIRI (Tbk) DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK (Studi Kasus PD. BPR Bank Daerah Lamongan Periode )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

EVALUASI TINGKAT KESEHATAN PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT BALI ARTHA ANUGRAH KUTA. Oleh : NI PUTU EKA PURNAMA DEWI NIM :

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN TEKNIK ANALISA CAMEL. PRAMESTI LESMANA FITRI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap laporan keuangan yang telah diperoleh dari PT. Madu Baru

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK NEGARA INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. menggunakan 15 bank umum konvensional dan 7 bank umum syariah sebagai

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK MUAMALAT SYARIAH, Tbk CABANG DENPASAR. Eka Puji Lestari 1 Dr. Henny Rahyuda, SE., AK,.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. perusahaan BPR Pura Artha Kencana Jatipuro di Karanganyar, maka dapat ditarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH MANDIRI KCP ULAK KARANG PADANG. Lidya Martha, SE, MM Dosen Tetap pada STIE KBP

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BPR BALI HARTA SANTOSA DAN BPR MERTHA SEDANA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Kesatuan yuridis merupakan badan usaha yang umumnya berbadan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT. BANK SULUT, TBK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA PADA PT. BPR CAHAYA BINA PUTRA TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

PENGARUH PERTUMBUHAN KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA OPERASIONAL PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk melihat

Yuhana Patmasari Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Nganjuk, Jawa Timur ABSTRAK

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Lili Nur Indah Sari

Transkripsi:

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DITINJAU DARI FAKTOR CAMEL PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH Luh Putu Kristina Wati, I Wayan Suwendra, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: luhputukristina@yahoo.co.id, yc9eda@yahoo.co.id, fyudiaatmaja@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesehatan PT Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Negara Kabupaten Jembrana tahun 2008 2012 dengan menggunakan rasio CAMEL (capital, assets, management, earning, liquidity). Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek pada penelitian ini adalah PT BPD Bali Cabang Negara dan objek penelitiannya adalah tingkat kesehatan bank yang sumber datanya ada pada laporan keuangan. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan bank secara total berada pada kategori tidak sehat, akan tetapi jika dilihat pada faktor CAMEL, faktor assets, management, dan earning termasuk dalam kategori sehat, dan faktor capital dan faktor liquidity berada pada kategori tidak sehat. Kata kunci: kesehatan bank, rasio CAMEL Abstract This study aims to analyze the healthiness of PT Bank Pembangunana Daerah Bali of Negara Jembrana Regency in 2008-2012 using CAMEL ratios (capital, assets, management, earning, liquidity). This research is a quantitative descriptive research study. The subject of this research is PT. Bank Pembangunan Daerah Bali of Negara and the object is the degree of healthiness of the bank which the source of the data in its financial reports. The data is collected using documentation and interview, than it is analyzed by descriptive method. The results showed that the total degree of healthiness bank is not healthy category, but for factor CAMEL, factor assets, management and earning included healthy category, and for factor capital and liquidity included not healthy category. Keywords : healthiness bank, CAMEL ratios. PENDAHULUAN Bank merupakan salah satu lembaga perantara keuangan atau Financial Intermediary. Sebagai lembaga perantara keuangan, artinya bank menjembatani kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan nasabah yang membutuhkan dana. Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. Fungsi ini merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena berkaitan dengan penyediaan dana sebagai investasi dan modal kerja bagi unitunit bisnis dalam melaksanakan fungsi produksi. Oleh karena itu agar dapat berjalan dengan lancar baik pula (Susilo, 2000).

