Focussed Group Discussion Oktober 2016

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI WILAYAH KOTA SUKABUMI

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tam

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

TINJAUAN HUKUM PENDIRIAN BANGUNAN PADA JALUR HIJAU

BAB V RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Arahan Pengendalian Penggunaan Lahan di Koridor Jalan Raya Juanda Sidoarjo

BAB 5 PENUTUP 5.1 Temuan Studi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Syarat Bangunan Gedung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

INTEGRASI REKOMENDASI KLHS DALAM RAPERDA RTR KAWASAN STRATEGIS PANTURA JAKARTA

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 18 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BANDUNG TAHUN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kajian Potensi..., Agus Rustanto, Program Pascasarjana, 2008

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

Sistematika Rancangan Peraturan Presiden tentang RencanaTata Ruang Pulau/Kepulauan dan RencanaTata Ruang Kawasan Strategis Nasional

RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

BAB III METODE PERANCANGAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

Program Pemanfaatan Ruang Prioritas di BWP Malang Tenggara Waktu Pelaksanaan PJM-1 ( ) PJM-2 ( ) PJM-3 ( ) PJM-4 ( )

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB IV GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN MODEL ANGKUTAN MASSAL YANG COCOK DI DAERAH PERKOTAAN. Balitbang bekerjasama dengan PT Karsa Haryamulya Jl.Imam Bonjol 190 Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V STRATEGI PRIORITAS PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN CILOSEH

FASILITAS SOSIAL, TANGGUNG JAWAB SIAPA?

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN TOD

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 4 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG

TATA RUANG KABUPATEN BANDUNG PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

KEBIJAKAN UMUM BIDANG INFRASTRUKTUR RPJMD DAN POTENSI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KABUPATEN CIREBON PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIREBON 2015

Apa saja Struktur Ruang dan Pola Ruang itu??? Menu pembangunan atau produk dokumen yang kita buat selama ini ada dibagian mana??

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANDUNG TH

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PEDOMAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (Permen PU 06/2007)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK,TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR

Pelaksanakan survai dan pengolahan data adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang kondisi awal kawasan perencanaan.

2. TAHAPAN PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

Penjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV

BAB I PENDAHULUAN. manusia, terutama bagi yang bermata pencaharian sebagai petani. Perkembangan

RENCANA RINCI RENCANA UMUM RTRW NASIONAL RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS NASIONAL RENCANA TATA RUANG PULAU /KEPULAUAN RTRW PROPINSI

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

Tujuan Penataan Bagian Wilayah Perencanaan (BWP)

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3

LAPORAN AKHIR KATA PENGANTAR

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Haryo Sulistyarso

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

BEST PRACTICE FORUM TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN DUNIA USAHA ( TSLDU ) DI PROVINSI DKI JAKARTA

Rangkuman tentang Muatan. Rencana Rinci

PERSPEKTIF KRONO SPASIAL PENGEMBANGAN PANTAI UTARA JABODETABEKPUNJUR

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

Transkripsi:

Focussed Group Discussion - 2 31 Oktober 2016 Tahun Anggaran 2016 PENYUSUNAN PERENCANAAN KAWASAN PERKOTAAN KOTA PENDIDIKAN JATINANGOR PROVINSI JAWA BARAT PEMBERI KERJA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN Jl. Kawaluyaan Indah No. 4 Bandung Tlp. 7319762 7319712 Fax. 7313675 KONSULTAN PERENCANA: Perkantoran Pulo Mas Satu Gedung II Lantai 3 Jl. Jend. A. Yani No. 2 Jakarta 13210 Telp. (6221) 4754910, 4754913, 4755015/ Fax. (6221) 4755169

