DOKUMEN RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW) PEDOMAN PISEW

Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW) PEDOMAN PISEW

SURAT EDARAN Nomor: 02/SE/DC/2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN PADAT KARYA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

LAPORAN REKAPITULASI ANGGARAN T.A2017

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lainnya adalah: PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh: Bito Wikantosa Kasubdit Perencanaan dan Pembangunan Partisipatif

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

KAMARUDDIN HASAN TENAGA AHLI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG,

PENJELASAN ATAS PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NOMOR 1,2,3,4 dan 5 TAHUN 2015 DALAM RANGKA IMPLEMENTASI UU DESA

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2010: PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

Bersama Program KOTAKU Kita Tuntaskan Kumuh.

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional.

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

Perspektif Kemendes No. 3 Tahun 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

GERAKAN PEMBANGUNAN DESA SEMESTA (GERAKAN DESA) BERBASIS KAWASAN UNTUK PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

-2- No.1934, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tenta

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

I. Permasalahan yang Dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (Perdesaan Lestari)

Pedoman Program Hibah Air Limbah Setempat APBN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.12/MEN/2010 TENTANG MINAPOLITAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDHAULUAN. dari masyarakat penerima program maka hasil pembangunan tersebut akan sesuai

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan II.1.M.B-1. (dalam miliar rupiah)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEBIJAKAN PU-DJCK DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hari Prasetyo Controll and Analysis Program Implementation Specialist Tim Advisory PNPM Mandiri Perkotaan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1993 TENTANG PENINGKATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

DOKUMEN RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Gambaran Umum dan Konsep Program PISEW Berbagai upaya untuk mengatasi masalah kesenjangan antar wilayah, kemiskinan dan pengangguran telah dilaksanakan oleh Pemerintah melalui berbagai kebijakan dan kegiatan nasional. Kementerian Pekerjaan Umum (Dirjen Cipta Karya) sejak tahun 1970-an telah melakukan program pembangunan perdesaan melalui beberapa pendekatan. Hal ini diawali dengan Program Pemugaran Permukiman dan Perumahan Desa (P3D) yang bertujuan meningkatkan mutu rumah/perumahan serta prasarana dan sarana di kawasan perdesaan melalui metode pendekatan Tribina (bina manusia, bina lingkungan dan bina usaha) dan mulai dilaksanakan metode melatih sambil mengerjakan (on job training) yang sekarang dikenal dengan pemberdayaan masyarakat. Dari pendekatan P3D yang bersifat sektoral, berkembang dengan pendekatan holistik dan berdimensi kawasan menjadi Program Pemugaran Perumahan dan Lingkungan Desa secara Terpadu (P2LDT). Tahun 1980-an P2LDT dilanjutkan dengan pendekatan Pembangunan Permukiman Desa Pusat Pertumbuhan (P2DPP) yang kemudian berkembang lagi menjadi Program kawasan Terpilih Pembangunan Pusat Desa (KTP2D). Pendekatan KTP2D bertujuan mewujudkan kemandirian pembangunan perdesaan berdasarkan potensi unggulan di wilayah setempat. Program Pengembangan Kawasan Agropolitan pada tahun 2002 mulai dilaksanakan bersama Kementerian Pertanian. Strategi yang digunakan adalah strategi mendorong sektor pertanian dan sektor komplemennya di wilayah perdesaan. Seiring dengan pembentukan Kementerian Kelautan dan Perikanan, konsep ini juga dilaksanakan untuk Program Pengembangan Kawasan Minapolitan yang berfokus pada potensi perikanan. Dalam rangka pengembangan ekonomi lokal dan perdesaan melalui pembangunan infrastruktur di kawasan transmigrasi, Program Kota Terpadu Mandiri (KTM) dilaksanakan bersama Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi pada tahun 2010. Pada tahun 2007, Pemerintah melaksanakan kebijakan terpadu sebagai upaya percepataan penanggulangan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja melalui pemberdayaan masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. PNPM-Mandiri dilaksanakan

