BAB I PENDAHULUAN. data Organisasi Pembangunan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kertas di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai 7,7 juta ton

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu dijadikan faktor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari penurunan sektor industri di Bursa Efek Indonesia yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik waktu dan kegiatan operasinya

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan setiap perusahaan akan berusaha menghasilkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di antara berbagai macam sektor perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. berdampak di wilayah Asia, diantaranya Asia Tenggara yaitu Indonesia. (sumber:

BAB I PENDAHULUAN an, melalui pembangunan industri pengolahan kayu terpadu. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang dialami pada berbagai sektor industri diharapkan

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi di Eropa diperediksi mengalami puncaknya pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. stabil di pasar negara berkembang, mendorong IMF (International Monetary

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perusahaan dihadapkan pada suatu kondisi persaingan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup bagus dan cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari perusahaan melakukan usahanya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Di dalam suatu perusahaan sumber sumber

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri yang memberikan kontribusi cukup besar. Berdasarkan data pada

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

I. PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber sumber ekonomi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, pada tahun 2012 yang lalu berdasarkan riset yang dilaoprkan oleh.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Jaminan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham menjadi indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham. Investor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini akan mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal, dan dengan hal tersebut perusahaan dapat mempertahankan. berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang melintasi batas negara ini telah menuntut bangsa kita untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam 3 kategori yaitu : perusahaan besar (large firm), perusahaan (Edy Suwito dan Arleen Herawaty, 2005: 138).

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat pertumbuhan produksi manufaktur global tampaknya pulih kembali setelah terpuruk selama kurang lebih 3 tahun, namun prospek pemulihan masih belum kembali sepenuhnya akibat krisis berkepanjangan di Eropa. Bangkitnya sektor manufaktur ini dipicu oleh dua faktor yaitu, tingginya permintaan konsumsi domestik dan cepatnya pertumbuhan investasi. Menurut data Organisasi Pembangunan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO), Produksi manufaktur dunia tumbuh sebesar 1,7% pada kuartal pertama 2013, naik tipis dari 1,3% pada akhir 2012. (Sumber: http://www.investor.co.id) Basis pertumbuhan industri manufaktur saat ini hanya terbatas pada Amerika Serikat dan China atau produsen terkemuka di dunia. Di Amerika Serikat, pertumbuhan secara sistematis meningkat pada 2012 dan kuartal pertama 2013. Pertumbuhan paling tinggi berasal dari pertumbuhan industri mesin dan peralatan, peralatan listrik, dan industri kendaraan bermotor. Sementara itu, produksi China tumbuh sebesar 9,7% sedikit menurun dari 10% pada kuartal sebelumnya. (Sumber: http://www.vibiznews.com)

Di Indonesia, pertumbuhan industri manufaktur diperkirakan akan mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012. Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat menjelaskan, Pertumbuhan industri manufaktur

2 mencapai sebesar 6,40%. Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi (PDB) tahun 2012 yang sebesar 6,23%. Pertumbuhan industri manufaktur ditunjang oleh tingginya pertumbuhan di sektor industri dan konsumsi didalam negeri. Sektor ini berkontribusi hingga 20,85% terhadap PDB nasional. (Sumber: www.kemenperin.go.id) Badan Pusat Statistik mencatat kontribusi sub industri terhadap PDB industri non-migas dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut: TABEL 1.1 KONTRIBUSI SUB INDUSTRI MANUFAKTUR (NON MIGAS) TERHADAP PDB (%) Sub Industri 2008 2009 2010 2011 2012 Industri Makanan, Minuman 30.40 33.16 33.60 35.20 36.33 dan Tembakau Industri Tekstil, Barang dari 9.21 9.19 8.97 9.23 9.11 Kulit dan Alas Kaki Industri Kayu dan Produk 6.43 6.33 5.82 5.44 4.99 Lainnya Industri Produk Kertas, Pulp 4.56 4.82 4.75 4.47 3.89 dan Percetakan Industri Produk Pupuk, Kimia 13.53 12.85 12.73 12.21 12.59 dan Karet Industri Produk Semen dan 3.53 3.43 3.29 3.27 3.38 Penggalian Bukan Logam Industri Logam Dasar Besi dan 2.57 2.11 1.94 2.00 1.96 Baja Industri Peralatan, Mesin dan 28.97 27.33 20.14 27.47 27.09 PerlengkapanTransportasi Produk Industri Pengolahan 0.60 0.77 0.76 0.73 0.57 Lainnya Sumber: www.kemenperin.go.id Pada tahun 2012 kontribusi sektor industri non migas terbesar terhadap PDB ekonomi adalah industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 36,33%,