Peran lembaga perbankan yang demikian strategis dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, menjadikan lembaga perbankan perlu senantiasa mendapat pembinaan serta pengawasan yang efektif dengan didasari oleh landasan yang kokoh agar lembaga perbankan di Indonesia mampu berfungsi secara efektif, sehat dan mampu menghadapi persaingan yang semakin bersifat global, mampu melindungi dana yang dititipkan masyarakat, serta mampu menyalurkan dana yang berasal dari masyarakat tersebut untuk dipergunakan pada bidang-bidang produktif bagi pencapaian pembangunan. Bank Indonesia selaku Bank Sentral mempunyai peranan yang penting dalam penyehatan perbankan, karena Bank Indonesia bertugas mengatur dan mengawasi jalannya kegiatan operasional Bank. Untuk itu Bank Indonesia menetapkan suatu ketentuan yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh lembaga perbankan, yaitu berdaskan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 30/11/KEP/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 yaitu tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Indonesia. Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan cara mengkualifikasikan beberapa komponen dari masing-masing faktor yaitu komponen Capital (Permodalan), Assets (Aktiva), Management (Manajemen), Earning (Rentabilitas), Liquidity (Likuiditas) atau disingkat CAMEL. Dari observasi awal yang dilakukan pada PT BPD Bali Cabang Negara telah mampu melayani masyarakat diseluruh wilayah Jembrana, namun dari aspek keuangan selama kurun waktu 5 tahun, yaitu tahun 2008-2012 yang dilihat dari rasio Capital (modal), Assets (aktiva produktif), Earning (rentabilitas), Liquidity (Likuiditas) mengalami rata-rata pertumbuhan yang sangat kecil, bahkan ada yang mengalami penurunan. Pada aspek permodalan yang dilihat dari rasio CAR hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0,02%, pada aspek assets yang ditunjukkan pada rasio KAP mengalami pertumbuhan sebesar 0,01%, aspek rentabilitas yang dilihat dari rasio ROA mengalami pertumbuhan 0,09%, sedangkan aspek likuiditas yang dilihat dari rasio LACLR mengalami penurunan sebesar 0,07%. Dari paparan tersebut mencerminkan bahwa rasio pada aspek Capital (modal), Assets (aktiva produktif), Earning (rentabilitas), Liquidity (Likuiditas) selama lima tahun, yaitu pada tahun 2008-2012 tidak mengalami perkembangan yang berarti, bahkan ada yang mengalami penurunan. Berdasarkan uraian di atas tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan bank ditinjau dari faktor CAMEL Pada PT BPD Bali Cabang Negara Tahun 2008-2012. Manfaat dari penelitian ini adalah (1) dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu manajemen keuangan (2) Dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran terhadap kinerja keuangan PT BPD Bali Cabang Negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan kembali dana kepada masyarakat, dan memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2012). Bank ialah suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada perusahaan serta dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada pihak ketiga" (Untung, 2000: 13). Sedangkan menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan menyatakan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan fungsi bank di Indonesia adalah sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat yang bertugas mengamankan uang tabungan dan deposito berjangka serta simpanan dalam rekening koran atau giro dan sebagai penyalur dana atau pemberi kredit dengan memberikan kredit bagi masyarakat yang membutuhkan terutama untuk usaha-usaha produktif. Ismail (2010) menyatakan fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat, penyalur dana kepada

