BAB V Aliran bahan bakar II. Pompa bahan bakar BOSCH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI Aliran udara dan gas buang II. Pembilasan

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB IX POMPA BAHAN BAKAR (FUEL PUMP)

BAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

BAB IV SISTEM BAHAN BAKAR MESIN DIESEL LOKOMOTIF

BAB III PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB I PESAWAT PESAWAT BANTU DI KAPAL

SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOBSHEET PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN PROGRAM KOMPETENSI JUDUL JAM. Perawatan&perbaikan KENDARAAN PMO

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. Diagram P - V ( Diagram Theoritis )

MENGIDENTIFIKASI PRINSIP KERJA MOTOR PENGGERAK UTAMA KAPAL IKAN

No. Karakteristik Nilai 1 Massa jenis (kg/l) 0, NKA (kj/kg) 42085,263

BAB III LANDASAN TEORI

Pendahuluan Motor Diesel Tujuan Rudolf Diesel Kesulitan Rudolf Diesel

Prosedur Pengetesan Injektor

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB 7 PENCATUAN BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB II LANDASAN TEORI

SEJARAH MOTOR BAKAR DALAM/INTERMAL

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB XVII PENGISIAN TEKAN

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel


BAB III PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN PADA MESIN KOMPRESOR

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

SKRIPSI MOTOR BAKAR RANCANGAN MOTOR BAKAR PENGGERAK KENDERAAN MINI BUS DENGAN DAYA EFEKTIP 78 PS MEMAKAI SISTEM KATUP SINGLE OVER HEAR CAM (SOHC)

MOTOR BAKAR PENGERTIAN DASAR. Pendahuluan

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II LANDASAN TEORI. mekanik berupa gerakan translasi piston (connecting rods) menjadi gerak rotasi

ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL MITSUBHISI L300

BAB III PEMBAKARAN PADA MOTOR DIESEL. Pembakaran adalah Reaksi kimia dari komposisi bahan bakar terhadap oksigen.

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

!"#$%&$'()*& LAMPIRAN

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB V PERHITUNGAN MOTOR MENGGUNAKAN SATUAN INTERNASIONAL (SI)

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC

9. Pengetahuan Pompa Pemadam Kebakaran SUBSTANSI MATERI 9.1. Fungsi utama pada unit PKP-PK

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL PEMELIHARAAN/SERVIS SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL

Fungsi katup Katup masuk Katup buang


BAB I LATAR BELAKANG. setiap orang menikmati manfaat yang dihasilkan oleh motor bakar. Pada tahun 1960 seorang Perancis bernama Lenoir berhasil

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

SEJARAH MOTOR BAKAR : Alphones Beau De Rochas (Perancis) menemukan ide motor 4 tak

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat motor bensin menurut jumlah langkah kerjanya dapat diklasifikasikan

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

a. Plunger pada posisi TMB (titik mati bawah) Bahan bakar masuk melalui luubang pemberi pada barel kedalam ruang diats plunger. b.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

BAB XI DIRECT MONOEVRING SYSTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

Transkripsi:

BAB V I. Aliran bahan bakar Bahan bakar yang dipergunakan untuk pembakaran dalam silinder motor dialirkan dari tanki harian bahan bakar yang ditempatkan diatas dari motor tersebut, diteruskan ke feed pump, fuel pump dan terakhir ke injector ( pengabat ). Disini kita batasi hanya membicarakan fuel pump ( pompa bahan bakar ) atau brandstof pomp dan pengabat saja, sedangkan feed pump dijelaskan pada pesawat bantu, karena pompa ini dari jenis pompa Roda gigi, jadi lebih tepat dipelajari pada pesawat bantu saja. II. Pompa bahan bakar BOSCH Pompa bahan bakar untuk motor-motor diesel terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis, salah satu diantaranya yang banyak dipakai adalah buatan Firma Robert Bosch yang lazimnya disingkat dengan pompa Bossch. Pada gambar 23 diperlihatkan gambar jenis pompa tsb. Bagian-bagian utama dari pompa ini adalah silinder pompa ( D ) dan plunyer ( F ). Didalam silinder bergerak plunyer dan plunyer ini tertekan keatas oleh batang penyentuh ( K ), batang penyentuh ini menerima gerakan dari nok ( L ). Pada dinding silinder ada lubang untuk pemasukan bahan bakar ( B ). Bahan bakar masuk kedalam ruang yang berbentuk cincin dan menerobos ruang diatas plunyer melalui dua buah lubang kecil. Bentuk plunyer pada bagian atas dibuat alur yang menyerupai ulir, maksudnya untuk mengatur langkah efektif dari plunyer. Yang dimaksud dengan langkah efektif ialah jarak yang ditempuh plunyer selama terjadi pemompaan minyak ke pengabut. Langkah efektif plunyer selalu tetap

