KAJIAN INTEGRAL-J PADA [a,b] SKRIPSI. Oleh: SILVIA ANINDITA NIM. 05510008



dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN INTEGRAL-J PADA [a,b] SKRIPSI. Oleh: SILVIA ANINDITA NIM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

PENGANTAR ANALISIS REAL

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

PENGARUH PEMBERIAN PATI JAGUNG DAN UBI KAYU HASIL MODIFIKASI DENGAN ENZIM PULLULANASE TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus novergicus)

SIFAT KOMPAK PADA RUANG HAUSDORFF (RUANG TOPOLOGI TERPISAH)

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

II. LANDASAN TEORI ( ) =

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH

FUNGSI BERVARIASI TERBATAS DAN SIFAT-SIFATNYA SKRIPSI

PENYELESAIAN INTEGRAL DIMENSI-n DENGAN MENGGUNAKAN TEOREMA FUBINI

PENYELESAIAN INTEGRAL DIMENSI-n MENGGUNAKAN TEOREMA TONELLI

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

PENGARUH HARGA, PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOKO OLI SUMBER REJEKI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmunya meliputi segala sesuatu. Sungguh

UJI VIABILITAS KONSORSIUM BAKTERI BIODEKOMPOSER SELAMA DUA BULAN GUNA MENENTUKAN UMUR INOKULUM YANG OPTIMAL SKRIPSI

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN IJARAH DI PT. UNIT PEGADAIAN SYARIAH KAUMAN MALANG SKRIPSI. Diajukan Kepada:

Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

Penyesuaian Diri Peserta Didik SMAN 1 Kediri SKRIPSI

PERBEDAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS II DI SMK DR. SOETOMO SURABAYA

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. Oleh: GHOZALI NIM Tanggal : 28 Juli 2011

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MODUL RESPONSI MAM 4222 KALKULUS IV

HUBUNGAN NILAI RATA-RATA UJIAN NASIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA UIN WALISONGO SEMARANG

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

BAGIAN PERTAMA. Bilangan Real, Barisan, Deret

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

KENDALI OPTIMAL PERMAINAN NON-KOOPERATIF KONTINU SKALAR DUA PEMAIN DENGAN STRATEGI NASH TUGAS AKHIR. Oleh : M.LUTHFI RUSYDI

ANALISIS PERILAKU PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL TUNDAAN SKRIPSI. Oleh: ASRUL KHASANAH NIM: JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

NILAI INTI KARAKTER ANTI KORUPSI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS CERDAS ISTIMEWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DWI AGUS SURYANTO B

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September Indikator Pokok Bahasan/Materi Strategi Pembelajaran

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. August 18, Dosen FMIPA - ITB

PENGARUH INVIGORASI MENGGUNAKAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) 6000 TERHADAP VIABILITAS BENIH TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) SKRIPSI.

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

SURAT SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi atas Praktek Dakwah Rasulullah saw. Terhadap Raja Heraclius, Kisra Abrawaiz, Muqouqis, dan Najasyi)

PELAKSANAAN KEGIATAN BELAJAR MEMBACA DAN MENULIS KITAB SALAF. (Tadrîb al-kitâbah wa al-qirâ ah li al-kutub al-salafiyah ) di MAN 2 PONOROGO SKRIPSI

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN SKRIPSI

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS, RETURN, ABNORMAL RETURN DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

BAB I PENDAHULUAN. alam yang dimilikinya, untuk itu diperlukan spesialisasi. Jika tidak memiliki

MATEMATIKA DAN AL QUR AN

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

PENGARUH MEDIA TANAM DAN JENIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN TOMAT

DEFINISI TIPE RIEMANN UNTUK INTEGRAL LEBESGUE 1. Drajad Maknawi 2 dan Muslich 3 Jurusan Matematika FMIPA UNS. Abstrak

TEOREMA FUNDAMENTAL KALKULUS PADA INTEGRAL HENSTOCK SEQUENSIAL

POTENSI BAKTERI ENDOFIT SEBAGAI PENGHASIL ENZIM KITINASE, PROTEASE DAN SELULASE SECARA IN VITRO SKRIPSI. Oleh: NUR FIANTY YUNI FATICHAH NIM.

MENANGKAP PELUANG BISNIS BERDASARKAN KISAH RASULULLAH MUHAMMAD SAW

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

KONSEP KEADILAN MENURUT IBNU KHALDUN DAN RELEVANSINYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL MODERN SKRIPSI

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN. (Skripsi) Oleh PURNOMO AJI

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi sebagian syarat Memperoleh gelar sarjana pendidikan dalam ilmu Biologi. Oleh: Andica Budi Setiawan NIM.

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

FUNGSI BERVARIASI TERBATAS PADA INTERVAL, SKRIPSI. Oleh: ANAS JAMIL NIM

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA DI KPRI SEJAHTERA WONOGIRI

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

BAGIAN KEDUA. Fungsi, Limit dan Kekontinuan, Turunan

PENILAIAN AKTIVA TETAP DALAM RANGKA PENGHEMATAN PAJAK PADA CV X SKRIPSI. Oleh DINA PUJI RAHAYU NIM :

Oleh FENI TRISTANTI NIM

BARISAN BILANGAN REAL

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H

MOTIVASI SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SMP NURIS JEMBER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE

KARAKTERISTIK FUNGSI GAMMA DAN FUNGSI BETA PADA PEUBAH KOMPLEKS

PENGARUH MOTIVASI, KEMAMPUAN DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA DENGAN KOMPENSASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING SKRIPSI

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

DERET KOMPOSISI DARI SUATU MODUL

LIMIT DAN KEKONTINUAN

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

BAB I PENDAHULUAN. Allah menjadikan manusia di dunia ini untuk menjadi kholifah.

