BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

GAMBARAN UMUM TENTANG BUDGET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), proses adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

Penganggaran Perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

KOMP. PERANGGARAN 1. Materi 1 PENGENALAN PERANGGARAN

Penganggaran Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggaran merupakan salah satu cara manajemen dalam menjalankan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mengembangkan bisnisnya dengan membuat anak perusahaan

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 ANGGARAN PENJUALAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR SISTEM PENGGARAN MENYELURUH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 GAMBARAN UMUM TENTANG ANGGARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Ellen, dkk (2002;1) Pengertian Anggaran Ellen, dkk (2002;1)

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Sekretariat, penulis ditempatkan di bagian Keuangan dan Program, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya, maka banyak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang, khususnya di bidang

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: "Profit planning and control may be broadly as de fined as sistematic and

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II FUNGSI ANGGARAN DALAM PERUSAHAAN. satuan kuantitatif. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. dan pengendalian, dengan asumsi bahwa langkah-langkah positif akan diambil

BAB II ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI DASAR PERENCANAAN KEUANGAN PADA CV. SUMBER AGUNG DI SANGATTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu perusahaan didirikan dengan maksud mencapai tujuan tertentu, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

PENAKSIRAN FUNGSI PERMINTAAN ESTIMASI PERMINTAAN PASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk

UNIVERSITAS BENGKULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Anggaran dan Karakteristik Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Minggu-1. Gambaran Umum Tentang Budget. Penganggaran Perusahaan. Administrasi Bisnis. By : Dra. Ai Lili Yuliati, MM

PENENTUAN PERAMALAN (FORECASTING) PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TREND LEAST SQUARE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal FASILKOM Vol.2 No.2, 1 Oktober 2004 PERAN SISTEM INFORMASI DALAM MEMBUAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN LABA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Berikut ini beberapa pengertian tentang anggaran atau Budget yang

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.

BAB II TINJAUAN PUATAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ivarani Mega Safitri (2012), dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu. jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan suatu alat bantu yang mempunyai peranan dalam mengarahkan dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

TINJAUAN PUSTAKA. Dengan semakin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada. perusahaan, maka ruang lingkup dan tugas yang dipikul oleh manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodic

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Anggaran. oleh pihak manajemen sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatankegiatan

Pengertian ruang lingkup anggaran perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya, beban, dan harga

Penganggaran Perusahaan 1 BAB 1 ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. Kata anggaran merupakan terjemahan dari kata budget dalam bahasa

TUGAS ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut.

BAB II BAHAN RUJUKAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Rumus Perhitungan Selisih Pengertian selisih terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Di sana selisih sebagai kata benda didefinisikan sebagai beda, kelainan, terpaut. Selisih dapat dihitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Blessme (2007) dalam sebuah artikel online yang berjudul Penentuan Biaya Standar. Rumus tersebut adalah: Selisih Anggaran = Anggaran Realisasi 2.2 Efektivitas Menurut Syahrul dan Muhammad Afdinizar (2003;326) pengertian efektivitas adalah tingkat dimana kinerja sesungguhnya (aktual) sebanding dengan kinerja yang ditargetkan. Sedangkan Musa Abdul Jabbar (2012) mengemukakan bahwa efektivitas selalu dihubungkan dengan pencapaian tujuan yang ditetapkan, jadi suatu perusahaan dapat dikatakan beroperasi secara efektif apabila dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target. Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. (Mardiasmo:2009) Sementara Danfar (2009) dalam salah satu artikelnya yang berjudul Definisi/Pengertian Efektivitas mendefinisikan efektifitas sebagai suatu ukuran 18

19 yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Dapat disimpulkan dari pengertian-pengertian tersebut efektivitas adalah suatu ukuran pencapaian seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen. Di mana target sudah ditetapkan terlebih dahulu. Untuk mencari tingkat efektivitas dapat dilakukan dengan rumus di bawah ini: Eektivitas = X 100% Dengan ketentuan: 1. Tidak efektif jika hasil perhitungan efektivitasnya <95% atau >100% 2. Efektif jika hasil perhitungan efektivitasnya 95% atau 100% (Mardiasmo, 2009:134) 2.3 Gambaran Umum Anggaran Pada sub-bab ini dibahas mengenai pengertian, unsur, tujuan dan manfaat, fungsi dan jenis anggaran. 2.3.1 Pengertian Anggaran Pengertian anggaran telah dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya adalah M. Munandar dalam bukunya Budgeting, Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja mengungkapkan bahwa yang dimaksudkan dengan Business Budget atau Budget (Anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan

20 perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. (2001:3) M. Nafarin (2008:11) mengemukakan bahwa anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi, anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen. Anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. (Rudianto, 2009:3) Sementara William K. Carter (2009:13) mendefinisikan anggaran sebagai pernyataan yang terkuiantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen. Dari pengertian-pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun secara sistematis yang dinyatakan dalam suatu satuan moneter yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis yang berlaku untuk jangka waktu satu periode di masa yang akan datang.

