BAB I PENDAHULUAN. individu memiliki penilaian moral yang berbeda-beda. Namun krisis moral

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

UPAYA ORANG TUA DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB III PENYAJIAN DATA. Peran Pembimbing dalam Menanamkan Norma-norma Kehidupan bagi. Anak Asuh di Panti Asuhan As-Shahwah Kecamatan Tampan Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

BAB III PENYAJIAN DATA. Dalam Bab ini, penulis menyajikan data yang diperoleh dari lokasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. islami yang bertujuan membentuk peserta didik agar berkepribadian muslim,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) / MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SD/MI KABUPATEN PONOROGO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Penelitian dilaksanakan dengan manggunakan pendekatan kualitatif.

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

K. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. semuanya mengacu pada pengembangan individu. Upaya pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demensi moral erat hubungannya dengan dimensi watak. Setiap individu memiliki penilaian moral yang berbeda-beda. Namun krisis moral bisa diatasi dengan pembinaan watak, yaitu pembinaan watak dalam ruang lingkup keluarga dengan penanaman nilai-nilai moral, seperti kejujuran demokrasi, hormat dan santun. Sejujurnya di akui bahwa anak-anak sekarang jauh dari sikap moral dari segi tutur yang cenderung kasar dari segi akhlak (Islam) mereka berbuat pelanggaran seperti merokok di bulan Ramadhan, ugal-ugalan membawa kendaraan bermotor, sampai keperbuatan amoral, akibatnya ketika mereka dewasa, mereka juga bertindak jauh dari nilai-nilai moral dan agama seperti yang terjadi pada sekarang ini. Untuk mengatasi hal yang demikian orang tua selaku pendidik di rumah tangga harus memberikan tauladan dan kebiasaan yang baik, dari ucapan perbuatan maupun tingkahnya. Hal ini adalah upaya pembinaan nilainilai moral terhadap anak selama dalam pengasuhan orang tua. Menurut Ranher pengalaman masa kecil seseorang sangat memperngaruhi berkembangan kepribadiannya (karakter atau kecerdasan emosionalnya) bahwa pola asuh yang baik akan mempengaruhi emosi, prilaku, sosial kognitif dan kesehatan psikologisnya ketika dewasa. 1 1 Masnur Muslich. Pendidikan Karakter. Bumi Aksara. 2011. h. 103

2 Penulis memilih orang tua sebagai objek penelitian karena orang tua merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsinya sebagai pembimbing dan pendidik. Apabila orang tua gagal mengajarkan nilai moral kepada anak dalam lingkungan keluarga, maka akan sulit bagi guru di lingkungan sekolah untuk memperbaiki moralnya. Didalam undang-undang No.20 tahun 2003 penegasan tentang pendidikan seumur hidup dalam pasal 13 ayat 1 yang berbunyi : Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang saling dapat melengkapi dan memperkaya. 2 Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat dilakukan dengan dua jalur yaitu pendidikan sekolah dan luar sekolah. Pendidikan sekolah adalah pendidikan formal yang mencakup SD, SMP, MTs, Aliyah, SMA, dan SMK. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah addalah pendidikan nonformal dan informal. Pendidikan nonformal diselenggarakan masyarakat berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan meliputi pendidikan kecakapan, pendidikan usia dini, pendidikan kepemudaan, keterampilan dan pelatihan kerja. Sedangkan pendidikan informal adalah kegiatan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk belajar secara mandiri, pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan luar sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman seumur hidup. Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya, yang mencakup nilai moral dan 2 Undang-undang No 20 tahun 2003

3 aturan-aturan pergaulan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga dalam membentuk nilai-nilai moral yang akan ditiru dan menjadi teladan bagi anak, setidaknya ada 4 nilai yang dapat ditanamkan dalam keluarga. Pertama, nilai ketakwaan dan keimanan yang merupakan pengendali utama dalam kehidupan, jika seseorang memiliki keimanan dan ketakwaan yang benar dan mendasar akan terwujud dalam prilaku dan perbuatannya serta tindakan-tindakan yang mencerminkan bahwa dirinya memiliki nilainilai moral. Kedua, nilai kerukunan, salah satu perwujudan nilai-nilai moral yang lebih menghargai kerukunan dan kebersamaan dari pada perpecahan. Jika keluarga sejak dini menanamkan nilai kerukunan itu. Maka anak terbiasa menyelesaikan masalah dengan musyawarah dalam kehidupannya. Ketiga, nilai toleransi, yaitu mau memperhatikan sesamanya. Dalam keluarga nilai toleransi dapat ditanamkan melalui proses saling memahami antar anggota keluarga. Jika berhasil, tentu hal itu akan terbawa dalam pergaulannya. Keempat, nilai kebiasaan sehat, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang mengarah pada pembangunan diri, penanaman perbuatan dan tingkah laku yang sehat, pergaulan yang sehat 3. Dari pengamatan penulis, nilai moral seperti ketakwaan, kerukunan, toleransi, dan kebiasaan sehat keluarga orang 3 Masnur Muslich. Op Cit h. 93

