MODUL FISIKA BERSUPLEMEN DIGITAL MATERI GERAK LURUS UNTUK SISWA SMA KELAS X

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci : Modu Fislika, Model POE, Motivasi Belajar.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN KOMIK FISIKA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SMP / MTs KELAS VIII POKOK BAHASAN GAYA

Mochamad Kholid Syaifudin (1), Supriyono Koes H., Sentot Kusairi Jurusan Fisika,FMIPA,Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. penelitian pengembangan R&D (Research and Development). R&D adalah

PENGEMBANGAN MEDIA SIMULASI PERPADUAN GERAK BERBASIS KOMPUTASI UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 LUMAJANG

ANALISIS KESESUAIAN DAN KETERLAKSANAAN BAHAN AJAR MODUL BIOLOGI KELAS VIII SEMESTER II DI SMP LABORATORIUM UM

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN

Novita Uswatun Khasanah, Widjianto, dan Nuril Munfaridah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

Kata kunci: bahan ajar berbasis masalah, PCK, kemampuan pemecahan masalah

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis 3D ebook sebagai Buku Penunjang Siswa SMP/ MTs Materi Fisika Listrik Dinamis

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E

Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Fisika Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Siswa SMA Kelas X

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

Shokhibul Huda (1), Winarto (2) dan Chusnana (2) Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang (1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA

Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan yang disampaikan oleh Borg and Gall dalam (Setyosari,

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

PENGEMBANGAN HYBRID MODUL PEMBELAJARAN PECAHAN SESUAI STANDAR PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DALAM KTSP. Oleh:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG

Hari AnggitCahyoWibowo, EndangPurwaningsih, Yudyanto Universitas Negeri Malang

APLIKASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK ANIMASI 3D BERBASIS MULTIMEDIA

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan dalam bahasa Inggrisnya Research and development adalah

Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang. Mahasiswa Fisika Universitas Negeri Malang. Dosen Fisika Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI UNTUK SISWA KELAS IV SD

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XII SEMESTER 1 BERBASIS LEARNING CYCLE 5 FASE

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PPRODUKTIF AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN JURNAL BAGI SISWA SMK.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOGRAFI BER- BASIS PENDEKATAN SAINTIFIK.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TERANIMASI PADA MATERI ELASTISITAS UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil utama dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul berbantuan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH MATERI PEMANASAN GLOBAL UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG

Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017

BAB III METODE PENELITIAN. program linear. Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS STARTER EXPERIMENT APPROACH (SEA) UNTUK SISWA SMP/MTs KELAS VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PERAWATAN PC. Vivin Ayu Lestari, Suwasono

Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia Surakarta, 57126, Indonesia

Tahap Awal Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Android Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS Inquiry dan Local material MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI IPA 2 MA NEGERI PRAMBON NGANJUK

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

PENGEMBANGAN MEDIA ANIMASI KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK DENGAN PROGRAM SWISHMAX SEBAGAI SARANA BELAJAR SISWA SMP/MTS KELAS IX

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 3 MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

Husnul Chotimah SMKN 13 Malang

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) MATERI LISTRIK DINAMIS UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN REMEDIAL (Remedial Teaching) BERBANTUAN KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM CAMTASIA PADA MATERI OPTIKA GEOMETRI UNTUK SMA

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi

Atina Nur Faizah, Eko Setyadi Kurniawan, Nurhidayati

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran berbasis game edukasi pada materi peluang matematika.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

Abstrak PENDAHULUAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

PENGEMBANGAN E-MODUL ONLINE ELEKTRONIKA ANALOG PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH. Suwasono

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS POTENSI LOKAL KERAJINAN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA ANIMATED VIDEO (VIDEO TERANIMASI) MATERI FLUIDA UNTUK SMA KELAS XI

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X

BAB III METODE PENELITIAN. IPA untuk Meningkatkan Practical skills Siswa SMP. desain penelitian pengembangan (Research and Development).

Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA PADA MATERI STATISTIKA UNTUK SISWA KELAS IX SMP/MTs

Siti Nurlailiyah 1, H. Winarto 2, Sugiyanto 3

Pengembangan Buku Referensi Berbasis Multi Representasi dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Kalor dan Termodinamika

Transkripsi:

MODUL FISIKA BERSUPLEMEN DIGITAL MATERI GERAK LURUS UNTUK SISWA SMA KELAS X Ira Mufita Ilmiana, Sentot Kusairi, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang E-mail : muffidrawis@rocketmail.com ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Bersuplemen Digital Materi Gerak Lurus untuk Siswa SMA Kelas X. Tujuan penelitian ini untuk (1) mendiskripsikan pengembangan modul, dan (2) mengetahui kelayakan modul setelah divalidasi isi dan ujicoba terbatas. Data diperoleh dari angket yang diberikan kepada 3 validator dari dosen/guru dan 10 responden dari siswa SMA Negeri 1 Pagak. Data angket dari validator dianalisis dengan teknik perhitungan nilai rata-rata, sedangkan data angket dari responden dianalisis dengan menjumlahkan jawaban yang sama dari responden karena pilihan jawabannya ya dan tidak. Hasil penelitian adalah: komponen-komponen modul pengembangan menunjukkan hasil valid dan layak digunakan peserta didik dengan skor 3,48 dari skor maksimal 4,00. Kata kunci: modul pembelajaran fisika, suplemen digital, gerak lurus, siswa SMA kelas X Salah satu komponen yang berperan penting pada keberhasilan belajar peserta didik adalah bahan ajar. Salah satu Bahan ajar yang dinilai cukup efektif dalam pembelajaran adalah modul. Sejauh ini modul yang ada memiliki keterbatasan untuk menggambarkan fakta-fakta terkait dengan materi yang dijelaskan pada modul. Untuk memperoleh pemahaman terhadap fakta terkait materi, peserta didik perlu mengamatinya secara langsung. Namun, jika setiap materi berupa fakta pada modul/bahan ajar ini mensyaratkan harus melakukan pengamatan secara langsung maka hal ini akan membutuhkan dana, dan resiko keamanan bagi peserta didik. Selain itu, proses pembelajaran juga memiliki keterbatasan waktu. Beberapa fakta dalam kehidupan sehari-hari merupakan contoh peristiwa Gerak Lurus. Misalnya, terjun payung, bersepeda di jalan raya, berlari, kereta api berjalan dan lain sebagainya. Bila peristiwa-peristiwa ini bisa diamati siswa secara langsung, akan lebih menguatkan pemahaman konsep gerak lurus. Namun selama ini ketika proses pembelajaran, peristiwa-peristiwa ini hanya disampaikan secara lisan atau hanya gambar saja sehingga siswa hanya membayangkan peristiwanya. Misalnya, peristiwa terjun payung yang merupakan contoh gerak jatuh bebas, jika dengan membayangkan saja siswa tidak bisa langsung memahami ciri-ciri gerak jatuh bebas, dimana memiliki v o =0, ketika mendekati tanah kecepatannya maksimal serta ciri-ciri yang lainnya. Berdasarkan permasalahan ini, penggunakan modul pada proses pembelajaran akan lebih efektif lagi dengan adanya

