PERBANDINGAN PPC DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA DUA PROYEK APARTEMEN

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN PERCENT PLAN COMPLETED DAN IDENTIFIKASI FAKTOR TIDAK TERCAPAINYA RENCANA PEKERJAAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

KAJIAN AWAL MENGENAI PERFORMANCE INTENSITY (MOMENTUM MANAGEMENT) UNTUK MENGUKUR KINERJA WAKTU PROYEK KONSTRUKSI

MONITORING JADWAL SUATU PROYEK SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPI DAN PPC

ANALISIS KINERJA WAKTU PROYEK SEKOLAH X DENGAN METODE PERFORMANCE INTENSITY

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. 6.1 Kemajuan Pekerjaan Dan Pengendalian Proyek

Owner (Pemilik Proyek)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM PADA PROYEK APARTEMEN Christian Kennardi 1, Ivan Pratama Setiadi 2, Andi 3

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

POTRET PENERAPAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK PADA SUATU KONTRAKTOR BUMN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PERBANDINGAN PENJADWALAN PROYEK MENGGUNAKAN KURVA S DAN CPM NETWORK PADA PROYEK X DI SURABAYA

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.


BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

EVALUASI DAN ANALISA JADWAL PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK X )

EVALUASI PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE PADA PROYEK STUDENT BOARDING HOUSE PRESIDENT UNIVERSITY

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENGERJAAN ULANG (REWORK) YANG BERKAITAN DENGAN MANAJERIAL PADA PROYEK KONTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB V PENUTUP. risiko berdasarkan saran yang diperoleh oleh pakar.

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

BAB I PENDAHULUAN. maka Universitas Mercubuana mengadakan satu program wajib yang

MONITORING PENJADWALAN PROYEK & EVALUASI JUMLAH TOWER CRANE PADA PROYEK CONDOMINIUM & PODIUM SEBUAH PLAZA DI TENGAH KOTA


BAB I PENDAHULUAN. You created this PDF from an application that is not licensed to print to novapdf printer (

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN KONSEP EARNED VALUE (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN BERINGIN KOTA PADANG)

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM INFORMASI MONITORING KEMAJUAN PEKERJAAN PROYEK PEMBANGUNAN SABO DAM GUNUNG MERAPI (054K)

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2.1 Prosedur Pembuatan Progres Biaya dan Waktu Proyek yang. Adapun prosedur pembuatan progres biaya dan waktu untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Permasalahan yang sering muncul dalam proyek konstruksi adalah keterlambatan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penulangan beton dan formwork atau bekisting. Diantara ketiga komponen tersebut,

Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Proyek dengan Metode Earned Value Management (EVM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

STUDI KASUS PENERAPAN METODE PERT PADA PROYEK GUDANG X

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Keberhasilan suatu proyek konstruksi dapat dicapai ketika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah kinerja waktu sebagai variabel. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu proyek konstruksi biasanya pihak pemberi tugas atau Owner akan membagibagikan

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No. 1, November 2012 (44-52)

PERENCANAAN ALOKASI MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG HOTEL TRI STAR MAKASSAR MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

EVALUASI KINERJA KONTRAKTOR PADA PENGENDALIAN KONSTRUKSI DI LAPANGAN DALAM SUATU PROYEK RENOVASI DI PERUSAHAAN FARMASI DI BANDUNG

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK


BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. penyempurnaan design yang sudah ada di dalam sebuah kontrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pembangunan Hotel Harris dan Yello di Jakarta Pusat. Adapun

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. proses pemikiran yang tangguh dalam mengatasi persoalan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu.

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI SUPERVISOR PROYEK TERHADAP BIAYA, MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari

BAB V PENUTUP. dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesimpulan akan mencakup pembahasan dari hasil evaluasi

SISTEM PENGENDALIAN PEKERJAAN TERHADAP PROYEK KONSTRUKSI YANG TERLAMBAT TUGAS AKHIR

Dian Rahayu Rose Marini

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan industri saat ini, dan perkembangan sarana


BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

II. KEGIATAN PENGAWASAN

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

PERENCANAAN DAN EVALUASI KESELAMATAN KERJA PEKERJAAN PEMANCANGAN PADA PROYEK X DI SURABAYA

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT.

