TEKNOLOGI DIGITAL : SEBUAH PILIHAN DALAM PENYEBARAN DAN PERLINDUNGAN ARSIP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN

BACK OFFICE DAN LAYANAN PADA ARSIP DAERAH PROVINSI DIY

LAYANAN KEARSIPAN PERLU DITINGKATKAN A. Fajar Feratri Astuti

ANALISIS PELAKSANAAN AKUISISI ARSIP KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH PADA MASA ORDE BARU SEBAGAI UPAYA

Pengelolaan Arsip Elektronik Format Dokumen

PENGANTAR KEARSIPAN. 1. Pendahuluan

LAYANAN ARSIP DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERANCANGAN OTOMASI LAYANAN ARSIP MEDIA AKSES

ALIH MEDIA DIGITAL BAHAN PUSTAKA Oleh: Wahyu Dona Pasa Sulendra, S.IP

Diklat Penyusutan Arsip

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

MODEL PERPUSTAKAAN DIGITAL DI INDONESIA: SEBUAH USULAN 1

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 146 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Komunikasi digunakan manusia untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan yang mutlak bagi setiap instansi, apalagi secara keseluruhan

NASKAH SUMBER ARSIP :

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERUMUSAN MASALAH. berkembang baik perusahaan maupun instansi pemerintah. Teknologi dapat

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB III PENGOLAHAN ARSIP AUDIO-VISUAL

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Tabel 3.4 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT ARSIPARIS PELAKSANA KETERANGAN PERORANGAN. Lama Baru UNSUR YANG DINILAI ANGKA KREDIT MENURUT NO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengenalan Multimedia. Mendeskripsikan tentang multimedia

Tabel Evaluasi Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kota Salatiga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PENELUSURAN, PENILAIAN, DAN VERIFIKASI ARSIP STATIS. Oleh : Anna Nunuk Nuryani, Dra

A. Latar Belakang dan Permasalahan

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 26.TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ini menuntut manusia untuk mempelajari sistem kinerja teknologi

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

RETENSI BERKAS BEKAS ALIH MEDIA Oleh : Ubudiyah Setiawati

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk dan media tertentu. Arsip tidak hanya terdiri dari arsip tekstual tetapi

BAB I PENDAHULUAN. kerena kesengajaan oleh pencipta melainkan tercipta seiring dengan adanya rekaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 12 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

1/9 Pengelolaan Arsip Berbasis Digital dan Alih Media di Pemerintah Kabupaten Pati

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP AKUISISI ARSIP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. sangat penting dan mendasar. Seiring meningkatnya aktivitas dan dinamika

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/3/M.PAN/3/2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS DAN ANGKA KREDITNYA

PENGELOLAAN ARSIP DIGITAL

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP ALIH MEDIA ARSIP

PENILAIAN ARSIP BENTUK KHUSUS, PERLU MEMPERHATIKAN KHUSUS Robertus Legowo Jati

KETERKAITAN ARSIP ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI SAH DI PENGADILAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek ( pokok

MANAJEMEN ARSIP ELEKTRONIK

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERPUSTAKAAN IPB MENUJU DIGITAL LIBRARY Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 1

AKUISISI ARSIP ( Sebuah Resume Hasil Dilkat Akuisisi Arsip)

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lembaga, organisasi, maupun perorangan dalam segala kegiatannya

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

EKSISTENSI KEARSIPAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan rekreasi dengan menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KABUPATEN TEGAL. 4.1 Sejarah Singkat Kantor Perpustakaan Dan Arsip Kabupaten Tegal

PENGANTAR KEARSIPAN DIGITAL EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB., M.AB HAJAR CHERRY PUSPALILLAH, S.AB., M.AB

INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT ARSIP LAYANAN INFORMASI ARSIP STATIS

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi karya atau penerapan. perancangan karya pada proses pembuatan karya.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari arsip. Arsip

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN ARSIPARIS TINGKAT KETERAMPILAN Nomor:

BAB 1 I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

ANALISIS PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DAN DIGITALISASI KOLEKSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. memperhatikan keberadaannya. Arsip sebagai rekaman kegiatan baik di instansi

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP URUSAN KEARSIPAN

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini kebutuhan akan informasi semakin besar dan luas. Dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video feature,

