BAB I PENDAHULUAN. yang dapat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri (going

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. kasus ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Tucker et al.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup usahanya atau yang dikenal dengan istilah going

BAB I PENDAHULUAN. Dari waktu ke waktu perkembangan dunia usaha terus semakin meningkat yang

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan besar, seperti Enron dan WorldCom di Amerika yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekitar tahun 2007, di Amerika Serikat terjadi krisis keuangan global

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Kelangsungan. melebihi suatu periode akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. cukup waktu untuk menyelesaikan usaha dan perjanjian-perjanjian usahannya.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan, investor dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah 131 perusahaan pada tahun Banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Kelangsungan hidup usaha (going concern) dapat

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Para investor memakai laporan keuangan guna menganalisis kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kapitalis global, turut merasakan pukulan berat dari keberlanjutan krisis ini.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank Global, PT Kimia Farma, PT Indo Farma, PT Telkom, PT Pakuwon

BAB I PENDAHULUAN. usahanya dan tidak jarang perusahaan akan mengalami kebangkrutan jika tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar juga tidak sedikit yang akhirnya gulung tikar.

BAB I PENDAHULUAN. asumsi dasar going concern. Opini audit going concern merupakan opini yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling. mengeluarkan opini going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini,

BABl PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2004 alinea 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan perkonomian suatu negara bisa dilihat melalui perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan usaha atau disebut going concern. Dalam menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. (Riyatno, 2007). Untuk menghasilkan integritas yang baik atas suatu laporan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Perusahaan yang telah didirikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan perusahaan karena going concern merupakan asumsi

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB 1 PENDAHULUAN. auditor. Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan dan posisi keuangan perusahaan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997, membawa dampak buruk bagi going concern (kelangsungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN...

Judul: Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP pada Opini Audit Going Concern

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB I PENDAHULUAN. Tidak lama lagi, ASEAN Economic Community (AEC) akan segera

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, tidak hanya untuk daya hidup satu periode saja namun juga untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari 2007). Going concern. (Syahrul, 2000 dalam Rahman dan Siregar, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang saling bertolak belakang. Selain profit yang tinggi salah satu yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga keuangan menurun akibat ketidakpercayaan dari konsumen.


BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan investor sebagai pengguna laporan keuangan dan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sarana penting untuk. mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak luar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama atau tepatnya pada tahun 1920-an akibat kondisi pasca perang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan operasional perusahaan, sehingga agen lebih banyak. dalam Aiisiah 2012). Agen diberi wewenang oleh prinsipal untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup (going concern). Going concern merupakan. mempertahankan hidupnya secara langsung akan mempengaruhi laporan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang diharapkan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan karena going concern merupakan asumsi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Dampak negatif dari krisis ekonomi dan politik tidak hanya dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan audit merupakan media komunikasi antara auditor dan pengguna laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, auditor dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

1. Dr. M. Anas, S.E., M.M., M.Si., Ak., CA. 2. Dian Kusumaningtyas, S.E., M.M JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang diambil oleh pengguna (user) akan selalu berpedoman pada

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Pasar modal menyediakan berbagai macam informasi yang dapat digunakan oleh investor. Informasi ini merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi. Salah satu informasi yang diharapkan mampu memberi bantuan kepada pemakai dalam membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial adalah laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disajikan dalam bentuk kuantitatif dimana informasi-informasi yang disajikan di dalamnya dapat membantu berbagai pihak (intern dan ekstern) dalam pengambilan keputusan yang dapat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri (going concern). Sebagaimana dikemukakan dalam Standar Akuntansi Keuangan sebagai berikut: Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2009: par 12). Pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah, karena berkaitan erat dengan reputasi auditor. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam laporan 1

2 keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas tersebut menjadi bermasalah (Petronela, 2004 dikutip oleh Mardhiyah, 2010). Beberapa hal yang memicu masalah going concern umumnya adalah perusahaan-perusahaan memiliki rasio hutang terhadap modal yang tinggi, saldo hutang jangka pendek yang akan jatuh tempo dan bernilai tinggi, kerugian keuangan yang disebabkan kerugian nilai tukar rupiah, dan lainya (Juniarti, 2000) dalam (Setiyana, 2012). Dengan adanya going concern maka suatu entitas dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek (Komalasari, 2004). Going concern suatu entitas merupakan tanggung jawab manajemen sepenuhnya, yang pada akhirnya tanggung jawab tersebut melebar ke auditor. Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antar kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Pernyataan auditor diungkapkan melalui opini audit, opini wajar tanpa pengecualian dari auditor menjamin angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan yang telah diaudit bebas dari salah saji material. Peran auditor diperlukan untuk mencegah diterbitkannya laporan

3 keuangan yang bermasalah. Dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit, para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya (Dewi, 2011). Auditor dalam mengeluarkan opini audit suatu perusahaan perlu memberikan pernyataan mengenai kemampuan suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Apa bila ada keraguan mengenai kelangsungan hidup suatu perusahaan, maka auditor perlu mengungkapkanya dalam laporan opini audit (setiawan, 2006) dalam Setiyana, (2012). Mulyadi (2009:8) mendefinisikan auditor atau akuntan publik adalah suatu profesi yang jasa utamanya adalah atestasi. Tidak dipungkiri akuntan publik memainkan peran vital dan strategis dalam mewujudkan perekonomian nasional yang sehat, efisien dan transparan. Begitu pentingnya peran seorang auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan akan lebih dipercaya oleh investor dan pengguna laporan keuangan yang lain apabila laporan keuangan tersebut telah diaudit dan mendapatkan pernyataan wajar. Namun pernyataan wajar belum cukup untuk menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan, hal ini dibuktikan dengan terungkapnya berbagai kasus besar. Seperti runtuhnya perusahaan raksasa Amerika Serikat yaitu Enron Corporation pada tahun 2001. Jelas hal ini mengejutkan banyak pihak, karena Enron adalah perusahaan yang besar sehingga tidak ada yang menyangka bahwa Enron akan hancur. Apalagi sebelum runtuhnya Enron, laporan keuangan

4 perusahaan Enron menunjukan bahwa Enron dalam keadaan baik-baik saja dan KAP Arthur Anderson (AA) tidak pernah mengungkapkan permasalahan yang terjadi didalam perusahaan Enron (Giri, 2010). Kasus kegagalan audit yang berlanjut pada litigasi tidak hanya terjadi di negara Adi Kuasa tetapi terjadi juga di Indonesia. Perusahaan yang mengalami kegagalan audit antara lain dialami oleh PT Bank Summa, PT Bank Lippo, PT Bank Global, PT Kimia Farma, PT Indo Farma, PT Telkom, PT Pakuwon Jati, PT Great River indonesia dan PT Agis (Wahyuni, 2013). Dengan adanya keraguan perusahaan untuk dapat melakukan kelangsungan usahanya, maka auditor dapat memberikan opini going concern (opini modifikasi). Opini ini merupakan bad news bagi pemakai laporan keuangan. Masalah yang sering timbul adalah bahwa sangat sulit untuk memprediksi kelangsungan hidup sebuah perusahaan, sehingga banyak auditor yang mengalami dilema antara moral dan etika dalam memberikan opini going concern. Penyebabnya adalah adanya hipotesis self-fulfilling prophecy yang menyatakan bahwa apabila auditor memberikan opini going concern, maka perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena banyak investor yang membatalkan investasinya atau kreditor yang menarik dananya (Venuti,2007 dalam Januarti, 2009). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa opini going concern dapat dilakukan dengan melihat internal perusahaan seperti kualitas audit, profitabilitas, likuiditas atau solvabilitas perusahaan tersebut.

5 Kualitas audit memiliki pengalaman pengetahuan dan akademik yangsangat berpengaruh terhadap besarnya Kantor Akuntan Publik. Dimana peningkatan kualitas dari auditan akan berpengaruh dari para klien untuk memilih Kantor Akuntan Publik yang bisa dipercaya kemampuan dalam kinerjanya. Tentunya salah satu faktor yang bisa memberikan kepercayaan dari klien yaitu adanya pengakuan internasional, pelatian para auditor. Audit adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan ekstra hati-hati, sedikit saja kesalahan yang dilakukan maka bisa terjadi kefatalan dari kelangsungan hidup (going concern) bagi perusahan itu yang dapat mengarah pada kebangkrutan, maka reputasi dari Akuntan Publik bisa mengganggu nama besarnya. Setyarno, Januarti dan Faisal (2006) tentang pengaruh kualitas audit dalam pengambilan keputusan going concern, menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Profitabilitas menunjukan keuntungan yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu persahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan. Menurut (Sartono, 1998 dalam Noverio, 2010). Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba terkait dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Ketika perusahaan mempunyai profitabilitas (diproksikan dengan ROA) yang tinggi diharapkan dapat memperoleh laba yang tinggi, sehingga kemungkinan kecil bagi perusahaan

6 untuk memperoleh opini going concern. Hani dkk, (2003) yang memberikan bukti bahwa rasio profitabilitas berhubungan negatif terhadap penerbitan opini audit going concern. Petronela (2004) dalam Setyarno, Januarti dan Faisal (2006) memberikan bukti bahwa profitabilitas berhubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap penerbitan opini audit going concern. Penelitian oleh Komalasari (2004) memberikan bukti bahwa profitabilitas perusahaan mempunyai koefisien negatif yang menunjukkan bahwa semakin rendah ROA semakin tinggi profitabilitas perusahaan untuk mendapat opini selain Unqualified Opinion. Likuiditas menunjukan mampu atau tidaknya perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan asset-aset yang dimiliki perusahaan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk mengukur kemampuan likuiditas perusahaan biasanya digunakan dengan angka rasio modal kerja, Current ratio, acid test / Quick Ratio, perputaran piutang dan perputaran persediaan. Namun secara umum penelitian terdahulu menggunakan angka Current ratio dan Quick Ratio. Current ratio adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor dengan membandingkan antara total aktiva lancar dan hutang lancar suatu perusahaan. Hani dkk, (2003) yang memberikan bukti bahwa rasio likuiditas berhubungan negatif terhadap penerbitan opini audit going concern. Wijaya (2009) meneliti tentang pemberian opini audit going concern dengan menggunakan rasio keuangan likuiditas. Yang menyatakan

7 bahwa likuiditas yang diproksikan dengan quick ratio berhasil membuktikan pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap laporan audit going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Hani et.al. (2003), Januarti (2008) bahwa likuiditas yang di proksikan dengan quick ratio akan menunjukan hasil signifikan positif terhadap opini audit going concern. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Okie Indra Wijaya, dkk (2009) yang menggunakan variabel kualitas audit, profitabilitas, dan likuiditas dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Namun dalam penelitian ini terdapat beberapa perbedaan, yaitu terletak padatahun populasi penelitian, dan penelitian terdahulu menggunakan sempel perusahaan non regulasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2002-2006. Dalam penelitian ini sempel yang digunakan adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2013. Adapun alasan pemilihan perusahaan pertambangan karena transaksi perusahaan pertambangan memiliki sempel yang cukup, selain itu untuk menghindari adanya industrial effect yaitu sektor industri yang berbeda antara suatu sektor industri antar satu dengan yang lain, sehingga pengaruh going concern akan lebih terlihat (Setyarno dalam Aiisiah, 2012).

8 Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, dan Likuiditas Terhadap Penenrimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kualitas audit berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern? 3. Apakah likuiditas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada: 1. Perusahaan pertambangan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selama periode pengamatan yaitu tahun 2011, 2012, 2013.

9 2. Penelitian menggunakan tiga variabel bebas, yaitu: kualitas audit, profitabilitas dan likuiditas dalam penelitian. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan dalam perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak di capai adalah: 1. Menguji pengaruh kualitas audit terhadap penerimaan opini audit going concern. 2. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap penerimaan opini audit going concern. 3. Menguji pengaruh likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern. 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Akademisi Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk pengembangan teori dan pengetahuan akuntansi terutama yang berkaitan dengan auditing dan akuntansi keuangan, khususnya dibidang keputusan opini audit.

10 2. Bagi Praktisi Akuntan Publik Terutama bagi auditor dalam memberikan penilaian keputusan opini audit yang mengacu pada kelangsungan hidup (going concern) perusahaan dimasa yang akan datang. Hal ini dengan memperhatikan kondisi keuangan pada perusahaan.