TUJUAN FGD-2 Kawasan perkotaan Jatinangor ditetapkan sebagai bagian KS Nasional dan menjadi KS Provinsi Jawa Barat dengan arahan sebagai kawasan pendidikan tinggi Dalam kawasan perkotaan Jatinangor akan dikembangkan pusat ristek untuk mendukung kegiatan pendidikan tinggi Perkembangan kawasan perkotaan Jatinangor hingga kini berlangsung pesat, sehingga menghadapi permasalahan ketidak teraturan tatanan ruang Menghimpun masukan pemangku kepentingan dalam rangka Perencanaan Kawasan Perkotaan Kota Pendidikan Jatinangor : Konfirmasi wilayah studi dan wilayah perencanaan Evaluasi potensi dan permasalahan di wilayah studi dan sekitarnya Perspektif pengembangan kawasan perkotaan Jatinangor Konsep penataan kawasan perkotaan Jatinangor Rencana penataan kawasan perkotaan Jatinangor 2

FGD-1 Masukan dari institusi bidang pendidikan tinggi, bidang penelitian dan pengembangan sektoral, institusi pemerintahan, dan masyarakat : PENGEMBANGAN PUSAT RISET : Rencana pusat riset di Jatinangor mendapat tanggapan positif dari institusi penelitian dan pengembangan sektoral, seperti Badan Litbang Pertanian, Badan Geologi, LAPAN, dan lainnya Diskursus tentang pengembangan pusat riset bersama atau peningkatan pusat riset pada masing-masing perguruan tinggi Pembangunan pusat riset bersama membutuhkan komitmen Pemerintah provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang PENATAAN KAWASAN PERKOTAAN : Memprioritaskan penataan permukiman dan perumahan Mempertimbangkan masalah banjir, penyediaan air bersih, persampahan, dan kemacetan lalu-lintas Menyediakan kawasan pusat pemerintahan Integrasi rencana pengembangan moda transportasi : ring road, ramp jalan tol Cisumdawu, reaktivasi jalur kereta api, kereta api cepat Jakarta Bandung, dan LRT 3

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN JATINANGOR 4

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG Konstelasi Kawasan Jatinangor Merupakan bagian Kawasan Strategis Nasional (KSN) Cekungan Bandung Terkait dengan fungsi Perguruan Tinggi dan Teknologi Sistem pusat kegiatan KSN Cekungan Bandung meliputi kota inti dan kota satelit Kawasan Jatinangor merupakan kota satelit dengan fungsi utama pengembangan pendidikan tinggi dan perumahan Sumber : Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, BPIW, Kementerian PUPR, 2016 5

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG Kawasan prioritas diantaranya : o o o Kawasan Gede Bage Tegalluar Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor TOD Jatinangor Sumber : Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, BPIW, Kementerian PUPR, 2016 6

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG Rencana Pengembangan Kawasan Cekungan Bandung Konsep penanganan kawasan prioritas Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor : Reaktivasi jalur kereta api Rancaekek - Jatinangor - Tanjungsari Pembangunan dan penataan kawasan pendukung intermoda Pemukiman kembali hunian eks kawasan stasiun TOD Pengurangan beban koridor jalan raya Jatinangor melalui peningkatan akses jalan alternatif : Jalan Sayang, Jalan Caringin, dan Jalan Sukawening Peningkatan prasarana dan sarana air bersih melalui pembangunan embung Penyediaan kawasan hunian untuk mahasiswa melalui program pembangunanrumah susun Peningkatan kualitas permukiman Sumber : Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, BPIW, Kementerian PUPR, 2016 7

RTRW PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2019-2029 T PERDA Provinsi Jawa Barat No. 22 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 Kawasan Jatinangor ditetapkan sebagai KSP Pendidikan dengan arahan : Pengembangan kawasan pendidikan tinggi, melalui revitalisasi kawasan, penataan lingkungan sekitar, peningkatan aksesibilitas menuju kawasan dalam mendukung peningkatan fungsi kawasan sebagai kawasan pendidikan Pembangunan vertikal Reaktivasi jalur KA Rancaekek-Jatinangor- Tanjungsari - Cirebon 8

PENGEMBANGAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA PERDA Provinsi Jawa Barat No. 12 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat Kecamatan Jatinangor termasuk dalam Wilayah Metropolitan Bandung Raya Pengembangan Metropolitan Bandung Raya diarahkan sebagai metropolitan modern berbasis wisata perkotaan, industri kreatif, dan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) : Perguruan tinggi di Metropolitan Bandung Raya dikembangkan sebagai pusat pengembangan IPTEKS Pengembangan pusat-pusat kegiatan riset dan inovasi teknologi di Jatinangor Pengembangan Bandung Raya Innovation Valley (BRIV) di Jatinangor sebagai pusat kegiatan apresiasi seni dan budaya Karakteristik pembangunan dan pengembangan IPTEKS : Research cluster, WIFI city integration, intelligent transport system, smart healthcare, smart education, smart society, smart economy, innovation valley, and higher education 9

RTRW KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2011-2031 PERDA Kabupaten Sumedang No. 2 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten SumedangTahun 2011-2031 Kawasan Jatinangor diarahkan menjadi kawasan permukiman, termasuk pendidikan tinggi yang mendukung pemantapan kawasan Metropolitan Bandung Raya Pengembangan cyber area dan IPTEK Pengembangan permukiman vertikal dan intensitas pemanfaatan ruang menengah hingga tinggi 10

RTBL KSP PENDIDIKAN JATINANGOR 2013TERKAIT RTBL Jatinangor 2013 Luas kawasan perencanaan 956,59 Ha Konsep perancangan struktur tata bangunan di kawasan jalan raya Jatinangor adalah University Avenue Konsep perencanaan KSP Pendidikan Jatinangor adalah kampus terpadu, loop system, tata ruang hijau, jembatan, jalan tembus loop dengan jalan tol Sumber : Peraturan Bupati Sumedang No. 12/2013 tentang RTBL Kawasan Strategis Provinsi Pendidikan Jatinangor 11

RANCANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN RISET DAN TEKNOLOGI JATINANGOR Konsep pengembangan kawasan riset dan teknologi Jatinangor adalah menata pendidikan, riset dan budaya dalam satu kawasan beserta kegiatan pendukung transportasi, fasum dan fasos Pengembangan kawasan riset dan teknologi Jatinangor merupakan satu kesatuan dengan kawasan perguruan tinggi Jatinangor KETERANGAN : Riset dan Pendidikan Permukiman dan Pondokan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Jalan Tol Cisuwundawu Jalan Regional/Lingkar Luar Jalan Primer Jalan Sekunder Sumber : Dinas Permukiman dan Perumahan Pem Prov Jawa Barat, 2014 12

RANCANGAN PENGEMBANGAN KAWASAN RISET DAN TEKNOLOGI JATINANGOR Sumber : Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, 2014 13

DELINEASI KSP PENDIDIKAN JATINANGOR Area Inti (Core Area) Merupakan area untuk kegiatan pendidikan dan peneitian yang ramah lingkungan didukung kegiatan lain yang bersifat pasif, seperti pengajaran dan pelatihan. Mencakup seluruh wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang dan Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Zona Penyangga (Buffer Zone) Kawasan yang mengelilingi atau berbatasan dengan area inti dan berfungsi untuk menunjang aktivitas zona inti, meliputi : 1. Kec. Sukasari (Kab. Sumedang) 2. Kec. Tanjungsari (Kab. Sumedang) 3. Kec. Cimanggung (Kab. Sumedang) 4. Kec. Cilengkrang (Kab. Bandung) 5. Kec. Cileunyi (Kab. Bandung) 6. Kec. Rancaekek (Kab. Bandung) 7. Kec. Cibiru (Kota Bandung) 5 km 5 km 5 km 5 km Kriteria Delineasi KSP Radius wilayah : jarak tempuh yang efesien menuju tempat pendidikan, dengan radius 5 Km atau waktu tempuh sekitar 5 menit Kebijakan : penyediaan kelengkapan fasilitas