melalui beberapa program yang dikelola oleh beberapa kementerian dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat serta pembangunan infrastruktur dengan pola padat karya. Pelaksanaan PNPM-Mandiri dikoordinasi oleh Kemenko Kesra, dimana seluruh kecamatan di Indonesia mendapat dana dalam bentuk Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Dalam kegiatan PNPM-Mandiri, Kementerian Pekerjaan Umum melaksanakan beberapa program, yaitu: 1. PNPM-Mandiri Perkotaan; 2. PNPM-Mandiri Rural Infrastructure Support (RIS); 3. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan; 4. PNPM-Mandiri Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PNPM- PISEW) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum bersama Bappenas dan Kementerian Dalam Negeri. Dalam pelaksanaannya, Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya bertindak sebagai lembaga pelaksana dibawah koordinasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Kementerian Dalam Negeri membantu pelaksanaan program terutama dalam bidang sosialisasi, diseminasi, publikasi, kampanye program dan pelatihan atau penguatan kelembagaan. 1.1.2. Tujuan dan Sasaran Program Tujuan Program PISEW adalah meningkatkan pengembangaan sosial ekonomi wilayah berbasis pada potensi sumber daya lokal untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah melalui pembangunan infrastruktur wilayah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Sasaran kegiatan Program PISEW meliputi: 1. Terbangun infrastruktur dasar skala wilayah kecamatan, yang dapat berupa: a. Infrastruktur perhubungan/transportasi; b. Infrastruktur pendukung produksi pertanian, peternakan dan perikanan, industri dan pariwisata; c. Infrastruktur pendukung pemasaran hasil pertanian, peternakan, perikanan dan industri; d. Air minum dan sanitasi; 2. Peningkatan kapasitas daerah dalam pembangunan sosial dan ekonomi lokal antara lain komoditas unggulan serta potensi lokalnya; 3. Tersedia fasilitator masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan; 4. Peningkatan kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan; 5. Pendayagunaan tenaga kerja lokal dalam kegiatan pembangunan. 1.1.3. Penerima Manfaat Program

Penerima manfaat dalam kegiatan Program PISEW adalah: 1. Masyarakat pelaku usaha kecil, terutama pengusaha komoditas unggulan; 2. Masyarakat pekerja dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur; 3. Masyarakat umum pengguna infrastruktur yang terbangun; 4. Pemerintah kabupaten dan kecamatan terkait. 1.1.4. Pendekatan Program Dalam pelaksanaan kegiatan Program PISEW ada empat pendekatan yang dilakukan, yaitu: 1. Partisipatif Birokratis Pendekatan partisipatif birokratis dilaksanakan pada tahap persiapan dengan mengikutsertakan aparatur pemerintah kabupaten dan kecamatan dalam menyusun/menentukan desa berkembang (sentra produksi atau pengumpul bahan baku) sebagai pusat desa serta desadesa penyangga untuk ditetapkan sebagai kawasan Program PISEW dalam satu kecamatan. 2. Partisipatif Teknokratis Pendekatan partisipatif teknokratis dilaksanakan pada tahap perencanaan yang dilaksanakan oleh Fasilitator Masyarakat, Pokja Kecamatan dan Forum Kecamatan (perwakilan masyarakat) yang bersama-sama menyusun Dokumen Rencana Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah dengan hasil akhir merupakan Prioritas Rencana Infrastruktur Kawasan dengan besaran biayanya berupa DED dan RAB. 3. Teknokratis Pendekatan teknokratis dilaksanakan pada saat pelaksanaan konstruksi yang dalam pelaksanaannya menggunakan pola kontraktual antara PPK Pengembangan Kawasan Permukiman 2 (Perdesaan) dengan Pihak Penyedia Jasa Konstruksi. 4. Birokratis Pendekatan birokratis dilaksanakan antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten dalam rangka melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Serah Terima Aset Infrastruktur Terbangun untuk dimanfaatkan dan dilakukan pemeliharaan. 1.2. LOKASI SASARAN PISEW Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan Program PISEW dilakukan harmonisasi pada berbagai aspek dengan tujuan keterpaduan antar aspek tersebut, yang meliputi:

