Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pekerja dari segi keselamatan dan kesehatan kerja. Karena bila ada

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

Informed Consent. Pesetujuan menjadi Responden

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

Identifikasi Penilaian Aktivitas Pengelasan Pada Bengkel Umum Unit 1-4 Dengan Pendekatan Job Safety Analysis di PT.Indonesia Power UBP Suralaya

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah di bidang kesehatan dan keselamatan kerja adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

Seminar Nasional Riset Terapan 2015 SENASSET 2015 ISBN: Serang, 12 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

Keselamatan kerja (work safety) pada setiap pekerjaan dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap pe

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI SMK

Abstrak. Abstract METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB IV HASIL DAN ANALISA

EVALUASI PERBAIKAN RANCANGAN APD LAS (FACE SHIELD & GLOVES) BERBASIS STUDI ANTHROPOMETRI DAN ANALISIS KELAYAKAN DENGAN METODE BENEFIT COST RATIO

MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN HOTEL MERCURE 8 LANTAI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

Vincentius Lulu NRP

Analisis Identifikasi Bahaya Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol, Dengan Metode HIRARC dan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis (BCA)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1.1 Latar Belakang. Kecelakaan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. besar (Priatna,1997 dalam Carissa, 2012). Bengkel pengelasan merupakan salah satu

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

BAB I PENDAHULUAN. Zaman berkembang semakin pesat seiring dengan kemajuan di sektor

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

Pengertian (Definisi) Bahaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan.undang-undang No. 1 Tahun 1970 menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

PENGGUNAAN KACA MATA LAS DALAM PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI CV. SUYU JAYA ENGINEERING, SAMARINDA.

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pekerjaan baik di perusahaan maupun di bengkel-bengkel kecil,

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan dan dikondisikan secara baik oleh pihak perusahaan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

PENILAIAN RISIKO K3L PADA PEKERJAAN REPARASI KAPAL DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA (PERSERO) MENGGUNAKAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB I PENDAHULUAN. cara mengurangi biaya yang dianggap kurang penting dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 160

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

Created by: Esa Rahmanda H Click to edit Master title style

IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA

BAB IV HASIL telah berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Indonesia di bawah supervisi dari Krup Industri Teknik GMBH Jerman Barat

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pembangunan nasional, khususnya dalam menyiapkan tenaga kerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

KUESIONER PENELITIAN

PENDAHULUAN. Apabila sumber daya manusia dikelola dengan baik dan benar maka akan bernilai

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU PEKERJA LAS DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA MATA. Di Industri Pengelasan Wilayah Kabupaten Ponorogo

Analisis Risiko Pekerjaan Pemindahan Barang Dengan Forklift Menggunakan Metode HIRARC Dan Penentuan Risk Ranking Menggunakan Fuzzy Logic Control


RELATION TO THE USE OF WELDING GOGGLES VISUAL ACUITY IN ELECTRIC WELDING WORKERS IN THE CITY OF TASIKMALAYA

KESELAMATAN KERJA PADA PENGERJAAN BENGKEL

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Penglihatan pada Pekerja Pengelasan di Perusahaan Pembuatan dan Perbaikan Kapal

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

Naskah Publikasi Ilmiah PERBAIKAN KONDISI KERJA BERDASARKAN PENDEKATAN HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT (HIRA) UNTUK MENGURANGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. UNILEVER DI PERDAGANGAN SUMATERA UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

Transkripsi:

Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Praktikum Pengelasan (Studi Kasus: di Welding Centre Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) Retno Ningsih, Ayu Raisa Azhar, M. Puspita Adi Paripurno Program Studi Manajemen Bisnis, Jurusan Teknik Bangunan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya 60111 retnoningsih829@gmail.com Abstrak Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai pihak karena mencakup permasalahan dari kerugian jiwa, material, uang dan waktu. Sebagai contoh dalam proses pengelasan, masalah keselamatan dan kesehatan kerja saat ini masih sering diabaikan. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya angka kecelakaan kerja. Dalam studi ini akan dibahas identifikasi risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), penilaian risiko K3, serta pengendalian terhadap risiko K3 yang ada saat praktikum pengelasan. Terdapat tiga parameter yang akan digunakan sebagai criteria kecelakaan kerja. Parameter pertama adalah percikan bunga api yang mengenai kulit, mata welder dan yang masuk kedalam perangkat-perangkat dalam mesin las listrik. Parameter kedua adalah asap las dan debu beracun yang dapat mengganggu proses pernafasan. Parameter ketiga yaitu terdapat efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat membahayakan kesehatan mata. Hasil dari studi ini diharapkan dapat menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan kerja bagi mahasiswa PPNS yang melakukan praktikum pengelasan. Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen Risiko, Pengelasan. PENDAHULUAN Latar Belakang Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan apa pun yang kita lakukan pasti memiliki potensi risiko. Hal terpenting yang harus kita lakukan adalah bukan menghindar dari risiko yang akan terjadi, namun bagaimana kita mengelola potensi risiko yang timbul sehingga peluang terjadi atau akibat yang ditimbulkan tidak besar. Dengan kita mengetahui tingkat risiko yang akan terjadi maka kita akan tahu bagaimana mengurangi dampak yang akan ditimbulkannya. Pekerjaan pengelasan merupakan salah satu proses pemesinan yang penuh risiko karena selalu berhubungan dengan api, bahan bahan yang mudah terbakar dan meledak. Kecelakaan yang terjadi sebenarnya dapat dikurangi atau dihindari apabila seorang welder dalam mengoperasikan alat pengelasan dan alat keselamatan kerja secara baik dan benar, selain itu seorang welder juga memiliki penguasaan mengenai cara pencegahan bahaya akibat proses las tersebut. Potensi bahaya banyak terdapat di tempat kerja dan mengakibatkan kerugian semua pihak yang bersangkutan. Upaya untuk mencegah hal tersebut adalah dengan menerapkan suatu konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan kematian sehingga akibat kecelakaan kerja yang bersumber dari potensi bahaya yang ada dapat dicegah. Kecelakaan kerja selain menyebabkan kerugian langsung juga menyebabkan kerugian secara tidak langsung yaitu kerugian pada kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi, kerusakan lingkungan dan lain-lain. Berbagai upaya pengendalian perlu dilakukan untuk meminimalisir risiko kecelakaan kerja pada proses pengelasan adalah dengan menerapkan manajemen risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Tujuan dan sasaran manajemen risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah terciptanya sistem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Dalam paper ini diidentifikasi risiko-risiko dan menilai risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada praktikum pengelasan yang telah dilakukan oleh Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada praktikum pengelasan, memberikan penilaian atas risiko-risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terjadi pada 103

praktikum pengelasan, memberikan penangan/solusi dari risiko risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah manajemen risiko K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja) dapat diterapkan pada setiap pekerjaan yang berhubungan dengan pengelasan untuk mengurangi kecelakaan kerja, dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk menekan angka kecelakaan pada praktikum pengelasan, dapat meningkatkan kesadaran akan risiko K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja) yang terjadi pada praktikum pengelasan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan observasi langsung ke bengkel pengelasan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Pengambilan data dilakukan dengan proses wawancara pada dosen dan pengisian kuesioner oleh Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Pengambilan sampel dilakukan dengan bentuk purposif dengan cara mengambil sampel kepada responden tertentu yaitu mahasiswa yang pernah melakukan praktikum pengelasan di Welding Centre PPNS. Kecelakaan kerja dan faktor penyebab kecelakaan kerja yang diidentifikasi adalah kecelakaan kerja pada praktikum pengelasan di Welding Centre PPNS. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data mahasiswa yang pernah melakukan praktikum pengelasan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berupa sejumlah pernyataan yang harus ditanggapi oleh mahasiswa sebagai responden. Data yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik persentase. Tingkat risiko pada setiap kriteria ditentukan dengan rumus : Indeks Risiko = Frekuensi x Dampak. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah dengan cara survei terhadap mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang pernah melakukan praktik pengelasan di Welding Center. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang menjadi instrument dalam penelitian ini. Kuesioner yang disebar adalah sebanyak 30 responden. Data yang diperoleh dari kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko dari praktik pengelasan yang dilakukan di Welding Center PPNS dan mendapatkan kriteria dan sub-kriteria terpilih berdasarkan risk level yaitu tingkat yang memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Data Responden Pengisian kuesioner yang dilakukan oleh 30 responden dengan kategori jenis kelamin responden dan program studi responden. Adapun data data 30 responden tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1. Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase 1. Laki-laki 22 73.3% 2. Perempuan 8 26.7% Sumber: Hasil Penelitian Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 22 orang atau 73.3%, untuk mahasiswa berjenis kelamin perempuan sebanyak 8 orang atau 26.7%. Tabel 2. Profil Responden No. Mahasiswa Jumlah Responden Presentase 1. Teknik Pengelasan 4 13.3% 2. Teknik Perancangan & Kontruksi Kapal 1 3.3% 104

