ABSTRACT. Conclusion: There is no relationship between students' knowledge of the actions against food snacks that contain

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN BESARAN UANG SAKU DENGAN PEMILIHAN JAJANAN SEHAT. Connections between The Amount of Pocket Money with Selection of Healthy Snack

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

PENGARUH PENYULUHAN JAJANAN SEHAT TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH GONILAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PERILAKU ANAK DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI SD NEGERI 23 PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA SDN 1 TISTA KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Higiene, Sanitasi. Dan Nilai Gizi terhadap Sikap Konsumsi Makanan Jajanan Siswa

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN SIKAP DALAM MEMILIH JAJANAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR. Ayu Indrawati Dewi P

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN JAJAN DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KLEDOKAN DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK TERHADAP PERILAKU PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN YANG SEHAT DI SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN JAJANAN SEHAT DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD N 80 NGORESAN SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN SISWA SLTP NEGERI (PENELITIAN) ( Chudus Mariawati, Pembimbing: Surja Tanurahardja, dr, MPH, DTM&H)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SURAT PERNY AT AAN ABSTRAK ABSTRACT

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA NAPZA DENGAN SIKAP DAN TINDAKAN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Cindy K Dastian 1, Idi Setyobroto 2, Tri Kusuma Agung 3 ABSTRACT

SIKAP MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KELURAHAN RONGTENGAH KECAMATAN SAMPANG

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN X KABUPATEN LEMBATA

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

PENGGUNAAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA TERASI BERDASARKAN PENGETAHUAN & SIKAP PRODUSEN TERASI DI DESA BONANG KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

HUBUNGAN PERILAKU JAJAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK SDN TUNGGULWULUNG 3 KOTA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

PENGARUH FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN JAJANAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH WONOREJO KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH STATUS GIZI DENGAN TINGKAT PRESTASI AKADEMIK ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR DI KOTA MEDAN. Oleh: TN BADIUZZAMAN BIN TUAN ISMAIL

KUESIONER SEKOLAH. 1. Nama Sekolah : 2. NSPN : 3. Alamat Sekolah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Oktavia Candra Susanti, Eni Purwani. Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta Jalan Ahmad Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI DAN SIKAP TENTANG SADARI PADA REMAJA PUTRI

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan ( 2013)

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : CHOLIFATUR ROSYIDAH J PROGRAM STUDI ILMU GIZI S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

ABSTRAK PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA SWASTA DAN SMA NEGERI DI PONTIANAK TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Anak Dengan Kebiasaan Jajan Di SDN Banjarbaru Kota 1 (GS) Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Anak membeli jajanan menurut kesukaan mereka sendiri dan tanpa

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA HARAPAN 1 MEDAN. Oleh: DONNY G PICAULY

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018


Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN UMUR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT TRADISIONAL DI APOTEK AULIA BANJARMASIN.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

KARYA TULIS ILMIAH POLA ASUPAN KALSIUM PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh: GAHYAATRI DEVWI A/P SABAPATHY

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

IDENTIFIKASI RHODAMIN B DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP JAJANAN DI SEKOLAH DASAR SEKITAR KAMPUS UMS

: PAMBUDI EKO PRASETYO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis makanan yang sering dikonsumsi dan dikenal oleh banyak

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU WANITA TERHADAP LABEL NUTRISI DI SUPERMARKET CARREFOUR KIARA CONDONG

BAB I PENDAHULUAN. saing manusia akan meningkat yang berpengaruh terhadap kelanjutan serta kemajuan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Transkripsi:

THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES WITH STUDENT ACTION AGAINST THE HAWKER FOODS THAT CONTAIN ARTIFICIAL SWEETENERS IN SMP 2 MARONGE, SUMBAWA BESAR, NUSA TENGGARA BARAT Lili Harianti 1, Waluyo 2, Margaretha Arinanti 3 ABSTRACT Background: Knowledge about artificial sweeteners affect a person's attitudes and actions in choosing foods that are easy to determine whether a person understands the benefits of the food consumed. Good knowledge of food consumption is expected to affect the good that can affect nutritional status is good too. School-age children are an investment because they are the next generation. Quality of the nation in the future is determined by the quality of children now. Growth of school-age children is strongly influenced by the feeding of good quality and quantity. Food and Drug Regulatory Agency stated that some school kids snack foods contain harmful chemicals one of which is an artificial sweetener. Survey of Food and Drug Regulatory Agency, in 2007, a total of 4,500 schools in Indonesia, proves that 45% of school children eating snacks dangerous and does not qualify the quality and food safety. Objective: Determine the relationship of knowledge and attitudes with student action against the hawker foods that contain artificial sweeteners in SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Method: This study is an observational research with cross sectional approach. This study population was students in grade VII, VIII and IX of the school year 2011/2012 SMP 2 Maronge many as 175 people. Sampling technique used was purposive sampling with the sample obtained as many as 64 people. Data collection uses questionnaires. Time study conducted in February 2012. Analysis of research data uses Chi square analysis. Result: Level of students' knowledge about hawker foods that contain artificial sweeteners in SMP 2 Maronge is most in both categories at 67.25%, and the attitude of most of the unfavorable category of 79.7%. Students' action against the hawker food containing the artificial sweetener is most of the good that is equal to 76.6%. Chi square analysis there is no relationship between students' knowledge of the actions against food snacks that contain artificial sweeteners. There is no relationship between students' attitudes to the action of snack foods that contain artificial sweeteners. Conclusion: There is no relationship between students' knowledge of the actions against food snacks that contain artificial sweeteners. There is no relationship between students' attitudes to the action of snack foods that contain artificial sweeteners. Keywords: knowledge, attitudes, actions, artificial sweeteners, junior high school students 1 Student of S-1Science of Nutrition in Respati University of Yogyakarta 2 Lecturer in Respati University of Yogyakarta 3 Lecturer in Respati University of Yogyakarta 1

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN SISWA TERHADAP MAKANAN JAJANAN YANG MENGANDUNG PEMANIS BUATAN DI SMPN 2 MARONGE, SUMBAWA BESAR, NUSA TENGGARA BARAT Lili Harianti 1, Waluyo 2, Margaretha Arinanti 3 INTISARI Latar Belakang : Pengetahuan tentang pemanis buatan seseorang berpengaruh terhadap sikap dan tindakan dalam memilih makanan yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan yang baik, sehingga dapat mempengaruhi satus gizi yang baik pula. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa ke depan ditentukan oleh kualitas anak-anak sekarang. Tumbuh kembangnya anak usia sekolah sangat dipengaruhi pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), menyatakan bahwa sebagian makanan jajanan anak sekolah mengandung bahan kimia berbahaya salah satunya adalah pemanis buatan. Survei BPOM tahun 2007, sebanyak 4.500 sekolah di Indonesia, membuktikan bahwa 45% jajanan anak sekolah berbahaya dan tidak memenuhi syarat mutu serta keamanan pangan. Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan di SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII, VIII dan IX tahun ajaran 2011/2012 SMPN 2 Maronge sebanyak 175 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 64 orang. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2012. Analisis data penelitian menggunakan analisis Chi square. Hasil: Tingkat pengetahuan siswa tentang makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan di SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, NTB sebagian besar dalam katagori baik sebesar 67,2%, dan sikap sebagian besar dalam kategori kurang baik sebesar 79,7%. Tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan sebagian besar baik yaitu 76,6%. Hasil analisis Chi Square adalah tidak ada hubungan pengetahuan dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan. Tidak ada hubungan sikap dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan. Kesimpulan: Tidak ada hubungan pengetahuan dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan. Tidak ada hubungan sikap dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan. Kata Kunci: Pengetahuan, sikap, tindakan, pemanis buatan, siswa 1 Mahasiswa S-1 Ilmu Gizi Universitas Respati Yogyakarta 2 Dosen Universitas Respati Yogyakarta 3 Dosen Universitas Respati Yogyakarta 2