4 melayu Pangkalan Batang sebagai dasar yang kuat bisa diterima dan ditiru, untuk kepentingan anak dalam bergaul di lingkungan sekitarnya. Selain itu usaha yang dilakukan orang tua adalah dengan memasukan anak mereka ke sekolah formal maupun nonformal seperti pagi Sekolah Dasar (SD) sore di MDA / MTA dan magrib mengaji yang ada di Desa Pangkalan Batang, dalam upaya menanamkan dan membina nilai moral anak. Al-Qur an banyak memberi keteladanan dalam membina keluarga terutama dalam mendidik anak. Diantaranya Surah Al-Imran (Keluarga Imran) ayat 35 dan 36. Surah Luqman ayat 12-19 yang menjelaskan tentang materi pembelajaran terhadap anak yang meliputi aqidah tauhid, hormat kepada orang tua, beribadah kepada Allah dan akhlak yang mulia. Surah Thoha ayat 132, memerintahkan agar setiap orang tua terutama ayah sebagai kepala rumah tangga, menyuruh anggota keluarganya mendirikan sholat 4. Selain ayat di atas, Al-Qur an juga membincangkan tokoh-tokoh lain yang berhasil mendidik keluarga diantaranya, Nabi Ibrahim, Ya kub, adapun cara dan pola yang mereka lakukan perlu diteladani oleh setiap keluarga muslim. Pentingnya kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan orang tua ketika anak masih usia dini merupakan perbuatan dan tingkah laku yang mengandung nilai-nilai moral yang akan membentuk kepribadiannya. Menurut Erekson dalam perkembangan anak menekankan pentingnya tahun pertama kehidupan anak sebagai tahun pembentukan dasar kepribadian dikemudian 4 Kadar M Yusuf. Tafsir Tarbawi. Zanafa. Yogyakarta. 2011. h.148

5 hari 5. Kepribadian yang baik menjadi tujuan akhir dari pembentukan nilainilai moral itu sendiri. Menurut Megawanggi yang dikutip dari Buku Pendidikan karakter bahwa seseorang yang kepribadian baik adalah orang yang memiliki sembilan pilar karakter, (1) Cinta Tuhan dan segenap ciptaannya, (2) Tanggung jawab, disiplin dan mandiri, (3) Jujur / amanah dan arif, (4) Hor mat dan santun, (5) Dermawan, suka menolong dan gotong royong, (6) Percaya diri kreatif dan pekerja keras, (7) Kepemimpinan dan adil, (8) Baik dan rendah hati, (9) Toleransi, cinta damai dan kesatuan 6. Kesembilan pilar tersebut merupakan nilai-nilai moral yang harus ada dalam diri anak dalam membentuk kepribadian, karena moral itu sendiri adalah nilai-nilai atau norma, yang menjadi pegangan seseorang dalam mengatur tingkah lakunya. Pada prinsipnya peranan orang tua dalam membina nilai-nilai moral terhadap anak untuk membentuk kepribadian yang baik dengan memberi contoh keteladanan yang baik pula. Hal ini ada sejak dahulu bahkan sampai saat ini, khususnya masyarakan melayu yang selalu menjunjung tinggi nilai agama dan budaya. Adapun kebiasaan-kebiasaan baik yang telah membudaya dalam masyarakat misalnya, ketika Ibu mengandung tujuh bulan, diadakan acara do a selamat. Ketika lahir diazankan dan diiqamatkan, setelah 7 hari diaqiqahkan, diberi nama dan dicukur rambutnya 7. Pada usia balita anak cenderung meniru perbuatan dan tingkah laku orang yang berada di dekatnya 5 Singgi D Gunuarsa. Dasar Tiori Perkembangan Anak. Ligri. 2011. Jakarta.h.184 6 Mansur Muchlis, Op.Cit. hal.95 7 Nasihih Ulwan. Pendidikan Anak Dalam Islam. Pustaka Amani, Jakarta 1995, hal. 67

6 terutama keluarga khususnya orang tua, baik peniruan terhadap kebiasaan ibadah, moral / akhlak, kerukunan maupun toleransi. Apa yang dilihat dan menjadi permasalahan sampai saat ini, nilai-nilai yang ditanamkan dan dikembangkan oleh orang tua tidak membuat perubahan watak dan tingkah lakunya, seperti tidak hormat dan santun pada orang tua, cenderung berbicara kasar, tidak segan-segan merokok di depan orang tua, tidak sholat, dan tidak mau mendengar nasehat orang tua. Dalam artian nilainilai yang ditanamkan pada anak tidak membentuk kepribadian anak. Olah karena itu peneliti turun kelapangan mengadakan pengamatan sementara hasil wawancara kepada tokoh masyarakat dan orang tua sebagai berikut : 1. Pernyataan Kepala Dusun bahwa masyarakat diresahkan aksi pencurian yang sebagian dilakukan oleh anak di bawah umur. 2. Pernyataan dari masyarakat sendiri yang pernah kecurian ketika rumahnya kosong / dalam keadaan tidur. 3. Keluhan orang tua yang anaknya sukar diatur dan susah di ajak sholat. 4. Saya sebagai guru, merasa sulit untuk merubah sikap buruk pada anak di sekolah, karena nilai tersebut terbentuk di lungkungan keluarga. Selaras dengan fenomena yang meresahkan masyarakat penulis akan membahas masalah dengan judul Peranan Orang Tua dalam Membina Nilai- Nilai Moral Anak di Desa Pangkalan Batang Kecamatan Bengkalis. Peranan orang tua dan nilai-nilai moral pada anak yang merupakan upaya-upaya orang tua dalam bentuk kebiasaan yang baik untuk menciptakan kepribadian. dan