Gambar 23 A = Klep klep B = Bahan bahan masuk C = Saluran tekan D = Silinder E = Aliran G = Tabung - pengatur H = Kait melintang J = Piringan - per K = Batang - penyentuh I = Nok

F = Plunyer M = Batang pengatur Gambar 24 Dengan peralatan tertentu, plunyer dapat diputar kedudukannya dari luar silinder pompa. Pada gambar 24 a, plunyer pada kedudukan terendah mulai bergerak keatas, bahan bakar masuk kedalam silinder pompa dan setelah kedudukan plunyer seperti gambar 24 b mulai terjadi pemompaan ( langkah efektif mulai ) dan tekanan diatas plunyer naik sampai maximum. Pemompaan bahan bakar berakhir, bila alur bagian bawah plunyer melewati saluran pada silinder sebelah kanan ( langkah efektif berakhir ). Pada gambar 24 c kedudukan plunyer tertinggi ( akhir menekan ).

Jika plunyer diputar kekiri sedikit ( pemutaran plunyer melalui gigi yang dihubungkan Rack handal bahan bakar ) seperti gambar 24 d, maka langkah efektif berkurang ( lebih pendek ), sehingga hasil pompa lebih sedikit yang mengakibatkan penyemprotan bahan bakar ke pengabat kecil dan tenaga motor berkurang atau putaran lebih kecil. Selanjutnya bila plunyer terus diputar kekiri seperti gambar 24 e, karena kedudukan saluran dari plunyer, ruangan dalam silinder akan berhubungan dengan saluran pemasukan, sehingga walaupun plunyer terus bergerak naik turun, tidak ada pemompaan atau langkah efektif menjadi nol dan motor akan berhebti. Jika dengan mengatur langkah efektif, berarti mengatur putaran dan tenaga motor. Setelah plunyer mencapai kedudukan tertiggi, maka sebuah pegas akan menekannya kembali kebawah sambil mengisap bahan bakar. Pengembalian kelebihan bahan bakar dilakukan oleh plunyernya sendiri. Untuk ini dibagian atas plunyer terdapat alur yang berbentuk ulir seperti yang disebutkan terdahulu. Alur yang berbentuk ulir ini disebut HELIX. Pada bagian atas pompa terdapat klep tekan A ( gambar 23 ) yang tujuannya untuk : 1) Selalu mengisi saluran tekan dan pangabut dan bahan bakar. 2) Menurunkan tekanan dalam saluran tekan dan pengabut. Secara mendadak pada akhir langkah tekan, sehingga bahan bakar tidak memutar di pengabut. Biasanya penghasilan pompa bahan bakar direncanakan 2 kali pemakaian bahan bakar pada beban maximum dengan tujuan agar : 1. Tidak terjadi kekurangan bahan bakar, jika a. Motor mendapat beban maximum b. Pada suatu keadaan, dimana dibutuhkan bahan bakar extra yang lebih banyak. c. Pompa bekerja kurang baik. 2. Ukuran pompa dan bagian bagiannya tidak terlampau kecil.

Contoh soal : Sebuah motor kerja tunggal 2 takt, jumlah silinder = 8 lt, tenaga tiap silinder = 1250 IPK pada putaran 115 RPM. Pemakaian bahan bakar = 140 gram/ IPK jam, berat jenis bahan bakar = 0, 9 gram / cm 3. Plunyer pompa bahan bakar mempunyai diameter = 40 mm. Hitunglah langkah efektif pompa bahan bakar : Penyelesaian. B inj = bi. Ni = 140. 1250 Ni tiap silinder = 1250 IPK 60. Z. n. J 60. 1. 115. 0,9 B inj = 28, 18 cm 3 B inj = 2. l 28, 18 = 0, 785.4 2. l l = 28, 18 4 0, 785.4.4 l = 2, 24 cm l = 22, 4 mm Langkah efektif pompa bahan bakar = 22, 4 mm III. Sistem pengabutan Pengabut adalah untuk mengabutkan bahan bakar minyak, hingga terpecah pecah menjadian bagian bagian yang sangat halus sekali sehingga berubah menjadi bentuk kabut.. Dalam keadaan ini bercampur dengan udara yang tekanannya tinggi sekali ( 40 kg/cm 2 ), sehingga terjadi pembakaran didalam silinder motor. Untuk mengebutkan bahan bakar tersebut ada 2 cara yaitu : a. Dengan pengabutan udara ( pengabut udara ) b. Dengan pengabutan ( pengabut tekan ) Kedua sistem ini dapat digunakan pada motor 4 takt atau 2 takt. Pada akhir langkah kompresi, dalam silinder telah terisi dengan udara bertekanan 35 atm, dengan suhu 600 0 C.