PENDAHULUAN Dewasa ini, masyarakat bukan hanya tertarik pada aspek apakah bahan pangan memberikan cita rasa enak, apakah anak-anak mau menikmati pangan yang disajikan, tetapi lebih dari itu masyarakat telah tertarik pada hal-hal apakah bahan pangan itu baik untuk dikonsumsi dan komponen apa saja yang terdapat di dalamnya (1). Saat ini masalah yang paling banyak disoroti adalah tingkat keamanan dari Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) masih rendah. PJAS sendiri adalah pangan siap saji yang ditemui di lingkungan sekolah dan secara umum dikonsumsi oleh sebagian besar anak sekolah. Selain itu berdasarkan pengawasan yang dilakukan BPOM periode 2008-2011 menunjukkan bahwa sekitar 40-44 persen jajanan anak sekolah ini tidak memenuhi syarat. Kondisi ini merupakan masalah yang serius karena dapat memperburuk status gizi anak akibat terganggunya asupan gizi (2). Hal yang perlu diperhatikan lagi adalah penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam proses produksi pangan, baik oleh produsen maupun konsumen. Dampak penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat. Penyimpanan dalam penggunaannya akan membahayakan kita bersama, khususnya generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa. Di bidang pangan kita memerlukan sesuatu yang lebih untuk masa yang akan datang, yaitu pangan yang aman untuk dikonsumsi, lebih bermutu, bergizi, dan lebih mampu bersaing dalam pasar global. Kebijakan keamanan pangan dan pembangunan gizi nasional merupakan bagian integeral dari kebijakan pangan nasional, termasuk penggunaan bahan tambahan pangan (1). Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), menyatakan bahwa sebagian makanan jajanan anak sekolah mengandung bahan kimia berbahaya. Dari 163 sampel jajanan anak yang diuji 10 provinsi pada tahun 2003, sebanyak 80 sampel atau 50% tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan pangan (3). Survei lain yang dilakukan oleh BPOM pada tahun 2004 melibatkan ratusan Sekolah Dasar di seluruh Indonesia dan menampung sekitar 550 jenis makanan yang diambil dari sampel pengujian. Hasil survei tersebut menunjukkan 60% jajanan anak sekolah tidak memenuhi standar mutu dan keamanan (4). Berikutnya pada bulan November 2005, BPOM menguji makanan jajanan pada 195 Sekolah Dasar di 18 provinsi. Dari sampel yang diuji yakni es sirup/es cendol, minuman ringan/sirup/limun, kue, makanan gorengan, kerupuk dan saus mengandung Rhodamin B (5). Survei BPOM tahun 2007, sebanyak 4.500 sekolah di Indonesia, membuktikan bahwa 45% jajanan anak sekolah berbahaya (4). Dari survei awal yang dilakukan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Maronge terletak di Desa Pamasar Kecamatan Maronge Kabupaten Sumbawa Besar-Nusa Tenggara Barat. SMPN 2 Maronge terletak di desa tetapi tidak terlalu jauh dari pusat kota, sehingga akses jajanan pun tidak terlalu susah. Terdapat sebuah kantin di sekolah tersebut yang menjual beraneka ragam makanan dan minuman antara lain mie goreng, permen, makanan kemasan (snack), makanan gorengan, minuman kemasan yang sudah teridenfikasi oleh BPOM mengandung pemanis buatan seperti pop ice, segar sari, teh sisri, kola-kola, sparta, marimas dan jas jus. Namun sebagian besar makanan dan minuman yang dijajakan adalah makanan dan minuman kemasan. Kebiasan anak-anak SMPN 2 Maronge sering mengkonsumsi minuman kemasan yang sudah teridentifikasi mengandung pemanis buatan. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan. 3

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2012 di SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Subjek penelitian adalah siswa siswi yang bersekolah di SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat saat penelitian berlangsung. Jenis Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengetahuan dan sikap tentang pemanis buatan sebagai variabel bebas dan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan sebagai variabel terikat. Skala data yang digunakan pada penelitian ini yaitu ordinal. Sedangkan teknik olah data yang digunakan yaitu menggunakan uji statistik Chi-Square untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan. HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Jumlah Presentase (%) Umur 11-12 tahun 5 7,8 13-14 tahun 46 71,9 15-16 tahun 13 20,3 Jenis kelamin Perempuan 27 42,2 Laki-laki 37 57,8 Pekerjaan Orang Tua Petani 59 92,2 Karyawan swasta 5 7,8 Sarapan sebelum berangkat sekolah Selalu 33 51,6 Kadang-kadang 31 48,4 Tidak pernah 0 0 Membawa bekal makanan dari rumah Selalu 0 0 Kadang-kadang 14 21,9 Tidak pernah 50 78,1 Siswa Menerima Uang Jajan Selalu 64 100 Kadang-kadang 0 0 Tidak pernah 0 0 4