Proposal Donasi Dana Pembuatan Majalah Senyum Forum Komunikasi Pelajar Muslim SMAN 1 Balikpapan

KETENTUAN NAFKAH BAGI KAUM KERABAT ( STUDY KOMPERATIF ANTARA PENDAPAT IMAM MALIK DAN IMAM SYAFI I ) SKRIPSI

AUDIT SISTEM KEAMANAN FISIK BTS ( Studi Kasus : BTS PT. XL Axiata )

ANALISIS RIIL II (PAM 34 )

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT PADA SUSU KAMBING SEGAR

SKRIPSI STUDI ANALISIS PASAL 209 KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI) TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

KALIMAT PENEGASAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL AHZAB SKRIPSI

POLA RELASI KELUARGA DI KALANGAN PARA TUAN-GURU DALAM MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH. (Studi Relasi Keluarga Di Masyarakat Sasak Kabupaten Lombok Tengah)

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

TELAAH CERITA ANAK UPIN DAN IPIN DARI SUDUT PANDANG PENDIDIKAN ISLAM SERTA PENGARUHNYA TERHADAP ANAK

2 BARISAN BILANGAN REAL

MA3231 Analisis Real

SIFAT RUANG METRIK TOPOLOGIS SKRIPSI. Oleh : Deki Sukmaringga J2A

KEEFEKTIFAN DISCOVERY LEARNING BERNUANSA ETNOMATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA POKOK BAHASAN KOORDINAT KARTESIUS

Transkripsi:

KAJIAN INTEGRAL-J PADA [a,b] SKRIPSI Oleh: SILVIA ANINDITA NIM. 05510008 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009

KAJIAN INTEGRAL-J PADA [a,b] SKRIPSI Oleh: SILVIA ANINDITA NIM. 05510008 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009

KAJIAN INTEGRAL-J PADA [a,b] SKRIPSI Diajukan Kepada: Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Oleh: SILVIA ANINDITA NIM. 05510008 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009

KAJIAN INTEGRAL-J PADA [a,b] SKRIPSI Oleh: SILVIA ANINDITA NIM: 05510008 Telah Disetujui untuk Diuji Malang, 05 Oktober 2009 Pembimbing I, Pembimbing II, Hairur Rahman, S.Pd, M.Si Abdussakir, M.Pd NIP. 19800429 200604 1 003 NIP. 19751006 200312 1 001 Mengetahui, Ketua Jurusan Matematika Abdussakir, M.Pd NIP. 19751006 200312 1 001

KAJIAN INTEGRAL-J PADA [a,b] SKRIPSI Oleh: SILVIA ANINDITA NIM: 05510008 Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi dan Dinyatakan Diterima sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Tanggal: 09 Oktober 2009 Susunan Dewan Penguji: Tanda Tangan 1. Penguji Utama : Wahyu H. Irawan, M.Pd ( ) NIP. 19710420 200003 1 003 2. Ketua : Drs. H. Turmudi, M.Si ( ) NIP. 19571005 198203 1 006 3. Sekretaris : Hairur Rahman, M.Si ( ) NIP. 19800429 200604 1 003 4. Anggota : Abdussakir, M.Pd ( ) NIP. 19751006 200312 1 001 Mengetahui dan Mengesahkan, Ketua Jurusan Matematika Abdussakir, M.Pd NIP. 19751006 200312 1 001

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : SILVIA ANINDITA NIM : 05510008 Jurusan : Matematika Fakultas : Sains dan Teknologi menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Malang, 05 Oktober 2009 Yang membuat pernyataan Silvia Anindita NIM. 05510008

MOTTO " Ü í@b @ r c@ Ðí@bß@æb @áüç@ìi@a@ jç@åß@" "Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan." (Al Amru bil Ma'ruf wan Nahyu 'anil Mungkar) If you think you can, you can. And if you think you can t, you re right (Mary Kay Ash)

Dedicated to My Parents, Drs. H. Misbakhul Ulum & Dra. Khusnul Maziyah Adinda M. Dikhyak Nurdiansyah My Strength, Mas Bayu Perwira Harianto, ST.

KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas taufik dan hidayah-nya penulisan skripsi yang berjudul " KAJIAN INTEGRAL-J PADA, " dapat diselesaikan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah mengantarkan umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang benderang, yaitu agama Islam. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak dapat menyelesaikan sendiri tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Prof. Dr. Sutiman Bambang Sumitro, SU., D.Sc, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Abdussakir, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang serta selaku pembimbing agama yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Hairur Rahman, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang selalu memberi motivasi serta sabar dalam membimbing dan memberikan penjelasan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh dosen dan staf fakultas Sains dan Teknologi yang telah memberikan ilmunya selama ini. 6. Aba dan Ibu tercinta, adek, buya, umi, tante, om dan seluruh keluarga, yang selalu memberikan support dan motivasi baik moril, spirituil serta materiil. 7. MasQ yang selalu ada kapanpun membutuhkan bantuannya. 8. Teman-teman mahasiswa Matematika angkatan 2005, UKM UNIOR, serta HMJ Matematika periode 2007-2008, Thanks for the great relationship. 9. My Best Friends Base Camp Girls (Amel, Wiwit, Lilis, Nilna, Sita), Kanca-KancaQ (Shodiq Pencenk, Donny, Si Mbah Chamim, Navi, Surur Bownenk ), Cah-Cah kost Pamuji 34 (Lindhu, Rif ah, Rere, Melia,Yuli), Thanks Guys..!! 10. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, Thanks for all.. Penulis berdo'a semoga bantuan yang telah diberikan dicatat sebagai amal baik oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan yang setimpal. Penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat. Amin. Wssalamu alaikum Wr.Wb. Malang, 02 Oktober 2009 Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAJUAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR SIMBOL... vi ABSTRAK... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 4 1.5 Batasan Masalah... 5 1.6 Metode Penelitian... 5 1.7 Sistematika Penulisan... 6 BAB II : KAJIAN PUSTAKA... 7 2.1 Himpunan Denumerable dan Countable... 7 2.2 Interval Susut (Nested Intervals)... 8 2.3 Himpunan Kekompakan... 9 2.4 Barisan dan Limit Barisan... 13 2.5 Limit Fungsi dan Kekontinuan... 16 2.6 Kontinuitas dalam Interval... 22 2.7 Fungsi Monoton... 22

2.8 Turunan Fungsi... 23 2.9 Integral Newton... 26 2.10 Kewajiban Mempelajari Ilmu Matematika... 27 2.11 Konsep Matematika dalam Al-Qur an... 30 BAB III PEMBAHASAN... 33 3.1 Definisi Integral-J... 33 3.2 Sifat-sifat Integral-J pada [a,b]... 40 3.3 Keterkaitan Analisis Integral-J dengan Al-Qur an... 50 BAB IV KESIMPULAN... 53 4.1 Kesimpulan... 53 4.2 Saran... 54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.5.4.1 Ilustrasi Kontinu... 19 Gambar 2.5.4.2 Ilustrasi Fungsi Kontinu dan Tidak Kontinu... 20 Gambar 2.8.1.1 Ilustrasi Turunan Fungsi di... 24

DAFTAR SIMBOL NO SIMBOL KETERANGAN 1. Subset dari 2. Subset dari sama dengan 3. Elemen 4. Bukan elemen 5. Kurang dari sama dengan 6. Lebih dari sama dengan 7. Untuk setiap 8. Sup Supremum 9. Inf Infimum 10. Kurang dari 11. Lebih dari 12. Irisan 13. Gabungan 14. Himpunan bil. Riil 15. Himpunan bil. Asli 16. Himpunan bil. Bulat 17. atau Barisan (sampai ke-n) 18. Delta (besar) 19. Liput Bagian 20. Epsilon 21. Harga mutlak 22. lim Limit 23. Sigma 24. Integral 25. Interval tertutup 26. Turunan fungsi 27. I Himpunan interval 28. ( N ) Integral-Newton 29. ( J ) Integral-J

ABSTRAK Anindita, Silvia. 2009. Kajian Integral-J pada,. Skripsi, Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing: (I) Hairur Rahman, M.Si. (II) Abdussakir, M.Pd. Kata Kunci: Integral-J, Fungsi Terintegral-J pada,, dan Sifat Integral-J pada, Integral-J dikenalkan oleh P.Y.Lee dan B.H. Lim setelah adanya konsep integral Newton. Tidak semua fungsi dapat terintegral-j pada,, sebab terdapat syarat-syarat agar fungsi tersebut dapat dikatakan fungsi terintegral-j pada,. Selanjutnya fungsi yang terintegral-j pada, akan memenuhi sifat-sifat integral-j pada,. Berdasarkan hal tersebut dalam skripsi ini akan dibahas mengenai suatu fungsi yang dapat dikatakan terintegral-j serta sifat-sifat integral-j berupa analisis definisi, pembuktian teorema-teorema serta pemberian contoh. Suatu fungsi dikatakan terintegral-j pada, jika memenuhi syarat berikut: (1) terdapat fungsi kontinu pada, ; (2) hampir di mana-mana. Integral-J dari suatu fungsi pada, didefinisikan: ( J ) b a Fungsi yang dikatakan terintegral-j pada, akan memenuhi sifat-sifat Integral-J di antaranya: 1. Fungsi primitif F dari fungsi yang terintegral-j adalah tunggal (Sifat Ketunggalan) 2. Jika dan adalah fungsi yang terintegral-j pada,, maka dan k, juga terintegral-j, dan (1) ( J ) b ( J ) b ( J ) b a a a (2) ( J ) b k ( J ) b, untuk setiap k ϵ (Sifat Kelinieran) a a Selain itu juga terdapat sifat-sifat lainnya seperti sifat keterbatasan, sifat perbandingan serta sifat-sifat lainnya berupa teorema-teorema. Pembahasan mengenai integral-j pada, ini masih terbuka bagi peneliti lain untuk melanjutkan dengan mengembangkan lagi konsep integral-j serta meneliti sifat-sifat integral-j yang lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian dari sejarah ilmu pengetahuan alam adalah catatan dari usaha manusia secara kontinu untuk merumuskan konsep-konsep dan unsur-unsur dalam bidang ilmu pengetahuan untuk dapat diuraikan ke dalam dunia nyata. Berbicara tentang ilmu pengetahuan, Al Qur an telah memberikan kepada manusia kunci ilmu pengetahuan tentang dunia dan akhirat serta menyediakan peralatan untuk mencari dan meneliti segala sesuatu agar dapat mengungkap dan mengetahui keajaiban dari kedua dunia itu (Rahman, 1992: 12). Tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur an dengan anjuran memperhatikan dan berfikir yang diulanginya beberapa kali menjadikan aktivitas studi dan penelitian dalam berbagai bidang sebagai sebuah keharusan bagi umat islam. Karena itu islam memerintahkan manusia untuk beribadah dan berfikir. Manusia telah diciptakan dengan kelebihan akal dan fikiran, mempunyai peranan sangat penting untuk dapat menggali dan memanfaatkan segala bentuk ciptaannya sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur an. Dengan semua kelebihannya manusia berperan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Selanjutnya melalui aktivitas studi dan penelitiannya manusia diharuskan mampu memahami kebenaran Al-Qur an. Dalam islam, seorang muslim ataupun muslimah diwajibkan untuk mencari ilmu walaupun tempat untuk mencari ilmu tersebut jauh.