masyarakat, memberikan jasa perbankan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Susilo (2000) menyatakan fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Jenis-jenis bank dapat dibedakan menjadi empat yaitu dilihat dari segi fungsinya, dilihat dari segi kepemilikannya, dilihat dari segi status, dilihat dari segi cara menentukan harga (Kasmir, 2012). Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil proses akuntansi yang dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 1995). Laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil yang telah dicapai (Munawir, 1995). Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan (Soemarso, 2004: 34). Menurut Sundjaya dan Barlian (dalam www.jurnal.sdm.blogspot.com, 2001: 47) memberikan pengertian tentang laporan keuangan sebagai Suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau aktivitas perusahaan. Suwardjono (2003) menyatakan tujuan laporan keuangan adalah menyampaikan informasi keuangan. Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta masyarakat yang menggunakan laporan keuangan tersebut untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda ( Ikatan Akuntan Indonesia, 2009: 2). Kesehatan bank merupakan suatu kondisi untuk menilai aspek CAMEL yang terdiri dari aspek capital, assets, management, earning, liquidity yang dapat mencerminkan kondisi suatu bank (Kasmir, 2004: 49). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 6/23/DNP tanggal 31 Mei 2004, Penilaian tingkat kesehatan bank merupakan penilaian kuantitatif dan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian aspek modal, kualitas asset, manajemen, rentabilitas dan likuiditas dan sensitivitas terhadap resiko pasar. Kesehatan bank sebagai suatu kemampuan yang dimiliki bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan operasional perbankannya secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku (Budisantoso dan Triandaru, 2006). Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka endirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping memenuhi peraturan yang ditetapkan (Siamat, 2000: 56). Modal bank adalah sebagai sejumlah dana yang diinvestasikan dalam berbagai jenis usaha (ventura) perbankan yang relevan (Sastradipoera, 2004: 297). Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping memenuhi peraturan yang ditetapkan (Siamat, 2000: 56). Modal bank adalah modal awal pada saat pendirian bank yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank (Lapoliwa, 2000: 137). Aktiva merupakan benda yang memiliki wujud maupun yang semu dan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan dan memberikan manfaat ekonomis (Baridwan, 2004). Aktiva merupakan sumber penghasilan atas usahanya sendiri, dimana karakteristik umum yang dimilikinya dapat memberikan jasa atau manfaat dimasa yang akan datang (Weygandt, 2007). Aktiva merupakan sumberdaya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan memberikan manfaat ekonomi dimasa depan (Hanafi, 2003). Penilaian aspek manajemen dinilai melalui komponen manajemen umum dan manajemn risiko (Riyadi, 2000). Budisantoso dan Triandaru (2006: 53-54) menyatakan penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui

penilaian terhadap komponen Manajemen Umum, Penerapan Sistem Manajemen Risiko, dan Kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lain. Menurut SK DIR BI Nomor : 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bank. Penilaian aspek Manajemen didasarkan pada 2 aspek meliputi Manajemen umum, yaitu penilaian terhadap aspek manajemen umum meliputi penilaian terhadap strategi atau sasaran, struktur, sistem dan kepemimpinan, serta Manajemen risiko, yaitu penilaian terhadap manajemen risiko meliputi penilaian terhadap risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik. Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua sumber yang ada, penjualan, kas, asset, modal (Syafri, Sofyan Harahap, 2004: 219). Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya setiap periode atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan (Kasmir, 2004: 49). Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 2002: 35). Riyanto (2000 : 36) menyatakan rentabilitas dapat dibedakan menjadi 2 yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba dan dinyatakan dalam persentase. Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba usaha dengan pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di pihak lain. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi (Riyanto, 2001: 25). Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih (Munawir, 2004: 31). Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka pendek (Darminto dan Rifka, 2002: 10). Adapun rasio yang digunakan untuk menilai aspek Capital (permodalan) adalah rasio CAR, aspek Assets (kualitas aktiva produktif) dengan menggunakan rasio KAP dan rasio PPAP, aspek Management (Manajemen) menggunakan penilaian terhadap manajemen umum dan manajemen risiko melalui wawancara terstruktur, aspek Earning (rentabilitas) menggunakan rasio ROA dan BOPO, aspek Liquidity (likuiditas) menggunakan rasio LACLR dan LDR. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Nurmia Sari (2009) yang menunjukkan tingkat kesehatan bank pada faktor CAMEL dengan bantuan program komputer (Studi Kasus: PT. BPR Agro Cipta Adiguna Pare, Kediri) periode Januari-Desember 2008 mendapat predikat sehat. Penelitian yang dilakukan Iwan Haryono (2005) yang menganalisis Tingkat Kesehatan Pada BPR Klepu Mitra Kencana Di Semarang dengan metode CAMEL Periode 2001-2004 yang menunjukkan predikat BPR ini dinyatakan cukup sehat. Penelitian yang dilakukan Supaino (2010) yang menganalisis kesehatan bank berdasarkan CAMEL Di Indonesia. Dari data sekunder yang diperoleh dari rating 120 dari majalah info bank yang digunakan sebagai sampel menyatakan 86 bank dinyatakan sehat, 29 bank dinyatakan cukup sehat, dan 5 bank kurang sehat. Penelitian yang dilakukan Putu Sudiantari (2008) yang melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan Menggunakan Metode CAMEL pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Negara tahun 2006-2007. Hasil penelitian ini menunjukkan selama periode 2006-2007 PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Negara dalam kategori tidak sehat. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dengan subjek penelitian PT BPD Bali Cabang Negara dan objeknya tingkat kesehatan bank. Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data capital, assets, earning, dan