1.2.1. Penentuan Kecamatan Sasaran Lokasi pelaksanaan kegiatan Program PISEW adalah kawasan permukiman di kecamatan yang ditetapkan oleh Menteri PUPR berdasarkan potensi kriteria sebagai berikut: 1. memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pusat pertumbuhan; 2. merupakan kebijakan Pemerintah yang dapat mempercepat pengembagan ekonomi kawasan dan/atau menciptakan lapangan kerja; 3. sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; 4. merupakan usulan Pemerintah Daerah. 1.2.2. Harmonisasi Kelembagaan Harmonisasi kelembagaan dilakukan melalui penguatan kemampuan kelembagaan pemerintah kabupaten dan kecamatan yang tanggap terhadap persoalan pengembangan potensi kawasan yang selaras dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan peningkatan kerjasama antar desa membentuk Forum Kecamatan agar terlibat dalam proses perencanaan partisipatif. 1.2.3. Pendanaan Harmonisasi pendanaan bertujuan agar penggunaan dana lebih efektif dan efisien serta pembiayaan kegiatan tidak tumpang tindih dari tingkat pusat sampai tingkat daerah. Kegiatan PISEW dilaksanakan menggunakan dana yang bersumber dari APBN, APBD dan sumber perolehan lainnya sesuai dengan peraturan perundangan. Setiap kecamatan menerima anggaran pembangunan konstruksi fisik dengan pagu sebesar Rp. 1,2 milyar per kecamatan yang bersumber dari APBN. Mekanisme pengajuan pencairan dana oleh Penyedia Jasa Konstruksi terhadap Pejabat Pembuat Komitmen Pengembangan Kawasan Permukiman 2 (Perdesaan) akan diatur dalam kontrak antara pemberi pekerjaan dengan penyedia jasa dengan peraturan perundangan. 1.3. LOKASI SASARAN DI KABUPATEN BANTUL D.I. YOGYAKARTA 1.3.1. Kriteria Sasaran Rangkaian kegiatan Program PISEW dilaksanakan dengan komponen yang meliputi: peningkatan kemampuan masyarakat, peningkatan kemampuan kelembagaan pemerintah kabupaten, pemerintah kecamatan dan pelaku lokal serta pembangunan infrastruktur kawasan. Kegiatan pembangunan infrastruktur yang akan dilaksanakan pada dasarnya terbuka bagi semua kegiatan untuk pengembangan kawasan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Berorientasi pada pengembangan wilayah atau merupakan penghubung/koneksi antar wilayah. 2. Lahan untuk ruang milik jalan telah tersedia dan tidak memerlukan biaya pembebasan lahan. 3. Memprioritaskan peningkatan/pengembangan komoditas unggulan dan diusulkan melalui forum kecamatan. 4. Teknologi tepat guna dengan memperhatikan nilai kearifan lokal. 5. Dilaksanakan dalam waktu yang singkat. 6. Mengutamakan penggunaan material setempat. 7. Tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, sosial, dan budaya. 8. Tidak tumpang tindih dengan kegiatan APBD. 9. Terintegrasi dengan sistem infrastruktur yang ada. 1.3.2. Lokasi Sasaran Lokasi sasaran Program PISEW Tahun Anggaran 2016 di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan Pundong, Pleret dan Dlingo. Letak geografis (koordinat) kecamatan sasaran PISEW 2016 di Kabupaten Bantul disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1.1. Koordinat lokasi sasaran PISEW 2016 Kabupaten Bantul No Kecamatan Garis lintang Koordinat Garis bujur Dokumentasi Foto 1. Pundong -7.955783367 110.344299316 2. Pleret -7.866691589 110.407791137 3. Dlingo -7.934897422 110.465118408 Sumber: Data Primer, 2016