Allah berfirman: íοù=ïæ ϵÎ/ y7s9} øšs9 $tβ ß#ø)s? Ÿωuρ Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. (QS. Al- Israa : 36) Ayat di atas menjelaskan bahwa Islam menghendaki aqidah yang dilandasi oleh dasar pengetahuan yang benar, bukan atas dasar taklid maupun perkiraan. Sehingga menegaskan suatu sistem yang sempurna bagi hati dan akal untuk menyertakan metode-metode ilmiah dan penalaran dalam menjalankan tugasnya yang telah tersebut di atas (Shihab, 2003: 465). Demikian halnya aktivitas manusia dalam memahami konsep matematika memerlukan suatu pengetahuan dasar sehingga mampu menangkap integrasi Al-Qur an dan sains. Sebagai sarana ilmiah, matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang tidak hanya terdapat satu keilmuan saja di dalamnya. Akan tetapi masih terdapat ilmu-ilmu lain yang menjadi sarana keilmuan bagi disiplin ilmu lain. Untuk mengetahui semua itu kita sebagai pelajar berkewajiban untuk mempelajari berbagai ilmu sedalam-dalamnya. Matematika sebagai disiplin ilmu dikenal sebagai Queen Of Science, dan mempunyai cabang keilmuan seperti ilmu analisis maupun ilmu terapan. Salah satu ilmu matematika yang termasuk di dalam cabang ilmu analisis adalah integral. Seperti ilmu-ilmu yang lain di dalam matematika, teori integral merupakan ilmu deduktif dan masih tetap berkembang seperti ilmu-ilmu lainnya, baik dari segi teori maupun pemakaiannya. Konsep integral selalu berdampingan dengan konsep diferensial, sebab integral merupakan kebalikan dari proses diferensiasi. Integral ditemukan

menyusul ditemukannya masalah dalam diferensiasi di mana matematikawan harus berpikir bagaimana menyelesaikan masalah yang berkebalikan dengan solusi diferensiasi. Proses pencarian nilai dari sebuah integral dinamakan pengintegralan (integration). Lambang dari integral adalah. Seorang matematikawan yang pertama kali menyusun suatu teori integral bernama Newton, yang selanjutnya disebut teori integral Newton. Teori integral Newton ini kemudian memicu perkembangan teori integral yang terbukti dengan munculnya beberapa nama matematikawan seperti Bernoulli (1700-1783), Euler (1707-1783), Cauchy (1789-1867), Riemann (1826-1866), Stieltjes (1856-1894). Konsep integral yang pertama kali dikenalkan Newton (1642-1722) kemudian dikembangkan oleh P.Y.Lee pada tahun 1970 dengan mendefinisikan Integral-J. Selanjutnya B.H.Lim (1972) mempelajari dan memahami lebih dalam mengenai Integral-J tersebut hingga didapatkan sifat-sifat dari Integral-J. Integral-J pada selang, didefinisikan karena adanya syarat khusus pada integral Newton di mana suatu fungsi yang terintegral Newton pada selang, haruslah differentiable di setiap titik pada,, sedangkan pada integral-j tidak harus. Sehingga fungsi yang tidak terintegral Newton bisa terintegral yaitu dengan integral-j. Suatu fungsi yang dapat diintegralkan disebut Integrable. Sehingga suatu fungsi yang dapat diintegralkan dengan Integral-J dapat dikatakan terintegral-j atau J-Integrable. Akan tetapi tidak semua fungsi dapat terintegral-j. Sebab ada syarat-syarat khusus yang juga harus dipenuhi agar bisa dikatakan bahwa fungsi tersebut terintegral-j atau J-Integrable.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti sangat tertarik untuk membahas atau mengkaji lebih jauh tentang konsep Integral-J pada,. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah yang akan dicari solusinya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana suatu fungsi dapat terintegral-j pada,? 2. Bagaimana sifat-sifat Integral-J pada,? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui suatu fungsi dapat terintegral-j pada,. 2. Untuk mengetahui sifat-sifat Integral-J pada,. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari pembahasan masalah ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi Penulis Untuk memperdalam dan mengembangkan wawasan disiplin ilmu yang telah dipelajari, khususnya Analisis untuk mengkaji lebih lanjut tentang Integral-J. 2. Manfaat bagi Pembaca Untuk menambah khazanah keilmuan dan sebagai titik awal pembahasan yang bisa dilanjutkan atau lebih dikembangkan. 3. Manfaat bagi Instansi Untuk menambah perbendaharaan karya tulis ilmiah sehingga dapat