3 industri alat angkut, mesin & peralatannya sebesar 27,09% dan industri pupuk, kimia & barang dari karet sebesar 12,59%. Dari 9 cabang industri, hanya ada tiga cabang industri yang mengalami peningkatan yaitu 1) industri makanan, minuman dan tembakau, 2) industri pupuk, kimia & barang dari karet dan 3) industri semen & barang galian bukan logam. Enam cabang industri lainnya mengalami penurunan kontribusi terhadap PDB, dan yang paling banyak mengalami penurunan adalah industri kertas, pulp (bubur kertas) dan barang cetakan. Turunnya kontribusi industri kertas disebabkan melemahnya harga kertas internasional karena turunnya permintaan terhadap komoditas akibat krisis global. Pertumbuhan industri kertas selama delapan tahun ke belakang dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut: 16,000 14,000 12,000 12,446 13,482 10,000 8,000 8,207 8,637 8,680 8,251 9,308 10,518 6,000 4,000 2,000 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber: Direktorat Jenderal Industri Agro

4 GAMBAR 1.1 DATA PERTUMBUHAN INDUSTRI KERTAS TAHUN 2005-2012 (RIBU TON) Produksi kertas Indonesia dalam 8 tahun terakhir berkembang relatif lambat, meningkat rata-rata sebesar 3,40% pertahunnya, meskipun sempat mengalami penurunan sebesar hampir 5% pada tahun 2008. Pada tahun 2005 produksi kertas mencapai 8.207.620 ton, dan meningkat sebesar 5,24% menjadi 8.637.615 ton pada tahun 2006. Pada tahun 2007 hampir tidak terjadi peningkatan produksi kertas, dengan produksi sebesar 8.680.972 ton. Saat ini Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) mencatat jumlah perusahaan pulp dan kertas di Indonesia sebanyak 14 industri pulp dan 79 industri kertas. Dilihat dari penguasaan pangsa pasar domestik, terdapat tiga perusahaan pada industri kertas yang mempunyai pangsa pasar sebagai market leader yaitu Asia Pulp & Paper (APP), yang memiliki tujuh anak perusahaan yakni PT Tjiwi Kimia, PT Indah Kiat Pulp & Paper, PT Pindo Deli Pulp and Papers Mills, PT Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry, PT The Univenus, PT Ekamas Fortuna, dan PT Purinusa Ekapersada. Total kapasitas APP 2,68 juta ton per tahun, menguasai pulp 40% dan kertas 31,8% dari kapasitas nasional. Berada di peringkat kedua PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) milik grup Raja Garuda Mas, yang juga pemilik PT Toba Pulp Lestari (TPL) di Toba Samosir, Sumatera Utara. RAPP memiliki kapasitas produksi 2,21 juta ton pertahun menguasai 33,3% pulp dan kertas 7,8% dari kapasitas nasional. Posisi ketiga ditempati oleh

5 PT Fajar Surya Wisesa yang memiliki kapasitas sebesar 900 ribu ton, menguasai 6,6% kapasitas kertas nasional. (Sumber: Duniaindustri.com) PT. Fajar Surya Wisesa merupakan perusahaan kertas terbesar kedua di Indonesia. Perusahaan ini juga merupakan salah satu market leader industri kertas di Indonesia dengan jumlah produksi tertinggi ke tiga setelah Asia Pulp & Paper dan PT Riau Andalan Pulp and Paper. Meskipun jumlah produksi perusahaan ini meningkat dari tahun sebelumnya, namun perusahaan mengalami penurunan laba bersih sepanjang 2012 yaitu sebesar Rp 5,29 miliar, turun 96% dibanding 2011 sebesar Rp 132 miliar. Penurunan laba bersih disebabkan penurunan penjualan baik di segmen produk kertas maupun kemasan serta peningkatan beban bunga.. (Sumber: http://financeroll.co.id) Pada umumnya suatu perusahaan didirikan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu tujuan perusahaan juga untuk memperoleh laba yang optimal, dimana tingkat laba dapat dijadikan pengukuran bagi perkembangan perusahaan. Tetapi untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam upaya mewujudkan operasi perusahaan yang efisien dalam menghasilkan laba, tidak hanya dapat dilihat dari besar kecilnya jumlah laba yang diperoleh, karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan ialah tidak hanya memperbesar

