BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB II BAHAN RUJUKAN

GAMBARAN UMUM TENTANG BUDGET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II BAHAN RUJUKAN. terpenting yang sangat diperlukan oleh manajemen perusahaan terutama yang

TINJAUAN PUSTAKA. Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada. perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Pengertian Anggaran

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR BUDGETING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Universitas Mercu Buana Yogyakarta Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Sistem Informasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

Pengertian ruang lingkup anggaran perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. memerlukan suatu tindakan yang hati-hati dan cermat, sehingga dalam setiap

Anggaran Perusahaan. Disusun oleh : Dadang Hendra Winata ( ) Indra Kusuma Putra ( ) MP 14 B UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas E-learning Administrasi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB 1 GAMBARAN UMUM TENTANG ANGGARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Anggaran. oleh pihak manajemen sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatankegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Anggaran sebagai suatu alat perencanaan dan pengendalian banyak

ISI DAN PEMBAHASAN. Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN DAN REALISASI ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN ABSTRAK

BAB II BAHAN RUJUKAN

Penganggaran Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.

:Adrianus Nola Pali. Nim : :Sistem Informasi. :Elearning Administrasi Bisnis. 1.A.Gambaran umum tentang Anggaran

BAB I PENDAHULUAN. 1. Manfaat Anggaran bagi Manajemen Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN KE-4 ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI DAN AKTIFITAS STANDAR UNIT

Penganggaran Perusahaan

1. Berikan gambaran anggaran beserta penjelasannya mengenai mekanisme penyusunan anggaran!

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu perusahaan didirikan dengan maksud mencapai tujuan tertentu, yang

Transkripsi:

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Penganggaran perusahaan (Budgeting) merupakan suatu proses perencanaan dan pengendalian kegiatan operasi perusahaan yang dinyatakan dalam satuan kegiatan dan satuan uang, yang bertujuan untuk memproyeksikan operasi perusahaan dalam bentuk laporan keuangan (laporan laba-rugi, neraca, perubahan modal, dan perubahan kas) menurut Ellen, dkk (2002;1). Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Suatu rencana yang baik adalah rencana yang didasarkan pada penelitian secara ilmiah yang bersumber dari masa lalu serta mempertimbangkan aspek politik, sosial, dan lingkungan untuk kemudian diproyeksikan ke masa yang akan datang. Perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan tersebut diwujudkan dalam suatu bentuk atau format laporan yang dikenal dengan Anggaran (Budget). 2.1.1 Pengertian Anggaran Penganggaran (Budgeting) menunjukan suatu proses sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana itu. Hasil dari kegiatan penganggaran (Budgeting) adalah Anggaran (Budget). Ada beberapa pengertian mengenai anggaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu pengertian anggaran menurut Ellen, dkk (2002;1) mandefinisikan sebagai berikut : Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang.

Menurut Nafarin (2004;12) mendefinisikan bahwa : Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Sedangkan menurut Gunawan Adisaputro & Marwan Asri (2003;6) mengungkapkan : Business Budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, pengkoordinasian dan pengawasan. Beberapa hal yang tercakup di dalam pengertian anggaran perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Adanya Rencana Merupakan pernyataan atas apa yang diharapkan dan apa yang akan terjadi. 2. Bersifat formal dan sistematis Anggaran disusun secara resmi dan tertulis, disusun berurutan dan berdasarkan fakta. 3. Tanggung jawab Merupakan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan oleh manajer. 4. Dinyatakan dalam unit moneter Kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan sangat beraneka ragam oleh karena itu harus disusun dalam satuan unit yang sama agar dapat dicapai kemudahan penyusunannya serta dapat dilakukan perbandingan. 5. Meliputi semua kegiatan perusahaan Mencakup seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa anggaran (budget) adalah suatu perencanaan yang sistematis dan formal yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam satuan unit moneter berlaku untuk jangka waktu tertentu umumnya 1 (satu) tahun. Menurut Tendi & Sri (2007;4) dalam menyusun anggaran harus diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Realistis, artinya sangat mungkin untuk dicapai. 2. Luwes, artinya tidak kaku sehingga terdapat peluang untuk perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi. 3. Kontinyu, artinya bahwa anggaran perusahaan memerlukan perhatian secara terus menerus dan bukan merupakan suatu usaha yang bersifat insidental. 2.1.2 Tujuan dan Manfaat Anggaran Dalam prakteknya, banyak perusahaan yang mampu beroperasi tanpa membuat suatu anggaran. Akan tetapi, tanpa disusunnya suatu anggaran, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kinerja, dan kurang dapat memanfaatkan kesempatan untuk perluasan usaha. Adapun tujuan dan manfaat dari penyusunan anggaran menurut Tendi & Sri (2007;5-6) adalah sebagai berikut : Tujuan penyusunan anggaran 1. Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen. 2. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dapat dimengerti, didukung, dan dilaksanakan. 3. Untuk menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. 4. Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya. 5. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu-tidaknya tindakan koreksi. Manfaat penyusunan anggaran 1. Di bidang Planning a) Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan. b) Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan.