memberikan informasi ilmiah tentang ilmu Analisis dalam matematika khususnya berkaitan dengan integral-j. 1.7 Batasan Masalah Untuk menghindari agar permasalahan tidak semakin meluas, maka pembahasan hanya dibatasi pada 1. Penjelasan konsep integral-j pada, dengan analisa definisi, pembuktian teorema dan pemberian contoh saja. 2. Fungsi yang digunakan adalah fungsi polinomial. 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode "studi literatur", sebab skripsi ini merupakan bentuk kajian. Pengumpulan data dilakukan dengan mencari bahan-bahan kepustakaan sebagai landasan teori yang ada hubungannya dengan permasalahan yang dijadikan obyek penelitian. Pembahasan dilakukan dengan mempelajari berbagai literatur seperti buku-buku cetak, e-book, karya tulis yang disajikan dalam bentuk jurnal, laporan penelitian serta konsultasi dengan dosen pembimbing. Kemudian data yang didapatkan akan di analisis dan ditarik kesimpulan. Langkah-langkah analisis: 1. Mengumpulkan bahan kajian dari literatur-literatur 2. Menyusun konsep atau pengertian Integral-J yang meliputi definisi, teorema serta sifat-sifat Integral-J pada, 3. Menentukan syarat suatu fungsi yang terintegral-j pada,

4. Memberikan contoh fungsi yang terintegral-j dan fungsi yang tidak terintegral-j 5. Membuktikan teorema-teorema Integral-J pada, 1.7 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembaca dalam memahami tulisan ini, maka tulisan ini akan dibagi ke dalam empat bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II KAJIAN TEORI Dalam bab ini dikemukakan teori-teori yang meliputi definisi, teorema dan contoh, ataupun hal-hal yang mendasari dan mendukung permasalahan yang dikaji. BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini dipaparkan hasil-hasil kajian meliputi analisis definisi dengan memaparkan syarat suatu fungsi dapat terintegral-j pada,, identifikasi fungsi yang terintegral-j pada, dan fungsi yang tidak terintegral-j pada,, pembuktian teorema yang merupakan sifatsifat integral-j, serta pemberian contoh-contoh. BAB IV PENUTUP Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan akhir dan diajukan saran.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Himpunan Denumerable dan Countable Definisi 2.1.1 Misalkan A himpunan. (1) A disebut finite (berhingga) jika A = atau A, 1,2,,, untuk suatu n. Selain itu A disebut infinite (takberhingga). (2) A disebut denumerable (enumerable) jika A. (3) A disebut countable jika A finite atau A denumerable (Bartle & Sherbert, 2000:18). Contoh 2.1.2 Misalkan S = 1, 2, 3, Maka fungsi adalah fungsi satusatu dari S pada. Jadi S dan dengan demikian S countable. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa himpunan bilangan bulat adalah countable. Untuk menunjukkan bahwa, dapat juga dilakukan dengan menunjukkan bahwa. Definisikan fungsi f dari ke dengan =, (n genap), (n ganjil)

Maka fungsi f adalah bijeksi dari ke. Dengan demikian, maka. Jadi adalah countable. 2.2 Interval Susut (Nested Intervals) Teorema 2.2.1 Jika,, dan untuk setiap (interval susut), maka yaitu terdapat sedemikian hingga untuk setiap. Selanjutnya, jika panjang memenuhi : 0, maka elemen berserikat tersebut tunggal (Riyanto, 2008:29). Bukti: Dibentuk himpunan :. Jelas sebab, dan. Himpunan A terbatas ke atas, sebab untuk setiap. Sehingga diperoleh bahwa untuk setiap, yang berarti batas atas A. Menggunakan Sifat Lengkap, maka supremum A ada, yaitu terdapat sedemikian hingga sup. Jelas bahwa untuk setiap. Selanjutnya, untuk sebarang, berlaku atau