Suhu ini lebih tinggi dari suhu nyala dari bahan bakar, sehingga begitu bahan bakar masuk dalam silinder terus terbakar dengan sendirinya. Untuk pengebutan bahan bakar diperlukan tekanan yang cukup tinggi, karena selain untuk mengabutkan, juga untuk melawan tekanan kompresi. Dulu banyak digunakan sistem pengabutan udara, tetapi karena tidak praktis, maka sekarang untuk motor-motor diesel selalu memakai pengabutan tekan. A = pegas jarum pengabut B = jarum pengabut C = cincinpembagi D = Rempeng pelindung Gambar 25 Tersembur dengan kecepatan besar dan terbagi halus. Pada gambar 26 diperlihatkan pengabut tekan. Bahan bakar yang dipompa oleh pompa bahan bakar masuk ke pengabut. Karena tekanan yang tinggi bahan bakar mampu untuk mendorong jarum pengabut ( 5 ) keatas melawan tekanan pegas ( 6 ). Pembukaan jarum ini dilakukan dengan tekanan bahan bakar. Karena jarum pengabut terangkat bergerak per sepuluh mm, dan melalui lubang inilah ( 9 ) bahan bakar dikabutkan kedalam silinder.

Pada mulut pengabut terdapat lubang-lubang yang serong letaknya, hingga bahan bakar dapat masuk kedalam ruang bahan bakar dengan terpencar pencar. Pengabutan bahan bakar berlangsung pada beberapa derajat sebelum torak mencapai TMA. Jadi motor-motor diesel yang memakai pengabut takan, tidak usah memakai kompresor udara untuk menghasilkan udara pengembus. Dibandingkan dengan sistem pengabut udara, sistem pengabut tekan mempunyai keuntungan-keuntungan sbb : a. konstruksi dan pelajaran lebih sederhana. b. Konstruksi lebih ringan karena tidak ada kompresor udara. c. Lebih aman. d. Pemakaian bahan bakar lebih hemat Gambar 26 IV. Lama Penyemprotan

Seperti telah diketahui penyemprotan bahan bakar kedalam silinder dilakukan dengan pompa bahan bakr melalui pengabut. Plunyer pompa bahan bakar untuk tiap tiap silinder digerakkan oleh sebuah nok, sedangkan saat penyemprotan bahan bakar pada hakekatnya ditentukan oleh pompa bahan bakar. Waktu yang tersedia untuk penyemprotan bahan bakar adalah singkat sekali, sedangkan perlambatan penyalaan ( ignation log ) tak dpat diatur dari luar. Yang dimaksud dengan perlambatan penyalaan ialah waktu antara saat dimulainya penyalaan dan saat mulai pembakaran. Perlambatan tersebut sangat tergantung pada jenis bahan bakar dan kekuatan alat penyala ( pada umumnya berlangsung kira-kira selama 1/200 1/450 detik ), sedang perlambatan penyalaan dinyatakan dalam derajat engkol. Untuk motor 2 takt, lama penyemprotan adalah : t = 6n Untuk motor 4 takt, lama penyemprotan adalah : t = 2 6n dimana : t = lama penyemprotan dalam datik = perlambatan dalam 0 LE ( derajat lingkaran engkol ) n = RPM Contoh soal : Sebuah motor 2 takt kerja tunggal dikatahui sbb : putaran = 1500 RPM, perlambatan penyemprotan = 1/450 detik, pembakaran harus mulai 3 0 sebelum TMA. Bilamana penyemprotan bahan bakar harus dimulai?

Penyelesaian : t = 1 = 6n 450 6. 150 450 = 6. 150 = 6. 150 = 9000 = 20 LE ( lingkaran engkol ) 450 450 Penyemprotan bahan bakar harus mulai adalah : 20 0 + 3 0 = 23 0 sebelum TNA Pompa bahan bakar untuk motor-motor tekanan sedang, harus dibuat demikian rupa, hingga pada saat tiap-tiap langkah usaha dapat disemprotkan bahan bakar sebanyak yang diperlukan dengan tepat dan penyemprotannya harus berlangsung dan selesai dalam saat yang tersedia untuk itu. Jadi dengan perkataan lain pompa bahan bakar menentukan : a. Banyaknya bahan bakar yang harus disemprotkan. b. Saat penyemprotan bahan bakar.