suplemen digital berupa video/film berisi fakta-fakta yang mendukung pemahaman konsep materi pada modul. Suplemen digital yang dimaksudkan adalah berupa video berisi fakta-fakta yang mendukung pemahaman konsep dari materi pembelajaran pada modul. Seorang pakar bernama Mell Silberman (dalam Prastowo, 2011: 302), mengungkapkan suatu hasil penelitian bahwa dengan menambah audio-visual pada pembelajaran, dapat menaikkan ingatan dari 14% menjadi 38%. Penelitian ini juga menunjukkan adanya perbaikan hingga 200% ketika kosakata atau materi ajar disampaikan dengan menggunakana alat audio-visual. Bahkan, waktu yang diperlukan untuk menyampaikan konsep berkurang sampai 40% ketika visual digunakan untuk menambah presentasi verbal. (Prastowo, 2011: 302) Keefektifan penggunaan kombinasi modul dan video ini juga dipengaruhi oleh kondisi sekolah yang bersangkutan. Modul dengan suplemen video ini terutama untuk videonya bisa digunakan secara maksimal jika para penggunanya baik dari peserta didik atau guru bisa memperoleh akses komputer/laptop untuk membuka video tersebut, baik yang ada di sekolah, di rental, milik pribadi atau milik teman. Modul dan video ini dibuat untuk bisa saling melengkapi satu sama lain sehingga penggunaan modul dan video ini dan tidak bisa terpisahkan. Sekiranya tidak terdapat akses komputer/laptop atau media lain yang bisa untuk membuka video yang menjadi pelengkap modul ini maka modul dan video ini akan sulit dipergunakan peserta didik dalam belajar. METODE Model penelitian dan pengembangan pada penelitian ini diadopsi dari I Wayan Santyasa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pagak. SMA Negeri 1 Pagak berada di wilayah Kabupaten Malang bagian selatan. Uji coba produk pengembangan dilakukan melalui dua tahap, yaitu Uji Perseorangan dan Uji Kelompok Kecil. Tahap Uji Perseorangan sama dengan tahap validasi isi. Validator adalah 2 dosen fisika UM dan 1 guru fisika SMA Negeri 1 Pagak. Responden Uji Coba Terbatas (Uji Kelompok Kecil) terdiri dari 10 siswa SMA Negeri 1 Pagak yang pernah memperoleh materi gerak lurus untuk jenjang SMA. Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai rata-rata angka-angka hasil angket validasi isi dari para validator. Data kualitatif berupa saran, kritik, dan tanggapan dari validator dan siswa. Instrumen dalam penelitian yang digunakan adalah angket penilaian kompenen-komponen modul. Data angket dari validator dianalisis dengan teknik perhitungan nilai rata-rata, sedangkan data angket dari responden

(siswa) dianalisis dengan menjumlahkan jawaban yang sama dari responden karena pilihan jawabannya ya dan tidak. Rumus untuk menghitung nilai rata-rata adalah sebagai berikut. Keterangan: X = n x X = Nilai rata-rata x Jumlah skor jawaban penilaian n = Jumlah validator Pada penelitian ini, skala penilaian yang digunakan adalah 1 sampai 4, dimana 1 sebagai skor terendah dan 4 sebagai skor tertinggi. Penentuan rentang dapat diketahui melalui rentang skor tertinggi dikurangi skor terendah dibagi dengan skor tertinggi. Berdasarkan penentuan rentang tersebut diperoleh rentang 0,75. Adapun kriteria validitas butir angket yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Kriteria Validitas butir angket Rata-rata Kriteria Validasi 3,26 4,00 sangat baik/sangat valid/sangat menarik/sangat mudah/sangat jelas/sangat tepat 2,51 3,25 baik/valid/menarik/mudah/jelas/tepat 1,76 2,50 kurang baik/kurang menarik/kurang mudah/kurang jelas/kurang tepat. 1,00 1,75 sangat kurang baik/sangat kurang menarik/sangat kurang mudah/sangat kurang jelas/sangat kurang tepat. (Diadaptasi dari Arikunto, 2002) HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Modul Pengembangan Modul hasil penelitian pengembangan adalah modul pembelajaran fisika bersuplemen digital dengan materi gerak lurus yang disusun untuk siswa SMA kelas X. Modul pengembangan disusun dengan suplemen digital berupa video. Video yang menyertai modul ada 34 video. 21 video mengenai fakta dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung pemahaman konsep gerak lurus, 11 video tutorial tentang materi gerak lurus, dan 2 video demontrasi praktikum GLB dan GLBB. Modul hasil penelitian pengembangan ini adalah modul pembelajaran fisika bersuplemen digital dengan materi gerak lurus yang disusun untuk jenjang SMA kelas X. Modul pengembangan ini disusun dengan suplemen digital berupa video. Komponenkomponen Modul hasil pengembangan terdiri dari: Modul pembelajaran hasil penelitian pengembangan terdiri dari beberapa komponen, yaitu: 1) cover/halaman muka, 2) petunjuk