liquidity yang bersumber dari laporan keuangan, dan data management yang bersumber pada pimpinan. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara, kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil Hasil penelitian deskriptif untuk menilai tingkat kesehatan PT BPD Bali Cabang Negara dapat disajikan pada tabel berikut. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Tingkat Kesehatan BPD Bali Cabang Negara No. Faktor Rata-Rata Nilai Kredit Predikat 1. Capital 28,44 Tidak Sehat 2. Assets 100 Sehat 3. Management 96 Sehat 4. Earning 100 Sehat 5. Liquidity -292,99 Tidak Sehat Rata-Rata Faktor CAMEL 43,04 Tidak Sehat Hasil penelitian pada Tabel 1. menunjukkan bahwa tingkat kesehatan PT BPD Bali Cabang Negara secara keseluruhan mendapat predikat tidak sehat. Hal ini menunjukkan bahwa PT BPD Bali Cabang Negara belum dapat mengelola aspek CAMEL dengan baik. Akan tetapi jika dilihat dari masing-masing faktor memiliki tingkat kesehatan yang berbeda-beda. Jika dilihat dari faktor capital, dan liquidity berada pada predikat tidak sehat. Predikat tidak sehat pada faktor capital ini artinya bank belum mampu menjamin kerugian yang mungkin akan terjadi dari penanaman modal sendiri yang dilakukan, dan pada faktor liquidity artinya bank belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi. Tetapi jika dilihat dari faktor assets, management, dan earning memiliki predikat sehat. Pada faktor earning mengindikasi bahwa aktiva yang dimiliki bank mampu memberikan maanfaat dan penghasilan terhadap bank, pada faktor management berarti bank mampu mengelola aspek manajemen, baik manajemen umum maupun manajemen risiko, dan pada faktor earning artinya bank mampu menghasilkan laba dari sejumlah modal yang ada. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan tingkat kesehatan bank secara keseluruhan mendapat predikat cukup sehat. Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Putu Sudiantari yang menyatakan PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Negara tahun 2006-2007 berada pada kategori tidak sehat, namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurmia Sari yang menyatakan tingkat kesehatan BPR Agro Cipta Adiguna Pare berada pada kategori sehat, dan penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Iwan Haryono yang menyatakan tingkat kesehatan bank berada pada kategori cukup sehat. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Supaino yang menyatakan 29 bank dinyatakan cukup sehat. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena PT BPD Bali Cabang Negara dipengaruhi oleh adanya dana-dana yang tidak langsung dikelola oleh cabang, melainkan dana tersebut dikelola oleh BPD Pusat, seperti modal disetor, agio saham, modal sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, cadangan revaluasi aktiva tetap, laba tahun lalu atau rugi tahun berjalan, modal pinjaman, dan pinjaman subordinasi. Dilihat dari masing-masing faktor CAMEL memiliki tingkat kesehatan yang berbeda-beda. Dari faktor capital dan liquidity berada pada predikat tidak sehat. Predikat tidak sehat pada faktor capital disebabkan karena kemampuan permodalan yang dimiliki oleh bank lebih kecil daripada aktiva tertimbang menurut risiko yang ada pada bank, dan predikat tidak sehat pada faktor liquidity disebabkan karena bank belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi. Tetapi jika dilihat dari faktor assets, management, dan earning memiliki predikat sehat, hal ini harus dapat dipertahankan dan juga bank harus terus meningkatkan assets yang dimiliki dengan cara meningkatkan meningkatkan aktiva produktif yang diklasifikasikan dan penyisihan penghapusan aktiva produktif dan menekan jumlah aktiva produktif dan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk bank, faktor management artinya bank mampu mengelola aspek manajemen, baik manajemen umum maupun manajemen risiko dan terus melakukan perbaikan secara berkesinambungan terhadap aspek management, faktor earning juga harus dapat dipertahankan dengan cara terus meningkatkan laba dan pendapatan operasional dan menekan biaya operasional, sehingga bank dapat terus meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh laba. PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan bank secara total berada pada kategori cukup sehat, akan tetapi jika dilihat pada faktor CAMEL, faktor assets, management, dan earning berada pada kategori sehat, dan faktor capital dan faktor liquidity berada pada kategori tidak sehat. Saran yang ingin diberikan dalam penelitian ini adalah PT BPD Bali Cabang Negara dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatannya agar dapat berada pada predikat sehat, khususnya pada faktor capital melalui peningkatan permodalan dan mengurangi aktiva tertimbang menurut risiko, dan pada faktor liquidity dengan cara meningkatkan kemampuan alat likuid dalam menjamin hutang lancar, dan juga meningkatkan dana yang diterima, sehingga mampu menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dan untuk faktor assets, management, dan rentabilitas juga harus mampu dipertahankan dan ditingkatkan lagi. DAFTAR RUJUKAN Abdullah, Thamrin dan Tantri Francis. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia. Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi Kedelapan. Yogyakarta: BPFE. Budisantoso, Totok dan Triandaru Sigit. 2006. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Salemba Empat.