Hal ini berakibat sup : atau Karena dan, maka diperoleh untuk setiap, berarti,, untuk setiap. Sehingga yang berakibat I n=1. Jika inf :, maka dengan cara yang sama (sebelumnya), diperoleh untuk setiap. Sehingga diperoleh Akan dibuktikan ketunggalannya, yaitu. Diambil sebarang 0. Jika inf : 0, maka terdapat sehingga 0 atau 0 Karena berlaku untuk sebarang 0, maka 0 atau. Jadi, terbukti bahwa I n=1 tunggal. 2.3 Himpunan Kekompakan Koleksi himpunan bagian c di dalam R disebut Liput (cover) himpunan A jika A U U. Setiap sehingga masih meliput A disebut liput- u c

bagian (subcover) himpunan A. Jika setiap anggota c itu merupakan himpunan terbuka maka c disebut liput terbuka (open cover) himpunan A. Definisi 2.3.1 Himpunan A dikatakan kompak (compact) jika setiap liput terbukanya memuat liput-bagian yang banyak anggotanya hingga (Bartle, 1964:84). Contoh 2.3.2 K =,,,, merupakan himpunan kompak, sebab jika ; λ, dengan λ himpunan indeks dan himpunan terbuka, merupakan liput terbuka himpunan K, K U dapat dipilih liput bagian c λ yang banyaknya anggota hingga, yaitu sebagai berikut. Karena K U tentu ada himpunan sehingga untuk setiap i. c λ diperoleh,,, merupakan liput-bagian yang banyak anggotanya hingga dan K =,,,, U n i= 1. Teorema 2.3.3 Jika K kompak, maka K tertutup dan terbatas (Bartle, 1964:84). Bukti: Dibuktikan dahulu K terbatas. Untuk setiap bilangan n dibentuk himpunan terbuka = (-n,n). Jelas bahwa ; merupakan liput terbuka K sebab terbuka untuk setiap n dan K U n=1. Karena K kompak tentu ada yang banyak anggotanya hingga, tulis

c =,,, sehingga K Namakan m = maks,,, Diperoleh K = = (-m,m) sehingga K terbatas. Lebih lanjut diperlihatkan bahwa K tertutup atau K c terbuka. Untuk setiap n dan u dibentuk himpunan = ;. Mudah dipahami bahwa G n terbuka untuk setiap n dan ; 1,2, merupakan liput terbuka himpunan kompak K. oleh karena itu ada terdapat bilangan asli m (seperti diatas) sehingga,. Hal ini berakibat G meliput, suatu kontradiksi dan bukti selesai. Teorema 2.3.4 (Teorema Heine-Borel) K kompak jika dan hanya jika K tertutup dan terbatas (Bartle, 1964:85). Bukti: (Syarat Perlu) terbukti berdasarkan teorema 2.3.3 (Syarat cukup) Andaikan tedapat liput terbuka himpunan tertutup dan terbatas K yang tak mempunyai liput bagian yang banyak anggotanya hingga. Karena K terbatas tentu ada bilangan nyata r 0 sehingga

K, = Diambil menjadi dua selang tertutup dan " sehingga " mempunyai satu anggota. Sehingga merupakan liput terbuka maupun ". Tentu tidak terdapat liput bagian yang banyak anggotanya hingga yang masih meliput ; demikian pula untuk ". Sebab jika ada untuk keduanya, gabungan dua liput bagian itu mednjadi liput bagian K yang banyak anggotanya hingga. Jadi paling tidak salah satu atau " yang tak terliput oleh liput bagian yang banyaknya anggota hingga. Katakana yang dimaksud itu dan ditulis. Potong menjadi dua selang tertutup dan " dengan " sehingga sisngleton. Proses selanjutnya seperti di atas dilakukan terus menerus. merupakan barisan selang tertutup yang mepunyai sifat-sifat dan lim 0. Menurut teorema selang susut, terdapat tepat satu titik c sehingga c untuk setiap n. selanjutnya c merupakan titik limit himpunan, sebab untuk setiap bilangan r 0 terdapat sehingga, dan tak mempunyai liput bagian yang bayaknya hingga yang masih meliput. Hasil ini berarti, atau c merupakan titik limit himpunan K yang tertutup. Sehingga c K. Selanjutnya, karena liput terbuka himpunan K tentu ada G sehingga c G karena G terbuka tentu ada sehingga

, dan karena lim 0, m,aka terdapat bilangan asli k sehingga, Sehingga berakibat G meliputi, suatu kontradiksi dan bukti selesai. 2.4 Barisan dan Limit Barisan Definisi 2.4.1 Barisan bilangan Real adalah suatu fungsi yang didefinisikan pada himpunan dengan range dalam (Riyanto, 2008:38). Dengan kata lain, barisan dalam mengawankan setiap bilangan asli n=1,2,3, kepada suatu bilangan real. Jika X : merupakan barisan, maka biasanya dituliskan dengan nilai dari X pada n dengan notasi. Barisan sering dinotasikan dengan X atau atau : atau atau. Apabila diketahui suatu barisan Y, artinya Y =. Contoh 2.4.2 1. Barisan dengan = 1 adalah barisan -1,1,-1,1,-1,1,, 1, 2. Barisan dengan =, 1 2 =,,,,, Definisi 2.4.3 (Limit Barisan) Diketahui barisan bilangan real. Suatu bilangan real dikatakan limit barisan jika untuk setiap 0 terdapat sedemikian hingga untuk setiap dengan berlaku (Riyanto, 2008:39).