21 2.3.2 Unsur-unsur Anggaran Menurut M. Munandar (2001:3), suatu anggaran mempunyai empat unsur, yaitu: 1. Rencana, ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Budget juga merupakan suatu rencana, karena budget merupakan penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. Hanya saja budget merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi-spesifikasi khusus, seperti misalnya disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter. Dengan demikian jelas bahwa budget hanyalah merupakan salah satu saja bagian dari rencana-rencana perusahaan, sebab masih ada rencana perusahaan yang tidak termasuk dalam budget, karena tidak mempunyai spesifikasi-spesifikasi khusus seperti budget. Rencana-rencana semacam itu misalnya rencana tentang penggunaan lembaga-lembaga saluran distribusi yang akan datang, rencana tentang model, dan sebagainya. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk menyusun rencana untuk menghadapi waktu yang akan datang antara lain ialah: a. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian, sehingga perusahaan harus mempersiapkan diri sejak awal tentang apa yang akan dilakukannya nanti.

22 b. Waktu yang akan datang penuh dengan berbagai alternatif pilihan, sehingga perusahaan harus mempersiapkan diri sejak awal, alternatif manakah yang akan dipilihnya nanti. c. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai pedoman kerja di waktu yang akan datang. d. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengkoordinasian kegiatan-kegiatan dari seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. e. Rencana diperlukan oleh perusahaan sebagai alat pengawasan terhadap pelaksanaan (realisasi) dari rencana tersebut di waktu yang akan datang. 2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan (fungsi) perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating) serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masalah-masalah personalia (personnel). 3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit moneter yang berlaku di Indonesia adalah unit Rupiah.

23 4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa budget berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat dalam budget adalah taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. 2.3.3 Tujuan dan Manfaat Anggaran Anggaran diperlukan karena ada tujuan dan manfaatnya. Tujuan dan manfaat anggaran yang dikemukakan oleh M. Nafarin (2008:19) dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan nyata terlihat. f. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usaulan yang berkaitan dengan keuangan. Anggaran mempunyai banyak manfaat, antara lain: a. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama.

24 b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan. c. Dapat memotivasi karyawan. d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan. e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. f. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. g. Alat pendidikan bagi para manajer. Anggaran disamping mempunyai banyak manfaat, namun juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggaran mengandung unsur ketidakpastian. b. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensi) dan akurat. c. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak akan efektif. 2.3.4 Fungsi Anggaran M. Nafarin (2008:28), dalam bukunya yang berjudul Anggaran Perusahaan menyebutkan bahwa ada tiga fungsi anggaran, yaitu:

25 1. Fungsi Perencanaan Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus memerhatikan kaitan anggaran yang satu dengan anggaran yang lain. Contoh: antara anggaran beban barang yang dijual dengan anggaran barang yang dijual, apakah peningkatan anggaran beban distribusi diikuti dengan peningkatan anggaran beban yang dijual (anggaran penjualan). Aspek lain yang penting dari perencanaan dengan menggunakan anggaran adalah perencanaan dana yang tersedia seefisien mungkin. Semua belanja membutuhkan dana (uang) dan dana adalah sumber daya yang langka. Sudah menjadi kebiasaan bahwa sering kali kebutuhan dana melebihi dana yang tersedia. Oleh karena itu, para penyusun anggaran harus memperhitungkan berbagai kemungkinan belanja dana yang ada dan menentukan kemungkinan mana yang paling menguntungkan bagi perusahaan. Jadi, salah satu fungsi anggaran adalah menentukan rencana belanja dan sumber dana yang ada seefisien mungkin. 2. Fungsi Pelaksanaan Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal keuangan). Pekerjaan disetujui untuk dilaksanakan bila ada anggarannya atau tidak menyimpang dari anggaran. Membeli kendaraan tidak akan disetujui bila tidak ada anggarannya atau membeli bahan lebih mahal dari anggaran juga tidak