KONSEP TAMAN IPTEK Masukan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kawasan pusat riset atau TBIT dimaksudkan sebagai prasarana dan fasilitas bagi perguruan tinggi di Provinsi Jawa Barat untuk menginformasikan hasil penelitian dan inovasi kepada masyarakat Kawasan pusat riset bukan merupakan kumpulan laboratorium penelitian dari perguruan tinggi, namun lebih berfungsi untuk menyajikan hasil karya perguruan tinggi di bidang sains, teknologi, dan seni Kawasan pusat riset ini membutuhkan lahan sekitar 50 Ha Dalam kawasan pusat riset dapat dibentuk clusters Laboratorium dan prasarana penelitian perguruan tinggi 15

WILAYAH PERENCANAAN DAN WILAYAH STUDI 7

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PUSAT IPTEK Kawasan Jatinangor telah berkembang sebagai kawasan perkotaan yang dicirikan oleh kegiatan pendidikan sebagai kegiatan utama Dalam masa mendatang seluruh kebijakan yang ada merencanakan kawasan Jatinangor menjadi pusat kegiatan pendidikan tinggi Berbagai kebijakan juga merencanakan dikembangkannya pusat IPTEK dengan pengertian, tujuan, dan fungsi yang berbeda Alternatif yang menunjukkan kecenderungan utama adalah pembangunan pusat IPTEK sebagai suatu pusat (center) tempat berhimpunnya informasi hasil riset dan inovasi perguruan tinggi untuk disosialisasikan kepada masyarakat Dalam kaitan tersebut diusulkan penggunaan nomenklatur Taman IPTEK yang merupakan pusat bersama yang dimanfaatkan oleh Perguruan Tinggi di Jawa Barat untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kinerja penelitian dan inovasi yang dikembangkan pada masing-masing Perguruan Tinggi Taman IPTEK direncanakan pada lokasi yang mudah dijangkau oleh Perguruan Tinggi dan masyarakat, baik dari segi jarak maupun aksesibilitas 17

RENCANA REAKTIVASI KERETA API RANCAEKEK JATINANGOR TANJUNG SARI PENATAAN KAWASAN JATINANGOR MEMPERTIMBANGKAN RENCANA REAKTIVASI JALUR KERETA API Program reaktivasi jalur kereta api - Jatinangor - Tanjungsari berdasarkan Perjanjian Kerjasama antara Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT Kereta Api Indonesia Reaktivasi dilaksanakan untuk mewujudkan pengembangan perkerat apian di Jawa Barat dan meningkatkan pelayanan transportasi bagi masyarakat Relokasi penghuni yang mendiami tanah milik PT KAI dilaksanakan melalui penyediaaan prasrana pemondokan siap huni dan pembangunan rumah susun Rencana relokasi di Kecamatan Rancaekek, Jatinangor, Sukasari, Tanjungsari, dan Pamulihan Rencana panjang jalur kereta api 11,9 Km yang melintasi 5 (lima) kecamatan dengan luas lahan 553.590 m 2 dan jumlah bangunan 1.158 unit bangunan Sumber : BPIW, Kementerian PUPR, Mei 2016 18

RENCANA TOD JATINANGOR : Reaktivasi KA Rancaekek - Tanjungsari Program Penataan Kawasan TOD Jatinangor Sumber : BPIW, Kementerian PUPR, Mei 2016 19

RENCANA PEMBANGUNAN KERETA API CEPAT JAKARTA - BANDUNG Rencana panjang jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung : 150 Km Menghubungkan Halim Perdanakusuma di Provinsi DKI Jakarta dengan Tegalluar di Kabupaten Bandung Melintasi empat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar Kawasan KSP Pendidikan Jatinangor terhubung oleh rencana jaringan kereta api cepat Jakarta-Bandung melalui rencana jaringan LRT Bandung Raya sebagai feeder yang menghubungkan Walini dengan Jatinangor 20

