PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2008 T E N T A N G PRAMUWISATA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PRAMUWISATA DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Peraturan Daerah Provinsi Bali. Nomor 7 Tahun Tentang. Usaha Penyediaan Sarana Wisata Tirta DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PRAMUWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PRAMUWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR...TAHUN... TENTANG USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN WARISAN BUDAYA BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG USAHA PENYEDIAAN SARANA WISATA TIRTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG LISENSI PRAMUWISATA

IZIN USAHA JASA PARIWISATA

LEMBARAN DAERAH NOMOR 02 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 6 TAHUN 2002 (6/2002) TENTANG PERIZINAN USAHA PERJALANAN WISATA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PEMBERIAN IZIN UNDIAN (PROMOSI PRODUK BARANG/JASA)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 16 TAHUN 1996 TENTANG USAHA BAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1996 TENTANG USAHA HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

5. Undang-Undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan (Lembaran

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : E

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 03 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA PEDAGANG KAKI LIMA

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN UTILITAS TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2013

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PRAMUWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 6 Tahun 2002 Seri: C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK KAMPUNG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 40 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGHUNIAN RUMAH DINAS DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SEWAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG IZIN MENDIRIKAN PERUSAHAAN PENGANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU IZIN USAHA PERKEBUNAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 17 TAHUN 1996 TENTANG USAHA JASA BOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTA KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2005 NOMOR 10 SERI C NOMOR 8

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2003 Seri : E

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN DAN RETRIBUSI OBYEK WISATA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2007 SERI E =============================================================

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERIZINAN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2008 T E N T A N G PRAMUWISATA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa pramuwisata merupakan salah satu komponen penting sistem perdagangan jasa pariwisata yang sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan dan citra perdagangan jasa pariwisata secara keseluruhan; b. bahwa dalam rangka penertiban dan peningkatan kualitas pramuwisata perlu melakukan pengaturan mengenai pendidikan, pembinaan dan pengawasan, agar dalam pengembangan etika dan pelaksanaan fungsi pramuwisata dapat mencapai hasil guna dan daya guna untuk melestarikan pariwisata budaya; c. bahwa Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 mengamanatkan pariwisata yang termasuk di dalamnya pramuwisata merupakan urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan; d. bahwa Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 10 Tahun 1989 tentang Pramuwisata sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dewasa ini sehingga perlu ditinjau kembali; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pramuwisata; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3427); 3. Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3658); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 Tahun 1987 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bali (Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 102 Tahun 1987 Seri B Nomor 101); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI DAN GUBERNUR BALI MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PRAMUWISATA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Provinsi adalah Provinsi Bali. 2. Gubernur adalah Gubernur Bali.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Bali. 4. Kabupaten atau Kota adalah Kabupaten atau Kota se-bali. 5. Dinas Pariwisata yang selanjutnya disebut dinas adalah Dinas Pariwisata Provinsi Bali. 6. Kepala Dinas Pariwisata yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali. 7. Pramuwisata adalah seseorang yang menyediakan jasa komersial pemanduan wisatawan, mencakup : pemberian bimbingan, arahan-arahan, penjelasan-penjelasan, dan petunjuk-petunjuk tentang suatu obyek dan daya tarik wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan. 8. Obyek dan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. 9. Sertifikat Kursus Pramuwisata yang selanjutnya disebut SKP adalah sertifikat sebagai bukti telah mengikuti dan tamat kursus pramuwisata. 10. Sertifikat Pramuwisata adalah sertifikat sebagai bukti telah mengikuti dan lulus ujian pramuwisata. 11. Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata yang selanjutnya disebut KTPP adalah kartu identitas pramuwisata sebagai izin operasional. 12. Lembaga Pendidikan Tinggi adalah lembaga pendidikan tinggi yang mempunyai kompetensi di bidang kepariwisataan, kebudayaan Bali, dan/atau agama Hindu. BAB II PENGGOLONGAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Pramuwisata digolongkan menjadi: a. Pramuwisata Umum; b. Pramuwisata Khusus; Pasal 3 (1) Pramuwisata Umum sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2 huruf a bertugas dalam wilayah Provinsi. (2) Pramuwisata Khusus sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 2 huruf b bertugas pada suatu obyek dan/atau daya tarik wisata tempat Pramuwisata Khusus bertempat tinggal.