Jika adalah limit suatu barisan, maka dikatakan konvergen ke, atau mempunyai limit. Dalam hal ini ditulis lim atau lim atau. Jika tidak konvergen, maka dikatakan divergen. Teorema 2.4.4 Jika barisan konvergen, maka mempunyai paling banyak satu limit (limitnya tunggal) (Riyanto, 2008:39). Bukti: Andaikan lim dan lim " dengan ". Maka untuk sebarang 0 terdapat sedemikian hingga untuk setiap, dan terdapat " sedemikian hingga " untuk setiap ". Dipilih maks, ". Menggunakan Ketaksamaan Segitiga, maka untuk diperoleh " " " = Karena berlaku untuk setiap 0,maka " 0 yang berarti ". Kontradiksi dengan pengandaian. Jadi, terbukti bahwa limitnya tunggal. Teorema 2.4.5 Jika barisan bilangan real dan, maka empat pernyataan berikut ekivalen.

a. Barisan konvergen ke. b. Untuk setiap 0 terdapat sedemikian hingga untuk setiap berlaku. c. Untuk setiap 0 terdapat sedemikian hingga untuk setiap berlaku. d. Untuk setiap persekitaran dari, terdapat sedemikian hingga untuk setiap berlaku (Riyanto, 2008:40). Bukti: (a) (b) Jelas (dari definisi) (b) (c). (c) (d),. (d) (a). Contoh 2.4.6 Tunjukkan bahwa lim = 0 Penyelesaian: Akan ditunjukkan bahwa = konvergen ke 0, yaitu 0. Harus dibuktikan bahwa untuk setiap 0 terdapat sedemikian hingga untuk setiap dengan berlaku 0. Ambil sebarang 0, maka 0. Menurut sifat Archimedes, maka terdapat sedemikian hingga, atau.

Akibatnya untuk setiap berlaku 0 =. Jadi, terbukti bahwa untuk setiap 0 terdapat sedemikian hingga untuk setiap dengan berlaku 0, atau lim = 0. 2.5 Limit Fungsi dan Kekontinuan Definisi 2.5.1 Misalkan fungsi : dan. Suatu bilangan Real disebut limit f di c jika untuk setiap bilangan 0 terdapat bilangan 0 sedemikian hingga jika dan 0 maka Jika L adalah limit dari fungsi f di c maka dapat dikatakan f konvergen ke L di c. Ditulis atau (Bartle & Sherbert, 2000:98). Contoh 2.5.2 Tunjukkan bahwa lim, dengan konstan dan. Penyelesaian: Misal untuk setiap, akan ditunjukkan bahwa lim. Diberikan 0 pilih 1 sedemikian hingga 0 1 maka 0. Karena untuk sebarang 0, dari definisi 2.5.1 didapatkan lim.

Teorema 2.5.3 Jika fungsi : dan :, untuk setiap berlaku a. lim lim. b. lim = lim lim (Setiawan, 2004:4). Bukti: a. Misalkan lim = L Jika diberikan 0, kita harus mendapatkan 0 sedemikian hingga 0 berakibat (mengingat 0 juga). Sekarang dengan telah ditetapkan, kita dapat menyatakan bahwa untuk setiap x yang terletak 0 berlaku : = =. Ini menunjukkan bahwa: lim = k L = k lim. b. Andaikan lim = L dan lim = M. Jika sebarang bilangan positif yang diberikan, maka adalah positif. Karena lim = L, maka terdapat suatu bilangan posotif, sedemikian hingga: 0. Karena lim = M, maka terdapat suatu bilangan positif, sedemikian hingga: 0.

Pilih = min{, }, yaitu pilih sebagai yang terkecildi antara dan, maka 0 menunjukkan = + + =. Jadi lim = L + M = lim + lim. Definisi 2.5.4 Fungsi : dikatakan (i) Kontinu di (continous at) jika c A Fungsi dikatakan kontinu di c A dengan c titik limit, jika untuk setiap bilangan 0 terdapat bilangan 0 sehingga jika dan berakibat maka atau lim (ii) Fungsi dikatakan kontinu pada (continous on) jika kontinu di setiap titik di B (Bartle & Sherbert, 2000:120).

N ε( f(c ) f(c) c N δ (c) Gambar 2.5.4.1 Ilustrasi Kontinu Dari definisi tersebut secara implisit mensyaratkan tiga hal agar fungsi kontinu di c, yaitu: (i). ada atau terdefinisi (ii). lim ada, dan (iii). lim = Jika salah satu dari syarat ini tidak terpenuhi, maka f tak kontinu (diskontinu) di c. Jadi fungsi yang diwakili oleh grafik pertama dan kedua di atas tak kontinu di c, tetapi kontinu di titik-titik lain di daerah asalnya (Zuhair, 2009:2). Berikut disajikan beberapa grafik, tetapi hanya grafik (3) yang menunjukkan kekontinuan di c.

x c x c x c x c (1) (2) (3) Gambar 2.5.4.2 Ilustrasi Fungsi Kontinu dan Tidak Kontinu Contoh 2.5.5 a. Fungsi dengan rumus tidak terdefinisi. b. Fungsi konstan adalah kontinu pada. diskontinu di x = 1 karena 1 Dari Contoh 2.5.2 jika lim. Karena maka lim. Sehingga kontinu di setiap titik. Jadi kontinu pada (Bartle & Sherbert, 2000:121). Teorema 2.5.6 Misalkan fungsi dan kontinu di suatu dan maka a. kontinu di b. kontinu di (Bartle & Sherbert, 2000:125).

