IV. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

BAB IV Metodologi Penelitian

BAB V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian membantu peneliti dalam langkah-langkah memperoleh

BAB IV METODE PENELITIAN. menghasilkan 165 grid. Seperti terlihat pada Gambar 4.1.

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

PENDUGAAN KONSENTRASI CO, NO x, SO 2, HC, DAN PM 10 DARI AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN MAYOR OKING CITEUREUP BOGOR FITRI HASANAH

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

II.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh :

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

INVENTARISASI EMISI SUMBER BERGERAK DI JALAN (ON ROAD) KOTA DENPASAR

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai ERP Dilihat dari Willingness To Pay (WTP) Pengguna Jalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI KRITERIA TRANSPORTASI BERKELANJUTAN DI PERKOTAAN

JRSDD, Edisi Maret 2015, Vol. 3, No. 1, Hal:57-70 (ISSN: )

BAB III METODE PENELITIAN. udara di sekitarnya di jalan Balaraja Serang tepatnya antara pertigaan pasar

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan sepeda motor di Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

II.TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai salah satu cabang dari bidang ilmiah (disiplin ilmu). Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BEBAN PENCEMAR UDARA SO 2 DAN HC DENGAN PENDEKATAN LINE SOURCE MODELING (STUDI KASUS DI JALAN MAGELANG YOGYAKARTA)

I. PENDAHULUAN. tahun 2010 hanya naik pada kisaran bph. Artinya terdapat angka

EMISI KENDARAAN PADA RUAS JALAN PROVINSI DI JAWA BARAT

ANALISIS PENGARUH LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PELABUHAN TERHADAP MUTU UDARA AMBIEN

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

ANALISIS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN (STUDI KASUS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

ANALISIS EMISI GAS BUANG AKIBAT MOBIL DI KAMPUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor merupakan konsumsi terbesar pemakaian

Kusumawati, PS.,Tang, UM.,Nurhidayah, T 2013:7 (1)

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

STUDI TINGKAT KUALITAS UDARA PADA KAWASAN RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO DI MAKASSAR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

Oleh Yuliana Suryani Dosen Pembimbing Alia Damayanti S.T., M.T., Ph.D

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

MODUL X CALINE4. 1. Tujuan Praktikum

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

GREEN TRANSPORT: TRANSPORTASI RAMAH LINGKUNGAN DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA

I. PENDAHULUAN. mengimpor minyak dari Timur Tengah (Antara News, 2011). Hal ini. mengakibatkan krisis energi yang sangat hebat.

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Hasil Pengujian Pada Honda Supra X 125 Injeksi

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA LINGKUNGAN HIDUP

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS KONDISI YANG MEMPENGARUHI PENCEMARAN UDARA DI JAKARTA

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONSENTRASI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR PADA RUAS JALAN SAM RATULANGI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

STUDI KONTRIBUSI KEGIATAN TRANSPORTASI TERHADAP EMISI KARBON DI SURABAYA BAGIAN BARAT Oleh : Wima Perdana Kusuma

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PANDUAN PENGISIAN INVENTARISASI EMISI ONLINE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

Gambar 4. Peta lokasi penelitian

I. PENDAHULUAN. dilepaskan bebas ke atmosfir akan bercampur dengan udara segar. Dalam gas

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

BAB I PENDAHULUAN. bermotor, pembangkit tenaga listrik, dan industri. Upaya pemerintah Indonesia untuk

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

Transkripsi:

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 7 (tujuh) bulan, yaitu pada awal bulan Mei 2008 hingga bulan Nopember 2008. Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta. 4.2 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah beban emisi untuk parameter karbon monoksida (CO), oksida nitrogen (NO x ) dan partikel debu berukuran 10 µm (PM 10 ) dari kendaraan bermotor. Pemilihan parameter pencemar didasarkan bahwa ke tiga parameter merupakan sumber pencemar utama dari pembakaran bahan bakar pada kendaraan bermotor. Adapun kendaraan bermotor yang dimaksud dalam penelitian ini dibagi kedalam 4 (empat) kategori kendaraan yaitu sepeda motor, mobil penumpang (mobil pribadi, taksi, mikrolet), bis dan truk. Pembagian kategori kendaraan disesuaikan dengan peraturan POLDA Metro Jaya dan juga faktor emisi yang telah dikeluarkan oleh KLH. 4.3 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi dalam 2 jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan sedangkan data sekunder merupakan data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh pihak lain yang biasanya dalam bentuk publikasi ilmiah atau jurnal serta laporan hasil kegiatan dari lembaga-lembaga yang terkait (BPLHD Prov. DKI Jakarta, BPS, KLH, Dinas Perhubungan dan lain-lain).