BAB III PERSYARATAN Pasal 4 (1) Untuk menjadi Pramuwisata wajib memiliki Sertifikat Pramuwisata dan KTPP. (2) Sertifikat Pramuwisata dan KTPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Gubernur. (3) Gubernur dapat menunjuk Kepala Dinas untuk menerbitkan Sertifikat Pramuwisata dan KTPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Permohonan untuk mendapatkan Sertifikat Pramuwisata dan KTPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disampaikan kepada Gubernur melalui Kepala Dinas dengan melampirkan persyaratan secara lengkap dan benar. Bagian Kesatu Sertifikat Pramuwisata Pasal 5 (1) Untuk mendapatkan Sertifikat Pramuwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) harus lulus ujian pramuwisata. (2) Persyaratan untuk dapat mengikuti ujian pramuwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya sebagai berikut: a. Pramuwisata Umum: 1) warga negara Republik Indonesia; 2) bertempat tinggal di Kabupaten atau Kota paling singkat 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk; 3) berumur sekurang-kurangnya 22 (dua puluh dua) tahun; 4) melampirkan surat keterangan berkelakuan baik dari Kepolisian Republik Indonesia; 5) menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik dan benar; 6) memiliki keterampilan dalam memimpin dan mengatur perjalanan wisata; 7) menguasai ilmu bumi pariwisata, kependudukan, sejarah, pemerintahan, kebudayaan daerah Bali dan Indonesia; 8) memiliki SKP; 9) berpendidikan paling rendah Diploma 3 (tiga) atau yang sederajat; 10) pernah magang paling singkat 6 (enam) bulan di Biro Perjalanan Wisata; dan 11) sehat jasmani dan rohani.

b. Pramuwisata Khusus. 1) warga negara Republik Indonesia; 2) bertempat tinggal di sekitar obyek dan daya tarik wisata paling singkat 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Penduduk; 3) berumur sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun; 4) melampirkan surat keterangan berkelakuan baik dari Kepolisian Republik Indonesia; 5) menguasai bahasa Indonesia dan salah satu bahasa asing dengan baik dan benar; 6) menguasai pengetahuan mengenai obyek dan daya tarik wisata tempat calon pramuwisata khusus bertempat tinggal; 7) memiliki SKP; 8) berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Atas atau yang sederajat; dan 9) sehat jasmani dan rohani. (3) Ujian Pramuwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Tim yang dibentuk oleh Gubernur. Bagian Kedua Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata Pasal 6 (1) KTPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) berlaku 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang. (2) Pramuwisata dapat diberikan KTPP seumur hidup apabila: a. telah melaksanakan tugas Pramuwisata selama 25 (dua puluh lima) tahun secara berturut-turut; dan b. telah berumur sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) tahun. (3) Untuk mendapatkan perpanjangan KTPP dan KTPP seumur hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus mengajukan permohonan kepada Gubernur melalui Kepala Dinas dengan melampirkan persyaratan secara lengkap dan benar. Pasal 7 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara mendapatkan Sertifikat Pramuwisata dan KTPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (4) dan Pasal 6 ayat (3) diatur dengan Peraturan Gubernur. Pasal 8 Pramuwisata yang telah memiliki Sertifikat Pramuwisata dan KTPP harus berhimpun dalam suatu Wadah Organisasi Pramuwisata.

Pasal 9 Untuk memiliki SKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a angka 8 dan huruf b angka 7 harus menamatkan kursus pramuwisata yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Tinggi. BAB IV PELAKSANAAN TUGAS PRAMUWISATA Pasal 10 (1) Pramuwisata mempunyai tugas: a. mengantar wisatawan, baik rombongan maupun perorangan yang mengadakan perjalanan dengan transportasi yang tersedia; b. memberikan penjelasan dan petunjuk tentang rencana perjalanan, obyek dan daya tarik wisata serta memberikan penjelasan mengenai dokumen perjalanan, akomodasi, transportasi dan fasilitas wisatawan lainnya; c. membantu menguruskan barang bawaan wisatawan dan membantu keperluan wisatawan lainnya; dan d. memberikan pertolongan kepada wisatawan yang sakit, mendapat kecelakaan, kehilangan atau musibah lainnya. (2) Pramuwisata dalam melaksanakan tugasnya harus: a. menaati kode etik profesi pramuwisata; b. mengenakan KTPP sesuai penggolongannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2; dan c. menaati acara perjalanan yang telah disepakati. Pasal 11 (1) Pramuwisata dalam melaksanakan tugasnya harus menggunakan pakaian adat Bali. (2) Penggunaan pakaian adat Bali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Gubernur. (3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila pramuwisata menjalankan tugas kegiatan wisata tirta, pendakian, lintas alam dan perkemahan.

BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pramuwisata dilakukan oleh Gubernur. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. hukum dan administrasi; b. pengetahuan teknis; dan c. prilaku. BAB VI PENYIDIKAN Pasal 13 (1) Selain Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali. (2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk: a. menerima laporan atau pengaduan berkenaan tindak pidana di bidang kepramuwisataan; b. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau pengaduan berkenaan tindak pidana di bidang kepramuwisataan; c. melakukan pemanggilan terhadap perseorangan atau badan usaha untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau sebagai saksi dalam tindak pidana di bidang kepramuwisataan; d. melakukan pemeriksaan terhadap perseorangan atau badan usaha yang diduga melakukan tindak pidana di bidang kepramuwisataan; e. memeriksa tanda pengenal seseorang yang berada di tempat terjadinya tindak pidana di bidang kepramuwisataan; f. melakukan penggeledahan dan penyitaan barang bukti tindak pidana di bidang kepramuwisataan; g. meminta keterangan atau bahan bukti dari perseorangan atau badan usaha sehubungan dengan tindak pidana di bidang kepramuwisataan; h. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan;

i. membuat dan menandatangani berita acara; dan j. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti tentang adanya tindak pidana di bidang kepramuwisataan. BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 14 (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (1), diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15 Pramuwisata yang memiliki KTPP sementara, harus melakukan penyesuaian paling lama 4 (empat) tahun sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Tingkat I Bali Nomor 10 Tahun 1989 tentang Pramuwisata (Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali Tahun 1990 Nomor 147, Seri C Nomor 1) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 17 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Bali. Ditetapkan di Denpasar pada tanggal 28 Nopember 2008 GUBERNUR BALI, TTD MADE MANGKU PASTIKA Diundangkan di Denpasar pada tanggal 28 Nopember 2008 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI, TTD I NYOMAN YASA LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2008 NOMOR 5

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PPRAMUWISATA I. UMUM. Pembangunan Pariwisata Budaya telah berkembang dengan mendayagunakan potensi utama daerah yaitu dengan melestarikan kebudayaan yang bersumber pada adat istiadat dan dijiwai oleh Agama Hindu. Dimana hal tersebut merupakan daya tarik utama bagi kunjungan wisatawan ke Bali. Sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979, urusan Pramuwisata menjadi urusan Daerah. Penyerahan urusan pramuwisata menjadi urusan daerah adalah pembinaan yang menyangkut perencanaan, pengaturan dan pengawasannya. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pariwisata merupakan urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi. Pramuwisata merupakan salah satu profesi dari komponen utama sistem perdagangan jasa pariwisata yang memiliki korelasi langsung dan berpengaruh terhadap kualitas layanan jasa dan citra perdagangan jasa pariwisata Bali secara keseluruhan, sangat diminati masyarakat. Jasa Pramuwisata tidak dipasok oleh masyarakat Bali saja, melainkan masyarakat nasional bahkan Internasional. Salah satu hal yang perlu dalam pembinaan Pramuwisata adalah memberikan pelayanan yang menarik dan ramah terhadap wisatawan. Dan yang lebih penting lagi adalah memberikan pembinaanpembinaan agar mereka melanjutkan dan meningkatkan pembangunan Pariwisata Budaya dengan mengembangkan dan mendayagunakan sumber dan potensi utama Daerah yaitu kebudayaan yang merupakan daya tarik utama bagi kunjungan wisatawan ke Bali. Untuk melakukan kegiatannya Pramuwisata harus mempunyai ijin/sertifikat Pramuwisata dan Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata yang dikeluarkan oleh Gubernur. Tindakan ini merupakan usaha preventif dalam melindungi kegiatan mereka dari tindakan/kegiatan Pramuwisata yang tidak sah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3

Pasal 4 Pasal 5 ayat (1) ayat (2) Yang dimaksud dengan Biro Perjalanan Wisata adalah badan usaha yang merencanakan dan melaksanakan jasa perjalanan wisata dan/atau jasa pelayanan penyelenggaraan wisata. Yang dimaksud dengan sehat jasmani dan rohani adalah sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangn dari Rumah Sakit pemerintah. ayat (3) Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 ayat (2) huruf a Yang dimaksud dengan kode etik profesi pramuwisata adalah kode etik profesi pramuwisata yang dimiliki oleh asosiasi pramuwisata. Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3