STUDI PEMANFAATAN SIFAT PEMBIASAN CAHAYA PADA PORTABLE BRIX METER UNTUK MENGANALISIS HUBUNGAN KONSENTRASI LARUTAN SUKROSA (C12H22O11) TERHADAP ph

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SUDUT PUTAR JENIS PADA SAMPEL LARUTAN SUKROSA MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER

ANALISIS INDEKS BIAS PADA PENGUKURAN KONSENTRASI LARUTAN SUKROSA (C 12 H 22 O 11 ) MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER. Skripsi

ANALISIS KORELASI INDEKS BIAS DENGAN KONSENTRASI SUKROSA BEBERAPA JENIS MADU MENGGUNAKAN PORTABLE BRIX METER

Gambar 1. Mekanisme hidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

MENENTUKAN KEMURNIAN LARUTAN MELALUI INDEKS BIAS DARI BEBERAPA MADU. Elisa Kasli 1, Rida Royani 2.

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter.

PENENTUAN KEMURNIAN MINYAK KAYU PUTIH DENGAN TEKNIK ANALISIS PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI CAHAYA AKIBAT MEDAN LISTRIK LUAR

IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI SIFAT KIMIA DAN SIFAT FISIKA DARI MADU ASLI DENGAN MADU YANG DIJUAL DI PASARAN MEDAN SKRIPSI

PENGARUH KOSENTRASI GULA DAN VARIASI MEDAN LISTRIK DALAM MADU LOKAL TERHADAP PERUBAHAN SUDUT PUTAR POLARISASI

PENENTUAN SUDUT DEVIASI MINIMUM PRISMA MELALUI PERISTIWA PEMBIASAN CAHAYA BERBANTUAN KOMPUTER

PENGARUH SIFAT FISIKA TERHADAP KEMURNIAN MADU YANG BEREDAR DI KOTA PEKANBARU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Cara Penentuan Nilai BRIX kadar gula Dalam Tanaman Tebu. Oleh: Khairul Nurcahyono

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PUTARAN OPTIK TERHADAP KONSENTRASI MINYAK KULIT BIJI METE DENGAN PENAMBAHAN PELARUT NON- POLAR MENGGUNAKAN POLARIMETER

ANALISIS PENINGKATAN KADAR EUGENOL PADA MINYAK CENGKEH MENGGUNAKAN METODE POLARISASI

PENGARUH POLARITAS MEDAN LISTRIK EKSTERNAL DAN SUDUT POLARISASI LASER DIODA UNTUK PENGAMATAN EFEK KERR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ajeng Dhelya.A Andre Wahyu.A Iqbal Rajeffath Luviandy Pratama. Novi Nur A.N Rafli Burnama Sabila Dwipa.L Wulan Purnama.S

PENENTUAN KOEFISIEN LINIER ELEKTRO OPTIS PADA AQUADES DAN AIR SULING MENGGUNAKAN GELOMBANG RF

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Kelarutan & Gejala Distribusi

KARAKTERISASI FISIK DAN ph PADA PEMBUATAN SERBUK TOMAT APEL LIRA BUDHIARTI

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Sistem Pengembangan Pendeteksian Indeks Bias Zat Cair Menggunakan Serat Optik Singlemode Berbasis Otdr (Optical Time Domain Reflectometer)

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

PERCOBAAN 6 KONSTANTA KECEPATAN REAKSI

Penyetaraan Nilai Viskositas terhadap Indeks Bias pada Zat Cair Bening

Laporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI FRUKTOSA PADA SUSU MENJADI ASAM LAKTAT

PENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI RESISTIVITAS AIR AKIBAT RADIASI MATAHARI PADA JENIS WADAH LOGAM

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

Abstrak. Kata kunci : sukrosa, gula, nira, tebu, sudut polariser

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kimia

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Waktu dan Tempat

KIMIA DASAR JOKO SEDYONO TEKNIK MESIN UMS 2015

Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem

PENENTUAN KONSENTRASI GULA DI DALAM LARUTAN DENGAN KONSTANTA VERDET HESTY RIYAN P M

Abstrak. Kata kunci: NiraTebu, Sukrosa, Indeks bias, Interferometer Michelson

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONTRIBUSI KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA PADA SIFAT OPTIS AKTIF MINYAK GORENG

DESAIN SENSOR PENGUKUR INDEK BIAS LARUTAN BERBASIS FIBER OPTIK

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

Pengukuran Indeks Bias Minyak Kelapa Sawit dengan Menggunakan Metode Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal

PERUBAHAN SUDUT POLARISASI CAHAYA TERHADAP VARIASI MEDAN LISTRIK PADA MADU. Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1

PENGARUH KONSENTRASI BERBAGAI LARUTAN GULA SAKAROSA TERHADAP SUDUT PUTAR JENIS CAHAYA MERAH, HIJAU DAN KUNING

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI CLADDING TERHADAP LOSS POWER SERAT OPTIK SINGLEMODE SMF-28

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :

Pengukuran Kualitas Madu Bunga Berdasarkan Konstanta Efek Kerr yang Diukur Menggunakan Interferometer Michelson

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

1. Sudut kritis dan pemantulan sempurna

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama : 2. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias

DAN KONSENTRASI SAMPEL

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN KUALITAS MINYAK GORENG KEMASAN, CURAH YANG BEREDAR DI DAERAH PANAM PEKANBARU DAN MINYAK GORENG JELANTAH BERDASARKAN SIFAT FISIKA

PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 KORELASI DAN KATEGORI KUALITAS JERUK KEPROK GARUT BERDASARKAN PARAMETER KELISTRIKAN DAN PANELIS. Pendahuluan

PENENTUAN KARAKTERISTIK ELEKTRO-OPTIK PADA MADU DENGAN METODE INTERFEROMETER MICHELSON

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI EFEK KERR UNTUK PENGUJIAN TINGKAT KEMURNIAN AQUADES, AIR PAM DAN AIR SUMUR

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PASCA PANEN I (Kesetimbangan Massa) Oleh :

ADSORPSI BERULANG DENGAN K ZEOLIT UNTUK KOMPONEN GULA REDUKSI DAN SUKROSA PADA TETES TEBU

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. karies gigi (Anitasari dan Endang, 2005). Karies gigi disebabkan oleh faktor

K Log M = L. K Log L = M. M Log L = K. M Log K = L. L Log M = K

Week 9 AKIFER DAN BERBAGAI PARAMETER HIDROLIKNYA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT

Ari Kurniawan Prasetyo dan Wahyono Hadi Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS. Abstrak

Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)

PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU

Sensor Indeks Bias Larutan Menggunakan Fiber Coupler

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 3, Juli 2015, Hal 231-236 STUDI PEMANFAATAN SIFAT PEMBIASAN CAHAYA PADA PORTABLE BRIX METER UNTUK MENGANALISIS HUBUNGAN KONSENTRASI LARUTAN SUKROSA (C12H22O11) TERHADAP ph Iva Nistiyanti dan Eko Hidayanto Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia Telp. (024) 70790933 E-mail: iva.nistiyanti@yahoo.com ABSTRACT Sucrose concentration was analyzed using portable brix meter to show the acidity and alkalinity. Materials the brix were sucrose, honey, milk, and vinegar. Sucrose solution was diluted with aquades at concentration of 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50%, while concentration solution of milk, honey, and vinegar at 5%, 10%, 15%,20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45%. Solution at each concentration was measured by Portable Brix Meters to determine the concentration of sucrose with work on the principle of light refraction. The acidity or alkalinity of each solution was measured by a ph meter, so we get the graph calculation and the relationship between the concentration of sucrose solution ph to change the acidity or alkalinity of a solution. Increased concentration on pure sugar or sucrose, causing increased levels of alkalinity, while the honey, milk, and vinegar, with increased concentrations cause acidity. Data were analyzed with logarithmic graph approach. The correlation between the concentration of sucrose solution C with a ph in pure sucrose solution with R 2 =0.913. The correlation between the concentration of sucrose solution C with a ph in solution of honey, milk, and vinegar. with R 2 = 0.792, dengan R 2 = 0.956, with R 2 = 0.407, with R 2 = 0.974, with R 2 = 0.983. The difference of ph value and concentrations are very small. Keywords: sucrose solution, concentration, ph meter, portable Brix meter ABSTRAK Telah di analisis konsentrasi sukrosa menggunakan Portable Brix meter untuk mengetahui tingkat keasaman dan kebasaan dengan menggunakan alat ph meter. Bahan-bahan yang diuji adalah gula murni, madu, susu, dan cuka. Larutan gula murni diencerkan dengan aquades pada konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, 50% sedangkan pada larutan susu, madu, dan cuka pada konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45%. Mengukur menggunakan Portable Brix Meter untuk mengetahui konsentrasi sukrosa pada larutan dengan prinsip kerja pada pembiasan cahaya. Mengukur Keasaman atau kebasaan masing-masing larutan menggunakan ph meter, sehingga didapatkan grafik perhitungan hubungan antara konsentrasi terhadap ph sukrosa dengan perubahan keasaman atau kebasaan larutan. Bertambah konsentrasi sukrosa pada gula murni, menyebabkan bertambah tingkat kebasaan, sedangkan pada larutan madu, susu, dan cuka, dengan bertambah konsentrasi menyebabkan tingkat keasaman. Data yang dihasilkan dianalisis dengan grafik pendekatan logaritmik. Korelasi antara konsentrasi larutan sukrosa C berbanding lurus terhadap ph pada larutan sukrosa murni, dengan R 2 =0,913. Korelasi antara konsentrasi larutan sukrosa C dengan ph pada larutan madu, susu, dan cuka. dengan R 2 = 0,792, dengan R 2 = 0,956, dengan R 2 = 0,407, dengan R 2 = 0,974, dengan R 2 = 0,983. Maka perbedaan nilai ph terhadap pertambahan konsentrasi sangat kecil. Kata kunci : larutan sukrosa, konsentrasi, ph meter, portable brix meter 231