33 Tabel 2. Jenis data penelitian No. Rincian Data Jenis Data 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pembacaan panjang perjalanan kendaraan (ordometer) Distribusi jenis dan jumlah kendaraan di ruas jalan utama Hasil uji emisi kendaraan di Jalan, Bengkel dan PKB Faktor emisi kendaraan Data kuota BBM Data jumlah, tahun, jenis kendaraan Primer dan 4.4 Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan teknik survei dan dokumentasi dari dokumen yang ada di instansi-instansi terkait, seperti BPLHD Prov. DKI Jakarta, KLH, BPS dan Ditlantas POLDA Metro Jaya. Survei dilakukan untuk mendapatkan data panjang perjalanan kendaraan sepeda motor dan mikrolet dengan jumlah sampel masing-masing 150 unit. Adapun pengumpulan data dilakukan di beberapa SPBU dan terminal. Sedangkan teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data panjang perjalanan kendaraan (kategori mobil penumpang pribadi, taksi, bis dan truk), jumlah dan jenis kendaraan, faktor emisi kendaraan, serta data penjualan BBM. 4.5 Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan dalam hal ini adalah data yang terkumpul diolah hingga didapatkan data panjang perjalanan rerata untuk setiap kategori kendaraan. Beberapa asumsi yang digunakan dalam mengolah data panjang perjalanan kendaraan, adalah : Kecepatan rata-rata kendaraan di DKI Jakarta adalah 25 km/jam Kendaraan dioperasikan maksimum selama 10,5 jam untuk jenis kendaraan bukan umum (jenis sedan, jeep, van/minibus, pick-up dan truk) Kendaraan umum dioperasikan maksimum selama 12 jam

34 Kendaraan yang digunakan dalam perhitungan adalah kendaraan dengan tahun pembuatan diatas tahun 1993 (usia kendaraan adalah 15 tahun) Kendaraan dengan tahun pembuatan 2008 diasumsikan berusia 1 tahun Berdasarkan asumsi tersebut, maka pengolahan data panjang perjalanan setiap kendaraan dilakukan dengan beberapa tahapan: 1. Data ditabulasikan berdasarkan kategori kendaraannya (mobil penumpang, sepeda motor, bis dan truk). Pada setiap data tabulasi mengandung unsurunsur seperti bahan tahun pembuatan kendaraan, merek dan tipe kendaraan, bakar kendaraan serta nilai panjang perjalanan akumulatif setiap setiap kendaraan tersebut. Nilai panjang perjalanan kendaraan akumulatif yang digunakan adalah : Panjang perjalanan akumulatif (yang terbaca pada odometer kendaraan) untuk kendaraan jenis sedan, jeep, van/minibus, pick-up dan truk yang melebihi 96.000 km per tahun atau kurang dari 800 km per tahun dieliminasi. Panjang perjalanan akumulatif untuk kendaraan jening angkutan umum (mikrolet, taksi, dan bis), data odometer yang melebihi 109.500 km per tahun atau kurang dari 10.000 km per tahun dieliminasi. Untuk sepeda motor: tidak ada eliminasi data odometer 2. Data panjang perjalanan setiap kategori kendaraan pada tahun yang sama dibuat rerataannya. Tahap ini digunakan untuk melihat distribusi data panjang perjalanan kendaraan pada tahun tersebut. 3. Data dibuat kurva antara usia kendaraan dan panjang perjalanan akumulatifnya. Kurva ini dibuat untuk melihat pola penggunaan kendaraan yang ada di DKI Jakarta. Secara umum panjang perjalanan suatu kendaraan akan sebanding dengan usia pakai kendaraan tersebut. Semakin tua usia kendaraan maka akan semakin besar nilai panjang perjalanannya Laju penggunaan kendaraan tua akan semakin menurun sehingga diduga kurva tidak akan linier bentuknya. 4. Tahap terakhir adalah data panjang perjalanan setiap kategori kendaraan dibuat rerataannya.

