BAB 6 DASAR - DASAR SOSIOLOGIK PENDIDIKAN JASMANI. Oleh : Giri Wiarto

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN MORAL: TEORI PIAGET & KOHLBERG

PERKEMBANGAN AFEKTIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar

Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

Aspek-aspek Perkembangan Pembiasaan Anak Usia Dini Martha Christianti, S. Pd

EMOSI DAN SUASANA HATI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MEMAHAMI PERKEMBANGAN NILAI MORAL KEAGAMAAN PADA ANAK

Pendidikan merupakan aset pen ng bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL & PROSES ADAPTASI REMAJA. Asmika Madjri

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

TAHAPAN ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tahapan Perkem Perk bang an Kognitif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SPESIALISASI UTAMA DALAM PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

Masa Kanak-Kanak Akhir. Siti Rohmah Nurhayati

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya.

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

Modul 2 KONSEP-KONSEP, DAN TEORI BERMAIN

ARTIKEL PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang

SELAMAT MEMBACA, MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI MATERI ELEARNING RENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,

PERKEMBANGAN NILAI, MORAL DAN SIKAP

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja adalah tahap umur berikutnya setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial

BAB II MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM. 1. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini perubahan terjadi terus menerus, tidak hanya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

PENDAHULUAN Latar Belakang Masa remaja adalah periode waktu yang membentang dari masa pubertas ke awal usia 20-an. Individu mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

BAB I PENDAHULUAN. empiris yang mendasari perubahan kurikulum adalah fakta di lapangan. menunjukkan bahwa tingkat daya saing manusia Indonesia kurang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Anak

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan pendidik sekaligus pengasuh, mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga, di asuh dengan sebaik-baiknya. Kiranya semua setuju dengan

BAB I PENGEMBANGAN AFEKTIF ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prestasi akademik yang tinggi pada umumnya dianggap sebagai

Perkembangan Sepanjang Hayat

Sosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disebut usia emas (golden age). Oleh karena itu, kesempatan ini hendaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

MANFA NFA TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 6 DASAR - DASAR SOSIOLOGIK PENDIDIKAN JASMANI Oleh : Giri Wiarto

P E N D A H U LU A N Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia, kelompok manusia, aktivitas manusia dalam kelompok dan dalam lembaga masyarakat, serta asal mula dari satu masyarakat. Fungsi mempelajari sosiologi : mempelajari pengaruh pendidikan terhadap lembaga sosial dan terhadap kehidupan individu dalam kelompok. mengkaji hubungan kemanusiaan yang terdapat dalam sekolah dan bagaimana hubungan itu mempengaruhi kepribadian dan perilaku individu. mempelajari hubungan antara sekolah dengan lembaga lain dalam masyarakat. Sifat sifat manusia yang tidak ada pada waktu lahir adalah kasih sayang, benci, cemburu, tamak, dan harapan. Sedangkan sifat asli manusia adalah tindakan reflek seperti menangis, bersin, batuk, mengedipkan mata, menghisap/menghirup, dan gerak refleks.

KARAKTERIS TIK MANUS IA Salah satu ciri manusia adalah ia dapat berpikir sehingga dia dapat mengambil keputusan, mengontrol perilaku, dan menyesuaikan diri dengan berbagai situasi. Sifat alami manusia bercirikan kemajuan yang progresif dari tindakan yang tidak disadari berubah ke perilaku yang disadari dan kemudian menjadi kebiasaan. KEBUTUHAN MANUSIA Menurut Bucher ( 1983-372 ) kebutuhan manusia yang paling menonjol adalah kebutuhan jasmani dan kesejahteraan. Kebutuhan lain adalah berkenaan dengan aspek fisiologik, psikologik, dan sosiologik dari manusia. ~ kebutuhan fisiologik antara lain: oksigen, bebas dari situasi yang mengakibatkan rasa sakit, seks, makan, minum, istirahat,dll. ~ kebutuhan psikologik tidak begitu jelas dan berkenaan dengan pikiran dan emosi. Termasuk dalam keadaan ini adalah cinta, prestasi, kasih sayang, dll. ~ kebutuhan sosiologik berkenaan dengan pola bagaimana seseorangdapat menyesuaikan dalam masyarakat. Termasuk dalam keadaan ini adalah kerjasama, berbagi dengan orang,cinta dan suka berteman,mempertimbangkan pendapat orang lain, dll.

