GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 40 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan dalam Pasal 55 Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, perlu ditetapkan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan Dan Kalimantan Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1284) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1622); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;
2 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4194) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593 ) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 ) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741 ) ; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah ; 14. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Yang Menjadi Kewenangan Provinsi Kalimantan Tengah ; 15. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kalimantan Tengah;
3 M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. 2. Provinsi adalah Provinsi Kalimantan Tengah. 3. Kabupaten / Kota adalah Kabupaten / Kota yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. 4. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 5. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan di Daerah. 6. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Tengah. 7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. 8. Badan adalah Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah. 9. Kepala Badan adalah Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah. BAB II PENETAPAN Pasal 2 Dengan Peraturan Gubernur ini ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah. BAB III SUSUNAN ORGANISASI Pasal 3 Badan Ketahanan Pangan terdiri dari : 1. Kepala Badan ; 2. Sekretaris, membawahkan : a. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program; b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian. 3. Bidang, terdiri dari : a. Kepala Bidang Ketersediaan dan Cadangan Pangan, membawahkan: 1) Kepala Sub Bidang Ketersediaan Pangan; 2) Kepala Sub Bidang Cadangan Pangan; b. Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, membawahkan : 1) Kepala Sub Bidang Konsumsi dan Keanekaragaman Pangan; 2) Kepala Sub Bidang Keamanan dan Mutu Pangan.
4 c. Kepala Bidang Kerawanan Pangan, membawahkan : 1) Kepala Sub Bidang Pengendalian Kerawanan Pangan; 2) Kepala Sub Bidang Penanganan Kerawanan Pangan ; d. Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahkan : 1) Kepala Sub Bidang Akreditasi; 2) Kepala Sub Bidang Pendidikan dan Ketrampilan; 4. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 4 Bagan Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini. BAB IV TUGAS POKOK, FUNGSI DAN KEWENANGAN Bagian Pertama Badan Ketahanan Pangan Pasal 5 Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas penyusunan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan, koordinasi ketahanan pangan, penerapan standar teknis ketahanan pangan. Pasal 6 Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Badan Ketahanan Pangan, menyelenggarakan fungsi : 1. penyusunan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan; 2. melakukan koordinasi di bidang ketahanan pangan; 3. pembinaan dan pengoordinasian penerapan standar teknis ketahanan pangan; 4. penyelenggaraan pengaturan, pembinaan dan bimbingan teknis, pengawasan, pemantauan, evaluasi dibidang ketahanan pangan; 5. penetapan kebijakan teknis, pelaksanaan, fasilitasi dan pembinaan ketahanan pangan skala provinsi ; 6. koordinasi penetapan kebijakan teknis, fasilitasi dan pelaksanaan serta pembinaan penyelenggaraan ketahanan pangan skala provinsi ; 7. koordinasi penetapan kebijakan teknis, fasilitasi pelaksanaan dan pembinaan serta pengawasan ketahanan pangan skala provinsi ;dan 8. penyelenggaraan urusan kesekretariatan Badan. Pasal 7 Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Badan Ketahanan Pangan, mempunyai wewenang sebagai berikut : 1. identifikasi ketersediaan dan keragaman produk pangan; 2. identifikasi kebutuhan produksi dan konsumsi masyarakat; 3. koordinasi pencegahan dan pengendalian masalah pangan sebagai akibat menurunnya ketersediaan pangan karena berbagai sebab; 4. pembinaan cadangan pangan masyarakat; 5. pengembangan dan pengaturan cadangan pangan pokok tertentu; 6. koordinasi dan pengendalian cadangan pangan pemerintah dan masyarakat;