Uang Jajan Yang Diterima Per Hari < Rp. 3.000 37 57,8 Rp. 3.000 27 42,2 Mendengar Informasi Pemanis Makanan Pernah 42 65,6 Tidak Pernah 22 34,4 Karakteristik Jumlah Presentase (%) Sumber Informasi Media elektronik (televisi, 24 37,5 radio) Media cetak (surat kabar, 6 9,4 majalah,buku) Lisan (temen-teman, guru, 12 18,7 orang tua) Tidak pernah mendengar 22 34,4 Berdasarkan hasil pengumpulan data karakteristik responden menurut umur kebanyakan berumur 13-14 tahun yaitu 46 anak (71,9%). Anak usia 11-16 tahun tersebut berada di kelas VII dan VIII. Responden menurut jenis kelamin diketahui responden yang terbanyak adalah responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 37 anak (57,8%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 anak (42,2%). Sebagian besar pekerjaan orang tua responden adalah seorang petani,bisa dilihat dari dari jumlah yaitu 59 orang (92,2%) dan hanya 5 orang (7,8%) yang bekerja sebagai karyawan swasta. Hal ini didukung dari daerah tempat tinggal yang temasuk daerah agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai seorang petani. Responden yang selalu sarapan sebelum berangkat ke sekolah adalah sebanyak 33 anak (51,6%) dan 31 anak (48,4%) yang kadang-kadang melakukan sarapan sebelum berangkat ke sekolah, bisa masuk kategori kadang-kadang apabila anak melakukan sarapan sampai 3 kali dalam seminggu, tidak ada anak yang tidak pernah melakukan sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Responden yang kadang-kadang membawa bekal ke sekolah 14 anak (21,9%) dan yang tidak pernah membawa bekal ke sekolah mempunyai persentasi lebih besar yaitu 50 anak (78,1%), tidak ada responden yang setiap hari membawa bekal ke sekolah. Semua responden menerima uang jajan dari orang tua mereka dan responden yang menerima uang jajan < Rp. 3.000 sebanyak 37 anak (57,8%) dan yang menerima uang jajan > Rp. 3.000 lebih banyak yaitu 27 anak (42,2%). Responden yang pernah mendengarkan informasi tentang pemanis buatan sebanyak 42 anak (65,6%) dan 22 anak (34,4%) yang tidak pernah mendengar informasi tentang pemanis buatan. Sumber informasi yang diperoleh responden kebanyak dari media elektronik seperti televisi dan radio yaitu sebanyak 24 orang (37,5%) dan hanya 6 orang (9,4%) yang memperoleh informasi dari media cetak (surat kabar, majalah, dan buku). 5

2. Pengetahuan Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Tentang Pemanis Buatan. Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%) Baik 43 67,2 Sedang 15 23,4 Kurang 6 9,4 Berdasarkan hasil pengukuran di atas dapat dilihat bahwa kategori responden menurut tingkat pengetahuan tentang pemanis buatan yakni sebagian besar responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 43 orang (67,2%). 3. Sikap Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Sikap Tentang Pemanis Buatan. Sikap Jumlah Persentase (%) Baik 13 20,3 Sedang 35 54,7 Kurang 16 25 Berdasarkan hasil pengukuran di atas dapat dilihat bahwa kategori responden menurut sikap tentang pemanis buatan yakni sebagian besar responden bersikap sedang yaitu 35 orang (54,7%). 4. Tindakan Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Tindakannya Terhadap Pemanis Buatan. Tindakan Jumlah Persentase (%) Baik 49 76,6 Sedang 10 15,6 Kurang 5 7,8 Berdasarkan Tabel 4, diketahui tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 49 orang (76,6%). 5. Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Siswa Terhadap Makanan Jajanan Yang Mengandung Pemanis Buatan Tabel 5. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Siswa Terhadap Makanan Jajanan yang Mengandung Pemanis Buatan Pengetahuan Tindakan Baik Kurang Baik Total p n % n % n % Baik 34 79.1 9 20.9 43 100 0.459 0.506 6