35 Berikut ini disampaikan gambar alur pengolahan data panjang perjalanan kendaraan untuk kategori mobil penumpang (Gambar 8). Kategori Kendaraan Mobil Penumpang Data Kend. A Tahun, VKT akumulatif Data Kend. B Tahun, VKT akumulatif Data Kend. n Tahun, VKT akumulatif Data Kend. C Tahun, VKT akumulatif Usia Kend 1 thn = VKT rerata Usia Kend 2 thn = VKT rerata Usia Kend 3 thn = VKT rerata Usia Kend 15 tahun = VKT rerata Kurva usia kendaraan dan VKT VKT rerata Mobil Penumpang Gambar 8 Bagan alir pengolahan data panjang perjalanan kendaraan

36 4.6 Perhitungan dan Analisis Data Perhitungan estimasi beban emisi pencemar pada penelitian ini dilakukan dengan pendekatan nilai panjang perjalanan kendaraan (vehicle kilometers traveled VKT). Secara umum perhitungan beban emisi dari kendaraan bermotor mengikuti persamaan sebagai berikut : Beban emisi = FE * N * VKT (1) Beban emisi : Total emisi dari kendaraan bermotor FE (Faktor Emisi) : Massa per unit aktivitas (g/km, g/kg) N : Jumlah kendaraan VKT : panjang perjalanan kendaraan (km/waktu) Berdasarkan persamaan 1, terdapat 3 (tiga) jenis data yang dibutuhkan yaitu jumlah kendaraan, faktor emisi dan nilai VKT. 4.6.1 Jumlah Kendaraan Jumlah kendaraan yang dimaksud pada persamaan 1 adalah kendaraan yang beroperasi di jalan raya. Pada penelitian ini jumlah kendaraan diambil dari Ditlantas Polda Metro Jaya selama 5 tahun terakhir, yaitu tahun 2003, 2004, 2005, 2006 dan 2007. Sedangkan untuk mengestimasi beban emisi pada tahun 2008, 2014 dan 2020, jumlah kendaraannya diestimasi berdasarkan jumlah kendaraan yang diambil selama 5 tahun sebelumnya tersebut. Adapun rumus perhitungan jumlah kendaraan untuk tahun-tahun yang akan datang adalah : Pt = Po (1+ r) t (2) Pt : Jumlah kendaraan pada akhir periode waktu ke t Po : Jumlah kendaraan pada awal periode waktu ke t r : Rata-rata prosentase pertambahan jumlah kendaraan t : Selisih tahun

37 4.6.2 Nilai Panjang Perjalanan Kendaraan Panjang perjalanan kendaraan (VKT) adalah kilometer tempuh rerata kendaraan per kurun waktu (hari/minggu/bulan/tahun). Data ini didapatkan dari survei pembacaan odometer yang terpasang pada setiap kendaraan. Penentuan nilai VKT rerata per tahun untuk setiap kategori atau sub-kategori kendaraan, rumus perhitungannya adalah sebagai berikut: VKT n = f i, n fi, X i, n n (3) VKT n = VKT rerata per tahun untuk kategori n (km/tahun) X i,n = VKT akumulatif kendaraan i kategori n (km/tahun) = frekuensi VKT akumulatif kendaraan i kategori n f i,n 4.6.3 Penentuan Faktor Emisi Faktor emisi adalah massa pencemar dalam gram atau kilogram per kilogram atau per liter bahan bakar yang dikonsumsi atau per kilometer jarak tempuh kendaraan. Data faktor emisi yang digunakan dalam perhitungan diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup seperti terlihat pada Tabel.3. Tabel 3. Faktor emisi kendaraan bermotor di Indonesia (g/km) No. Kategori PM 10 NO x CO 1. Sepeda Motor 0,24 0,29 14,0 2. Mobil Penumpang (mix) 0,12 2,30 32,4 3. Bis 1,4 11,90 11,0 4. Truk 1,4 17,70 8,4 Sumber : KLH, 2008

38 Faktor emisi dari kendaraan bermotor yang merupakan nilai besaran emisi suatu pencemar per unit aktifitas, misalnya perkilometer perjalanan, dipengaruhi oleh 4 kelompok parameter. Pertama adalah parameter kendaraan, termasuk di dalamnya adalah kategori kendaraan, model dan tahun, akumulasi jarak perjalanan, sistem bahan bakar, sistem control emisi dan kondisi perawatan. Kelompok parameter kedua adalah bahan bakar, termasuk didalamnya jenis bahan bakar, kandungan oksigen, daya penguapan, kandungan benzene, olefin dan aromatik, kandungan sulfur, kandungan timbal. Kelompok parameter ketiga adalah lingkungan, termasuk didalamnya kelembaban, ketinggian, temperatur ambien, dan kelas jalan. Kelompok parameter terakhir adalah kondisi pengoperasian kendaraan, yaitu kecepatan rata-rata berkendara, beban, akselerasi dan penurunan kecepatan, dan perilaku mengemudi. 4.6.4 Estimasi Beban Emisi tahun 2008, 2014 dan 2020 Beban emisi pencemar CO, NO x dan PM 10 diperkirakan dan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : E = i Ni * VKTi 10 6 * FEi (4) E = Beban pencemar udara a kategori kendaraan i (ton/tahun) N i = Jumlah kendaraan kategori i untuk tahun 2008, 2014 dan 2020 VKT i = Panjang perjalanan rerata untuk kategori kendaraan i (km/tahun) FE i = Faktor emisi pencemar a untuk kendaraan kategori i (g/km) Gambar 9 disampaikan diagram alur perhitungan estimasi beban emisi dari kendaraan bermotor yang dilakukan.