5 7. koordinasi penanganan kerawanan pangan provinsi; 8. koordinasi pencegahan dan penanggulangan masalah pangan sebagai akibat menurunnya mutu, gizi, dan keamanan pangan; 9. pengendalian kerawanan pangan; 10. identifikasi infrastruktur distribusi pangan; 11. pengembangan infrastruktur distribusi pangan dan koordinasi pengembangan infrastruktur; 12. koordinasi pencegahan penurunan akses pangan masyarakat; 13. informasi harga; 14. pengembangan jaringan pasar; 15. identifikasi pangan pokok masyarakat; 16. pembinaan peningkatan mutu konsumsi masyarakat; 17. pembinaan mutu dan keamanan produk pangan pabrikan; 18. pengembangan kelembagaan sertifikasi produk pangan segar dan pabrikan skala kecil/rumah tangga; 19. identifikasi dan pengembangan kerjasama forum; 20. pengumpulan dan analisis informasi ketahanan pangan; dan 21. keamanan pangan. Bagian Kedua Kepala Badan Pasal 8 Kepala Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas memimpin, menyusun, membina, mengoordinasikan, dan mengawasi penyelenggaraan ketahanan pangan serta bertanggung jawab atas terlaksananya tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan. Pasal 9 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Kepala Badan Ketahanan Pangan, menyelenggarakan fungsi : 1. perumusan kebijakan teknis dibidang ketahanan pangan; 2. penyelenggaraan koordinasi dibidang ketahanan pangan; 3. penerapan standar teknis dibidang ketahanan pangan; 4. penyediaan dukungan pengembangan infrastruktur; dan 5. penyelenggaraan pengaturan, pembinaan dan bimbingan teknis, pengawasan, pemantauan, evaluasi dibidang ketahanan pangan. Bagian Ketiga Sekretariat Pasal 10 Sekretaris mempunyai tugas mengoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif serta perlengkapan, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, protokol, humas dan rumah tangga, organisasi, tatalaksana dan analisis jabatan serta dokumentasi peraturan perundangundangan pada Badan Ketahanan Pangan. Pasal 11 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Sekretaris, menyelenggarakan fungsi :
6 1. mengoordinasikan penyusunan program dan anggaran. 2. mengoordinasikan penyusunan pelaporan badan; 3. mengoordinasikan penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis; 4. pelaksanaan koordinasi penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kerjasama pembangunan ketahanan pangan; 5. penyelenggaraan koordinasi tugas-tugas badan; 6. pembinaan administrasi dan aparatur ; 7. pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, hukum, rumah tangga, kehumasan, perpustakaan, organisasi dan ketatausahaan; dan 8. pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan Pasal 12 Sekretaris, membawahkan : 1. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program ; 2. Kepala Sub Bagian Keuangan; 3. Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian. Paragraf 1 Sub Bagian Penyusunan Program Pasal 13 Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan koordinasi penyusunan bahan kebijakan teknis, penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, penyusunan perencanaan program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan. Pasal 14 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepala Sub Bagian Penyusunan Program, menyelenggarakan fungsi : 1. menyiapkan bahan dan data penyusunan program dan anggaran badan; 2. menyiapkan bahan dan data penyusunan pelaporan badan; 3. pengumpulan bahan dan pembinaan penyusunan perencanaan program dan anggaran; 4. penyiapan bahan koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan program, kegiatan, anggaran dan kinerja; 5. pengumpulan bahan pemantauan, evaluasi dan pelaporan program kegiatan dan anggaran serta kinerja; 6. penyiapan bahan pengendalian pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran; 7. pengumpulan bahan pengendalian pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran; 8. pelaksanaan pelaporan LAKIP; dan 9. pembinaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
