BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu industri yang berpotensi untuk menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and service)

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

kepada budi adi luhur masyarakat Bali sendiri. Penetapan pariwisata budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. bisnis global yang menjanjikan. Perjalanan sekarang menjadi faktor pelengkap

I. PENDAHULUAN. yang ada. Sebagai contoh laporan World Wild Fund (WWF) pada tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan United

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan jasmani maupun kebutuhan batin, hingga kesejahteraan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan pariwisata telah menunjukkan peranannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dengan cepat. Pariwisata merupakan industri baru yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

A. Pengertian dan Fungsi Umum Pemasaran Kata pemasaran sering dipersepsikan oleh orang sebagai promosi dan periklanan, namun makna dari kata

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman

BAB 1 PENDAHULUAN. industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pariwisata semakin pesat, United Nations World Tourism Organization

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

OLAHRAGA REKREASI

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

OPTIMALISASI PELAYANAN PARIWISATA PROPINSI DI YOGYAKARTA SAAT WEEKEND-WEEKDAYS BERDASARKAN SEGMENTASI WISATAWAN NUSANTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9,4 juta lebih atau

Visit Indonesia 2008: Tantangan dan Peluang Kamis, 27 Maret 2008

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang semakin baik, hal tersebut tentunya akan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Kepariwisataan merupakan industri yang selalu berkembang mulai dari hal

Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. J. Mulyadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009, p.13

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami. peningkatan. Jika pada tahun 1990, jumlah wisatawan internasional hanya sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Denpasar, Juli 2012

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

KONTRIBUSI PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, DAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

2 Pada tahun 2010, Provinsi Bangka Belitung menyelenggarakan Tahun Kunjungan Bangka Belitung yang disebut dengan Visit Babel Archipelago 2010 untuk me

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk membantu menangani masalah perekonomian dunia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

2015 PENGARUH SERVICE RECOVERY DAN CUSTOMER EMOTIONS TERHADAP KEPUASAN TAMU DI GRAND SERELA SETIABUDHI HOTELBANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan sumber daya alam laut di Indonesia memiliki kualitas dan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan suatu industri yang berpotensi untuk menjadi instrumen peningkatan perolehan devisa karena industri pariwisata bagian dari suatu fenomena yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia ke tempat-tempat yang bukan tempat tinggalnya. Pariwisata juga merupakan industri jasa, yang menangani jasa mulai dari transportasi jasa, tempat tinggal, makanan, minuman dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank, asuransi, keamanan dan juga menawarkan tempat istirahat, budaya, pelarian, petualangan dan pengalaman baru dan berbeda lainnya. Menurut Buchari Alma (2007:342) industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and service) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya. Kumpulan macam-macam perusahaan yang dimaksudkan antara lain travel agent, tourist transportation, hotel dan akomodasi lainnya, catering, tradin bar dan restaurant, tour operator dan lain sebagainya. Semua perusahaan ini saling melengkapi sehingga merupakan industri sendiri yang hasilnya dibeli oleh wisatawan dalam bentuk paket. Pada akhir tahun 2008 perekonomian dunia mengalami krisis keuangan global. Krisis keuangan global tersebut berdampak pada sektor pariwisata. Menurut pernyataan badan PBB untuk pariwisata, UN-WTO (United Nations World Tourism Organization), pertumbuhan pariwisata di Asia Pasifik mengalami

2 penurunan menjadi 4,3% karena terpengaruh krisis keuangan global pada tahun 2008. Kunjungan seseorang ke suatu daerah tidak hanya untuk rekreasi, tetapi juga dengan tujuan lain seperti pendidikan, bisnis, tugas perusahaan atau instansi dan lain-lain. Kunjungan seseorang dengan berbagai tujuan itu biasanya juga diringi dengan kebutuhan akan rekreasi, penginapan, transportasi, dan jasa lainnya, maka dari sinilah tawaran wisata itu dapat lebih dikembangkan. Setiap wisatawan yang mengunjungi suatu tempat wisata akan membelanjakan uang mereka di tempat tersebut, sehingga akan memberikan pemasukan bagi daerah yang mereka kunjungi. Sektor pariwisata selalu diarahkan agar dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Langkah-langkah ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development. Industri pariwisata Indonesia pada era krisis keuangan global, akan tetap bertahan dan tidak akan memperburuk jumlah kunjungan wisatawan karena industri pariwisata Indonesia memiliki keragaman objek wisata dengan potensi wisata seperti, wisata budaya, wisata alam, wisata heritage dan wisata minat khusus yang tidak dimiliki oleh wilayah lain. Menurut Menteri Kebudayaan dan Parwisata, Jerowacik (2009), bahwa negara-negara yang pertumbuhan pariwisatanya terpuruk akibat krisis global ini juga terjadi pada negara maju, seperti di Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Utara. Pertumbuhan pariwisata di