Transkripsi:

PERBANDINGAN PPC DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA DUA PROYEK APARTEMEN Jonathan 1, Anton 2 dan Andi 3 ABSTRAK : Dalam perkembangan dunia konstruksi yang semakin komplek, sering terjadi pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal perencanaan yang ada pada action plan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai suatu perencanaan proyek dengan menghitung Percent Plan Completed dan juga mendapatkan faktor-faktor penyebab tidak tercapainya rencana pekerjaan (Reason Not Complete). Hal ini dilakukan dengan menerapkan kontrol aliran kerja yang berkesinambungan agar perencanaan menjadi lebih handal. Selain itu juga akan diteliti mengenai penggunaan kontrol aliran kerja sistem last planner pada suatu proyek konstruksi. Penelitian ini telah dilakukan selama 19 minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata PPC (Percent Plan Completed) sebesar 61,15% dan 57,32%, kemudian faktor penyebab dominan tidak terselesaikannya pekerjaan dalam proyek ini adalah faktor predecessor. Selain itu proyek yang diamati ini sedikit melakukan kontrol aliran kerja sistem last planner. Dimana aliran kerja yang dilakukan yaitu action plan2 mingguan dan daily meeting yang dilakukan seminggu sekali. KATA KUNCI : proyek konstruksi, PPC, action plan, faktor tidak tercapainya rencana pekerjaan, predecessor 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa keterlambatan merupakan masalah yang susah dihindari oleh sebagian besar proyek konstruksi. Untuk itu proyek akan membuat rencana jadwal yang akan dilakukan. Maka dari itu proses perencanaan harus baik, tidak hanya dengan memilih konsep penjadwalan yang baik. Selain itu juga dengan nilai Percent Plan Completed yang baik, yang akan membandingkan antara rencana dan kenyataan yang terjadi dalam satu periode perncanaan. Semakin tinggi nilai PPC maka konsep penjadwalan tersebut semakin baik. Dengan demikian nilai PPC mampu menentukan kualitas rencana kerja pada proyek itu sendiri. Banyak proyek yang tidak memahami bagaimana mencari nilai PPC, bahkan proyek tidak berusaha mencari kualitas perencaan proyek mereka sendiri. Selain itu hal terpenting dalam mencapai perencanaan yang baik adalah mencari Reason Not Complete dari item pekerjaan yang tidak sesuai rencana. Hal ini bertujuan agar faktor tidak terselesainya pekerjaan menjadi pembelajaran, sehingga tidak akan terulang dikemudian hari. Belakangan banyak pelaku konstruksi yang menerapkan beberapa konsep manajemen konstruksi dengan tujuan mencapai kehandalan perencanaan yang baik, sehingga proyek bisa selesai tepat waktu atau lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, jonathan_slie@yahoo.com 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, antonwijaja@yahoo.co.id 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, andi@peter.petra.ac.id 1

Salah satu konsep yang mengalami perkembangan cukup baik saat ini dalah Last Planner. Dimana konsep tersebut terdiri dari beberapa tahapan. Nantinya tahapan tersebut yang akan memperjelas dan mendetailkan setiap item pekerjaan yang direncanakan. 1.2. Rumusan Masalah - Bagaimana hasil perhitungan dan perbandingan nilai Percent Plan Complete pada dua proyek apartemen? - Bagaimana hasil identifikasi faktor-faktor penyebab tidak selesainya suatu aktifitas yang dapat mempengaruhi hasil nilai suatu Percent Plan Complete? 1.3. Tujuan Penelitian - Mendapatkan perhitungan dan perbandingan nilai Percent Plan Complete dari dua proyek apartemen - Mendapatkan hasil identifikasi faktor tidak selesainya suatu aktifitas pada perencaan. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian - Penelitian dilakukan dengan cara menganalisa perencanaan pada dua proyek apartemen - Penelitian ini meninjau data data penjadwalan proyek konstruksi bangungan bertingkat tinggi yang sudah ada. - Pengamatan pada proyek ini terfokus pada proses pekerjaan sturktur pada konstruksi bangunan bertingkat tinggi. - Narasumber berasal dari Konsultan Pengawas dan Kontraktor untuk mendapatkan informasi mengenai proyek. 1.5. Manfaat Penelitian - Bagi para praktisi konstruksi Penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat bagi owner, kontraktor dan konsultan agar sistem pencapaian PPC yang baik bisa lebih dimengerti dan membantu dalam proses konstruksi, sehingga mampu meningkatkan kualitas perencanaan proyek. - Bagi akademisi dan peneliti Penelitian ini diharapkan bisa memberi wawasan tambahan mengenai penilaian terhadap perencanaan dengan PPC dan memahami faktor tidak selesainya aktifitas yang sering terjadi. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Last Planner Sudah cukup jelas bahwa diperlukan suatu metode manajemen yang lebih interaktif, dimana langkahlangkah keputusan yang diambil pada saat proyek konstruksi berlangsung akan ditentukan dari status sekarang dari proyek, tidak dari penentuan awal atau dari penyimpangan jadwal yang memaksa untuk melakukan praktek tindakan kontrol. Last Planner System (LPS) adalah serangkaian percobaan penelitian yang dilakukan sejak tahun 1994 oleh Howell dan Ballard. Fungsi utama dari LPS adalah membuat proses perencanaan kolaboratif yang melibatkan planners untuk merencanakan detail pekerjaan secara lebih rinci sejalan dengan proses yang akan dikerjakan dalam waktu dekat. Sistem last planner ini dapat dimengerti sebagai suatu mekanisme untuk mengubah apa yang SEHARUSNYA dilakukan menjadi apa yang BISA dilakukan, yang mengakibatkan adanya cadangan tugas yang bisa dilakukan (workable backlog), menjadi dasar untuk membuat rencana kerja mingguan (Ballard, 2000). 2