7 Paragraf 2 Sub Bagian Keuangan Pasal 15 Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pengelolaan administrasi keuangan, pembinaan bendaharawan dan pelaporan pelaksanaan anggaran. Pasal 16 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Kepala Sub Bagian Keuangan, menyelenggarakan fungsi : 1. pembinaan pengelolaan administrasi dan pembukuan pelaksanaan anggaran pengeluaran dan penerimaan. 2. penyelenggaraan pembukuan pelaksanaan anggaran pengeluaran dan penerimaan. 3. verifikasi pertanggung jawaban anggaran pembangunan dan rutin. 4. penerbitan Surat Perintah Membayar. 5. penyelenggaraan pelaporan akuntansi keuangan. 6. penyelesaian tindak lanjut LHP. 7. pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan Paragraf 3 Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian Pasal 17 Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi perkantoran, kepegawaian, penataan organisasi, tatalaksana dan analisis jabatan, dokumentasi hukum serta rumah tangga kantor, perlengkapan dan humas. Pasal 18 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan kantor; 2. pengadaan dan pemeliharaan barang; 3. pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol. 4. pelaksanaan urusan organisasi, tatalaksana dan analisis jabatan; 5. pengelola kearsipan; 6. pelaksanaan urusan peningkatan sumber daya manusia; 7. penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan pegawai dan formasi pegawai; 8. penyiapan bahan pengusulan pengangkatan PNS, mutasi, kenaikan pangkat, promosi dan mutasi jabatan, kenaikan gaji berkala, cuti pegawai; 9. penyiapan bahan pengusulan dan penyelenggaraan diklat PNS; 10. penyelenggaraan absensi pegawai; 11. penyiapan bahan pembinaan PNS; dan 12. pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan
8 Bagian Keempat Bidang Ketersediaan Dan Cadangan Pangan Pasal 19 Kepala Bidang Ketersediaan dan Cadangan Pangan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, identifikasi, koordinasi, pembinaan, pengembangan, pengendalian, ketersediaan dan cadangan pangan. Pasal 20 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Kepala Bidang Ketersediaan dan Cadangan Pangan, menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan perencanaan ketersediaan dan cadangan pangan; 2. pelaksanaan identifikasi kebutuhan, ketersediaan dan keragaman produk pangan; 3. pelaksanaan identifikasi infrastruktur distribusi pangan; 4. pelaksanaan koordinasi pencegahan, pengendalian masalah pangan dan pengembangan infrastruktur distribusi pangan; 5. pelaksanaan koordinasi pencegahan penurunan akses pangan masyarakat dan peningkatan akses pangan masyarakat; 6. pelaksanaan pembinaan ketersediaan dan cadangan pangan masyarakat; 7. Pelaksanaan pengembangan dan pengaturan cadangan pangan pokok tertentu; 8. pelaksanaan pengembangan jaringan pasar dan informasi harga; dan 9. pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan Pasal 21 Kepala Bidang Ketersediaan dan Cadangan Pangan, membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Ketersediaan Pangan ; 2. Kepala Sub Bidang Cadangan Pangan. Paragraf 1 Sub Bidang Ketersediaan Pangan Pasal 22 Kepala Sub Bidang Ketersediaan Pangan mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan, koordinasi, pelaksanaan identifikasi, analisis, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Pasal 23 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Kepala Sub Bidang Ketersediaan Pangan, menyelenggarakan fungsi : 1. penyiapan bahan perencanaan teknis ketersediaan pangan; 2. pelaksanaan identifikasi ketersediaan dan keragaman produk pangan; 3. pelaksanaan identifikasi kebutuhan produksi pangan; 4. penyiapan bahan penetapan sasaran produksi pangan daerah; 5. penyiapan bahan koordinasi pencegahan dan penanggulangan masalah produksi dan distribusi pangan; 6. pelaksanaan pemantauan dan analisis harga pangan; 7. pelaksanaan pembinaan ketersediaan pangan; dan