7 sesuai dengan masyarakat melayu Pangkalan Batang yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya. Desa Pangkalan Batang berada di Kecamatan Bengkalis terdiri dari 3 Dusun 8 RW dan 13 RT dengan jumlah penduduk sekitar 3.260 orang. Mereka mayoritas suku Melayu (orang melayu) kebanyakan bekerja sebagai guru dan karyawan PT. Sawit Meskom dan sebagiannya lagi adalah pegawai kantoran dan pedagang serta petani karet dan nelayan. Telah diketahui bahwa orang melayu selalu menjunjung tinggi nilai agama dan budaya dan menerapkan norma-norma agama dalam kehidupan dan sebaliknya dipandang tabu kalau jauh dari agama. B. Permasalahan Selain orang tua, masyarakat ikut berperan dalam pembentukan nilainilai moral anak, karena pengaruh yang ditimbulkan dari budaya sosial masyarakat cenderung untuk ditiru oleh anak baik positif maupun yang negatif, oleh karena itu perlunya keteladanan yang baik dari orang tua dan masyarakat untuk menciptakan nilai-nilai moral. Sebaiknya pembentukan nilai-nilai moral dilakukan sedini mungkin, dan tidak ditunggu sampai anak mengalami masalah sosial dan tingkah laku yang tidak diharapkan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat diidentifikasikan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah a. Bagaimana kondisi moral anak di Desa Pangkalan Batang.

8 b. Apa usaha-usaha yang dilakukan orang tua dalam membina nilainilai moral pada anak di Desa Pangkalan Batang. c. Mengapa nilai-nilai moral ditanam dan dikembangkan sejak anak usia dini tidak membentuk kepribadian atau karakter di Desa Pangkalan Batang. d. Pendekatan-pendekatan ada saja yang bisa diterapkan oleh orang tua dalam membina nilai-nilai moral anak di Desa Pangkalan Batang. 2. Batasan Masalah Dari persoalan di atas, permasalahan yang dihadapi orang tua antara kebebasan anak untuk memilih atau ikatan tradisi dalam keluarga. Tentunya sebagai orang tua harus lebih selektif dan tegas dalam menjalankan tugasnya sebagai pembimbing dan bukan sebagai orang tua yang diktator atau sebaliknya, sebagai orang tua yang tidak pernah tahu tentang anaknya. Dari gejala yang ditemukan dilapangan serta permasalahan yang terjadi, maka penulis akan memberi batasan hanya anak yang berumur 6-12 tahun di 2 dusun yaitu Dusun Sukajadi dan Dusun Pahlawan, penulis memfokuskan permasalahan ini dengan judul Peranan Orang Tua Dalam Membina Nilai-Nilai Moral Anak Di Desa Pangkalan Batang Kecamatan Bengkalis. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :

9 1. Bagaimana peranan orang tua dalam membina nilai-nilai moral pada anak di Desa Pangkalan Batang. 2. Metode-metode atau pendekatan-pendekatan apa saja yang dapat digunakan dalam membina nilai-nilai moral pada anak di Desa Pangkalan Batang. 3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan nilai-nilai moral dan keteladanan yang diterapkan tidak membentuk kepribadian anak di Desa Pangkalan Batang. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mendapatkan data dan informasi secara empiris dan akurat tentang bagaimana peranan orang tua dalam membina nilai-nilai moral pada anak di Desa Pangkalan Batang. 2. Untuk mengetahui metode-metode dan pendekatan-pendekatan apa saja yang dapat digunakan dalam membina nilai-nilai moral pada anak di Desa Pangkalan Batang. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan nilai-nilai moral yang diterapkan tidak membentuk kepribadian anak di Desa Pangkalan Batang. Manfaat penelitian adalah : 1. Berguna untuk membantu memecahkan problema moral anak di Desa Pangkalan Batang baik dalam keluarga maupun sekolah.

10 2. Orang tua lebih peduli akan nilai-nilai moral anaknya. 3. Memudahkan guru di sekolah dalam mendidik nilai-nilai moral dengan adanya pembinaan moral dilingkungan keluarga.

11