2.2. Lookahead Schedule Fungsi lookahead schedule adalah membentuk urut-urutan dan tempo aliran kerja, menyerasikan antara aliran kerja dengan kapasitas, menentukan metode pelaksanaan pekerjaan secara rinci, menjaga agar tetap ada pekerjaan yang bisa dilakukan (backlog), memperbaharui dan merevisi jadwal utama bila diperlukan. Inti dari proses lookahead ini adalah sebuah schedule yang berisi aktivitas-akitivitas yang berpotensi untuk dikerjakan dalan kurun waktu 3-12 minggu ke depan. Jumlah minggu yang dipakai dalam perencanaan proses lookahead ini tidaklah sama, dan tergantung pada karakteristik proyek, kemampuan dari sistem perencanaan, lead time untuk informasi, material, pekerja dan peralatan. Untuk membuat lookahead schedule ini, tidak hanya dengan mudah terlihat secara langsung dari jadwal utama. Sebaliknya lebih menguntungkan jika bersama team yang akan mengerjakan pekerjaan pada fase berikutnya dalam proyek, membuat suatu phase schedule. Sebelum masuk ke dalam lookahead schedule, maka aktivitas-aktivitas pada jadwal utama atau pada phase schedule, harus diubah terlebih dahulu menjadi assignments (tugas-tugas) sesuai dengan tingkat detail yang diinginkan pada Action Plan (rencana kerja mingguan), dimana biasanya untuk setiap aktifitas akan diubah menjadi beberapa assignments. Kemudian unuk setiap assignments ini dilakukan constraints analysis, untuk dapat benar-benar dilaksanakan. Hanya tugas-tugas yang dapat dilaksanakan saja akan berpindah sesuai dengan tanggal pengerjannya, sedangkan untuk tugas-tugas yang tidak dapat dilaksanakan, waktu pengerjaannya akan dimundurkan. 2.3. Weekly Work Plan (WWP)/Action Plan Weekly work plan (WWP)/action plan merupakan rencana yang paling rinci dalam sistem, ini menunjukkan saling ketergantungan antara karya-karya berbagai jenis pekerjaan, dan langsung mendorong proses pelaksanaan. Untuk aktivitas yang tidak terselesaikan, dilakukan analisa alasan kegagalan perencanaan dan bertindak atas alasan ini. Ini adalah dasar dari pembelajaran dan perbaikan terus-menerus (Ballard, 2000). Tujuan dari weekly work plan adalah untuk meningkatkan kehandalan perencanaan dengan membuat aktivitas yang berkualitas, sesuai permintaan, dan berkomitmen (Hamzeh, 2009). 2.4. Percent Plan Completed PPC (Percent Plan Completed) adalah jumlah pekerjaan dalam Action Plan yang telah diselesaikan dibagi dengan jumlah semua pekerjaan rencana dalam action plan yang direncanakan untuk satu periode tertentu, dan ditulis dalam bentuk persentase. PPC dapat dijadikan sebagai standar untuk mengontrol unit-unit produksi, menentukan jadwal proyek, strategi pelaksanaan, dan lain-lain. PPC yang tinggi menunjukkan pekerjaan yang selesai dilakukan dengan sumber daya yang ada semakin banyak. Untuk pekerjaan yang tidak terealisasi, harus ditemukan akar penyebabnya agar dapat dijadikan perbaikan agar tidak menghambat pekerjaan yang lainnya. 2.5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Tidak Tercapainya Rencana Pekerjaan - Faktor Tenaga Kerja (kurangnya keahlian pekerja, kurangnya jumlah tenaga kerja, rendahnya produktivitas tenaga kerja). - Faktor Peralatan (kurangnya peralatan, kerusakan peralatan, buruknya kualitas peralatan, skill operator yang tidak memadai, dan lambatnya pengiriman peralatan). - Faktor Material (sulitnya memperoleh material, kerusakan material, perubahan material yang digunakan, kurangnya material, jeleknya kualitas material, dan terlambatnya pengiriman material). - Faktor Kondisi Lapangan (cuaca yang susah untuk diprediksi, keadaan tanah yang buruk, susahnya akses jalan, buruknya penempatan site layout, tanggapan dari tetangga). - Faktor Desain (kurangnya kemampuan disain, terjadi perubahan desain, kesalahan dalam mendesain, dan lambatnya persetujuan gambar kerja oleh owner). - Faktor Prodecessor (prasyarat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan) 3