9 8. pelaksanaan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Paragraf 2 Sub Bidang Cadangan Pangan Pasal 24 Kepala Sub Bidang Cadangan Pangan mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan, koordinasi, pelaksanaan identifikasi, pembinaan, pengembangan dan pengaturan cadangan pangan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Pasal 25 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, Kepala Sub Bidang Cadangan Pangan, menyelenggarakan fungsi : 1. penyiapan bahan perencanaan teknis cadangan pangan; 2. pelaksanaan identifikasi infrastruktur distribusi pangan; 3. pelaksanaan inventarisasi cadangan pangan; 4. pelaksanaan koordinasi pencegahan, pengendalian masalah pangan dan pengembangan infrastruktur distribusi pangan; 5. pelaksanaan koordinasi pencegahan penurunan akses pangan masyarakat dan peningkatan akses pangan masyarakat; 6. pelaksanaan pembinaan cadangan pangan; 7. pelaksanaan pengembangan dan pengaturan cadangan pangan pokok tertentu; 8. pelaksanaan pengembangan jaringan pasar dan informasi harga; dan 9. pelaksanaan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Bagian Kelima Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Pasal 26 Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas perencanaan, identifikasi, koordinasi, pembinaan, penerapan, pengembangan, pelatihan, analisis, uji mutu, sertifikasi, pelabelan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Pasal 27 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan perencanaan teknis konsumsi dan keamanan pangan; 2. pelaksanaan identifikasi pangan pokok dan konsumsi pangan; 3. pelaksanaan pembinaan peningkatan mutu konsumsi masyarakat menuju gizi seimbang berbasis bahan baku lokal; 4. pelaksanaan pembinaan mutu dan keamanan produk pangan pabrikan; 5. pelaksanaan pengembangan kelembagaan sertifikasi produk pangan segar dan pabrikan skala kecil/rumah tangga; 6. pelaksanaan identifikasi LSM dan tokoh masyarakat; 7. pelaksanaan pengembangan dan fasilitasi forum masyarakat; 8. pelaksanaan pengembangan trust fund;
10 9. pelaksanaan pengumpulan dan analisis informasi ketahanan pangan; 10. pelaksanaan pembinaan penerapan standar batas minimum residu; 11. pelaksanaan pelatihan inspektur, fasilitator dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil; 12. pelaksanaan pembinaan sistem manajemen laboratorium uji mutu dan keamanan pangan; 13. pelaksanaan monitoring otoritas kompeten Kabupaten/Kota; 14. pelaksanaan sertifikasi dan pelabelan prima; dan 15. pembinaan, pengendalian monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pasal 28 Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Konsumsi dan Keanekaragaman Pangan 2. Kepala Sub Bidang Keamanan dan Mutu Pangan. Paragraf 1 Sub Bidang Konsumsi dan Keanekaragaman Pangan Pasal 29 Kepala Sub Bidang Konsumsi dan Keanekaragaman Pangan mempunyai tugas penyiapan bahan perencanaan, identifikasi, pembinaan, pengembangan, analisis, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Pasal 30 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Kepala Sub Bidang Konsumsi dan Keanekaragaman Pangan, menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan perencanaan teknis konsumsi dan keamanan pangan; 2. pelaksanaan identifikasi pangan pokok dan konsumsi pangan; 3. pelaksanaan pembinaan peningkatan mutu konsumsi masyarakat menuju gizi seimbang berbasis bahan baku lokal; 4. pelaksanaan pengumpulan dan analisis informasi ketahanan pangan; 5. penyiapan bahan koordinasi penyusunan Neraca Bahan Makanan/ Pola Pangan Harapan (NBM/PPH); 6. pelaksanaan analisis pola konsumsi pangan; 7. pelaksanaan pengembangan pangan lokal dan makanan tradisional; dan 8. pelaksanaan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Paragraf 2 Sub Bidang Keamanan dan Mutu Pangan Pasal 31 Kepala Sub Bidang Keamanan dan Mutu Pangan mempunyai tugas penyiapan bahan perencanaan, pembinaan, pengembangan, identifikasi, pengumpulan, fasilitasi, analisis, uji mutu, sertifikasi, pelabelan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