Menurut Maslow ( 1943:370 ) telah mengembangkan satu teori motivasi yang disusun dari kebutuhan yang paling tidak dewasa ke yang paling dewasa, dan telah diuraikan dalam 5 bab,yaitu: Kebutuhan fisiologik Pada tingkat ini, manusia berusaha untuk hidup dan kebutuhan untuk makan adalah yang paling besar. Kebutuhan keamanan Individu berusaha mencari cara untuk menghindari bahaya. Kebutuhan kasih sayang dan menjadi anggota dari satu kelompok Individu membutuhkan kasih sayang, cinta persahabatan, dan ingin diterima oleh orang lain. Kebutuhan harga diri Pada tingkat ini, kebutuhan penghargaan dari orang lain timbul, ingin diakui orang penting yang menonjol. Aktualisasi diri Merupakan tingkat tertinggi dari kecerdasan seseorang. Ia berusaha mengembangkan semua potensi yang dimilikinya dan menjadi manusia sebagaimana yang dicita-citakannya.

Menurut Bucher ( 1983:373-374 ) ada 3 cara pembelajaran sosial yang umum, yaitu : 1. Hadiah dan hukuman Anak menginginkan hadiah karena akan memberikan kegembiraan dan kepuasan, sedangkan hukuman akan memberikan rasa sakit/tidak enak yang nantinya dapat menghadirkan efek jera, sehingga anak menghindarinya. 2. Mencontoh atau meniru Mencontoh orang lain adalah cara yang umum dalam belajar, yang dapat dilakukan secara sadar atau tidak sadar. Hal-hal yang ditiru secara berulang-ulang pada akhirnya menjadi tidak disadari dalam melakukannya dan menjadi suatu kebiasaan. 3. Diajar Bila guru menerangkan bagaimana melakukan satu tugas atau apa yang dikatakan perilaku baik dalam suatu situasi, maka terjadilah pembelajaran. Cara pembelajaran sosial hanya akan berhasil bila dikaitkan dengan hadiah/hukuman atau bila pendidik/pelatih adalah orang-orang teladan yang ingin ditiru oleh anak. Contoh memberikan pengaruh yang besar pada anak, misalnya bila si ayah adalah seorang perokok maka si ayah akan kesulitan mungajarkan kepada anaknya untuk tidak merokok.

BEBERAPA TEORI PERKEM BANGAN M ORAL Makna Perkembangan moral adalah pertumbuhan dan kedewasaan dalam perkembangan suara hati dan dalam perbuatan yang baik. ~ Teori Kay ~ Menurut Kay ( 1968 : 31-32 ) perkembangan moral berlangsung dalam beberapa tahap.dalam beberapa hal tertentu, perkembangan moral anak-anak berlangsung secara kuantitatif. Umpamanya sikap terhadap tanggung jawab, altruisme (asas yang mengutamakan kepentingan orang lain), tidak tergantung pada orang lain, rasionalisme, timbul pada anak-anak secara pelan-pelan menjadi orang. ~ Teori Piaget ~ Asumsi Piaget berkenaan dengan sosialisasi mengandung arti ada aturan dan kehidupan individu harus serasi dengan peraturan tersebut. Sosialisasi yang demikian/ belajar hidup sesuai dengan peraturan itu merupakan suatu proses perkembangan, yang terjadi pada berbagai tahap pada permulaan tahun-tahun kehidupan.

Tahap pertama : terjadi semenjak lahir sampai kira-kira umur 2 tahun, berlangsung perkembangan neuromuskuler dengan sedikit kesadaran pada peraturan secara naluri. Tahap kedua : terjadi dari umur kira-kira 3-6 th, dijumpai satu realisasi yang lebih besar dari peraturan,tetapi anak masih berpusat pada aku dan sebagai akibatnya ia lebih banyak mengikuti peraturannya sendiri. Tahap ketiga : terjadi pada umur kira-kira 7-10 th, adalah yang dapat dinamakan tahap kerja sama dimana anak lebih mengindahkan peraturan, yaitu peraturan yang diyakininya yang mutlak dan tidak dapat berubah. Tahap keempat: adalah tahap terjadinya penggolongan dari peraturan yang dipahami oleh individu, dibuat demi kebaikan bagi masyarakat dan individu harus mematuhi peraturan, karena telah dimufakati dalam pembuatannya. Namun, dapat diadaakan perubahan dengan kesepakatan bersama. Dengan kata lain, pada tahap ini peraturan telah sungguh-sungguh dipahami dan dimiliki oleh individu dan telah menjadi bagian dari perilaku individu. ( 1981:28 )