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Literatur Studi literatur ini dimulai dengan mencari materi yang berubungan mengenai cara menganalisa jadwal proyek dengan cara penilaian Percent Plan Complete dan data faktor tidak selesainya pekerjaan pada Action Plan. Selain itu juga mencari konsep kerja yang mampu menduung atau meningkatkan nilai PPC yang kemudian diharapkan dapat memberikan panduan pembuatan rencana kerja ke depan yang lebih baik agar pelaksanaan di lapangan dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Data-data tersebut diperoleh dari internet, jurnal, buku dan sumber lainnya yang mendukung topik ini. 3.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan meminta Action Plan kepada pihak kontraktor selaku pembuat rencana jadwal pekerjaan. Action plan yang telah didapat kemudian akan digunakan untuk melakukan proses pengamatan di lapangan. Progress pekerjaan aktual didapat dari pengamatan langsung dilapangan. Dengan demikian akan didapatkan nilai PPC tiap minggunya berdasarkan perbandingan antara rencana dan aktual. Untuk mendukung hal tersebut, dibutuhkan beberapa data dan tabel yang berhubungan. 3.3. Pengamatan Lapangan Pengamatan lapangan disini bertujuan untuk mengamati jalannya proyek dimana data-data yang didapat pada proses ini digunakan untuk acuan analisa PPC. Pengamatan di lapangan dibantu dengan membuat form pengamatan untuk mempermudah pencatatan seperti pada Tabel 1. Tgl Tabel 1. Form Pengamatan No Pekerjaan Lokasi 0/1 Rencana Realisasi Keterangan Kode 1 2 3.4. Analisa Progress PPC Progress pekerjaan aktual yang didapatkan melalui pengamatan langsung dilapangan akan digunakan untuk mendapatkan nilai PPC. Nilai PPC adalah perbandingan antara pekerjaan selesai dan total pekerjaan rencana pada satu periode action plan saja. Proses penghitungan nilai PPC dan faktor-faktor tidak tercapainya rencana pekerjaan dilakukan setiap akhir action plan. Nantinya nilai PPC dan Reason Not Complete akan disajikan dalam bentuk diagram secara keseluruhan selama pengamatan. PPC yang dihitung disini bukan merupakan progress dari suatu proyek, melainkan hanya sebagai nilai dari persentase jumlah pekerjaan yang selesai pada satu periode action plan. 3.5. Analisa Penyebab Tidak Selesainya Pekerjaan Analisa penyebab tidak selesainya pekerjaan didapatkan setelah proses pengambilan data selesai dilakukan. Faktor penyebab dicari dengan cara melihat pekerjaan yang tidak selesai dan bertanya kepada pihak kontraktor, site engineer dan pihak mandor apa yang menyebab pekerjaan tersebut tidak selesai. 4

4. PEMBAHASAN 4.1. Percent Plan Completed Penelitian dilakukan selama 19 minggu pada 2 proyek konstruksi. Berikut ini akan disajikan perbandingan jumlah rencana pekerjaan dan jumlah aktual pekerjaan (Gambar 1.), dimana dapat dilihat nilai PPC selama pengamatan pada kedua proyek. Selain itu juga terdapat nilai rata-rata PPC selama pengamatan dapat dilihat pada Gambar 2. Selama pengamatan, maka didapatkan nilai rata-rata PPC pada proyek X sebesar 61.15% dan nilai PPC pada proyek Y sebesar 57.32%. a) b) Gambar 1. Nilai PPC a) Proyek X b) Proyek Y Gambar 2. Nilai Rata-Rata PPC Proyek X dan Proyek Y 4.2. Faktor Penyebab Tidak Selesainya Pekerjaan (Reason Not Completed) Dibawah ini merupakan diagram faktor-faktor penyebab tidak selesainya pekerjaan (Gambar 3.). Berdasarkan diagram tersebut, selama 19 minggu pengamatan pada kedua proyek memiliki faktor tidak selesainya pekerjaan yang hampir sama dalam kasus ini disebabkan oleh 3 faktor, yaitu Predecessor, Pekerja, dan Desain. Faktor Predecessor mundcul karena banyak pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan karena banyak pekerjaan yang sebelumnya harus selesai tetapi masih belum selesai. Terlepas dari faktor Predecessor,dalam kasus ini faktor pekerja jauh lebih banyak daripada faktor lainnya.hal ini dikarenakan jumlah pekerja yang ada di lapangan masih kurang dari yang seharusnya, usaha untuk penambahan tenaga kerja pun dilakukan oleh kedua belah pihak kontraktor sepertinya terjadi sedikit masalah pada penambahan tenaga kerja. 5