11 Pasal 32 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Kepala Sub Bidang Keamanan dan Mutu Pangan, menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan perencanaan teknis keamanan dan mutu pangan; 2. pelaksanaan pembinaan mutu dan keamanan produk pangan pabrikan; 3. pelaksanaan pengembangan kelembagaan sertifikasi produk pangan segar dan pabrikan skala kecil/rumah tangga; 4. pelaksanaan identifikasi lembaga swadaya masyarakat dan tokoh masyarakat; 5. pelaksanaan pengembangan dan fasilitasi forum masyarakat; 6. pelaksanaan pengembangan trust fund; 7. pelaksanaan pengumpulan dan analisis informasi ketahanan pangan; 8. pelaksanaan pembinaan penerapan standar batas minimum residu; 9. pelaksanaan fasilitasi pelatihan inspektur, fasilitator dan PPNS; 10. pelaksanaan pembinaan sistem manajemen laboratorium uji mutu dan keamanan pangan; 11. pelaksanaan monitoring otoritas kompeten Kabupaten/Kota; 12. pelaksanaan sertifikasi dan pelabelan prima; dan 13. pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan Bagian Keenam Bidang Kerawanan Pangan Pasal 33 Kepala Bidang Kerawanan Pangan mempunyai tugas menyiapkan bahan penetapan, penerapan, perencanaan, penyelenggaraan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Pasal 34 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Kepala Bidang Kerawanan Pangan, menyelenggarakan fungsi : 1. penyiapan bahan intervensi daerah rawan pangan; 2. pelaksanaan pengendalian kerawanan pangan; 3. pelaksanaan koordinasi penanganan kerawanan pangan; dan 4. pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan Pasal 35 Kepala Bidang Kerawanan Pangan, membawahkan : 1. Kepala Sub Bidang Pengendalian Kerawanan Pangan. 2. Kepala Sub Bidang Penanganan Kerawanan Pangan. Paragraf 1 Sub Bidang Pengendalian Kerawanan Pangan Pasal 36 Kepala Sub Bidang Pengendalian Kerawanan Pangan mempunyai tugas penyiapan bahan perencanaan, penerapan, penetapan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
12 Pasal 37 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Kepala Sub Bidang Pengendalian Kerawanan Pangan, menyelenggarakan fungsi : 1. pelaksanaan pengendalian kerawanan pangan; 2. pelaksanaan pemberdayaan masyarakat daerah rawan pangan; 3. penyiapan bahan intervensi daerah rawan pangan; dan 4. pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan Paragraf 2 Sub Bidang Penanganan Kerawanan Pangan Pasal 38 Kepala Sub Bidang Penanganan Kerawanan Pangan mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan, penetapan, penyelenggaraan, pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan. Pasal 39 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 Kepala Sub Bidang Penanganan Kerawanan Pangan, menyelenggarakan fungsi : 1. Pelaksanaan Identifikasi daerah rawan pangan; 2. Pelaksanaan koordinasi penanganan kerawanan pangan; 3. Pelaksanaan intervensi daerah rawan pangan; dan 4. pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan Bagian Ketujuh Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Pasal 40 Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas menyiapkan bahan penetapan, penerapan, perencanaan, penyelenggaraan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Pasal 41 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, menyelenggarakan fungsi : 1 penyiapan bahan penetapan kebijakan SDM ; 2 penyiapan bahan penerapan persyaratan jabatan badan institusi pertanian; 3 penyiapan bahan perencanaan, pengembangan dan mutasi jabatan fungsional; 4 penyiapan bahan penyelenggaraan pendidikan keterampilan pertanian; 5. penyiapan bahan penerapan norma, standar dan akreditasi kelembagaan pendidikan keterampilan; 6. penyiapan bahan penetapan sertifikasi dan akreditasi jabatan fungsional pendidikan keterampilan pertanian;
13 7. penyiapan bahan penerapan standarisasi dan prosedur sistem dan metode pendidikan keterampilan; 8. penyiapan bahan penerapan norma dan standar kelembagaan pelatihan pertanian; 9. penyiapan bahan penyelenggaraan pelatihan keterampilan; 10. penyiapan bahan pelaksanaan akreditasi jabatan fungsional widyaiswara; 11. penyiapan bahan perencanaan dan standarisasi dan prosedur sistem dan metode pelatihan pertanian; dan 12. pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan Pasal 42 Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahkan: 1 Kepala Sub Bidang Akreditasi; 2 Kepala Sub Bidang Pendidikan dan Keterampilan. Paragraf 1 Sub Bidang Akreditasi Pasal 43 Kepala Sub Bidang Akreditasi mempunyai tugas penyiapan