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis mempunyai peran yang sangat penting dalam. kehidupan siswa. Serta menunjang kesuksesan hidup seseorang.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. TUJUAN 3. DEFINISI

AUTENTIKASI ARSIP HASIL ALIH MEDIA DAN DUPLIKAT/COPY ARSIP VITAL

KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah meneliti, mempelajari dan menganalisa. pengendalian akuntansi pada pengolahan data elektronik

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan film, merupakan

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/IT3/PK/2012 Tentang KEBIJAKAN KEARSIPAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

Transkripsi:

TEKNOLOGI DIGITAL : SEBUAH PILIHAN DALAM PENYEBARAN DAN PERLINDUNGAN ARSIP Drs. M. Qosim Kasie Arsip Statis KAD Provinsi DIY 1. Pendahuluan Perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi elektronik begitu pesat pada decade ini, ia telah mampu memberikan pengaruh yang cukup besar pada perubahan perilaku manusia. Kemajuan teknologi di bidang informasi khususnya menjanjikan kemudahan dan kecepatan dalam melalukan akses kepentingannya. Kini telah muncul kecenderungan setiap orang akan semakin lekat dengan barangbarang elektronik, seperti hand phone dan computer. Kedua jenis barang ini melalui sistem digital mampu mengadopsi beberapa fungsi barang yang lain, seperti telepon, surat, camera, recording, cetak, radio, alat musik, dan sebagainya. Dengan menggunakan alat-alat ini membuat orang menjadi tidak terbatas untuk menembus ruang dunia yang luas dan menjadikannya tidak terisolasi dengan dunia. Maka perubahan itu pun telah membawa dampak pada ketergantungan dan menjadi bagian dari kebutuhan hidup Proses perkembangan teknologi sendiri akan terus melaju seakan takkan mampu dikejar, ia akan terus bergerak maju dengan produk-produk yang selalu up to date dengan perubahan generasi dari waktu ke waktu. Maka dampak perubahan itu sedemikian besar sehingga produk-produk out of date takkan sinkron dengan produk terbaru, karena setiap produk baru dipastikan memiliki spesifikasi yang lain. Senyampang dengan kemajuan teknologi, dunia kearsipan yang selama ini seakan hanya berkutat dengan kertas-kertas lusuh dan berbau menyengat, kini tak juga ketinggalan memanfaatkan teknologi ini sebagai alat untuk mengakses lebih jauh dan luas. Arsip-arsip kuno dan memiliki informasi yang bernilaiguna sejarah atau yang lain serta mengandung keunikan yang sangat menarik dapat disajikan dan diakses melalui media elektronik tersebut. Dengan memungkinkannya pengaksesan yang lebih luas diharapkan arsip sebagai bahan bukti yang sekaligus mampu berbicara tentang fakta dan peristiwa sejarah ini mampu memberikan arti dan manfaat yang lebih besar bagi kehidupan manusia. Sehingga arsip-arsip yang 1