a) b) Gambar 3. Diagram Kumulatif Reason not Completed a)proyek X b) Proyek Y Faktor Desain juga menjadi salah satu penyebab tidak selesainya pekerjaan. Hal tersebut dapat menyebabkan tidak selesainya pekerjaan. Selama proses pengamatan terjadinya perubahan disain dapat membuat tertundanya pembuatan shop drawing yang digunakan untuk pekerjaan di lapangan. Lambatnya persetujuan owner juga menghambat pekerjaan karena pembuatan action plan dapat terhambat 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisa perhitungan percent plan completed dan identifikasi faktor tidak tercapainya rencana pekerjaan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian terhadap nilai PPC pada proyek X selama 9 pengamatan memiliki nilai rata-rata PPC sebesar 61.15% dimana nilai PPC tertinggi terjadi pada pengamatan ke-2 dengan 83.33% dan nilai terendah terjadi pada pengamatan ke-9 dengan 28.57%. Sedangkan pada proyek Y selama 4 pengamatan memiliki nilai rata-rata PPC sebesar 57.32% dimana nilai PPC tertinggi terjadi pada pengamatan ke-2 dengan nilai 68.55% dan nilai terendah pada pengamatan ke-3 dengan nilai 29.80% 2. Dengan melakukan evaluasi penyebab tidak terselesainya pekerjaan pada setiap pengamatan, dapat mengetahui faktor penyebab dominan tidak terselesaikannya pekerjaan mingguan. Hasil kumulatif faktor penyebab tidak terselesaikannya pekerjaan selama periode penelitian sesuai urutan peringkat, adalah sebagai berikut: Proyek X: 1. Predecessor (39.01%), 2. Tenaga Kerja (30.50%), dan 3. Disain (17.02%). Proyek Y: 1. Predecessor (62,90%), 2. Tenaga Kerja (22,58%), dan 3. Disain (9,68%) Dalam kasus ini, terlepas dari faktor Predecessor yang muncul karena banyaknya pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan karena susunan pekerjaan yang terlalu banyak; faktor dominan yang menempati posisi kedua adalah tenaga kerja, apabila diteliti lebih dalam lagi masalah ini maka didapat detail permasalahan tenaga kerja tersebut, dimana dalam kasus ini adalah jumlah tenaga kerja yang tidak mencukupi. Dan yang ketiga adalah karena desain, yang dikarenakan adanya perubahan desain yang terjadi selama pembangunan proyek, dan lambatnya persetujuan dari owner. 6

5.2. Saran Adapun saran-saran yang didapat dari penelitian ini untuk penelitian berikutnya adalah sebagai berikut: 1. Proyek yang digunakan untuk penelitian hendaknya mempunyai target pekerjaan setiap minggunya, sehingga hasil PPC bisa dibandingkan antara perencanaan yang dibuat oleh peneliti sendiri dan perencanaan proyek sesungguhnya. 2. Penelitian ini akan lebih baik apabila diterapkan secara langsung sebagai salah satu pihak kontraktor atau konsultan, dengan demikian akan mendapatkan hasil yang optimal. 3. Dalam pembangunan sebuah proyek, seharusnya pembuatan jadwal dilakukan setiap minggu sehingga analisa dapat dilakukan secara berkala sehingga apabila terdapat pekerjaan yang tidak terselesaikan dalam periode sebelumnya dapat direncanakan lagi untuk periode berikutnya. 6. DAFTAR REFERENSI Ballard, G Herman., (2000). The Last Planner System of Production Control. Faculty of engineering, The University of Birmingham. Hamzeh, F.R. (2009). Improving Construction Workflow - The Role of Production Planning and Control. Ph.D Dissertation, University of California, Berkeley, CA, pp 246. 7