RENCANA PEMBANGUNAN LRT BANDUNG RAYA 21 26

RANCANGAN PERENCANAAN 22

KONSEP PENATAAN RUANG Wilayah perencanaan diidentifikasi dalam dua satuan ruang perencanaan : Secara keseluruhan wilayah perencanaan merepresentasikan kawasan perkotaan yang ditata melalui instrumen rencana tata ruang statutory, yakni Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) Secara khusus kawasan taman IPTEK dirancang melalui pengaturan tata letak 23

RANCANGAN RDTR DAN PZ 24

RANCANGAN RENCANA JARINGAN JALAN 25

RANCANGAN PEMBAGIAN BLOK Kabupaten Kecamatan Desa Blok Bandung Cileunyi Cileunyi Wetan 01-11 Cibeusi 01-04 Cikeruh 01-04 Cilayung 01-05 Cileles 01-07 Cinta Mulya 01-04 Sumedang Jatinangor Cipacing 01-04 Cisempur 01-03 Hegarmanah 01-08 Jatimukti 01-03 Jatiroke 01-02 Mekargalih 01-04 Sayang 01-05 TOTAL 64 26

RANCANGAN RENCANA POLA RUANG 27

RANCANGAN ZONASI 28

CONTOH APLIKASI RANCANGAN BLOK PADA RANCANGAN ZONASI 29

KONSEP TATA BANGUNAN : Potongan Jalan JALAN KOLEKTOR JALAN ALTERNATIF GOR PEMDA 30

RANCANGAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG Zona Kode Sub Zona Kode KDB KLB KB KDH KTB TIPE Zona Hutan Lindung HL Sub Zona Hutan Lindung HL 10 1,2 2 - - T Zona Resapan Air RA Sub Zona Resapan Air RA 10 1,2 2 - - T Sub Zona Sempadan Sungai PS.1 0 0 0 0 0 - Zona Perlindungan Setempat PS Sub Zona Sempadan Waduk/Situ/Embung PS.2 0 0 0 0 0 - Sub Zona Sempadan Kereta Api PS.3 0 0 0 0 0 - Sub Zona Hutan Kota H.1 0 0 0 0 0 - Sub Zona Taman Kota/Lingkungan H.2 0 0 0 0 0 - Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) H Sub Zona Hijau Rekreasi H.3 5 0,1 2 0 0 T Sub Zona Jalur Hijau H.4 0 0 0 0 0 - Sub Zona Pemakaman H.5 0 0 0 0 0 - Zona Ruang Terbuka Biru B Sub Zona Ruang Terbuka Biru B 0 0 0 0 0 - Zona Pertanian Pangan PP Sub Zona Pertanian Lahan Basah PP.1 5 1,2 0 0 0 - Zona Perumahan Horizontal RH Sub Zona Perumahan KDB Tinggi RH.1 60 1,2 2 20 - D Sub Zona Perumahan KDB Sedang RH.2 60 1,2 2 20 - D Zona Perumahan Vertikal RV Sub Zona Perumahan Vertikal RV 55 3 8 35 50 T Sub Zona Sarana Pendidikan S.1 50 1 2 30 55 T Sub Zona Sarana Ibadah S.2 40 0,8 2 30 55 T Sub Zona Sarana Kesehatan S.3 55 3 8 30 55 T Zona Pelayanan Umum dan Sosial S Sub Zona Sarana Sosial Budaya S.4 40 0,8 2 30 55 T Sub Zona Sarana Rekreasi dan Olah Raga S.5 50 1 2 30 55 T Sub Zona Pelayanan Umum S.6 50 2 4 30 55 T Sub Zona Sarana Terminal S.7 40 1,6 4 30 55 T Zona Pemerintahan P Sub Zona Pemerintahan Nasional P.1 40 1,6 4 30 55 T Sub Zona Pemerintahan Daerah P.2 40 1,6 4 30 55 T Zona Industri dan Pergudangan I Sub Zona Industri dan Pergudangan I 50 2 4 30 55 T Zona Perdagangan dan Jasa K Sub Zona Perdagangan dan Jasa K.1 60 1,2 2 30 55 D Sub Zona Perdagangan dan Jasa KDB Sedang K.2 30 3 16 45 40 T 31