6 laba, tetapi lebih penting dalam usaha mempertinggi profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas menunjukkan perbandingan antara laba yang dihasilkan perusahaan dengan aktiva atau modal yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu disebut profitabilitas. Menurut Sartono (2008:122), Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2010:304), bahwa: Rasio Rentabilitas atau disebut juga Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Berdasarkan asumsi tersebut maka profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Berikut ini data perubahan profitabilitas PT. Fajar Surya Wisesa Tbk tahun 2006-2012: TABEL 1.2 DATA PROFITABILITAS PT FAJAR SURYA WISESA TBK TAHUN 2006-2012 (DALAM JUTAAN RUPIAH) Tahun Net Profit After Profitabilitas Total Asset Taxes (%) 2006 101.728 3.421.891 2,97 2007 121.970 3.769.588 3,23

7 2008 36.553 3.718.547 0,98 2009 276.728 3.671.234 7,54 2010 283.001 4.495.022 6,29 2011 132.338 4.936.093 2,69 2012 5.292 5.578.334 0,09 Sumber : Laporan Keuangan PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. (Data diolah) Berdasarkan Tabel 1.2 dapat terlihat bahwa dalam kurun waktu 7 tahun terakhir PT. Fajar Surya Wisesa Tbk mengalami fluktuasi penurunan dan kenaikan tingkat Return on Assets (ROA), tetapi cenderung menurun setiap tahunnya. Pada tahun 2007, perusahaan mengalami kenaikan nilai ROA menjadi 3,29%. Tahun 2008, perusahaan mengalami penurunan sebesar 2,25% menjadi 0,98%. Tahun 2009 perusahaan mengalami kenaikan ROA dengan signifikan yaitu 6,56% menjadi 7,54%. Selama 3 tahun terakhir perusahaan mengalami penurunan ROA, penurunan yang terjadi masing-masing 6,29% pada tahun 2010, menurun sebesar 3,60% menjadi 2,69% pada tahun 2011, dan penurunan terakhir sebesar 0,09 pada tahun 2012. Nilai ROA yang mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Permasalahan ROA pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk. merupakan suatu masalah yang harus segera diatasi karena akan memberikan dampak pada kepercayaan penanam modal ataupun kreditur yang akan menyimpan dananya di perusahaan. Oleh karena itu harus dapat dianalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ROA (profitabilitas) perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2010:36)

8 Faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan dari pihak eksternal diantaranya keadaan ekonomi negara, sedangkan faktor internal yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan salah satunya jumlah hutang dan modal sendiri yang disebut struktur modal. Penurunan nilai profitabilitas dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal yang mempengaruhi salah satunya yaitu jumlah modal hutang dan modal sendiri yang disebut struktur modal. Struktur modal merupakan perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Menurut Khalid Ashraf (2013), Of all the aspects of capital investment decision, capital structure decision is the vital one, since the profitability of an enterprise is directly affected by such decision. Struktur modal penting bagi perusahaan untuk mengukur nilai sebuah perusahaan dapat mengelola hutangnya dengan baik karena baik buruknya struktur modal akan berpengaruh langsung terhadap tingkat profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan struktur modal yang optimal. Menurut Mehdi Mohammadzadeh dalam penelitiannya (2013), Creating optimal capital structure, that is determining the most beneficial proportions of equity and borrowed financing in the capital structure, is one of the main tasks for the process of financial management. Menciptakan struktur modal yang optimal, yaitu menentukan proporsi yang paling menguntungkan dari ekuitas dan pembiayaan pinjaman dalam struktur modal dan mempertimbangkan risk dan return terhadap perusahaan.