~ Teori Kohlberg ~ Lawrence Kohlberg telah membuat satu kerangka kerja dari tahap-tahap perkembangan moral, yang terdiri dari 3 tingkatan dan 6 tahap. 1. pada tingkat Prakonvensional,ada 2 tahap: Orientasi hukuman dan kepatuhan menurut Kohlberg, pada tahap ini ada akibat yang ditentukan oleh perilaku yaitu baik atau buruk. Orientasi instrumen relativis Pada tahap ini individu berkeyakinan bahwa perilaku yang baik yang akan menghasilkan kepuasan terutama kepada kebutuhan sendiri ; hanya kadang-kadang kebutuhan orang lain. 2. pada tigkat Konvensional,ada 2 tahap : Orientasi penyesuaian antar individu Dengan kata lain, pada tahap ini berusaha berbuat hal-hal yang disukai dan disetujui orang lain. Orientasi hukum dan ketertiban Pada tahap ini individu percaya pada otoritas dan peraturan, dan mematuhinya sebagai salah satu cara memelihara ketertiban sosial. 3. pada tingkat Pasca-Konvensional,ada 2 tahap : Orientasi kontak sosial dan legalistik (mematuhi hukum) Menekan pada hak tiap individu yang telah ditetapkan oleh masyarakat. Orientasi asas universal etika Menekankan pada peran hati nurani berdasarkan pada asas etika yang teruji yang dipilih oleh individu, seperti HAM dan menghargai kemuliaan manusia.

NILAI Apakah nilai itu? Bucher telah mengumpulkan beberapa pendapat / uraian tentang nilai dari para pakar, seperti berikut : Nilai menguraikan yang dipandang, suatu factor yang dianggap penting Nilai adalah suatu factor pendorong, suatu factor pemilih, suatu tahap untuk menghargai yang memungkinkan seseorang untuk menentukan pilihan diantara sejumlah alternatif tindakan. Nilai adalah suatu yang memberikan kepuasan pada keinginan manusia dan mengerahkan kepada perkembangan diri. Nilai adalah keyakinan dasar tentang apa yang baik atau apa yang seharusnya yang menjadi pedoman dalam membuat keputusan/bertindak. (bucher :1983:328 ) Frost ( 1975 :24 ) berpendapat bahwa nilai adalah keyakinan dasar yang berperan sebagai satu pondasi yang kukuh untuk pembentukan sikap yang berpengaruh dan melakukan kontrol terhadap perilaku. ~ Sumber nilai Sumber dari nilai adalah : 1. Sumber pertama adalah otoritas seperti seseorang / lembaga yang memiliki kebijaksanaan dan kekuasaan. 2. Sumber kedua adalah kelompok acuan yaitu kelompok orang yang terpandang dalam masyarakat 3. Sumber ketiga adalah pengalaman / renungan seseorang tentang apa yang telah dialami / diamatinya dalam hidup.

~ Tahap pembentukan nilai Menurut Krathwohl pembentukan nilai melalui 5 tahap, yaitu : 1. menerima ( receiving ) Peserta didik menjadi peka terhadap gejala/fakta dalam kelas, ruang senam/tempat lain dalam lingkungnnya. Kepekaan tersebut mempunyai rentangan dari perhatian pada lingkungannya secara umum sampai pada gejala tertentu dalam lingkungan. 2. bertindak ( responding ) peserta didik menaruh perhatian dan berbuat sesuatu terhadap gejala tertentu dan mencari serta memperoleh kepuasan dengan berpartisipasi dalam aktivitas yang dipilih. 3. menilai ( valuing ) tahap ini bercirikan perhatian terhadap objek, perilaku, atau gejala tertentu. 4. menyusun ( organization ) Nilai yang berbeda-beda diteliti dan dianalisis 5. memerankan ( characterization ) Perilaku peserta didik serasi dengan struktur nilainya. Kendala mempelajari nilai dalam olahraga dan pendidikan jasmani adalah waktu yang tersedia untuk melaksanakannya sangat terbatas. Factor keberhasilan mengajar nilai terutama terletak pada pendidikannya. Nilai-nilai yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik harus tercermin dalam perbuatan dan tindakan.