3 negara-negara Asia, terutama di kawasan Asia timur dan barat, seperti Cina, India masih aman. Industri pariwisata di Asia Tenggara yang mampu bertahan dari krisis global adalah Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Minat wisatawan untuk mengunjungi objek-objek wisata tersebut akan terus meningkat seiring dengan perkembangan jumlah wisatawan serta telah terjadi perubahan consumersbehaviour pattern atau pola konsumsi dari para wisatawan, saat ini pola konsumsi mulai berubah ke jenis wisata yang lebih tinggi, yang meskipun tetap santai tetapi dengan selera yang lebih meningkat yakni menikmati produk atau kreasi budaya (culture) dan peninggalan sejarah (heritage) serta nature atau eko-wisata dari suatu daerah. Industri pariwisata memiliki peran mengumpulkan devisa negara dengan urutan kedua setelah minyak dan gas. Perubahan pola wisata ini perlu segera disikapi dengan berbagai strategi pengembangan produk pariwisata maupun promosi baik disisi pemerintah maupun swasta. Dari sisi pemerintahan perlu dilakukan perubahan skala prioritas kebijakan sehingga peran sebagai fasilitator dapat dioptimalkan untuk mengantisipasi hal ini. Pada sisi lain ada porsi kegiatan yang harus disiapkan dan dilaksanakan oleh swasta yang lebih mempunyai sense of business karena memang sifat kegiatannya berorientasi bisnis. Pada tahun 2008 Indonesia telah mulai merealisasikan program visit Indonesia Year, dan akan berlanjut pada tahun 2010 dengan menggunakan logo yang sama. Berbagai macam peristiwa beberapa tahun terakhir sempat mempengaruhi industri pariwsata Indonesia seperti peristiwa isu negatif mengenai keamanan,

4 bencana alam, wabah penyakit dan masalah Flu Babi pada awal tahun 2009, sedangkan pada tahun 2010 pariwisata Indonesia menghadapi sejumlah tantangan di antaranya produk yang ditawarkan, jasa pelayanan, kapasitas penerbangan dan fasilitas travel namun Indonesia juga memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan sektor pariwisata ditinjau dari sisi ekonomi di mana kondisi perekonomian dunia yang mulai pulih dengan ekonomi Indonesia yang tumbuh positif selain itu juga Indonesia didukung dengan kondisi politik yang lebih baik, keamanan yang kondusif, dan potensi meningkatnya daya saing bangsa sehingga beberapa peristiwa tersebut tidak mengurangi jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini: TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN INDONESIA 2007-2009 Tahun Wisman Wisnus 2007 5,5 juta orang 211 juta perjalanan 2008 6,433 juta orang 223 juta perjalanan 2009 6,459 juta orang 229 juta perjalanan Sumber : Biro Pusat Statistik Indonesia Berdasarkan dari Tabel 1.1 jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia mengalami peningkatan. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) antara tahun 2007-2008 meningkat sebesar 1,5 % sedangkan untuk wisatawan nusantara (wisnus) antara tahun 2007-2008 meningkat menjadi 12 juta perjalanan sedangkan antara tahun 2008-2009 jumlah wisnus maupun wisman mengalami peningkatan sebesar 0,4 %. Meningkatnya kunjungan wisatawan tersebut dikarenakan Indonesia semenjak tahun 2008 hingga 2010 telah merealisasikan program visit

5 Indonesia Year. Program tersebut diikuti kegiatan promosi di berbagai media periklanan seperti internet, televisi, majalah, billboard dan pameran dengan peningkatan anggaran promosi sebesar Rp 248 milyar untuk keseluruhan dana promosi wisata dalam dan luar negeri (Sumber: Ministry of Cultural and Tourism, Republic of Indonesia, 2009). Berkaitan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara tersebut pada tahun 2009 beberapa provinsi di Indonesia merencanakan program dan berusaha untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke setiap daerah, seperti Jambi, Musi (Palembang) Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat. Provinsi Bangka Belitung saat ini memiliki program kunjungan wisata ke Bangka Belitung tahun 2010 atau Visit Babel Archipelago 2010. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merealisasikan program tersebut dan menetapkan agenda atau event wisata di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Provinsi. Beberapa program tersebut dilakukan agar tingkat kunjungan wisatawan meningkat baik untuk wisnus maupun wisman.. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Bangka Belitung antara tahun 2004-2009 dapat dilihat pada Tabel berikut ini: TABEL 1.2 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2004 2009 Tahun Wisman Wisnus 2004 992 72.573 2005 2.301 79.593 2006 1.496 71.099 2007 433 79.148 2008 470 55.431 2009 508 66.924 Sumber: www.bangka Pos.com

6 Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat jumlah kunjungan wisatawan ke provinsi Bangka Belitung mengalami perubahan setiap tahunnya. Setiap tahun jumlah kunjungan wisnus mengalami kenaikan 10-20 persen. Hal ini dikarenakan pariwisata Bangka Belitung sudah mulai dikenal banyak orang, seperti pantai dan objek wisata lainnya melalui program Visit Babel Archipelago 2010 yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah Provinsi Bangka Belitung. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara (wisman) penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 1063 wisatawan dari tahun sebelumnya yang disebabkan karena gangguan keamanan seperti bom serta pada tahun 2007 adanya larangan terbang pada 51 maskapai penerbangan yang dikeluarkan oleh komisi Eropa dan krisis global yang hampir melanda seluruh negara. Berikut ini beberapa potensi wisata yang terdapat di pulau Bangka: TABEL 1.3 BEBERAPA POTENSI WISATA YANG TERDAPAT DI PULAU BANGKA No Jenis Wisata Potensi Wisata 1. Pantai Pasir Padi 2. Pantai Matras 3. Pantai Parai Tenggiri 4. Pantai Tanjung Pesona 1 Wisata Bahari 5. Pantai Penyusuk 6. Pantai Tanjung kalian 7. Pantai Batu Bedaun 8. pantai pasir kuning 9. Pantai Batu Belubang, 10. Pantai Tanjung Kelayang 1. Pemandian Air Panas Tirta Tapta Pemali 2. Lapangan Golf Grimaya 2. Wisata Alam 3. Gunung Menumbing 4. Wisata Alam Bebas/BIO (Bangka Island Outdoor), Pulau Semujur 3. Wisata Agro 1. Bangka Botannikal Garden 2. Perkebunan Lada Putih 3. Kebun Hortikultura 4. Wisata Minat Khusus 1. Motorcross di pantai Sumber : Visit Bangka Belitung Archipelago 2010.

7 Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat beberapa potensi wisata yang dimiliki oleh Pulau Bangka beraneka ragam. namun banyak dari objek wisata tersebut belum terkelola dengan baik sehingga diperlukan peranan pemerintah daerah dan pihak swasta agar potensi-potensi tersebut dapat ikut serta berperan dalam kegiatan industri pariwisata. Wisata Tirta Tapta Pemali merupakan salah satu bagian dari daya tarik wisata alam yang terdapat di pulau Bangka. Tirta Tapta Pemali dipilih menjadi unit observasi karena merupakan salah satu objek wisata di pulau Bangka yang sudah dikelola secara teratur oleh pihak swasta baik fasilitas, atraksi, program promosi dan aksessibilitasnya sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh data dan melakukan penelitian. Berikut jumlah kunjungan wisatawan di objek wisata Tirta Tapta Pemali Bangka: TABEL 1.4 DATA STATISTIK PENGUNJUNG TIRTA TAPTA PEMALI 2005-2009 2005 % 2006 % 2007 % 2008 % 2009 198.216 45,2 48.545 33,3 158.828 21,0 228.398 0,4 229.690 Sumber: Tirta Tapta Pemali-Bangka Berdasarkan Tabel 1.4 dapat diketahui bahwa terjadinya penurunan persentase pertumbuhan kunjungan wisatawan ke objek wisata Tirta Tapta Pemali. Persentase pertumbuhan jumlah wisatawan Tirta Tapta Pemali tahun 2006-2007 dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 11,9 % sedangkan pada tahun 2008 mengalami penurunan persentse sebesar 12,3% dari tahun sebelumnya dan penurunan persentasi pertumbuhan jumlah wisatawan terbesar terjadi pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 20,6 %.

8 Penurunan persentase pertumbuhan jumlah wisatawan tersebut diakibatkan para wisatawan lebih memilih objek wisata lain khususnya objek wisata pantai, karena pulau Bangka memiliki beraneka ragam pantai (lihat Tabel 1.3). Sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh Manajemen Tirta Tapta Pemali untuk mempengaruhi wisatawan dalam mengambil keputusan berkunjung adalah dengan meningkatkan kegiatan promosi. Berikut ini jumlah anggaran yang dikeluarkan oleh pihak Tirta Tapta Pemali dalam kegiatan promosi tahun 2005-2010 : TABEL 1.5 BIAYA PROMOSI TIRTA TAPTA PEMALI 2005-2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rp.25.000.000 Rp.32.500.000 Rp.40.000.000 Rp. 7.500.000 Rp.55.000.000 Rp.62.500.000 Sumber: Tirta Tapta Pemali-Bangka, 2010 Berdasarkan Tabel 1.5 biaya untuk kegiatan promosi yang dilakukan oleh Tirta Tapta Pemali setiap tahunnya mengalami kenaikan sebesar 30 % karena kegiatan promosi bertujuan untuk memberikan informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan suatu produk dan jasa yang akan ditawarkan. Suatu kegiatan promosi jika dilakukan dengan baik dapat mempengaruhi konsumen mengenai dimana dan bagaimana konsumen membelanjakan pendapatannya. Dalam kegiatan promosi tersebut digunakan berbagai macam media agar dapat menjangkau pasar sasaran. Media merupakan rantai penghubung antara pegiriman, pesan, dan penerima atau pengguna terdiri dari beberapa komponen yang terlibat dalam sistem periklanan. Media berperan ganda dalam periklanan yang menyediakan pengetahuan teknologi pengiriman pesan dan aktif mengambil bagian di dalam

9 menentukan pesan apa yang harus dikemukakan oleh siapa, kepada siapa dan kapan. Berbagai macam jenis media yang dapat digunakan dalam kegiatan periklanan adalah media lini atas dan media lini bawah. Berikut ini beberapa bagian media periklanan yang digunakan oleh Tirta Tapta Pemali Bangka: TABEL 1.6 MEDIA PERIKLANAN TIRTA TAPTA PEMALI BANGKA No Media Periklanan Jenis Media 1. Media Luar Ruang Billboard/baliho, banner dan spanduk 2. Media Cetak Koran, majalah, brosur, pamflet 3. Media Elektronik Radio 4. Media Lini Bawah Pameran dan event, direct mail, kalender Sumber: Tirta Tapta Pemali-Bangka, 2009 Berdasarkan hasil penelitian di Objek Wisata Tirta Tapta Pemali Bangka dari beberapa jenis media periklanan yang dilakukan oleh Tirta Tapta Pemali, media periklanan luar ruang merupakan yang paling diutamakan karena memberikan kontribusi terbesar terhadap kunjungan wisatawan yaitu sebesar 50% dibandingkan dengan media iklan lainnya. Media periklanan luar ruang pada dasarnya dapat menjangkau sasaran karena dipasang di tempat-tempat umum dalam waktu yang lama, frekuensi media luar ruang lebih tinggi karena pesan pada medianya bekerja sesuai prinsip dalam periklanan sehingga dapat mengekspos pesan iklan secara terus menerus kepada khalayak sehingga frekuensinya tidak dapat dibandingkan dengan media lainnya dan biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan iklan pada media luar ruang tidak terlalu mahal berbeda dengan media elektronik dan event lainnya yang sangat membutuhkan biaya yang besar. Media luar ruang merupakan media yang berukuran besar dipasang ditempattempat terbuka seperti di pinggir jalan, dipusat keramaian atau tempat-tempat

10 khusus lainnya, seperti di gedung, pagar tembok dan sebagainya. Ketepatan dalam memilih media yang menarik, tepat dan benar maka konsumen akan selalu tertarik untuk melihat, memperhatikan dan akhirnya dapat mempengaruhi sikap konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu produk dan jasa yang ditawarkan. Konsumen mempunyai arti penting dalam suatu perusahaan yaitu sebagai pembeli produk dan jasa. Memahami konsumen tidak mudah karena konsumen memutuskan pembelian tertentu berbeda-beda dan bervariasi baik dalam usia, pendapatan, tingkat pendidikan dan selera. Media merupakan alat yang digunakan dalam kegiatan periklanan. Media bukanlah suatu alat penyampaian pesan yang pasif, bahkan media dapat mempengaruhi efektifitas pesannya. Berbagai macam jenis media luar ruang yang digunakan oleh Atraksi Wisata Tirta Tapta Pemali Bangka dalam mengiklankan produk dan jasa yang mereka tawarkan agar wisatawan memutuskan untuk melakukan kunjungan ke tempat ini seperti billboard/baliho, banner dan spanduk. Tirta Tapta Pemali menggunakan media periklanan luar ruang karena dilihat dari jumlah pengunjung yang berwisata ke Tirta Tapta Pemali sebagian besar memperoleh informasi objek wisata melalui media luar ruang dibanding dengan pengunjung yang datang langsung ke objek wisata, hal ini disebabkan sebagian besar pengunjung berasal dari wilayah pulau Bangka itu sendiri dan media luar ruang sangat mudah ditemukan karena berada di luar ruangan seperti di pinggir jalan, pusat-pusat perbelanjaan, apotik dan tempat umum lainnya. Pemilihan media iklan yang benar dimana pesan dapat dilihat dan dimengerti merupakan penuntun dalam penambahan pengunjung atau penjualan. Menurut

11 Sigit Santosa (2009:178) media periklanan luar ruang (outdoor advertising) memiliki jangkauan yang luas demikian juga jangkauan target marketnya dan merupakan media yang paling terlihat oleh siapapun yang beraktifitas, baik ke kantor, sekolah atau hanya jalan-jalan sehingga dapat mempengaruhi seseorang dalam suatu pengambilan keputusan pembelian pada produk dan jasa yang ditawarkan. Media periklanan luar ruang yang dilakukan oleh Atraksi Wisata Tirta Tapta Pemali Bangka diharapkan dapat lebih meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan. Berdasarkan fenomena di atas perlu diadakan penelitian tentang PERANAN MEDIA PERIKLANAN LUAR RUANG DALAM MENCIPTAKAN KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN DOMESTIK DI ATRAKSI WISATA TIRTA TAPTA PEMALI BANGKA. (Survei pada wisatawan domestik yang berkunjung ke Tirta Tapta Pemali Bangka) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1 Bagaimanakah gambaran media periklanan luar ruang yang dilakukan oleh Atraksi Wisata Tirta Tapta Pemali Bangka. 2 Bagaimanakah gambaran keputusan berkunjung di Atraksi Wisata Tirta Tapta Pemali Bangka. 3 Seberapa besar peranan media periklanan luar ruang dalam menciptakan keputusan berkunjung wisatawan domestik di Atraksi Wisata Tirta Tapta Pemali Bangka.

12 1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian. 1.3.1. Tujuan Penelitian. Berdasarkan dari rumusan penelitian diatas maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai: 1 Gambaran media periklanan luar ruang yang dilakukan oleh Atraksi Wisata Tirta Tapta Pemali Bangka. 2 Gambaran keputusan berkunjung di Atraksi Wisata Tirta Tapta Pemali Bangka. 3 Peranan media periklanan luar ruang dalam menciptakan keputusan berkunjung wisatawan domestik di Atraksi Wisata Tirta Tapta Pemali Bangka. 1.3.2. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu Manajemen Pemasaran Destinasi Pariwisata, khususnya dalam program media periklanan luar ruang serta keterkaitannya terhadap jumlah pengunjung pada atraksi wisata. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada PT. El John Indonesia khususnya dan berbagai pengelola serta pelaku industri pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya untuk mengatur media periklanan luar ruang yang sesuai terhadap situasi pasar dan segmentasinya agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.