dulunya hanya bisa dilihat dan dibaca di ruang baca lembaga pengelola arsip, kini dapat dimanfaatkan secara online dari jarak jauh.di ruang baca pun pelayanan akan mengarah pada layanan yang bersifat otomasi. Proses alih media arsip menjadi data elektronik pun telah mulai dilakukan lembaga-lembaga kearsipan di berbagai daerah. Dengan menggunakan alat scanner dan computer dapat dilakukan migrasi arsip menjadi data elektronik yang dapat diolah sesuai kebutuhan. Data arsip elektronik yang disimpan sebagai master dengan ukuran tertentu dijadikan sebagai bahan dasar kemudian dikonversi ke dalam jenis file tertentu dan dikompresi sesuai dengan keperluan, misalnya untuk bahan dalam program layanan arsip, pembuatan bahan presentasi, pameran, dan sebagainya. Tanpa maksud menafikan alih media ke dalam mikrofilm, maka alih media ke data elektronik setidaknya memberikan beberapa keuntungan yang tidak dimiliki oleh mikrofilm. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari alih media ke data elektronik antara lain adalah alat mudah didapatkan, penyelesaian pekerjaan lebih cepat, akses layanan lebih mudah dan lebih cepat, pemeliharaan data lebih murah dan lebih mudah. Setidaknya dapat dimaklumi bahwa anggaran operasional untuk pengelolaan arsip pada umumnya di berbagai daerah tidaklah menunjukkan data yang signifikan dengan kebutuhan yang sebenarnya, sehingga untuk pengolahan arsip pun belum bisa maksimal apalagi untuk penyimpanan, pemeliharaan, perawatan serta pelestarian arsip. Belum lagi ditambah masalah sumberdaya manusia yang kurang memadai maka pengelolaan arsip tidak optimal. Dengan ditunjangnya pengelolaan arsip menggunakan teknologi digital ini membuat kearsipan tidak jauh tertinggal. Khasanah arsip dalam bentuk digital/elektronik dapat diakses lebih luas sehingga fungsinya mampu menggantikan fisik arsip. Dengan demikian akan mengurangi mobilitas fisik arsip yang berdampak pada pengurangan tingkat kerusakan serta menghindarkan dari kehilangan. Dengan tersedianya data arsip elektronik pada unit layanan khususnya dapat mengurangi mobilitas keluar-masuknya arsip dari depo penyimpanan. Di jaman yang serba IT ini pengelolaan arsip sudah selayaknya memanfaatkan teknologi yang canggih tersebut. Disamping berfungsi sebagai pengembangan sistem pengelolaan juga bermanfaat sebagai perlindungan arsip, karena 2

pemeliharaan dan perawatan fisik arsip tetap memiliki arti yang sangat penting sebagai bukti otentik harus dipertahankan keberadaannya. 2. Pengolahan Arsip Secara Manual Arsip-arsip yang memiliki nilai guna permanen atau statis dan tersebar pada lembaga pemilik atau pencipta baik lembaga-lembaga pemerintah, swasta, maupun perorangan pada prinsipnya harus diselamatkan dan dilestarikan sebagai bahan bukti dan pertanggungjawaban di masa mendatang. Sayangnya kebiasaan yang terjadi di masyarakat kita umumnya kurang memperhatikan penyimpanan dan perawatan arsip yang dimiliki. Sehingga sering dijumpai kasus hilangnya arsip maupun arsip rusak yang tidak diperlakukan dengan baik dalam penyimpanan dan pemeliharaannya. Oleh karena itulah lembaga pemerintah mempunyai kewajiban menyelamatkan arsip untuk kepentingan di masa yang akan datang. Lembaga kearsipan, baik yang berada di pusat maupun daerah mempunyai kewajiban untuk menyelamatkan arsip yang bernilaiguna permanen. Akan tetapi pada kenyataannya tidak semua lembaga kearsipan mampu melaksanakan tugas ini, lebih-lebih lembaga kearsipan daerah. Permasalahannya cukup banyak yang menjadi alasan sehingga tugas penyelamatan tidak dapat dilaksanakan, misalnya menyangkut sumberdaya baik manusia maupun dana. Kelembagaan yang tidak mendukung pelaksanaan tugas itu, dan sebagainya. Arsip statis yang masuk ke lembaga kearsipan dapat melalui kegiatan penyerahan arsip maupun kegiatan penyelamatan atau akuisisi arsip. Dengan kata lain lembaga kearsipan dapat menerima secara pasif maupun secara aktif melakukan kegiatan penyelamatan atau akuisisi ke lembaga-lembaga pemilik dan/atau pencipta arsip. Setelah arsip terkumpul di lembaga kearsipan baru dilakukan kegiatan pengolahan arsip. Kegiatan pengolahan arsip harus dilakukan karena tanpa melalui pengolahan maka tidak ada kegiatan layanan arsip. Dengan kata lain arsip yang dapat dilayankan hanyalah arsip-arsip yang telah dilakukan pengolahan. Seberapapun canggihnya sistem pengelolaan arsip, hal itu tetap akan dimulai dari pengolahan secara manual. Kegiatan pengolahan ini dimulai dari pemilahan arsip untuk memisahkan antara arsip dan non arsip, mendeskripsi, manuver kartu 3