c) Membantu mengarahkan atau menunjang kebijaksanaan perusahaan. d) Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan e) Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia f) Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif 2. Di bidang Coordinating a) Membantu mengkoordinir faktor sumber daya manusia dengan perusahaan b) Membantu menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusahaan dengan keadaan ligkungan usaha yang dihadapi c) Membantu menempatkan pemakaian modal pada saluran-saluran yang menguntungkan sesuai dan seimbang dengan program perusahaan d) Membantu mengetahui kelemahan dalam organisasi 3. Di bidang Controlling a) Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran b) Membantu mencegah pemborosan c) Membantu menetapkan standar baru Berdasarkan dari tujuan dan manfaat yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa anggaran dapat menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen, sebagai alat komunikasi antara pihakpihak yang terkait, mencegah pemborosan, dan membantu menetapkan standar baru dalam perusahaan. 2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran Tendi & Sri (2007;7) menjelaskan tentang beberapa keunggulan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik, antara lain: a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan. b. Dalam menyusun anggaran, diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut. c. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.

d. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan. e. Mengingat setiap manajer dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka memungkinkan terciptanya rasa ikut berperan serta (sense of participation). Di samping keunggulan tersebut, terdapat pula beberapa kelemahan dalam penyusunan anggaran menurut Ellen, dkk (2002;7) antara lain: a. Dalam menyusun anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan yang sebenarnya. b. Sering kali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda. c. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja (human relation) yang dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran. d. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan (decision maker) terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap/cukup. 2.1.4 Pengelompokan Anggaran Menurut M. Nafarin (2004;17) anggaran dapat dikelompokan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut : 1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (jarak,waktu), kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda. b. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga anggaran statis. 2. Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran kontinyu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki anggaran yang telah dibuat, misalnya setiap bulan dalam setahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari : a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. 4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master budget). a. Anggaran operasional digunakan untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional terdiri dari : Anggaran penjualan Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik. Anggaran beban usaha Anggaran laporan laba rugi b. Anggaran keuangan digunakan untuk menyusun anggaran neraca, terdiri dari : Anggaran kas Anggaran piutang Anggaran persediaan Anggaran utang Anggaran neraca 5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari : a. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan

perpaduan dari anggaran operasional dengan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. b. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap, anggaran hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. 6. Menurut fungsinya, yang merupakan bagian dari anggaran ini adalah anggaran type Appropriasi adalah anggaran yang dibentuk untuk tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain. 2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Menurut Tendi & Sri (2007;8-9) faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran antara lain : 1. Faktor Intern Faktor-faktor intern (controlable) antara lain berupa: a) Data penjualan pada tahun-tahun yang lalu, b) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, promosinya, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya, c) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan, d) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya maupun keterampilannya dan keahliannya, e) Modal kerja yang dimiliki perusahaan, f) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan, dan g) Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, produksi, pembelanjaan, administrasi maupun di bidang personalia. 2. Faktor Ekstern Faktor-faktor ekstern (uncontrolable) antara lain berupa: a) Keadaan persaingan b) Tingkat pertumbuhan penduduk c) Tingkat penghasilan masyarakat d) Tingkat penyebaran penduduk e) Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat

f) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan g) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya. 2.2 Biaya Masiyah Kholmi&Yuningsih (2004;11) mengemukakan pengertian biaya sebagai berikut: Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat dimasa yang akan datang Menurut Mulyadi (2005;8) pengertian biaya adalah: Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi untuk tujuan tertentu, sedangkan biaya dalam arti sempit adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Dari definisi tersebut terdapat 4 unsur pokok biaya yaitu: 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi Biaya merupakan objek yang diproses oleh akuntansi biaya 2. Diukur dalam satuan uang Biaya dapat berperan sebagai bagian akuntansi keuangan 3. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi Biaya yang tejadi karena adanya sesuatu yang dibiayai 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu Pengorbanan ekonomi baik sudah terjadi mapun yang secara potensial akan terjadi 2.2.1 Pengelompokan Biaya Dalam Akuntansi Biaya, biaya digolongkan dalam berbagai macam cara menurut Mulyadi (2005;14), pada umumnya biaya dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Berdasarkan Fungsi a. Biaya Produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Yang termasuk dalam biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. b. Biaya non Produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan di luar proses produksi, diantaranya : Biaya Pemasaran Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Biaya Administrasi dan Umum Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran. 2) Berdasarkan Perilaku a. Biaya Tetap (Fixed Cost) Menurut Mulyadi (2005;15) bahwa pengertian biaya tetap adalah sebagai berikut : Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume tertentu. Biaya tetap menurut Hanson & Mowen (2005;84) adalah : Biaya tetap adalah suatu biaya yang dalam jumlah total tetap konsisten dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah. b. Biaya Variabel (Variable Cost) Menurut Mulyadi (2005;86) biaya variabel adalah : Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel menurut Hanson & Mowen (2005;86) adalah : Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah totalnya bervariasi secara proporsional terhadap perubahan output.

c. Biaya Campuran (Mixed Cost) Menurut Hanson & Mowen (2005;87) biaya campuran adalah : Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel secara simultan. 2.3 Biaya Operasional Biaya-biaya yang terdapat dalam proses untuk memperoleh pendapatan secara umum dapat diartikan sebagai biaya operasional mancakup biaya-biaya yang terjadi dan terdapat dalam lingkungan operasional perusahaan. Pengertian umum biaya operasional menurut Kamus Istilah Akuntansi (2002 ;104) adalah: Biaya opersional (operating cost) adalah biaya produksi atau harga pokok pabrik ditambah biaya penjualan, biaya administrasi dan biaya umum. Total biaya operasional terdiri dari: 1. Biaya Operasional (manufacturing cost) terdiri dari tiga unsur biaya, yaitu: a. Biaya Bahan Baku b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL) c. Biaya Overhead Pabrik 2. Biaya Non Operasional (commercial cost) dibagi menjadi: a. Biaya Pemasaran b. Biaya Administrasi dan Umum 2.3.1 Anggaran Biaya Operasional Untuk menekan dan menghindari pemborosan biaya operasional serta mendorong dipatuhinya kebijakan perusahaan terutama yang berhubungan dengan biaya operasional, maka diperlukan anggaran biaya operasional. Anggaran biaya operasional ini memberikan pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang telah disetujui dalam anggaran, sehingga hasil yang diperoleh dapat dimaksimalkan. Pengertian anggaran biaya operasional menurut M. Munandar (2001;23) adalah:

Anggaran biaya operasional adalah anggaran yang berisi taksirantaksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu (periode) yang akan datang. Sedangkan menurut H. Arfian R (2007;87) pengertian anggaran biaya operasional adalah: Biaya operasional terdiri dari: biaya penjualan serta biaya administrasi dan umum. Dengan demikian anggaran biaya operasional terbagi menjadi: 1) Anggaran Biaya Penjualan adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci mengenai biaya-biaya yang terjadi di bagian penjualan. Serta biaya-biaya lain yang erat hubungannya dengan kegiatan penjualan. 2) Anggaran Biaya Administrasi dan Umum adalah biaya yang merencanakan secara terperinci mengenai biaya-biaya yang akan terjadi serta terdapat di dalam kantor lingkungan administrasi perusahaan, serta biaya-biaya yang sifatnya untuk keperluan perusahaan secara keseluruhan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran biaya operasional bukan merupakan patokan utama dalam menilai kinerja perusahaan, melainkan suatu pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi dari jumlah biaya yang telah disetujui dalam anggaran. Anggaran biaya operasional terdiri dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1) Anggaran Tetap, anggaran yang mempertimbangkan satu jenis biaya tanpa memperhatikan tingkat aktivitasnya. 2) Anggaran Fleksibel, anggaran yang disusun berdasarkan volume aktivitas yang berbeda-beda. 2.3.2 Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional Prosedur Anggaran Biaya Operasional pada umumnya sama dengan prosedur penyusunan anggaran secara umum dalam suatu perusahaan, namun yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengeluaran operasional dalam proses penyusunan anggaran biaya operasional. Menurut Syafri Harahap (2001;83), proses penyusunan anggaran adalah Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan anggaran sehingga tersusun dan menjadi pegangan manajemen dalam kegiatan operasionalnya.

Pada dasarnya prosedur penyusunan anggaran dapatdilakukan dengan tiga cara : a. Otoriter (Top Down) Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran. b. Demokrasi (Bottom Up) Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Penyusunan anggaran yang akan dicapai dimasa yang akan datang sepenuhnya diserahkan pada para karyawan. c. Campuran (Top Down dan Bottom Up) Dalam metode ini perusahaan menyusun anggaran yang dimulai dari atasan yang kemudian dilengkapi dan dilanjutkanoleh karyawan bawahan. Prosedur penyusunan anggaran biaya operasional secara umum adalah sebagai berikut: 1. Mengenali informasi masa lalu dan lingkungan eksternal yang diantisipasi untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, kesimpulan dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. 2. Menyusun perencanaan yang strategis dan program-program untuk menentukan tujuan perusahaan 3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi jangka panjang khususnya dalam hal biaya operasional, strategi dan program-program kerja 4. Memilih taktik mengkoordinasikan kegiatan, mengawasi kegiatan, artinya memilih cara yang aka digunakan untuk mencapai tujuan 5. Menyerahkan revisi usulan anggaran kepada komite anggaran untuk dievaluasi 6. Menyetujui revisi usulan anggaran dan menjadi anggaran biaya operasional perusahaan 7. Pengesahan revisi anggaran biaya operasional perusahaan

2.3.3 Pengelompokan Anggaran Biaya Operasional Menurut Adi Saputro & Marwan Asri (2005;64) anggaran biaya operasional dibagi menjadi dua bagian: 1 Anggaran Proyek Laba/Rugi Dalam anggaran ini dihitung atau ditaksir besarnya laba, baik menurut bagian, menurut jenis produk maupun laba yang merupakan nilai keseluruhan. 2. Anggaran Pembantu Laporan Laba/Rugi (Income Statement Supporting Budget) Anggaran ini meliputi seluruh anggaran kegiatan-kegiatan yang menyokong penyusunan suatu laporan. Yang termasuk Anggaran Laba/Rugi di atas antara lain : a. Anggaran Penjualan Anggaran ini akhirnya akan menggambarkan beberapa revenue yang diterima sebagai akibat dilakukannya penjualan-penjualan pada periode yang akan datang. b. Anggaran Produksi Anggaran ini disusun dengan memperhatikansegala kegiatan produksi yang diperlukan dapat menunjang anggaran penjualan yang telah disusun. c. Anggaran Biaya Distribusi Anggaran mencakup semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan kegiatan memasarkan produk. d. Anggaran Biaya Administrasi dan Umum Anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan staffnya, bagian keuangan dan bagian administrasi.