bahan perencanaan, penerapan, penetapan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. Pasal 44 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Kepala Sub Bidang Akreditasi, menyelenggarakan fungsi : 1. penyiapan bahan penerapan persyaratan jabatan badan institusi pertanian; 2. penyiapan bahan perencanaan, pengembangan dan mutasi jabatan fungsional; 3. penyiapan bahan penerapan norma, standar dan akreditasi kelembagaan pendidikan keterampilan pertanian; 4. penyiapan bahan penetapan sertifikasi dan akreditasi jabatan fungsional pendidikan keterampilan pertanian; 5. penyiapan bahan penerapan standarisasi dan prosedur sistem dan metode pendidikan keterampilan; 6. penyiapan bahan penerapan norma dan standar kelembagaan pelatihan pertanian; 7. penyiapan bahan pelaksanaan akreditasi jabatan fungsional widyaiswara; 8. penyiapan bahan perencanaan dan standarisasi dan prosedur sistem dan metode pelatihan pertanian; dan 9. pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan Paragraf 2 Sub Bidang Pendidikan dan Keterampilan Pasal 45 Kepala Sub Bidang Pendidikan dan Keterampilan mempunyai tugas menyiapkan bahan perencanaan, penetapan, penyelenggaraan,
14 pelaksanaan dan monitoring, kebijakan SDM pertanian serta pendidikan, ketrampilan dan pelatihan pertanian. Pasal 46 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, Kepala Sub Bidang Pendidikan dan Keterampilan, menyelenggarakan fungsi : 1 penyiapan bahan penetapan kebijakan SDM pertanian; 2 penyiapan bahan penyelenggaraan pendidikan keterampilan pertanian; 3 penyiapan bahan penyelenggaraan pelatihan keterampilan pertanian; dan 4 pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan. BAB V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 47 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Ketahanan Pangan. Pasal 48 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang Jabatan Fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (3) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang undangan yang berlaku. BAB VII TATA KERJA Pasal 49 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, dan Kepala Sub Bidang serta pemegang Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi dan sinkronisasi secara vertikal serta horizontal baik dalam lingkungan Badan maupun instansi lain sesuai dengan tugas pokok masing - masing. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti, memenuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasannya masingmasing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya.
15 BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 50 Uraian Tugas masing-masing pejabat dan pelaksana pada Badan Ketahanan Pangan ditetapkan oleh Kepala Badan dengan Peraturan Kepala Badan. Pasal 51 Dengan berlakunya Peraturan Gubernur ini, maka Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 02 Tahun 2001 Tentang Organisasi dan Tatakerja Kantor Bimbingan Masyarakat Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 52 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Tengah. Diundangkan di Palangka Raya pada tanggal 1 Juli 2008 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, Cap/ttd THAMPUNAH SINSENG Ditetapkan di Palangka Raya pada tanggal 1 Juli 2008 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Cap/ttd AGUSTIN TERAS NARANG BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2008 NOMOR 40
LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 40 TAHUN 2008 TANGGAL 1 JULI 2008 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH KEPALA BADAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM, PERLENGKAP AN & BIDANG KETERSEDIAAN DAN CADANGAN PANGAN BIDANG KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGAN BIDANG KERAWANAN PANGAN BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA SUB BIDANG KETERSEDIAAN PANGAN SUB BIDANG KONSUMSI DAN KEANEKARAGAMAN SUB BIDANG PENGENDALIAN KERAWANAN PANGAN SUB BIDANG AKREDITASI SUB BIDANG CADANGAN PANGAN SUB BIDANG KEAMANAN DAN MUTU PANGAN SUB BIDANG PENANGANAN KERAWANAN PANGAN SUB BIDANG PENDIDIKAN DAN KETERAMPILAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Cap/ttd AGUSTIN TERAS NARANG