penggunaan modul, 3) daftar isi, 4) tujuan pembelajaran, 5) uraian materi, 6) peta konsep, 7) contoh soal dan penyelesaiannya, 8) serta soal evaluasi, 9) kunci jawaban, 10) umpan balik, dan 11) daftar pustaka. Contoh tampilan isi modul adalah sebagai berikut: Pertanyaan pembuka Video Pertanyaan terkait video Materi Rangkuman Salah satu ciri atau kekuatan dari modul ini adalah 1) setiap uraian materi disajikan dalam tiga bagian yaitu pertanyaan simulasi, uraian materi itu sendiri, serta rangkuman materi, 2) modul disertai dengan video-video yang terdiri dari video berisi fakta, video tutorial dan video praktikum. 3) modul dicetak secara full colour. Kelemahan modul hasil penelitian dan pengembangan adalah: 1) bersifat tidak berdiri sendiri (Stand Alone). Modul disusun dengan adanya suplemen digital berupa video. Ketika digunakan pada proses pembelajaran, modul dan video sebagai suplemen digitalnya harus digunakan secara bersamaan supaya memperoleh hasil optimal. 2) video sebagai suplemen digital diambil dari internet dan potongan film, belum mampu dibuat sendiri. 3) beberapa video menggunakan bahasa inggris dan kemungkinan akan sulit dipahami yang tidak mengerti bahasa inggris. Hasil Angket dari Validator Data hasil validasi isi oleh para validator, diperoleh skor rata-rata validasi isi modul pembelajaran fisika sebesar 3,48 dari skor maksimal 4,00. Dari hasil tersebut berarti modul pembelajaran fisika bersuplemen digital materi gerak lurus menunjukkan kategori valid untuk isinya dan tak perlu revisi. Akan tapi berdasarkan komentar dan saran dari validatorvalidator, ada beberapa hal yang harus diperbaiki terkait aspek-aspek yang ada di dalam

nilai rata-rata modul pembelajaran fisika ini. Selain itu, ada beberapa aspek modul yang mempunyai nilai dibawah nilai rata-rata tersebut. Aspek tersebut adalah aspek peta konsep (3,16), aspek kelayakan isi (3,24), aspek penyajian isi (3,33), aspek soal evaluasi (3,42), aspek komponen kebahasaan (3,33) dan aspek media digital/video (2,84). Grafiknya sebagai berikut : 4 Grafik Hasil Validasi Isi 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Aspek Grafik 4.1 Grafik Data Hasil Validasi isi Dosen dan Guru Fisika Keterangan: 1. Halaman Muka (Cover) 2. Petunjuk penggunaan modul 3. Daftar Isi 4. Tujuan Pembelajaran 5. Peta Konsep 6. Kelayakan Isi 7. Penyajian Isi 8. Rangkuman 9. Evaluasi 10. Kunci Jawaban 11. Daftar Pustaka 12. Komponen kebahasaan 13. Media digital/video Khusus untuk aspek media digital atau video yang memperoleh hasil validasi isi sebesar 2,84, diperbaiki dengan mengganti video yang buram, mengganti video yang membuat kerancuan untuk memahami materi seperti pada video 1, 4, dan 27. Hasil Angket dari Responden Hasil angket menunjukkan untuk aspek uraian materi, petunjuk kerja percobaan, dan kegiatan pembelajaran dirasakan responden sudah jelas, mudah dipahami, dan mengena dengan konsep gerak lurus yang materi khusus pada modul ini. Walaupun secara umum responden memberikan respon yang baik terhadap materi, petunjuk kerja percobaan dan kegiatan pembelajaran pada modul tapi ada beberapa responden yang merasa cukup kesulitan untuk memahami penjelasan materi pada beberapa subbab materi. Hal ini ditunjukkan dengan terdapat 40 % responden yang merasa kesulitan memahami materi pada modul. Beberapa responden menyatakan ada beberapa kata-kata dalam modul yang masih ambigu untuk dipahami. Permasalahan ini diperbaiki dengan cara meninju ulang bahasa modul yang