26 akan disetujui sebab semua itu akan mengganggu keuangan perusahaan bila disetujui. Anggaran bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi, anggaran penting untuk menyelaraskan setiap kegiatan divisi. 3. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: 1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran). 2. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat penyimpangan yang merugikan). 2.3.5 Jenis Anggaran Dalam bukunya, M. Nafarin (2008:31) mengelompokkan anggaran menjadi beberapa segi, yaitu: 1. Segi Dasar Penyusunan a. Anggaran Variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. b. Anggaran Tetap (fixed cost) adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

27 2. Segi Cara Penyusunan a. Anggaran Periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat. 3. Segi Jangka Waktu a. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran taktis. b. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga anggaran strategis. 4. Segi Bidang a. Anggaran Operasional (operational budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba rugi. b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Kedua anggaran ini bila dipadukan akan menjadi anggaran induk (master budget).

28 5. Kemampuan Menyusun a. Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. b. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. 6. Segi Fungsi a. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. b. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan), misalnya untuk menilai apakah biaya (beban) yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas. 2.4 Biaya Perjalanan Dinas Pada sub-bab ini akan dibahas pengertian biaya dan pengertian biaya perjalanan dinas.

29 2.4.1 Pengertian Biaya Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. (Mulyadi, 2009:8) Sedangkan William K. Carter (2009:30) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya mengemukakan bahwa akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Armanto Witjaksono (2006:6) menyatakan bahwa: 1) Biaya adalah suatu pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2) Sebagian akuntan mendefinisikan biaya sebagai suatu moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat di masa kini atau masa yang akan datang. Dari pengertian-pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan suatu pengorbanan berupa sumber daya yang harus dikeluarkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik yang dapat dibebankan pada saat ini atau pun saat yang akan datang. 2.4.2 Pengertian Biaya Perjalanan Dinas Menurut Dr. Ignatius Wursanto dalam bukunya yang berjudul Kompetensi Sekretaris Profesional (2006:209), perjalanan dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh seorang karyawan atau pegawai suatu lembaga atau perusahaan yang berkaitan dengan tugas pekerjaan kedinasan. Sementara menurut definisi yang dikemukakan oleh PT. Pertamina Geothermal Energy pada Tata Kerja Organisasi Perjalanan Dinas Nomor B-

30 423/I20100/2008-S8, perjalanan dinas adalah suatu kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas Perusahaan di luar tempat kedudukan pekerja, untuk keperluan: a. Mengikuti pelatihan. b. Datasering. c. Kunjungan dinas. d. Tugas-tugas lain. Biaya perjalanan dinas dalam TKO tersebut didefinisikan sebagai seluruh biaya atau pengeluaran yang diperlukan untuk melaksanakan perjalanan dinas tersebut. 2.5 Metode Peramalan Ramalan (Forecasting) adalah proses aktivitas meramalkan suatu kejadian yang mungkin terjadi di masa mendatang dengan cara mengkaji data yang ada. (M. Nafarin,2008:96) Selanjutnya, M. Munandar (2001:54) mengemukakan, menurut sifatnya, metode untuk melakukan penaksiran (peramalan) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Metode Kualitatif (non-statistical method atau opinion method), ialah cara penaksiran yang menitik beratkan pada pendapat seseorang. Cara penafsiran semacam ini memiliki kelemahan yang menonjol, yaitu bahwa pendapat seseorang sering kali banyak diwarnai oleh hal-hal yang bersifat subjektif, daripada yang bersifat objektif. Dengan demikian ketepatan (akurasi) hasil taksirannya dapat diragukan.