9 Kegunaan struktur modal adalah untuk melihat bagaimana perusahaan menjalankan kebijakan dalam penggunaan hutang perusahaan dalam menutupi modal perusahaan. Perusahaan yang memiliki struktur modal tidak baik atau menggunakan hutang yang tinggi dalam pendanaan mempunyai konsekuensi yang pasti berupa kewajiban finansial dalam hal membayar angsuran pokok dan angsuran bunga. Semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal perusahaan maka akan semakin besar kewajibannya. Penggunaan hutang yang besar akan mengakibatkan beban bunga yang tinggi dimana beban bunga tersebut akan menurunkan laba bersih sehingga mengakibatkan rendahnya profitabilitas perusahaan. Menurut Kent Baker (2009:63), Firms with high relative amounts of debt financing will have lower return on assets. Artinya perusahaan yang menggunakan pembiayaan hutang yang relatif tinggi akan memiliki Return on Assets yang rendah. Untuk menilai sejauh mana struktur modal perusahaan didanai oleh hutang digunakan rasio struktur modal. Salah satu rasio struktur modal yaitu debt to equity ratio (DER) merupakan rasio atau perbandingan antara modal sendiri dan modal yang diperoleh dari luar perusahaan atau kreditur. Sofyan Syafri Harahap (2010:303), mengemukakan, Rasio utang atas modal atau debt to equity ratio menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar (kreditor). Rasio ini memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan.

10 Menurut Earl K. Stice (2010:685), The higher the debt to equity ratio, the more debt company has. Semakin tinggi nilai DER menunjukan semakin besar hutang yang dimiliki perusahaan. Yang artinya pendanaan perusahaan menggunakan hutang lebih tinggi dari penggunaan modal sendiri. Nilai DER harus dijaga pada angka yang tidak terlalu besar untuk menjaga resiko tidak tertagihnya utang. Jumlah hutang yang terlalu besar akan membebankan perusahaan untuk membayar beban bunga pokok pinjaman dan berakibat pada penurunan laba dan pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Nilai DER yang tinggi menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan. Kreditor memandang, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Menurut penelitian Khalid Ashraf (2013), Capital structure do have statistically significant impact on the profitability of firms. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang penting untuk diteliti adalah penurunan profitabilitas yang disebabkan oleh tingginya penggunaan hutang pada struktur modal perusahaan. Maka peneliti perlu untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada PT. Fajar Surya Wisesa Tbk

11 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi tema sentral masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: Selama 7 tahun terakhir PT. Fajar Surya Wisesa Tbk mengalami fluktuasi penurunan dan kenaikan tingkat profitabilitas, namun cenderung mengalami penurunan. Tahun 2010-2012 nilai ROA perusahaan mengalami penurunan yang menunjukan dari aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Penurunan profitabilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu struktur modal perusahaan. Struktur modal adalah perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Pendanaan menggunakan hutang memiliki resiko yang tinggi karena jumlah hutang yang terlalu besar akan membebankan perusahaan untuk membayar beban bunga pokok pinjaman. Untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan hutang dibandingkan modal sendiri dalam struktur modal dapat digunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio atau perbandingan antara modal sendiri dan modal yang diperoleh dari luar perusahaan atau kreditur. Rasio yang tinggi menunjukan pendanaan perusahaan sebagian besar dibiayai oleh hutang. Hutang yang terlalu besar akan mempengaruhi penurunan laba dan tingkat profitabilitas perusahaan 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran tingkat struktur modal PT Fajar Surya Wisesa Tbk 2. Bagaimana gambaran tingkat profitabilitas PT Fajar Surya Wisesa Tbk 3. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap profitabilitas PT Fajar Surya Wisesa Tbk

12 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka penulis merumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Gambaran tingkat struktur modal pada PT Fajar Surya Wisesa Tbk 2. Gambaran tingkat profitabilitas pada PT Fajar Surya Wisesa Tbk 3. Pengaruh tingkat struktur modal terhadap tingkat profitabilitas PT Fajar Surya Wisesa Tbk 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis dan praktik sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen keuangan, khususnya mengenai struktur modal terhadap profitabilitas. 2. Kegunaan Praktis 1) Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai manajemen keuangan terutama struktur modal serta dapat mengetahui aplikasi pelaksanaan struktur modal terhadap profitabilitas pada suatu perusahaan. 2) Bagi Perusahaan

13 Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan dalam merumuskan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam mengelola dan mengendalikan tingkat struktur modal untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan