Pengaruh Sifat Kimia Terhadap Unjuk Kerja Mortar

dokumen-dokumen yang mirip
Sifat Kimiawi Beton Semen Portland (PC) Air Agregat bahan tambah peristiwa kimia PC dengan air hidrasi pasta semen

PENGARUH PERBEDAAN KARAKTERISTIK TYPE SEMEN ORDINARY PORTLAND CEMENT (OPC) dan PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

Kinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian

BAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

BAB III LANDASAN TEORI

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON YANG DIPENGARUHI OLEH LINGKUNGAN ASAM SULFAT

PENGENALAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON. Ferdinand Fassa

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH SEMEN TERHADAP MUTU BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENELITIAN PEMBUATAN BETON MUTU TINGGI DENGAN SEMEN PCC MENGGUNAKAN SIKAFUME DAN VISCOCRETE-10 SEBAGAI BAHAN TAMBAH

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU YANG DIOVEN PADA SUHU 400 O C UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN DINDING PANEL PAGAR ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

BAB II STUDI PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

PENGARUH JENIS AIR PENCAMPUR DAN PERENDAMAN TERHADAP PERILAKU KEKUATAN TEKAN MORTAR CAMPURAN SEMEN-PASIR

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON. Abstrak

II. TINJAUAN PUSTAKA. tambahan yang membentuk massa padat. Beton Normal adalah beton yang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat secara tidak

BAB II BAHAN SEMEN DAN PERSYARATANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN BOTTOM ASH DALAM PASTA SEMEN TERHADAP WAKTU PENGIKATAN AWAL DAN AKHIR

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penggunaan Kaca Dalam Bidang Konstruksi. yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel

PENGARUH PERBANDINGAN SEMEN POZOLAN DAN SEMEN PORTLAND TERHADAP KEKEKALAN BENTUK DAN KUAT TEKAN SEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

SIFAT MEKANIK KUAT TARIK BELAH DAN POROSITAS BETON MENGGUNAKAN LIMBAH ABU BATUBARA (POND ASH)

Kekurangannya adalah: - Kekuatan tarik yang rendah, keuletan yang rendah dan beberapa penyusutan.

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

PENGARUH PENGGUNAAN AKSELERATOR MEGASET MERAH DI BAWAH DOSIS OPTIMAL TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN BERBAGAI VARIASI UMUR BETON

Pengolahan limbah industri semen

BAB III LANDASAN TEORI

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB III LANDASAN TEORI A.

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR SEMEN TIPE PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) DENGAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN ASAM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Scanned by CamScanner

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN ABU KULIT KERANG (ANADARA GRANDIS) UNTUK PEMBUATAN EKOSEMEN

BAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.

PENGARUH AIR SODA TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Jenis pengujian atau. Spesifikasi, metode pengujian, yang diuji. sifat-sifat yang diukur

BAB III LANDASAN TEORI. dengan atau tanpa bahan campuran tambahan (admixture). Beton akan semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. II. a. Pozolan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Mortar Menurut beberapa sumber pengertian mortar adalah sebagai berikut:

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

Material Paving Block

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV Hasil Pengujian dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Masa berlaku: Alamat : Jl. Raya Indarung, Sumatera Barat Februari 2010 Telp. (0751) Faks. (0751)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND POZZOLAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,

Mortar adalah campuran dengan komposisi tertentu antaray. bahan-ikat dan agregat halus (pasir) yang telah mengeras, dengan air

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH SULFAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI BUBUK KACA SUBSTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN w/c 0,60 DAN 0,65

PENAMBAHAN ABU SEKAM PADA BETON DALAM MENGANTISIPASI KERUSAKAN AKIBAT MAGNESIUM SULFAT PADA AIR LAUT. Dharma Putra 1

/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan.

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Untuk Pembuatan Bata Beton Berlobang

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bangunan tersebut. Beton terbentuk dari ikatan material-material

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan kertas sebagai bahan campuran lebih praktis dan efektif,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB III LANDASAN TEORI. selebihnya pasir dan kerikil (Wuryati dan Candra, 2001). Karakteristik beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RABID. Salah satu material yang banyak digunakan untuk struktur teknik sipil. adalah beton. Beton dihasilkan dari peneampuran semen portland, air, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pengaruh Kehalusan Serbuk Pasir Silika Terhadap Kekuatan Tekan Mortar

Transkripsi:

Pengaruh Sifat Kimia Terhadap Unjuk Kerja Mortar Lilies Widojoko Dosen Fakultas Teknik Universitas Bandar Lampung Email : labtekniksipil_lw@yahoo.co.id Abstrak Oksida dominan semen portland terdiri dari CaO, SiO 2, Al 2 O 3 dan Fe 2 O 3,. Oksida tersebut setelah diproses menjadi senyawa C 3 S, C 2 S, C 3 A dan C 4 AF. Reaksi hidrasi antara senyawa tersebut dengan air mempengaruhi unjuk kerja mortar yaitu pengikatan, pengerasan dan kecepatannya, panas hidrasi, kuat tekan dan ketahanan terhadap sulfat. C3S mengeras dalam beberapa jam dan berpengaruh terhadap kekuatan beton pada umur awal, terutama pada 14 hari pertama. Sedangkan formasi senyawa C2S berlangsung perlahan dengan pelepasan panas yang lambat, senyawa ini berpengaruh terhadap proses peningkatan kekuatan yang terjadi dari 14 hari sampai 28 hari, Tulisan ini membahas besarnya peningkatan kuat tekan mortar akibat kadar C3S dan C2S pada mortar. Data diambil dari laboratorium kimia dan fisika pabrik semen Baturaja. Kata kunci: Trikalsium Silikat, Dicalsium Silikat, Kuat Tekan Mortar. 1.Pendahuluan. Kekuatan beton tergantung dari mutu bahan pembentuk beton yaitu (1) Kekuatan agregat kasar.,(2) Kekuatan mortar dan (3) Kelekatan antara agregat kasar dan mortar. Mortar adalah pengikat agregat kasar. Sedangkan mortar adalah pengikat agregat halus didalam mortar..semakin kuat pengikatan,baik pengikatan secara kohesi yaitu didalam mortar itu sendiri,maupun pengikatan secara adhesi yaitu pengikatan antara mortar dan agregat kasar, maka mutu beton akan semakin tinggi. Kualitas mortar dan mortar dapat dilihat dari sifat kimianya. Karena itu mengetahui pengaruh sifat kimia terhadap unjuk kerja mortar adalah hal yang penting untuk diteliti. 2.Tinjauan Pustaka 2.1 Senyawa kimia semen Komposisi kimia semen portland pada umumnya terdiri dari CaO, SiO 2, Al 2 O 3 dan Fe 2 O 3, yang merupakan oksida dominan. Sedangkan oksida lain yang jumlahnya hanya beberapa persen dari berat semen adalah MgO, SO 3, Na 2 O dan K 2 O. Lihat tabel 2.1. Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 1 No. 1, Oktober 2010 52

Tabel 2.1 Susunan oksida semen Portland Oksida Kapur (CaO) Silika (SiO 2 ) Alumina (Al 2 O 3 ) Besi (Fe 2 O 3 ) Magnesia (MgO) Sulfur (SO 3 ) Potash (Na 2 O + K 2 O) Persen (%) 60 65 7 25 3 8 0,5 6 0,5 4 1 2 0,5 1 Keempat oksida utama tersebut diatas didalam semen berupa senyawa C 3 S, C 2 S, C 3 A dan C 4 AF, dengan mempunyai perbandingan tertentu pada setiap produk semen, tergantung pada komposisi bahan bakunya.kadar rata rata dari keempat senyawa tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2. Sifat-sifat kimia senyawa ini mempengaruhi kualitas mortar yang dihasilkan. Tabel 2.2 Empat senyawa dari semen portland Nama Senyawa Trikalsium Silikat Dicalsium Silikat Tricalsium Alumat Tetracalsium Aluminoferit Calsium sulfat dihidrat Rumus Oksida Notasi Kadar Rata rata (%) 3CaO.SiO2 C3S 50 2CaO.SiO2 3CaO.Al2O3 4CaO.Al.2O3 FeO3 CaSO 4.2H 2O C2S C3A C4Af CSH 2 Senyawa-senyawa kimia dari semen portland adalah tidak stabil secara termodinamis, sehingga sangat cenderung untuk bereaksi dengan air. Karena itu apabila semen dbiarkan terbuka, maka semen bisa mengeras karena senyawa tersebut bereaksi dengan uap air yang ada diudara. 25 12 8 3,5 Produk hidrasi dan kecepatan bereaksi dengan air dari setiap komponen senyawa berbeda-beda. 1.Tricalsium Silikat (C3S) = 3CaO.SiO2 Senyawa ini mengeras dalam beberapa jam dan dapat melepaskan panas, kualitas dan kuantitas yang terbentuk dalam ikatan menentukan pengaruh terhadap kekuatan beton pada awal umurnya, terutama pada 14 hari pertama. 2. Dicalsium Silikat (C2S) = 2CaO.SiO2 Formasi senyawa ini berlansung perlahan dengan pelepasan panas yang lambat, senyawa ini berpengaruh terhadap proses peningkatan kekuatan yang terjadi dari 14 hari sampai 28 hari, memiliki ketahanan agresi kimia yang relatif tinggi, penyusutan yang relatif rendah. 3. Tricalsium Alumat (C3A) = 3CaO.Al2O3 Senyawa ini mengalami hidrasi sangat cepat disertai sejumlah besar panas, yang menyebabkan pengerasan awal, kurang ketahanan thd agresi kimiawi,, menunjukkan desintegrasi (perpecahan) oleh sulfat yang ada di air tanah, mudah mengalami perubahan volume sehingga besar kemungkinan mengalami retak retak. Senyawa ini kurang diinginkan karena hanya memberikan sedikit sumbangan pada kekuatan mortar, dan apabila terjadi agresi sulfat, formasi calcium sulphoaluminate (ettringite) yang dihasilkan dapat menyebabkan disrubtion. 4. Tetracalsium Aluminoferit (C4Af) = 4CaO.Al2O3 FeOAdanya senyawa Aluminoferit kurang penting karena tidak tampak banyak pengaruh terhadap kekuatan dan sifat semen. Pengaruh Sifat Kimia Semen Terhadap Unjuk Kerja Mortar 53

2.2. Unjuk kerja mortar. 2.2.1. Pengikatan dan Pengerasan ( Setting Time dan Hardening ). Bila semen bersentuhan dengan air, maka proses hidrasi berlangsung dari arah keluar ke arah ke dalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap di bagian luar dan inti semen yang belum terhidrasi dibagian dalam secara bertahap akan terhidrasi, sehingga volume mengecil. Mekanisme terjadinya setting dan hardening yaitu ketika terjadi pencampuran dengan air, maka akan terjadi reaksi antara air dengan C3 A membentuk 3CaO.Al2O3. 3H2 O yang bersifat kaku dan berbentuk gel. Untuk mengatur pengikatan perlu ditambahkan gypsum.gypsum bereaksi dengan 3CaO.Al2O3. 3H2 O, membentuk lapisan ettringite yang akan membungkus permukaan senyawa tersebut.namun karena ada peristiwa osmosis lapisan ettringite akan pecah dan reaksi hidarsi C3A akan terjadi lagi, namun akan segera terbentuk lapisan ettringite kembali yang akan membungkus 3CaO.Al2O3. 3H2 O kembali sampai gypsum habis. Proses ini akhirnya menghasilkan perpanjangan setting time. Peristiwa diatas mengakibatkan reaksi hidrasi tertahan, Periode ini disebut Dormant Periode yang terjadi selama 1-2 jam, dan selama itu pasta masih dalam keadaan plastis dan mudah dibentuk,periode ini berakhir dengan pecahnya coating dan reaksi hidrasi terjadi kembali dan initial set mulai terjadi.selama periode ini beberapa jam, reaksi dari 3CaO.SiO2 (C3S) terjadi dan menghasilkan CSH. CSH semen akan mengisi rongga dan membentuk titik-titik kontak sehingga menghasilkan kekakuan. Pada tahap berikutnya terjadi pengikatan konsentrasi CSH yang akan menghalangi mobilitas partikel partikel semen. Sehingga akhirnya pasta menjadi kaku dan final setting tercapai, lalu proses pengerasan mulai terjadi. Kecepatan reaksi hidrasi maksimum pada tahap awal dan kemudian menurun terhadap waktu.ini disebabkan makin banyaknya CSH pada kristal semen.makin tebal lapisan, makin lambat hidrasi.secara teoritis, proses hidrasi akan terhenti apabila tebal lapisan mencapai 25 mikron.semen Portland pada umumnya memiliki ukuran kristal antara 5 hingga 50 mikron. Proses hidrasi semen memerlukan air sebanyak 20% dari berat semen (faktor air semen w/c = 0,2).CSH adalah senyawa kimia yang menentukan kuat tekan mortar. Pengikatan semu (false set) adalah reaksi hidrasi yang belum waktunya, yaitu beberapa menit saja.hal itu terjadi karena jumlah gypsum dalam campuran berlebih. Jika diaduk kembali tanpa menambah air maka daya plastisitas nya akan kembali dan kehilangan kekuatan akhir tidak akan terjadi.sedangkan pengikatan kilat (flash set quick set ) terjadi karena pengaruh panas oleh reaksi C3A dengan air yang cepat/, karena karena kandungan C3A yang tinggi atau gypsum dalam semen kurang jumlahnya. Pengadukan tambahan pada beton tidak akan mengembalikan plastisitas beton. Agar beton dapat digunakan, maka harus ditambahkan air dan semen kedalam campuran agar factor air semen tetap konstan. Reaksi kimia yang terjadi pada proses hidrasi pada tiap senyawa kimia sebagai berikut. a. Mekanisme hidrasi silicate (C3S dan C2S) Kalsium silikat akan terhidrasi menjadi gel kalsium silikat hidrat (gel tobermorite) dam kalsium hidroksida. Gel kalsium silikat hidrat sering disingkat CSH, memiliki komposisi yang bervariasi berbentuk rongga sebanyak 70% dari semen.kalsium hidroksida yang dihasilkan akan membuat sifat basa kuat (ph 12,5). Ini menyebabkan semen sensitive terhadap asam dan mencegah timbulnya karat pada besi baja. Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 1 No. 1, Oktober 2010 54

2(3CaO.SiO2)+6H2O 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2 2C3+6H -S-Hgel+3CH trikalsium silikat + air Tobermorite + Kalsium Hidroksida b. Mekanisme hidrasi Aluminat (C3A) Reaksi C3A terjadi secara mendadak (begitu semen kontak dengan air) dengan disertai pengeluaran panas yang tinggi. Akan terbentuk kristal kalsium aluminat hidrat yang menyebabkan pengerasan(hardening ) mortar. Kejadian ini disebut flash set atau quick set. Untuk pengeluaran panas yang tinggi. Akan terbentuk kristal kalsium aluminat hidrat yang menyebabkan pengerasan(hardening ) mortar. Kejadian ini disebut flash set atau quick set. Untuk menghindari hal itu, maka ditambahkan gypsum pada saat penggilingan klinker seperti sudah dijelaskan pada bab diatas.c3a dan 3CaO.Al2O3. 3H2 O dan gypsum akan bereaksi lebih dulu, menghasilkan kalsium sulfo aluminat. Kristal kalsium sulfo aluminat yang terbentuk serupa jarum dan disebut ettringite. Sebelum terpecah karena tekanan osmosis, ettringite memblokir air dari permukaan C3A sehingga menunda proses hidrasi C3A, sehingga memperpanjang setting time. Adanya gipsum di dalam semen menyebabkan reaksi calsium aluminat menghasilkan calsium sulfo aluminat hidrat. 3CaO.Al 2 O 3 +CaSO 4.2H 2 O+10 H 2 O 3CaO.Al 2 O 3.CaSO 4 12H 2 O Trikalsium Aluminat + (gypsum) + air ettringite 2(2CaO.SiO2)+4H2O 3CaO.2SiO2.2H2O + Ca(OH)2 2C2S+4H C-S-Hgel+CH dikalsium silikat + air + Kalsium Hidroksida Tobermorite H 2 O Trikalsium Aluminat + kalsium hidroksida + air kalsium aluminat hidrat c.mekanisme hidrasi tetracalsium aluminoferrit (C 4 AF) Pada tahap awal, C 4 AF bereaksi dengan gypsum dan kalsium hidroksida membentuk kalsium sulfo aluminat hidrat dan kalsium sulfo ferrit hidrat yang kristalnya berbentuk jarum. 4CaO.Al 2 O 3. Fe 2 O 3 + 2Ca(OH) 2 + 10H 2 O 6CaO.Al 2 O 3. Fe 2 O 3.12 H 2 O (tetracalsium aluminoferrit) + kalsium hidroksida + air aluminoferrit hidrat 2.2.2.Kecepatan Pengikatan dan Pengerasan Hidrasi dimulai dari bagian luar butir semen, dengan demikian maka semakin halus partikel semen,maka reaksi hidrasi akan semakin cepat, waktu pengikatannya semakin singkat dan pertambahan kekuatan awal semakin cepat.kerugiannya adalah panas yang dihasilkan makin tinggi, sehingga diperlukan perawatan yang baik. Sedangkan kecepatan pengikatan dan pengerasan dari empat senyawa utama semen yaitu C3S,C2S, C3A dan C3Af dapat dilihat pada gambar 1.ref. 5 hal 33. 3CaO.Al 2 O 3 + Ca(OH) 2 + 12 H 2 O 3CaO.Al 2 O 3.Ca(OH) 2.12 Pengaruh Sifat Kimia Semen Terhadap Unjuk Kerja Mortar 55

2.2.4. Kuat tekan mortar. Kuat tekan mortar seiring dengan kuat tekan mortar.pengujian kuat tekan mortar biasanya tidak dilakukan, yang disyaratkan oleh peraturan adalah kuat tekan mortar. Kuat tekan merupakan sifat yang paling penting bagi mortar ataupun beton. Kuat tekan dimaksud sebagai kemampuan suatu material untuk menahan suatu beban tekan. Kuat tekan dipengaruhi oleh komposisi mineral utama. C3S memberikan kontribusi yang besar pada perkembangan kuat tekan awal, sedangkan C2S memberikan kekuatan semen pada umur yang lebih lama. C3A mempengaruhi kuat tekan sampai pada umur 28 hari dan selanjutnya pada umur berikutnya pengaruh ini semakin kecil.perkembangan kuat tekan yang diakibatkan oleh empat senyawa utama 3. Metode penelitian. Metode penelitian adalah dengan mencari hubungan matematis antar kadar C3S, C2S kuat tekan mortar pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari. Uji kadar C3S, C2S serta kuat tekan mortar dilakukan oleh pabrik semen Baturaja pada bulan Maret 2010 sampai bulan Juli 2010. Uji kadar C3S, C2S serta kuat tekan mortar dilakukan sesuai SNI 15-2049 2004. 4. Analisa matematis. 4.1.Data sifat kimia dan sifat fisika. Data kimia ( Kadar C3S dan C2S) dan data fisika (kuat tekan mortar pada umur 3,7 dan 28 hari) dapat dilihat pada tabel 1. semen yaitu C3S,C2S, C3A dan C3Af dapat dilihat pada gambar 2.ref. 6. buku Brooks hal 15. Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 1 No. 1, Oktober 2010 56

el 1 : Data kimia dan fisika semen Data No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Satuan Tanggal 8-Mar 15-Mar 26-Mar 29-Mar 5-Apr 12-Apr 19-Apr 26-Apr 5-May 11-May Senyawa Tri-Kalsium Silikat (C3S) % 49.79 40.39 57.32 36.23 44.33 46.96 38.25 50.17 44.20 47.06 Di-Kalsium Silikat (C2S) % 15.76 25.93 12.87 26.54 19.48 15.36 26.42 11.65 17.74 19.20 Kuat Tekan Umur 3 hari kg/cm 2 275 267 226 225 258 262 224 259 226 204 Umur 7 hari kg/cm 2 319 358 278 282 342 314 289 359 266 256 Umur 28 hari kg/cm 2 449 497 362 351 425 411 367 438 319 340 Di-Kalsium Silikat (C2S) % 15.76 25.93 12.87 26.54 19.48 15.36 26.42 11.65 17.74 19.20 2 Kuat Tekan Umur 3 hari kg/cm 2 275 267 226 225 258 262 224 259 226 204 Umur 7 hari kg/cm 2 319 358 278 282 342 314 289 359 266 256 Umur 28 hari kg/cm 2 449 497 362 351 425 411 367 438 319 340 Tabel 1 : Data kimia dan fisika semen (lanjutan) Data No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Satuan Tanggal 17-May 24-May 6 -Juni 13 -Juni 20 -Juni 27 -Juni 5-Jul 12-Jul 19-Jul 26-Jul 4.2.Hubungan antara kadar C3S dengan kuat tekan mortar Hubungan antara kadar C3S dengan kuat tekan mortar pada umur 3, 7 dan 28 hari dapat dilihat pada grafik 1, 2 dan 3. 4.3..Hubungan antara kadar C2S dengan kuat tekan mortar Hubungan antara kadar C2S dengan kuat tekan mortar pada umur 3, 7 dan 28 hari dapat dilihat pada grafik 4, 5 dan 6. Pengaruh Sifat Kimia Semen Terhadap Unjuk Kerja Mortar 57

Tabel 2: Hubungan antara umur mortar dengan laju kecepatan kenaikan kuat tekan akibat pengaruh kadar C3S Umur Persamaan Kemiringan Kurva (hari) C3S & Kuat Tekan (Laju kecepatan) 3 y= 0,946 x + 197 0.947 7 y= 1,117 x + 248,7 1.117 28 y= 1,439 x + 327,5 1.439 Hubungan antara C2S dengan kuat tekan mortar pada umur 3, 7 dan 28 hari dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3: Hubungan antara umur mortar dengan laju kecepatan kenaikan kuat tekan akibat pengaruh kadar C2S Umur Persamaan Kemiringan Kurva (hari) C2S & Kuat Tekan (Laju kecepatan) 3 y= 0,164 x + 239,9 0.164 7 y= 1,063 x + 283,2 1.063 28 y= 1,114 x + 376,7 1.114 Tabel 2: Hubungan antara umur mortar dengan laju kecepatan kenaikan kuat tekan akibat pengaruh kadar C3S Hubungan antara C2S dengan kuat tekan mortar pada umur 3, 7 dan 28 hari dapat dilihat pada tabel 3. 4.4..Persamaan hubungan antara kadar C3S dan C2S dengan kuat tekan mortar Umur Persamaan Kemiringan Kurva (hari) C3S & Kuat Tekan (Laju kecepatan) 3 y= 0,946 x + 197 0.947 7 y= 1,117 x + 248,7 1.117 28 y= 1,439 x + 327,5 1.439 Hubungan antara C3S dengan kuat tekan mortar pada umur 3, 7 dan 28 hari dapat dilihat pada tabel 2. Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 1 No. 1, Oktober 2010 58

Tabel 3: Hubungan antara umur mortar dengan laju kecepatan kenaikan kuat tekan akibat pengaruh kadar C2S Umur Persamaan Kemiringan Kurva (hari) C2S & Kuat Tekan (Laju kecepatan) 3 y= 0,164 x + 239,9 0.164 7 y= 1,063 x + 283,2 1.063 5. Kesimpulan Sebagai mana dijelaskan pada butir 2 diatas, maka C3S akan mengeras dalam beberapa jam dan melepaskan panas, berpengaruh terhadap kekuatan beton pada umur awal, terutama pada 14 hari pertama.laju kecepatan kuat tekan mortar adalah sama dengan kemiringan kurva trend line, yaitu tangent sudut kemiringan kurva. Besarnya laju kecepatan kuat tekan mortar akibat pengaruh kadar C3S pada umur 3,7 dan 28 hari adalah 0,947; 1,117 dan 1,439. Lihat tabel 2. Sedangkan pengaruh C2S berlangsung perlahan dengan pelepasan panas yang lambat, senyawa ini berpengaruh terhadap proses peningkatan kekuatan yang terjadi dari 14 hari sampai 28 hari..daftar Pustaka. 1. Apriyadi Firdaus,Proses pembuatan semen pada PT Holcim Indonesia,2007. 2. Julian Bagus Hariawan,Pengaruh perbedaan karakteristik type semen Ordinary Portland Semen(OPC) dan Portland Composite Cement (PCC) terhadap kuat tekan mortar,2008 3. Paul Nugraha, Teknologi Beton, 2007 4. A.M.Neville & J.J.Brooks, Concrete Technology, 1993 5. L.J.Murdock D Sc, Bahan dan Praktek Beton,1999. 7. Ucapan terimakasih Ucapan terimakasih ditujukan kepada Bapak Maniso Budiawan yang telah membantu penulis menyediakan data untuk penulisan ini. Pengaruh Sifat Kimia Semen Terhadap Unjuk Kerja Mortar 59