39 VKT rerata mobil penumpang VKT rerata sepeda motor VKT rerata bis VKT rerata truk Jumlah Kendaraan : - mobil penumpang - sepeda motor - bis - truk Faktor Emisi : - mobil penumpang - sepeda motor - bis - truk BEBAN EMISI CO, NOx dan PM 10 DI DKI JAKARTA Gambar 9 Bagan alir perhitungan estimasi beban emisi 4.6.5 Analisis Pengaruh Kebijakan Pengendalian Pencemaran Udara dalam Menurunkan Beban Emisi Pencemar Kebijakan pengendalian pencemaran udara dari kendaraan bermotor yang akan diberlakukan di DKI Jakarta sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta nomor 2 tahun 2005 adalah pemeriksaan emisi dan perawatan kendaraan bermotor atau dikenal dengan istilah Sistem P dan P (pasal 19) dan penggunaan bahan bakar alternatif yaitu BBG untuk kendaraan umum dan kendaraan operasional (pasal 20). Kedua kebijakan tersebut dievaluasi dan dianalisis pengaruhnya terhadap penurunan beban emisi di tahun yang akan datang, baik untuk jangka pendek (tahun 2014) maupun jangka panjang (tahun 2020). Analisis pengaruh kebijakan pengendalian pencemaran udara dari kendaraan bermotor di DKI Jakarta dalam menurunkan beban emisi dilakukan menggunakan dua skenario. Skenario pertama dibangun dengan mengasumsikan bahwa kedua kebijakan diterapkan secara terpisah. Skenario kedua dibangun dengan mengasumsikan kedua kebijakan diterapkan bersamaan.

40 Tahapan yang dilakukan dalam menganalisis efektifitas dengan menggunakan dua skenario diatas adalah : Menganalisis penurunan beban emisi pencemar CO, PM 10 dan NO x tahun 2014 dan tahun 2020 bila kebijakan sistem P dan P diterapkan bagi kendaraan mobil penumpang pribadi dan juga sepeda motor. Menghitung efisiensi bahan bakar bila kebijakan sistem P dan P diterapkan Menganalisis penurunan beban emisi masing-masing pencemar bila kebijakan penggunaan BBG untuk kendaraan umum diterapkan Menganalisis penurunan beban emisi masing-masing pencemar bila kedua kebijakan diterapkan secara bersamaan. 4.6.6 Estimasi Konsentrasi Pencemar CO, NO x dan PM 10 dengan Model Kotak. Kualitas udara tahun 2014 dan 2020 untuk pencemar CO, NO x dan PM 10 diperkirakan dengan menggunakan pendekatan model kotak yang sederhana. Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah bahwa pencemar dianggap tercampur sempurna dalam kotak volume yang telah ditentukan. Ketinggian kotak adalah ketinggian lapisan pencampuran atau ketinggian inversi temperatur. Kecepatan angin terhadap profil ketinggian vertikal dianggap sama atau seragam dan turbulensi angin arah vertikal diabaikan. Rumus persamaan yang digunakan untuk menghitung konsentrasi pencemar adalah : C = E A H (5) C = Konsentrasi pencemar (µg/m 3 ) A = Luas are (m 2 ) H = tinggi lapisan pencampuran (m)

41 Sebelum menghitung estimasi pencemaran udara yang terjadi di setiap wilayah administratif kotamadya, nilai VKT yang didapat dari perhitungan 4.2.2 didistribusikan terlebih dahulu ke setiap wilayah administratif tersebut. Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut (Hao et al. 2000): t kj k k ( K 1 + K 2 ) VKT j VKT =. VKT kj = VKT untuk suatu area k dan kategori kendaraan j VKT j = total VKT k αpk K = faktor pembobot kepadatan penduduk 1 = pt k (1 α) Lk K2 = L = faktor pembobot panjang jalan p k = penduduk di area k p t = total penduduk di wilayah L k = panjang jalan di area k L t = total panjang jalan di wilayah α = 0,3 (pengaruh penduduk dan panjang jalan terhadap VKT) Semakin kecil nilai α, maka pengaruh penduduk dan panjang jalan terhadap panjang perjalanan kendaraan adalah makin kecil.