ANALISIS PERANAN DAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reklame, dasar hukum pemungutan pajak reklame.

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR dan BUPATI OGAN KOMERING ILIR MEMUTUSKAN:

BAB II BAHAN RUJUKAN. Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjaun Teori Definisi Pajak

BAB II KAJIAN TEORI. Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan. Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERATURAN WALIKOTA CIMAHI NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

PENGARUH PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN BERAU. Sayugo Adi Purwanto STIE Muhammadiyah Tanjung Redeb

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut mempunyai tujuan yang sama. Menurut Undang-Undang No.28 Tahun. Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) bahwa:

WALIKOTA DEPOK PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN tentang NILAI SEWA REKLAME WALIKOTA DEPOK,

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI,

- 1 - QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI SIMELUE,

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Tujuan lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB III KONTRIBUSI PENDAPATAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

Analisis Kontribusi Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Palembang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGGAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

BUPATI MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Microsoft Visual Basic 6.0

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembayaran pajak dikenakan tarif pajak dalam proporsi yang sama dari

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pajak (M. Bakhrudin Effendi, 2006) Pengertian Pajak

Keywords : Level of Independence, Regional Finance, Tax Levy Advertising Effectiveness.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK REKLAME BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

ANALISIS PAJAK REKLAME DI KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan daerahnya sendiri, membuat peraturan sendiri (PERDA) beserta

BAB II KAJIAN TEORI. relasi antara pemerintah pusat dan daerah (Kacung Marijan, 2010:153). daerah. Pilihan otonomi daerah merupakan pilihan yang

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan pajak dalam kehidupannya, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK REKLAME DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN SIDOARJO TAHUN

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK REKLAME BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BUPATI ACEH SELATAN PERATURAN BUPATI ACEH SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG NILAI SEWA REKLAME

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA (STUDI KASUS PADA SAMSAT AIRMADIDI)

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. sistem pemerintahan di negara Indonesia khususnya dalam sistem

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK PARKIR TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA PALEMBANG

KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA UNIT PELAYANAN PAJAK DAERAH CIPAYUNG JAKARTA TIMUR SABIL

BAB I PENDAHULUAN. dari luar negeri dapat berupa pinjaman dari negara lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANGGAI PERATURAN BUPATI BANGGAI NOMOR 46 TAHUN 2009 T E N T A N G PEDOMAN TEHNIS PENYELENGGARAAN REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu bagian dari pendapatan yang diterima oleh negara. Di

PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK REKLAME. definisi masing-masing yang berbeda-beda mengenai pajak. Meskipun, berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Supriyanto, 2011). (Supadmi, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak terlepas dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintah propinsi maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang sebagai

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

QANUN KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. daerah adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat dimana

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

ANALISIS PERBANDINGAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME KABUPATEN MINAHASA SELATAN DAN KABUPATEN MINAHASA TERHADAP PAJAK DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, daerah harus mampu menggali potensi

Pengaruh Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BANJARMASIN

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAME

PERATURAN BUPATI KERINCI NOMOR 22 TAHUN

Transkripsi:

ANALISIS PERANAN DAN KONTRIBUSI PAJAK REKLAME TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA JAMBI Yan Yan (yenyen_chan@yahoo.com) Lili Syafitri, Kardinal Akuntansi (S1) STIE MDP Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan pajak reklame dari tahun ke tahun dan seberapa besar kontribusi pajak reklame terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jambi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh positif antara kontribusi pajak reklame terhadap penerimaan pendapatan asli daerah Kota Jambi. Kata kunci : Pajak Reklame, Pajak Daerah, Pendapatan Asli Daerah Abstract : this research aims to to determine the growth rate of advertisement tax from year to year and how big contribution advertisement tax to Revenue Jambi City. The method used is quantitative method. This study is expected to provide a positive influence between advertisement tax contribution to revenue receipt Jambi City. Key Words : Advertising Tax, Local Tax, Revenue 1 PENDAHULUAN Pajak reklame merupakan pajak daerah terbesar ketiga di Kota Jambi. Menjelang pilkada banyak reklame seperti spanduk, baliho dan poster calon wali kota dan wakil wali kota yang di pasang di jalanjalan Kota Jambi yang seharusnya akan semakin meningkatkan realisasi pajak reklame. Namun, tak banyak juga yang taat pajak dan turut berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah melalui pajak reklame. Maraknya reklame dalam bentuk baliho dan spanduk politik di Kota Jambi diakui pihak Dinas Pendapatan Kota Jambi adalah ilegal. Tak hanya itu, banyaknya reklame dengan berbagai ukuran yang dibangun di atas lokasi yang sebenarnya tidak dibenarkan untuk dibagun reklame. Tabel 1 Target Pajak Reklame Tahun Target 2007 Rp 2.404.665.000 2008 Rp 2.912.500.000 2009 Rp 3.511.000.000 2010 Rp 3.752.500.000 2011 Rp 4.277.500.000 Dari data diatas dapat dilihat bahwa target penerimaan pajak reklame dari tahun 2007-2011 terus meningkat walaupun masih banyak reklame ilegal yang bertebaran. Oleh karena itu, jika pemasangan reklame di Kota Jambi dapat dikelolah dengan maksimal maka dapat dilihat bahwa pertumbuhan pajak reklame dari tahun ketahun merupakan komponen Pendapatan Asli Daerah yang mengalami pertumbuhan cukup menjanjikan baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Hal-1

Berdasarkan hal itulah, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul Analisis Peranan Dan Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Jambi (Studi Kasus pada Pendapatan Asli Daerah Kota Jambi Tahun 2007-2011). 2 LANDASAR TEORI 2.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam menopang pembiayaan pembangunan yang bersumber dari negari. Besar kecilnya pajak akan menentukan kapasitas anggaran negara dalam membiayai pengeluaran negara baik untuk pembiayaan pembangunan maupun untuk pembiayaan anggaran rutin. Pajak menurut Deutsche Reichs Abgaben Ordnung (Erly Suandy, 2005, h.8) adalah bantuan uang secara insidental atau secara periodik (dengan tidak ada kontraprestasinya), yang dipungut oleh badan yang bersifat umum untuk memperoleh pendapatan, dimana terjadi suatu Tatbestand (sasaran pemajakan), yang karena undangundang telah menimbulkan utang pajak. 2.2 Pajak Daerah Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, Pajak daerah digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu: 1. Pajak Provinsi, terdiri dari: a. Pajak Kendaraan Bermotor b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaaraan Bermotor d. Pajak Air permukaan e. Pajak Rokok 2. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari: a. Pajak Hotel b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame e. Pajak Penerangan Jalan f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan g. Pajak Parkir h. Pajak Air Tanah i. Pajak Sarang Burung Walet j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 2.3 Pajak Reklame Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 26 dan 27 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah, Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan yang dimaksud dengan reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum. Penyelenggaraan reklame yang ditetapkan menjadi objek pajak reklame yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: Hal - 2

1. Reklame Papan/Billboard, yaitu reklame yang terbuat dari papan, kayu termasuk seng atau bahan lain yang sejenis, dipasang atau digantung atau dibuat pada bangunan, tembok, dinding, pagar, pohon, tiang, dan sebagainya baik bersinar maupun yang disinari. 2. Reklame Megatron/Videotron/Large Electronic Display (LED), yaitu reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program reklame atau iklan bersinar dengan gambar dan/atau tulisan berwarna yang dapat berubah-ubah, terprogram dan difungsikan dengan tenaga listrik. 3. Reklame Kain, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan bahan kain, termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lain yang sejenis dengan itu. 4. Reklame Melekat (Stiker/Poster), yaitu reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, dipasang, digantung pada suatu benda dengan ketentuan luasnya tidak lebih dari 200cm 2 per lembar. 5. Reklame Selebaran, yaitu reklame yang berbentuk lembaran lepas, diselenggarakan dengan cara disebarkan, diberikan atau dapat diminta dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, diletakkan, dipasang, atau digantungkan pada suatu benda lain. 6. Reklame Berjalan, yaitu reklame yang ditempatkan pada kendaraan yang diselenggarakan dengan menggunakan kendaraan atau dengan cara dibawa oleh orang. 7. Reklame Udara, yaitu reklame yang diselenggarakan diudara dengan menggunakan gas, laser, pesawat, atau alat lain yang sejenis. 8. Reklame Suara, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh perantara alat. 9. Reklame Peragaan, yaitu reklame yang diselenggarakan dengan cara memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara. 10. Reklame Film/Slide, yaitu yang reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan klise berupa kaca atau film, ataupun bahan-bahan sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan atau dipancarkan pada layar atau benda lain yang ada di ruangan. 2.4 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Reklame Dasar hukum pemungutan pajak reklame pada suatu kabupaten atau kota adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. 4. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang Pajak Reklame. 5. Keputusan Bupati/Walikota yang mengatur tentang Pajak Reklame sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak Reklame pada Kabupaten/Kota yang dimaksud. Hal - 3

2.5 Dasar Pengenaan Pajak Reklame Dasar pengenaan pajak reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR), yaitu nilai yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan penetapan besarnya pajak reklame. Nilai sewa reklame ditentukan melalui nilai jual objek reklame dan nilai strategis pemasangan reklame. 2.6 Tarif Pajak Reklame Tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi dua puluh lima persen (25%) dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan. 2.7 kerangka pemikiran Pajak Reklame (X) NSR = NJOR + NSPR Pajak Reklame = 25% x NSR PAD Kota Jambi (Y) 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggambarkan keadaan atau masalah yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Asli Daerah. Prosesnya berupa pengumpulan data, penyusunan data serta analisis dan penafsiran data. Penelitian ini mengklasifikasikan perhitungan, pemungutan, pembayaran atau peyetoran Pajak Reklame terhadap pendapatan asli daerah. Data penelitian ini di ambil dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dan berlokasi di Dinas Pendapatan Daerah Kota Jambi. 3.2 Objek/Subjek Penelitian Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak daerah. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek pajak adalah Dinas Pendapatan Asli Daerah Kota Jambi Tahun 2007-2011. 3.3 Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian, yaitu: Regresi Linier Sederhana Berdasarkan gambar kerangka pemikiran diatas, dapat dilihat bahwa Pendapatan Asli Daerah Kota Jambi dipengaruhi oleh peranan dan kontribusi pajak reklame. 1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009, h.118). Populasi dari penelitian ini adalah Laporan Realisasi Pajak Daerah Kota Jambi. 2. Sampel Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga sifat dan karakteritik populasi juga dimiliki oleh sampel. Dalam penelitian ini Hal - 4