dilakukan oleh penulis sendiri dan rekan penulis untuk menemukan kalimat pada modul yang dirasakan sulit dipahami. Revisi produk Berdasarkan analisis data hasil uji kelayakan, maka ada beberapa bagian produk yang perlu direvisi. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan modul pembelajaran gerak lurus sehingga dapat digunakan dengan maksimal. Beberapa tampilan hasil revisi adalah sebagai berikut: 1. Aspek cover Sebelum Sesudah 2. Aspek Gambar a. Gambar Video 17 Sebelum Sesudah

3. Aspek daftar isi Sebelum Sesudah 4. Aspek Peta konsep Sebelum Sesudah

5. Aspek petunjuk penggunaan modul Sebelum Sesudah

PENUTUP Keseimpulan Berdasarkan data, analisis data, validasi, dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan penelitian yaitu: komponen-komponen modul pengembangan menunjukkan hasil valid dan layak digunakan peserta didik dengan skor 3,48 dari skor maksimal 4,00. Dari hasil tersebut berarti modul pembelajaran fisika bersuplemen digital materi gerak lurus menunjukkan kategori valid untuk isinya dan tak perlu revisi. Akan tapi berdasarkan komentar dan saran dari validator-validator, ada beberapa hal yang harus diperbaiki terkait aspek-aspek yang ada di dalam modul pembelajaran fisika ini. Selain itu, ada beberapa aspek modul yang mempunyai nilai dibawah nilai rata-rata tersebut. Aspek tersebut adalah aspek peta konsep (3,16), aspek kelayakan isi (3,24), aspek penyajian isi (3,33), aspek soal evaluasi (3,42), aspek komponen kebahasaan (3,33) dan aspek media digital/video (2,84). Khusus untuk aspek media digital atau video diperbaiki dengan mengganti video yang buram, mengganti video yang membuat kerancuan untuk memahami materi seperti pada video 1, 4, dan 27. Saran 1) Pengembangan modul pembelajaran fisika bersuplemen digital materi gerak lurus untuk SMA kelas X ini diperlukan kajian yang lebih mendalam terhadap pemilihan materi dengan tujuan agar media ini menjadi lebih baik lagi tepat guna dan tepat sasaran sehingga dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan yang ada. 2) Setiap pengguna modul sebaiknya membaca petunjuk penggunaan modul terdahulu sebelum membaca materi supaya tidak mengalami kebingungan dengan tanda-tanda yang ada pada modul. 3) Pengembang modul bisa membuat video sendiri baik untuk video berisi fakta/video tutorial/video praktikum supaya lebih sesuai dengan materi yang dijelaskan. 4) Pengembang modul bisa menyesuaikan bahasa modul dengan subyek yang akan menggunakannya. 5) Pengembang modul sebaiknya memeperhatikan desain isi modul supaya nyaman dan mudah untuk dibaca. DAFTAR RUJUKAN Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Depdiknas. 2008. Penulisan Modul. Jakarta : Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Lembaga Administrasi Negara.2009. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor: 5 tahun 2009 tentang pedoman penulisan modul pendidikan dan pelatihan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press Mantrikarno. 2012. Memanfaatkan Video Untuk Kegiatan Belajar Mengajar, (Online), (http://guraru.org/news/2012/06/08/853/pengunaan_video_tutorial_dalam_proses_p embelajaran_di_smk.html), diakses 14 Oktober 2012. Santyasa, I Wayan. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul. Makalah Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Tanggal 12-14 Januari 2009, Di Kecamatan Nusa Penida kabupaten Klungkung, (Online), (http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/metode _PENELITIAN.pdf), diakses 18 Maret 2012 Sungkono. Tidak ada tahun. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam Proses Pembelajaran, (Online), (staff.uny.ac.id/.../artikel%20% 20BAHAN%20AJAR-modul.doc), diakses 20 April 2012