Darminto, Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. 2002. Analisis Laporan Keuangan : Konsep Dan Manfaat. Yogyakarta: AMP-YKPN. Hanafi, Mamduh M. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMK YKPN. Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Raja Grafindo. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli 2009. Jakarta: Salemba Empat. Ismail. 2010. Manajemen Perbankan Dari Teori Menjadi Aplikasi. Jakarta: Kencana. Iwan Haryo. 2005. Analisis Tingkat Kesehatan Pada BPR Klepu Mitra Kencana Di Semarang Periode Tahun 2001 2004. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Judisseno, Rimsky K. 2002. Sistem Moneter Dan Perbankan Di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kasmir. 2004. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan Kedelapan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. -------. 2012. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Lapoliwa. 2000. Akuntansi Perbankan Jilid 1. Jakarta: Ikatan Bankir Indonesia. Marsuki. Laporan laba Rugi. Tersedia pada http:// www. tribun-timor.com (diakses tanggal 25 Pebruari 2013). Munawir, S. 1995. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. -------. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-Empat. Yogyakarta: Liberty. Novi Nurmia Sari. 2009. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Bantuan Program Komputer (Studi Kasus : PT BPR Agro Cipta Adiguna Pare, Kediri). Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Putu Sudiantari. 2008. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Cabang Negara Tahun 2006 2007. Fakultas Ekonomi. Universitas Mahendradata. Denpasar. Riyadi, Slamet. (2000). Banking Assets & Liability Management. Edisi Kedua. Jakarta: FEUI. Riyanto, Bambang. 2000. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE. --------. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE. -------. 2002. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta BPFE. Sastradipoera, Komarudin. 2004. Strategi Manajemen Bisnis Perbankan, Konsep Dan Implementasi untuk Bersaing. Bandung : Kappa-Sigma. Siamat. Dahlan. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sinungun, Mochdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank. Edisi 2. Cetakan Keempat. Jakarta: Bumi Aksara. Sundjaya dan Barlian. Laporan Keuangan. Tersedia pada http:// www. Jurnal.sdm.blogspot.com (diakses tanggal 25 Pebruari 2013).

Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Supaino. 2010. Analisis Kesehatan Bank Berdasarkan Camel Di Indonesia. Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara. Medan. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP DIR Tanggal 30 April 1997. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta: Bank Indonesia. Suseno, Abdullah Piter. 2003. Sistem Dan Kebijakan Perbankan Di Indonesia. Jakarta: Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia. Susilo, Y. Sri. 2000. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Suwardjono. 2003. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: BPFE. UU RI No. 10 Tahun 1998 Tentang Tata Perbankan Di Indonesia. Jakarta. Untung. Budi H. 2000. Kredit Perbankan Di Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset. Weygandt, Kieso Warfield. 2007. Intermediate Accounting. Twelfth Edition. Jakarta: Erlangga.