31 Adapun beberapa cara penaksiran yang bersifat kualitatif, antara lain: a. Pendapat pimpinan Bagian Keuangan. b. Pendapat para pekerja Bagian Keuangan. c. Pendapat para pekarya Bagian Keuangan d. Pendapat ahli yang memahami (konsultan) 2. Metode Kuantitatif (statistical method), ialah cara penaksiran yang menitik beratkan pada perhitungan-perhitungan dengan menggunakan berbagai model statistika. Dengan menggunakan cara penaksiran kuantitatif semacam ini diharapkan dapat sejauh mungkin menghilangkan unsur-unsur subjektif seseorang, sehingga hasil taksirannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Menurut M. Nafarin (2008:98), ramalan yang dibuat secara kuantitatif dapat menggunakan analisis lini produk, metode distribusi probabilitas, analisis tren, dan analisis regresi. Yang akan dibahas pada penelitian kali ini adalah analisis tren. Masih menurut M. Nafarin (2008:100), dalam bukunya yang berjudul Anggaran Perusahaan, Tren merupakan gerakan lamban berjangka panjang yang cenderung menuju ke satu arah (menaik atau menurun) dalam suatu data runtut waktu. Analisis tren merupakan salah satu metode statistik yang mudah digunakan dalam meramalkan penjualan. Analisis tren terdiri atas tren garis lurus atau linear (yang terdiri atas metode kuadrat terkecil dan metode momen) dan tren bukan garis lurus (tren parabola kuadrat dan tren eksponensial (logaritma)).

32 Analisis tren merupakan analisis runtut waktu atau data berkala sebagai variabel bebas (X). 1. Analisis Tren Garis Lurus Tren garis lurus (linear) adalah suatu tren yang diramalkan naik atau turun secara garis lurus. Variabel waktu sebagai variabel bebas dapat menggunakan waktu tahunan, semesteran, bulanan, atau mingguan. Analisis tren garis lurus terdiri atas metode kuadrat terkecil dan metode momen. (M. Nafarin, 2008:100) a. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square) Ramalan jualan menggunakan metode kuadrat terkecil dapat dihitung dengan rumus: Y = a + b X a = Y n b = X Y X² Dengan syarat X=0 Keterangan: Y X a b n = variabel terikat = variabel bebas = nilai konstan = koefisien arah regresi = banyaknya data (M. Nafarin, 2008:101)

33 Ellen C, M. Faud, Sugiarto dan Edy Sukarno (2001:30) mengungkapkan bahwa metode least square dibagi menjadi dua untuk aturan pembagian nilai skor, yaitu: 1. Untuk data yang berjumlah genap, maka pemberian skor pada X-nya adalah.,-5,-3,-1,1,3,5,.. 2. Untuk data yang berjumlah ganjil, maka pemberian skor X-nya adalah,-2,-1,0,1,2, b. Metode Momen Ramalan jualan metode momen dapat dihitung dengan rumus: Y Y = a + bx = n a + b X Keterangan: XY = a X + b X² Y X a b n = variabel terikat = variabel bebas = nilai konstan = koefisien arah regresi = banyaknya data (M. Nafarin, 2008: 102)

34 2. Analisis Tren Bukan Garis Lurus a. Tren Parabola Kuadrat Tren garis lengkung disebut juga dengan tren parabola. Tren parabola terdiri atas tren parabola kuadrat dan tren parabola kubik. Tren parabola adalah nilai variabel terikat naik atau turun bukan garis lurus (tidak linear) atau terjadi parabola (melengkung). Persamaan tren parabola adalah: Y = a + bx + c(x)² Dimana: Y = n a + c X² X²Y = a X² + c Dengan syarat, X=0 (M. Nafarin, 2008:104) b. Tren Eksponensial M. Nafarin (2008:105) mendefinisikan tren eksponensial atau tren logaritma atau tren pertumbuhan sebagai tren yang nilai variabel bebasnya naik secara berlipat ganda (bukan garis lurus). 2.6 Standar Kesalahan Peramalan Dalam analisis tren ada dua metode yang dapat digunakan untuk peramalan, yaitu metode tren garis l urus dan metode bukan tren garis lurus. Untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dari kedua metode tersebut, maka digunakan Standar Kesalahan Peramalan (SKP). Nilai SKP yang terkecil

35 menunjukkan bahwa ramalan yang disusun tersebut mendekati kesesuaian. Adapun rumus SKP adalah sebagai berikut. Keterangan: SKP = X Y n = realisasi = peramalan = jumlah data yang dianalisis -2 = 2 derajat kebebasan hilang karena dua parameter populasi sedang diramalkan dengan nilai sampel data (a dan b) (M. Nafarin, 2008:109) Perhitungan nilai SKP ini diperlukan karena meskipun metode kuantitatif menggunakan perhitungan untuk melakukan peramalan, tetapi metode kuantitatif juga masih mengandung ketidakpastian. Jadi SKP diperlukan untuk menghitung seberapa besar penyimpangan yang dihasilkan oleh suatu metode kuantitatif.