PERAN PERM AINAN SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL Menurut Bucher ( 1983:382 ) perkembangan permainan sebagai salah satu bagian penting dari masyarakat di Amerika, pada umumnya dapat disebabkan karena industrialisasi yang mengakibatkan hari kerja dalam seminggu berkurang dan meningkatnya jam bersantai bagi para pekerja. Pada umumnya, semua pria dan wanita membutuhkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas bermain. Kebutuhan ini terutama perlu bagi anak-anak dan remaja, karena mengandung nilai pendidikan. Perkembangan sosial adalah salah satu tujuan utama dari pendidikan jasmani yang dirancang dan diselenggarakan di lembaga pendidikan. Para ahli sosiologi & psikologi telah meneliti hubungan antara permainan dan pelaksanaan latihan anak dalam masyarakat. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Permainan berhubungan dengan latihan kepatuhan dan disiplin 2. permainan berkaitan dengan tugas-tugas rutin & latihan tanggung jawab 3. permainan biasa berhubungan dengan latihan pencapaian tujuan / sasaran & menguasai lingkungan dimana ia berada.

TEORI KEM UDAHAN SOSIAL Zajonic ( 1965:274 ) membuat sebuah teori yang dinamakannya kemudahan sosial (social fasititation), yang membicarakan pengaruh penonton serta mempelajari pengaruh kehadiran orang lain terhadap perilaku individu. Zajone menemukan bahwa kehadiran orang lain merupakan satu sumber rangsang untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya repon yang dominan. Zajonic juga membuat perbedaan yang penting antara pembelajaran dan unjuk kerja. Bila seseorang belajar, respon yang dominan adalah sesuatu yang salah, tetapi bila seseorang melakukan unjuk kerja yang telah dipelajari, respon yang dominan adalah sesuatu yang betul. Ahli psikologi sosial & guru pendidikan jasmani berusaha untuk menentukan apakah kemudahan sosial mempengaruhi semua kelompok umur dengan cara yang sama. Missiuro menemukan bahwa anak-anak yang berumur dari 6tahun keatas menunjukkan perbaikan dalam unjuk kerja bila diamati oleh penonton, tetapi anakanak yang berumur di bawah 6 tahun tidak menunjukkan perbaikan. Kecenderungan ini mendukung pendapat dari banyak pendidik bahwa anak-anak mengembangkan dan meningkatkan kesadaran sosial pada umur 6 tahun dan umur di atasnya. (1968 : 231)

KELOM POK KELOM POK SOSIAL Satu kelompok terdiri dari 2 orang / lebih. Batasan sebuah kelompok sosial menurut Ulrich adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi satu dengan yang lain secara terus-menerus ; yang menyadari bahwa masing-masing memiliki anggota dari satu kelompok ; yang mampu berkomunikasi secaraefektif satu sama lain dengan cara yang dapat diterima dan yang telah menetapkan satu struktur antar personal yang memungkinkan mereka berbagi satu tujuan yang sama. ( 1964:43 ).

PENGGOLONGAN K ELOM POK SOSI AL Para ahli sosiologi menggolongkan kelompok sosial dalam beberapa kategori, tetapi penggolongan yang bermakna bagi mahasiswa pendidikan jasmani terdiri dari kelompok utama dan kelompok kedua. 1. kelompok utama terbentuk berdasarkan pada hubungan yang intim seperti keluarga, kelompok bermain, tetangga dan perkumpulan. Kelompok ini bercirikan mempunyai tujuan yang sama, perasaan bersatu dan rasa kebersamaan. 2. kelompok kedua kelompok kedua cenderung lebih formal & hubungan antar satu dengan yang lain tidak begitu intim seperti pada kelompok utama.karakteristik dari kelompok kedua ini adalah partisipasi sukarela, mempunyai tujuan yang jelas, aktivitas yang menentang dan sering tidak ada sanksi dan kurang stabil. Kelompok kedua ini dibentuk oleh asosiasi-asosiasi, misalnya agama, ekonomi, pendidikan dan rekreasi,dll.

Sekian