deskripsi, manuver berkas, membungkus arsip dan menyimpan, serta membuat daftar arsip/inventaris sebagai sarana pencarian dan penemuan kembali arsip. Setelah arsip terolah dan menjadi bahan informasi yang siap disajikan atau dilayankan maka sistem pengelolaan dengan teknologi yang canggih baru dapat dilakukan sebagai back up maupun sebagai penunjang dalam pelayanan atau bahkan menjadi sistem baru yang menggantikan sistem pelayanan manual itu sendiri. Tetapi hal itu dapat dilakukan apabila segala perangkatnya telah tersedia, baik menyangkut soft ware termasuk regulasi tentang pedoman layanan maupun hard ware nya serta ahli dan sumberdaya manusia yang mampu mengelola. 3. Proses Alih Media Arsip Arsip yang telah dilakukan pengolahan dan siap dilayankan dapat dilakukan proses alih media. Alih media arsip sendiri merupakan kegiatan migrasi atau memindahkan arsip ke dalam format yang lain, misalnya dari media kertas ke data elektronik, kaset ke elektronik/digital, dan sebagainya. Kegiatan mengalihmediakan arsip harus tetap mengacu pada sistem manual yang berlaku sehingga ketika diakses baik dari jalur manual maupun lewat jaringan dapat bertemu pada titik yang sama yaitu menemukan arsip yang diinginkan. Arsip-arsip yang bermediakan kertas, seperti arsip tekstual dan foto dapat dilakukan pengalihmediaannya dengan scanning, pengolahan data scanning, listing atau pembuatan daftar arsip dilakukan scanning, entry data ke dalam daftar arsip, dan editing daftar. Setelah itu dilakukan pengkopian arsip ke dalam media simpan bisa berupa CD, DVD, atau eksternal hardisc serta penggandaan daftar arsip yang dialihmedia sebagai sarana jalan masuk untuk pencarian arsip digital. Pengalihmediaan arsip ke dalam data elektronik ini merupakan master data, oleh karena itu memiliki karakter ukuran yang sangat besar. Demikian juga arsip yang berbentuk audio dan audio visual yang tersimpan dalam kaset atau roll film harus dipindahkan dan dikonversikan ke dalam data suara dan audio visual jenis elektronik/digital. 4. Akses Arsip Digital Di jalur internet, kelihatan sudah ada beberapa daerah yang membuka web site untuk kegiatan kearsipan sebagai jalur akses. Di bidang ini belum ada ketentuan yang mengharuskan setiap daerah membuka web site, sehingga tidak semua 4

daerah memiliki web site kearsipan. Lebih-lebih sistem ini hanya sebagai penunjang kegiatan kearsipan dan semua itu tergantung kemampuan daerah yang bersangkutan serta apresiasinya terhadap kearsipan. Yang lebih ironis lagi adalah yang telah membuka web site tetapi pengelolaan fisik arsip belum dilaksanakan dengan baik sehingga untuk pengisian data base tidak dapat dilakukan. Sekalipun aturan yang mewajibkan daerah untuk membuka web site belum ada, tetapi akibat perkembangan teknologi dan perubahan perilaku manusia maka kecenderungan di masa mendatang akan menarik setiap daerah mau tidak mau harus mengikuti kemajuan teknologi. Untuk itulah harus muncul kesadaran pada masing-masing daerah untuk melaksanakan pengelolaan fisik arsipnya dengan sebaik-baiknya mulai dari sekarang. Bagi daerah yang telah siap dengan jalur akses di internet maka arsip-arsip dapat diketahui dan dikenali dari seluruh penjuru. Bahkan ada yang dapat melakukan transaksi melalui jalur ini. Dari sisi negatif, pembukaan jalur akses di internet juga dapat menjadi ancaman terhadap terjadinya kejahatan (cyber crime) seperti pencurian, atau perusakan dokumen. Oleh karena itu web site harus dilengkapi dengan pengaman dan proteksi. 5. Penutup Alih media arsip dapat dilakukan oleh lembaga kearsipan daerah sebagai upaya perlindungan arsip dan menunjang pengelolaan arsip daerah. Pemanfaatan teknologi untuk mendukung pengelolaan arsip hukumnya adalah wajib, sehingga memerlukan perhatian tersendiri, baik dalam penganggaran, penyiapan perangkat keras maupun lunak, serta penyiapan sumberdaya manusia yang mumpuni. 2008. Kantor Arsip Daerah Provinsi DIY 5