peneliti menentukan sendiri sampel mana yang dianggap dapat mewakili populasi, yakni Laporan Penerimaan Pajak Reklame Kota Jambi tahun 2007-2011. 3.4 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, dimana subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder adalah literatur, artikel, laporan pajak daerah serta berbagai sumber lain yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 3.5 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan regresi linier sederhana. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjelaskan maupun menyajikan data yang diperoleh dari instansi dengan memberikan gambaran umum menurut apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada pada saat melakukkan penelitian. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kota Jambi Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Pendapatan Daerah sebagaiman peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut dikelompokan atas: 1. Hasil pajak daerah 2. Hasil retribusi daerah 3. Hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah Pendapatan Asli Daerah dalam penelitian ini digunakan sebagai informasi yang menunjukkan upaya pemerintah Kota Jambi dalam hal ini pihak Dispenda Kota Jambi untuk selalu mengoptimalisasi segala potensi yang ada di Kota Jambi, di samping itu data PAD bagi daerah merupakan info yang berguna untuk merencanakan pembangunan pada masa-masa mendatang. 4.2 Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah Dan PAD Kota Jambi Tabel 2 Kontribusi Pajak Reklame Terhadap Pajak Daerah Tahun 2007-2011 Tahun Kontribusi 2007 17,59% 2008 15,09% 2009 13,55% 2010 11,68% 2011 7,38% Dari tabel diatas diketahui bahwa kontribusi pajak reklame terhadap pajak daerah dari tahun 2007 2011 mengalami penurunan. Pajak reklame pada tahun 2007-2011 memberikan kontribusi rata-rata sekitar 13,06% terhadap pajak daerah Kota Jambi. Tabel 3 Kontribusi Pajak Reklame Terhadap PAD Tahun 2007-2011 Tahun Kontribusi 2007 8,43% 2008 6,82% 2009 7,02% 2010 5,86% 2011 4,49% Hal - 5

Dari tabel diatas diketahui jika kontribusi pajak reklame terhadap PAD dari tahun 2007 2011 mengalami fluktuatif. Sehingga pada tahun 2007-2011 pajak reklame memberikan kontribusi terhadap PAD rata-rata sebesar 6,52%. 4.3 Regresi Linier Sederhana Dari hasil model analisis regresi untuk komponen persamaan Pendapatan Aslli Daerah Kota Jambi menunjukkan pajak reklame memiliki peranan yang cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jambi jika dibandingkan dengan komponen lain yang mendukung PAD Kota Jambi. Selain itu, dari hasil analisis persamaan regresi ini juga menunjukan pajak reklame memberikan peranan yang cukup besar terhadap Pajak Daerah Kota Jambi yakni 40,91% yang berarti jika pajak reklame meningkat sebesar 1% maka total penerimaan daerah meningkat sebesar 40,91%. 4.4 Signifikansi Koefisien Regresi Berdasarkan analisis signifikasi koefisien regresi antara pajak reklame dalam hal ini merupakan variabel bebas terhadap Pendapatan Aslli Daerah Kota Jambi memiliki hubungan yang signifikan yakni 96,59%. Hal ini menunjukan hubungan yang positif antara pajak reklame dengan PAD kota Jambi. 4.5 Uji Korelasi Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh angka 0,92% maka dapat disimpulkan, berdasarkan model regresi terlihat pajak reklame selama 5 tahun terakhir memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Pajak Daerah Kota Jambi yakni 92%. 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pajak reklame memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Jambi dilihat dari hasil analisis persamaan regresi yaitu sebesar 40,91% dan kontribusi penerimaan pajak reklame terhadap PAD dari tahun 2007-2011 rata-rata sebesar 6,52%. 5.2 Saran Menambah pengetahuan masyarakat akan pajak reklame maka perlu diadakan sosialisasi, menjalin hubungan baik dengan Wajib Pajak serta memberikan pelayanan prima, melakukan operasi lapangan, melakukan penagihan. DAFTAR PUSTAKA [1] Brotodihardjo, R., Santoso 1993, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Eresco, Bandung. [2] Purwono, Herry 2010, Dasar-Dasar Perpajakan & Akuntansi Pajak, Erlangga, Jakarta. [3] Setiawan, Agus 2006, Perpajakan Umum, Rajawali Pers, Jakarta. [4] Suandy, Erly 2005, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta. [5] Waluyo 2011, Perpajakan Indonesia Buku 2, Salemba Empat, Jakarta. Hal - 6