3. Teknik Bangunan Kapal 6 20% 4. Teknik Kelistrikan Kapal 1 3.3% 5. Teknik Permesinan Kapal 6 20% 6. Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja 7 23.3% 7. Teknik Desain Manufaktur 2 6.67% 8. Teknik Perpipaan 3 10% Sumber: Hasil Penelitian Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berasal dari program studi Teknik Pengelasan adalah sebanyak 4 orang atau 13.3%, untuk responden yang berasal dari program studi Teknik Perancangan dan Kontruksi Kapal adalah sebanyak 1 orang atau 3.3%, untuk responden dari program studi Teknik Bangunan Kapal adalah sebanyak 6 orang atau 20%, untuk responden dari program studi Teknik Kelistrikan Kapal adalah sebanyak 1 orang atau 3.3%, untuk responden dari program studi Teknik Permesinan adalah sebanyak 6 orang atau 20%, untuk responden dari program studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebanyak 7 orang atau 23.3%, untuk responden dari program studi Teknik Desain Manufaktur adalah sebanyak 2 orang atau 6.67%, untuk responden dari program studi Teknik Perpipaan adalah sebanyak 3 orang atau 10%. Sumber Risiko a. Dua puluh delapan orang (93.4%) dari 30 responden menyatakan bahwa kampus belum menyediakan pelindung kerja yang memadai seperti helm, safety shoes, sarung tangan, masker, dll yang dapat menghindari kecelakaan kerja. b. Enam belas orang (53.3%) dari 30 responden menyatakan bahwa semua peralatan kerja dalam tidak dalam kondisi baik dan tidak layak pakai. c. Delapan orang (26.7%) dari 30 responden menyatakan bahwa bagian dari peralatan yang berbahaya tidak diberi suatu tanda-tanda. d. Delapan orang (26.7%) dari 30 responden menyatakan bahwa semua mahasiswa yang praktik dalam kondisi lingkungan kerja yang tidak aman dan bersih e. Empat orang (13.4%) dari 30 responden menyatakan bahwa pihak kampus tidak memberikan pelatihan bagi mahasiswa untuk bertindak dengan aman. f. Tiga orang (10%) dari 30 responden menyatakan bahwa pihak kampus tidak memberikan metode/petunjuk kerja yang dapat mempermudah kinerja praktikum mahasiswa. g. Empat orang (13.3%) dari 30 responden menyatakan bahwa dosen tidak melakukan pengawasan secara intensif terhadap pelaksanaan praktikum. Penentuan Tingkat Risiko Tingkat risiko pada setiap kriteria ditentukan dengan rumus sebagai berikut ini: Indeks Risiko = Frekuensi x Dampak Pada penilaian risiko menggunakan analisa Matriks Tingkat Risiko. Tujuan penilaian matriks risiko untuk menentukan derajat risiko suatu kejadian berdasarkan dampak dan peluang. Tabel 3. Matriks Tingkat Risiko 105

5 = Sangat Sering M M M E E 4 = Sering L M M E E 3 = Cukup Sering L M M H H 2 = Jarang L L M M H 1 = Tidak Pernah N L L L M Frekuensi 1 = Tidak Ada 2 = P3K 3 = Penanganan Medis Dampak 4 = Cacat 5 = Kematian Sumber: Data Proyek PT CBM, Sepang BAW, 2013 Keterangan Tingkat Risiko: a. Negligible (N) = Sangat Rendah b. Low (L) = Rendah c. Moderate (M) = Moderat d. High (H) = Tinggi e. Extreme (E) = Ekstrim Tabel 4. Kriteria Utama Kecelakaan Kerja No. Kriteria UtamaKecelakaan Kerja Responden Risk Rating Risk Level Frekuensi Dampak 1. Risiko terkena percikan bunga api 1 1 1 N 2. Risiko terkena asap las dan debu beracun 1 1 1 N 3. Risiko terkena radiasi sinar Ultraviolet dan Ultra Merah 1 1 1 N Setelah kuosioner diolah, maka didapatkan Risk Rating dan Risk Level frekuensi terjadinya kecelakaan kerja dari masing-masing kriteria dan yang ditampilkan dalam tabel-tabel berikut : Tabel 5. Tingkat Frekuensi Kriteria Utama Kecelakaan Kerja No Kriteria Utama Responden Jumlah Persentase (%) 106

Kecelakaan Kerja N L M H E Responden N L M H E 1. Risiko terkena percikan bunga api 4 3 13 7 3 30 13,3 10 43,3 23,3 10 2. Risiko terkena asap las dan debu beracun 3 2 13 8 4 30 10 6,7 43,3 26,7 13,3 3. Risiko terkena radiasi sinar Ultraviolet dan Ultra Merah 3 5 11 7 4 30 10 16,7 36,7 23,3 13,3 Tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi risiko terjadinya kecelakaan kerja tertinggi adalah pada risiko terkena percikan bunga api serta risiko terkena asap las dan debu beracun dengan risk level Moderat sebesar 43,3 %. Setelah kuosioner diolah, maka didapatkan Risk Rating dan Risk Level dampak dari kecelakaan kerja masing-masing kriteria dan yang ditampilkan dalam tabel-tabel berikut : Tabel 6. Tingkat Dampak Kriteria Utama Kecelakaan Kerja No Kriteria Utama Kecelakaan Kerja Responden Jumlah Responden Persentase (%) N L M H E N L M H E 1. Risiko terkena percikan bunga api 4 7 10 8 1 30 13.3 23.3 33.3 26.7 3.3 2. Risiko terkena asap las dan debu beracun 3 2 12 10 3 30 10 6.7 40 33.3 10 3. Risiko terkena radiasi sinar Ultraviolet dan Ultra Merah 2 6 12 7 3 30 6.7 20 40 23.3 10 KESIMPULAN Berdasarkan pengolahan data dan analisa diperoleh kesimpulan bahwa sumber risiko saat praktikum pengelasan tertinggi yakni 93.4% dimana pihak kampus belum menyediakan pelindung kerja yang memadai seperti helm, safety shoes, sarung tangan, masker, dll yang dapat menghindari kecelakaan kerja. Dari tabel frekuensi menunjukkan bahwa frekuensi risiko terjadinya kecelakaan kerja tertinggi adalah pada risiko terkena percikan bunga api serta risiko terkena asap las dan debu beracun dengan risk level Moderat sebesar 43,3 %. Dari analisa lapangan diperoleh alternatif pengendalian risiko yang dapat dilakukan pada risiko terkena percikan bunga api dan risiko asap las disertai debu beracun, pengendalian risikonya adalah dengan cara melengkapi APD (Alat Pelindung Diri), serta memperketat pengawasan terhadap mahasiswa yang tidak memakai alat pelindung diri. DAFTAR NOTASI Indeks Risiko = Frekuensi x Dampak DAFTAR PUSTAKA Hanafi, Mamduh, 2012. Manajemen Risiko. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Sepang, BAW., 2013. Jurnal Sipil Statik. Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado, 1 (4), 282-288. 107

108