TABEL KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG (Contoh) KAWASAN LINDUNG ZONA RESAPAN AIR, SUB ZONA RESAPAN AIR (RA) Kode Ketentuan Kegiatan I Diijinkan Taman kota, hutan kota, jalur hijau pengaman jalan, jalur hijau pengaman tiang listrik tegangan tinggi, jalur hijau pengaman rel kereta api, bangunan tiang listrik T Terbatas Perkantoran pemerintah daerah, bangunan penelitian, pertanian hortikultura, kebun pembibitan, bangunan reklame, taman perkemahan B Bersyarat Puskesmas, balai pengobatan, apotek, bangunan kepentingan pertahanan TB Terbatas Bersyarat Rumah ibadah, SPBU, hunian KDB sedang X Dilarang Selain yang diijinkan, bersyarat, terbatas, dan terbatas bersyarat ZONA PERLINDUNGAN SETEMPAT, SUB ZONA SEMPADAN SUNGAI (PS.1) Kode Ketentuan Kegiatan I Diijinkan Jalur hijau pengaman sungai, jalur hijau pengaman tiing listrik tegangan tinggi, bangunan tiang listrik B Bersyarat Jembatan penyeberangan, fasilitas pemanfaatan air baku air minum, bangunan reklame, kebun pembibitan X Dilarang Selain yang diijinkan dan bersyarat 32

TABEL KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG (Contoh) ZONA PERUMAHAN HORIZONTAL, SUB ZONA PERUMAHAN KDB TINGGI RH.1 Kode Ketentuan Kegiatan I Diijinkan Hunian kecil, rumah dinas, masjid, mushola, penitipan anak, tempat bermain lingkungan, taman rekreasi, lapangan olahraga, perkantoran pemerintah nasional, perkantoran pemerintah daerah, perkantoran perwakilan negara asing, parkir sepeda, parkir kendaraan bermotor, reklame, pos keamanan lingkungan (poskamling), hutan kota, jalur hijau pengaman jalan, taman kota, jalur hijau pengaman tegangan tinggi, jalur hijau pengaman rel kereta api, kolam retensi, kegiatan kepentingan pertahanan T Terbatas Hunian sangat kecil, hunian sedang, hunian besar, panti asuhan, praktek dokter, praktek bidan, apotik, toko, minimarket, jasa telekomunikasi dan internet, warung dan kios makanan dan minuman, pangkas rambut, salon, pusat ATM, penjahit, sanggar seni, gedung pertemuan lingkungan, gedung lembaga sosial dan organisasi kemasyarakatan B Bersyarat Asrama, rumah kost, guest house, gereja, pura, kelenteng; vihara, pkl, penitipan hewan, pool taksi, pool kendaraan penumpang umum, kelompok bermain, PAUD, TK, fasilitas pendidikan dasar, fasilitas pendidikan menengah, fasilitas pendidikan atas, pengobatan alternatif, rumah bersalin, klinik dan poliklinik, TPS-TPS-3R, TB Terbatas Bersyarat Jasa binatu, jasa fotokopi, penitipan hewan X Dilarang Selain yang diijinkan, terbatas, bersyarat, dan terbatas bersyarat 33

ILUSTRASI PERATURAN ZONASI Identitas Kabupaten Kecamatan Desa Blok Bandung Cileunyi Cileunyi Wetan Kod e 07 S.7 Zona Pelayanan Umum dan Sosial Sub Zona Sarana Terminal Intensitas Ruang Sub Zona KDB KLB KB KDH KTB Tipe Sarana Terminal 40 1.6 4 30 55 Tunggal Kegiatan Pemanfaatan Ruang (ITBX) Kode Ketentuan Kegiatan I Diijinkan Mushola, SPBU dan SPBG, biro perjalanan, jasa pengiriman barang, perkantoran pemerintah, parkir kendaraan bermotor, klinik, bangunan reklame, TPS, kios makanan dan minuman, WC umum 2 Terbatas Toko, restauran, pangkas rambut, salon 3 Bersyarat Jasa bengkel 4 Dilarang Selain yang diijinkan, terbatas, dan bersyarat 34

TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ) Teknik Pengaturan Zonasi adalah rentang fleksibilitas yang mungkin diterapkan dalam rangka penerapan zonasi dan Peraturan Zonasi pada zona tertentu berdasarkan kondisi perkembangan mutakhir dan karakteristik tertentu wilayah perencanaan, serta adanya ketentuan khusus TPZ yang mungkin diterapkan di Kawasan Jatinangor meliputi : a. Zona Bonus : pemberian bonus berupa peningkatan luas lantai atau KLB pada zona tertentu untuk mendorong perwujudan tatanan ruang, seperti pada kawasan TOD atau lokasi perpindahan sarana transportasi massal b. Pengalihan Hak Membangun atau Transfer of Development Right (TDR) : pengalihan hak membangun pada persil/sub-zona ke persil/sub-zona lain sesuai kesepakatan bersama. Dapat diterapkan padakawasan TOD dan pusat kegiatan perkotaan lainnya c. Permufakatan : pengadaan lahan untuk infrastruktur bersama di antara pengguna/ pemanfaat ruang dan lahan. Dapat diterapkan pada kegiatan komersial dan jasa di sepanjang jalur jalan utama dalam pengadaan areal parkir bersama dengan akses bersama, sehingga mengurangi tingkat kemacetan oleh kendaraan yang menuju dan berasal dari kegiatan tersebut d. Pengendalian Pertumbuhan : zona yang dikendalikan pertumbuhannya karena karakteristik zona yang tidak sesuai dengan daya dukung kawasan setempat. Dapat diterapkan untuk pengendalian pertumbuhan di kawasan rentan banjir e. Pertampalan Peraturan : zona yang terkena lebih dari satu peraturan yang memberikan pengaruh terhadap perwujudan tatanan ruang dalam zona bersangkutan. Kawasan Jatinangor memiliki beberapa kebijakan pengaturan tata ruang 35

Kawasan dengan arsir merupakan Zona Pertampalan Peraturan dalam hal perencanaan TOD di kawasan stasiun Jatinangor dengan perkereta-apian ILUSTRASI TEKNIK PENGATURAN ZONASI (Pertampalan Peraturan) 36

KONSEP PENATAAN BANGUNAN KOMERSIAL DAN RUMAH BESAR Penataan rumah tinggal kavling besar dan komersial deret berukuran 20 m x 20 m dan 20 m x 30 m. 4.5 3.0 Rumaja 24 m 37

KONSEP PENATAAN BANGUNAN KOMERSIAL DAN RUMAH BESAR Kapling rumah besar dengan ukuran 20 X 20 meter 38

KONSEP PENATAAN BANGUNAN KOMERSIAL DAN RUMAH BESAR 60 m 60 m 1 3 5 7 9 11 2 4 6 8 10 12 Kapling Pertokoan dengan parkir basement sebanyak 40 lots untuk 12 unit toko dengan akses ramp. 39

KAWASAN TAMAN IPTEK : LAHAN IPDN Luas lahan 54,6 Ha Lahan milik Kementerian Dalam Negeri (IPDN) 40

KONSEP KAWASAN TAMAN IPTEK Ruang Terbuka Hijau Taman IPTEK Pertanian Terasering Ruang Terbuka Hijau GOLF UNPAD 41

ALTERNATIF LOKASI TAMAN IPTEK 42

KAWASAN TAMAN IPTEK : KIARA PAYUNG Luas lahan Bumi Perkemahan Kiara Payung ± 62 Ha Lahan yang telah digunakan seluas 44 Ha Lahan awalnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, selanjutnya pengelolaan lahan diserahkan kepada Kwarda Jawa Barat Kecamatan Sukasari Kecamatan Jatinangor 43

TERIMA KASIH