Kurang Baik 15 71.4 6 28.6 21 100 Total 49 76.6 15 23.4 64 100 Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 5, diketahui sebagian besar siswa yang berpengetahuan baik, mempunyai tindakan baik sebanyak 34 orang (79,1%). Sedangkan siswa yang berpengetahuan kurang baik sebagian besar mempunyai tindakan yang baik sebanyak 15 orang (71,4%). Berdasarkan hasil analisis Chi Square diperoleh sebesar 0,459 dengan p value sebesar 0,506. Oleh karena nilai p value sebesar 0,506 lebih besar dari 0,1 (p<0,1), maka hipotesis pertama ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan di SMPN 2 Maronge, Sumbawa besar, NTB. 6. Hubungan Sikap Dengan Tindakan Siswa Terhadap Makanan Jajanan Yang Mengandung Pemanis Buatan Tabel 6. Hubungan Sikap dengan Tindakan Siswa Terhadapa Makanan Jajanan yang Mengandung Pemanis Sikap Buatan Tindakan Total Baik Kurang Baik n % n % n % Baik 11 84.6 2 15.4 13 100 Kurang Baik 38 74.5 13 25.5 51 100 Total 49 76.6 15 23.4 64 100 p 0.590 0.451 Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 6, diketahui sebagian besar siswa yang mempunyai sikap baik, mempunyai tindakan baik sebanyak 11 orang (84,6%). Sedangkan siswa yang mempunyai sikap kurang baik sebagian besar mempunyai tindakan yang baik sebanyak 38 orang (74,5%). Berdasarkan hasil analisis Chi Square diperoleh sebesar 0,590 dengan p value sebesar 0,451. Oleh karena nilai p value sebesar 0,451 lebih besar dari 0,1 (p<0,1), maka hipotesis kedua ditolak. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan sikap dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan di SMPN 2 Maronge, Sumbawa besar, NTB. 7

PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Hasil analisis diketahui tingkat pengetahuan tentang makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan pada siswa kelas VII dan VIII SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, NTB sebagian besar berpengetahuan baik (67,2%). Pada analisis kategori pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu pengetahuan baik dan kurang baik. Pengetahuan kurang baik terdiri dari pengetahuan sedang (23,4%) dan kurang (9,4%). Pengetahuan responden kebanyakan berpengetahuan baik, hal ini disebabkan lokasi SMPN 2 Maronge di daerah tidak terlalu jauh dari pusat kota sehingga lebih mudah akses informasinya melalui media elektronik seperti televisi dan radio, selain itu pendidikan dari guru dan orang tua juga sangat berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh responden. Pengetahuan merupakan hasil mengetahui yang diperoleh setelah individu melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Proses melakukan penginderaan tersebut akan menghasilkan sebuah pemahaman yang membentuk pengetahuan. (6) Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. 2. Sikap Hasil analisis diketahui sikap tentang makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan pada siswa kelas VII dan VIII SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, NTB sebagian besar memiliki sikap kurang baik (79,7%). Pada analisis sikap dibagi menjadi dua kategori yaitu sikap baik dan kurang baik. Sikap kurang baik terdiri dari sikap sedang (54,7%) dan kurang baik (25%). Walaupun pengetahuan yang dimiliki siswa sebagian besar baik tetapi belum tentu sikap yang dimiliki baik juga. Lingkungan, teman sebaya dan media elektronik seperti televisi juga dapat mempengaruhi sikap yang dimiliki oleh seseorang. (7) Media televisi sampai saat ini masih diasumsikan sebagai alat informasi yang ampuh dalam mengubah sikap dan perilaku pemirsanya. 3. Tindakan Hasil analisis diketahui tindakan tentang makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan pada siswa kelas VII dan VIII SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, NTB sebagian besar memiliki sikap baik (76,6%). Pada analisis tindakan dibagi menjadi 2 kategori yaitu siswa yang memliki tindakan baik dan kurang baik. Tindakan kurang baik terdiri dari tindakan sedang dan kurang. Hasil ini dapat diartikan bahwa siswa telah mampu bertindak yang benar terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan. Tindakan yang baik dilakukan dengan selalu membaca label yang terdapat pada makanan, dan dapat membedakan rasa makanan yang mengandung pemanis buatan. Terbentuknya tindakan yang baik ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. (8) Pembentukan tindakan dapat terjadi dengan kebiasaan, dan adanya model atau contoh. Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang mengalami perkembangan sehingga kebiasaan yang dilakukan orang tua dan contoh langsung yang dbiberikan oleh guru maupun orang tua merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan tindakan anak. 8

4. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Siswa Terhadap Makanan Jajanan Hasil analisis membuktikan tidak ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan di SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, NTB. Tidak terbuktinya hubungan pengetahuan dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan ditunjang dengan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan. Hasil uji statistiknya menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan pengetahuan gizi dan sikap anak dalam memilih makanan jajanan (9). Pengetahuan anak mengenai pemilihan makanan jajanan di SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, NTB sebagian besar adalah baik. Pengetahuan yang baik belum tentu bertindak baik. Faktor yang mempengaruhi tindakan adalah ketersediaan makanan jajanan yang dijual di kantin sekolah. Makanan jajanan yang dijual di lingkungan sekolah kebanyakan adalah jajanan yang mengandung pemanis buatan dan makanan tidak sehat sehingga itulah yang dibeli dan dikonsumsi anak. (6) Tindakan anak memilih makanan pada dasarnya merupakan bentuk penerapan kebiasaan makan. Kebiasaan makan merupakan cara-cara individu atau kelompok masyarakat dalam memilih, mengkonsumsi dan menggunakan makanan yang tersedia, yang didasarkan pada latar belakang social budaya tempat mereka hidup. Anak usia sekolah mempunyai kebiasaan makan makanan jajanan. Kebiasaan jajan cenderung menjadi bagian budaya dalam suatu keluarga. 5. Hubungan Sikap dengan Tindakan Siswa Terhadap Makanan Jajanan Hasil analisis membuktikan tidak ada hubungan yang signifikan sikap dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan di SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, NTB. Hasil penelitian menunjukkan sikap kurang baik tetapi tindakan responden baik. Hal ini disebabkan anak yang mempunyai sikap kurang baik terpengaruh oleh lingkungan terutama teman sebayanya. Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (10). Sikap dapat dipengaruhi juga oleh persepsi seseorang mengenai makanan yang mengandung pemanis buatan. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (11). Tidak terbuktinya hubungan sikap dengan tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan ditunjang dengan hasil penelitian mengenai hubungan sikap mengenai pemilihan makanan jajanan dengan perilaku anak memilih makanan. Hasil uji statistiknya menunjukkan tidak ada hubungan antara sikap mengenai pemilihan makanan jajanan dengan perilaku anak memilih makanan (12). 9

KESIMPULAN 1. Tingkat pengetahuan responden tentang makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan, sebagian besar tingkat pengetahuan baik yaitu 67,2%, pengetahuan sedang 23,4% dan yang memiliki pengetahuan kurang sebesar 9,4%. 2. Sikap responden tentang makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan sikap baik sebesar 20,3%, sikap sedang sebesar 54,7% dan sikap kurang sebesar 25%. 3. Tindakan responden terhadap makanan yang mengandung pemanis buatan sebagian besar memiliki tindakan baik sebesar 76,6% dan tindakan sedang sebesar 15,6%, dan responden yang memliki tindakan kurang baik terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan adalah 7,6%. 4. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan di SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, NTB. 5. Tidak ada hubungan antara sikap dengan tindakan terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan di SMPN 2 Maronge, Sumbawa Besar, NTB. SARAN 1. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa tentang pemanis makanan. 2. Bagi siswa, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan. 3. Bagi peneliti berikutnya, perlu mengadakan penelitian yang berkaitan dengan faktor lain yang mempengaruhi tindakan siswa terhadap makanan jajanan yang mengandung pemanis buatan. 10

DAFTAR PUSTAKA 1. Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Makanan. Bumi Aksara. Jakarta. 2. Kustantinah, 2011. Makanan Jajanan Anak Sekolah. Diakses pada hari selasa, 15 November 2011 dari http//: news. okezone.com/ read/2011/ 12/22/ 337/ 5457 92/ jajanan-anak-sekolah-bpom. 3. Evy. 2008. Keamanan Pangan Di Sekolah Rendah. http//www.penapendidikan.com/kemananan-pangan-disekolah-rendah/. Diakses tanggal 15 November 2011. 4. Suci. 2009. Gambaran Perilaku Jajan Murid Sekolah Dasar Di Jakarta. Psikobuana. Vol. No. 1.29-38. Jakarta. 5. Yulianti, Nurheti. 2007. Awas Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Penerbit Andi. Yogyakarta. 6. Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta. 7. Sitanggang. 2009. Pengaruh Televisi Terhadap Perkembangan Anak. Diakses pada hari Senin, 18 Juni 2012 dari http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/intisari-buku-televisi-dan-perkembangan-sosial-anak. 8. Bandura. 1997. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 9. Yulianingsih, P. 2009. Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Sikap Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baruretno, Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Diploma III Gizi Universitas Muhammadiyah Sukarta. 10. Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. 11. Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. PT Rineka Cipta. Jakarta. 12. Purtiantini. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Memilih Makanan Di SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan UMS. 11