Bukti: a. Karena dan kontinu di maka lim dan lim lim lim lim Jadi kontinu di. b. Karena kontinu di dan maka lim lim lim Jadi kontinu di. Teorema 2.5.7 Misalkan fungsi dan kontinu pada dan maka a. kontinu pada b. kontinu pada (Bartle & Sherbert, 2000:126). Bukti: a. Seperti pembuktian pada teorema 2.5.6 dan karena dan kontinu di setiap titik di atau maka kontinu di setiap titik. Jadi kontinu pada. b. Seperti pembuktian pada teorema 2.5.6, karena kontinu di setiap titik di atau dan fungsi konstan kontinu pada (Contoh 2.5.5) maka kontinu di setiap titik. Jadi kontinu pada.

2.6 Kontinuitas dalam Interval Definisi 2.6.1 Fungsi dikatakan kontinu pada interval buka, bila kontinu pada setiap titik di dalam interval tersebut. Sebuah fungsi dikatakan kontinu di dalam sebuah interval, jika dan hanya jika untuk a (Murray, 1984:26). Sedangkan dikatakan kontinu pada interval tutup, bila : 1. kontinu pada, 2. kontinu kanan di ( 3. kontinu kiri di ( Bila kontinu untuk setiap nilai x maka dikatakan kontinu di mana-mana. 2.7 Fungsi Monoton Jika suatu fungsi yang daerah asalnya berbentuk selang, maka daerah nilainya juga akan berbentuk selang. Kemonotonan fungsi pada suatu selang dapat dilihat dengan membandingkan nilainya di setiap titik pada selang itu. Secara intuitif, suatu fungsi yang nilainya semakin besar adalah monoton naik, sedangkan fungsi yang nilainya semakin kecil adalah monoton turun. Selain itu dikenal juga fungsi yang monoton tak turun dan monoton tak naik. Kemonotonan fungsi pada suatu selang didefinisikan sebagai berikut. Definisi 2.7.1 Fungsi dikatakan: Monoton Naik pada selang I jika,,

Monoton Tak Turun pada selang I jika,, Monoton Turun pada selang I jika,, Monoton Tidak Naik pada selang I jika,, (Martono, 1999:65). Contoh 2.7.2 1. Fungsi monoton naik pada, karena,, 2. Fungsi monoton turun pada, karena,, 2.8 Turunan Fungsi Istilah lain dari turunan suatu fungsi adalah diferensial. Proses penurunan suatu fungsi disebut diferensiasi dan fungsi yang dapat diturunkan disebut differentiable. Dalam notasi matematika, salah satu simbol yang umumnya dipakai untuk menyatakan turunan dari sebuah fungsi adalah apostrofi, maka turunan dari adalah. Pengertian turunan suatu fungsi disusun berdasarkan pengertian limit suatu fungsi di suatu titik. Sebagai akibatnya suatu fungsi memiliki sifat-sifat khusus di suatu titik jika ia mempunyai turunan di titik itu. Definisi 2.8.1 Jika diketahui fungsi :,. Suatu bilangan Real adalah turunan dari di, jika untuk setiap bilangan 0 terdapat bilangan

0 sedemikian hingga jika dan 0 maka Dengan kata lain differentiable di, dan dapat ditulis (Bartle & Sherbert, 2000:158). Jadi, menurut definisi tersebut = lim jika limitnya ada. Fungsi dikatakan mempunyai turunan (differentiable) di c jika ada. Dengan penggantian x = c + h, yang mengakibatkan 0 dan x c = h turunan fungsi di c dapat dituliskan dalam bentuk: = lim (Martono, 1999:84). Gambar berikut memperlihatkan suatu geometri turunan fungsi di titik c. f f(x) f(c+h) Garis Singgung f(c) 0 c x c+h x Gambar 2.8.1.1 Ilustrasi Turunan Fungsi f di c Contoh 2.8.2 Jika = 3, hitunglah 2.

Penyelesaian: 2 = lim = lim = lim = lim 1 = 1 Cara Lain : 2 = lim = lim = lim = lim (h + 1) = 1 Teorema 2.8.3 Jika differentiable di c maka kontinu di c (Parzynski & Zipse, 1982:128). Bukti: Dari definisi 2.5.4 bahwa kontinu di jika lim atau ekivalen dengan lim 0. Diasumsikan differentiable di c, maka lim lim lim. 0 0 Jadi terbukti jika differentiable di c maka kontinu di c... lim

2.9 Integral Newton Integral Newton merupakan konsep integral yang pertama kali dikemukakan. Di sini akan dibahas definisi integral untuk fungsi, yang terbatas. Definisi 2.9.1 Suatu fungsi dikatakan dapat diintegralkan dengan integral Newton disebut Newton Integrable atau terintegral-newton pada, jika terdapat fungsi kontinu F sedemikian hingga untuk setiap x dalam,. Dapat dituliskan ( N ) b (Naak-In, 1976:2) a Misal terdapat fungsi kontinu yang lain sedemikian hingga untuk setiap x dalam, maka. Sehingga 0 dan merupakan suatu fungsi konstan.oleh karena itu Jadi dapat dikatakan setiap fungsi yang kontinu adalah Newton Integrable. Contoh 2.9.2 Selesaikan 1 0 1 Penyelesaian: Misal 1. Maka 2 Sehingga 1 1 = 0 1 0