Iva Nistiyanti dan Eko Hidayanto Studi Pemanfaatan Sifat Pembiasan Cahaya... PENDAHULUAN Selama ini masyarakat belum mengetahui minuman yang dikonsumsi masih layak atau sudah kadaluwarsa, maka dalam industri ph sangat diperlukan. Bahwa pengendalian ph dalam industri merupakan salah satu faktor penting. Pengendalian untuk menjaga nilai ph agar berada.pada kisaran yang diinginkan sesuai dengan produk yang akan dihasilkan. Pengukuran analitik memiliki peranan sangat penting dalam bidang fisika dan kimia. Konsentrasi dan ph merupakan contoh dari pengukuran analitik, karena data yang diperoleh nantinya juga kualitatif maupun kuantitatif [1]. Madu asli mempumyai ph 3,4 sampai 4,5 [2]. Berdasarkan SNI susu berkualitas baik mempunyai ph 6,3-6,8. Penelitiam ini diarahkan untuk studi pemanfaatan sifat pembiasan cahaya pada portable brix meter untuk menganalisis hubungan konsentrasi larutan sukrosa terhadap ph dengan mengggunakan bahan gula, madu, susu,dan cuka. Portable Brix Meter mempunyai manfaat selain dari sekedar sebagai alat untuk menentukan konsentrasi saja, salah satunya dapat digunakan untuk memprediksi viskositas larutan [3]. Bagaimana Portable Brix Meter ini digunakan untuk memprediksi ph akan diselidiki dalam penelitian ini DASAR TEORI Pembiasan Cahaya Jika seberkas gelombang cahaya mengenai permukaan pembantas taransparan yaitu udara dan suatu cairan, maka cahaya tersebut akan direfleksikan dan ada yang direfraksikan. Cahaya yang melalui batas antar dua medium dengan kerapatan optik yang berbeda, kecepatannya akan berubah. Perubahan kecepatan cahaya akan menyebabkan cahaya mengalami pembiasan. Ilustrasi peristiwa pemantulan dan pembiasan cahaya ditunjukkan oleh gambar 1. Gambar 1. Pemantulan dan Pembiasan cahaya [4]. Gambar 1 terlihat bahwa berkas cahaya menuju medium air mengenai perubahan arah. Perubahan arah ini dinamakan pembiasan. Besarnya sudut bias 2 tergantung dari sifat medium air. Sedangkan besarnya sudut berkas yang melewati kedua medium dirumuskan dengan [4]: sin 2 v2 = konstan (1) sin 1 v1 Dengan 1 adalah sudut datang, 2 adalah sudut bias, v 1 adalah kecepatan gelombang datang dan v 2 adalah kecepatan gelombang biasnya. Portable Brix Meter Portable Brix Meter adalah alat untuk mengukur besarnya konsentrasi larutan yang terkandung didalam larutan. Satuan skala pembacaan adalah %brix. Brix merupakan zat padat kering yang terlarut dalam suatu larutan yang dihitung sebagai sukrosa. Portable Brix Meter bekerja sesuai dengan prinsip kerja dari refraktometer yaitu jika gelombang cahaya memasuki medium pembatas, misalnya antara udara dengan suatu cairan tertentu, maka gelombang cahaya tersebut akan mengalami perubahan arah terhadap sinar datangnya. Perubahan arah ini yang dinamakan pembiasan. Refraktometer mengukur sudut perubahan arah cahaya tersebut sebagai sudut refraksi [5]. ph 232

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 3, Juli 2015, Hal 231-236 Skala ph adalah skala logaritmik yang mengukur ion hidrogen dalam suatu larutan. Konsentrasi ion hidrogen menentukan larutan berperilaku sebagai asam, basa, atau keduanya. Sifat asam dan basa ditentukan oleh ph dan konsentrasi molekul asam dan basa dalam suatu larutan. Semua larutan memiliki ph tertentu dan dibuat dengan pelarut, biasanya air, dan zat terlarut, yang mudah larut dalam pelarut yang dipilih. Satu hubungan antara ph dan konsentrasi ion hidrogen ditunjukkan dengan penggunaan skala logaritmik. Semakin rendah angka ph lebih terkonsentrasi ion hidrogen, yang dirumuskan sebagai berikut: atau (2) atau (3) Sukrosa Sukrosa merupakan senyawa heterodisakarida yaitu hasil dari penggabungan dua buah unit karbon monosakrida yaitu glukosa dan fruktosa [6]. Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen. Kedua atom karbon tersebut adalah atom karbon yang mempunyai gugus OH glikosilik atau merupakan atom karbon yang merupakan gugus aldehida pada glukosa dan gugus keton pada fruktosa [6]. METODELOGI PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah gula murni, madu, susu, dan cuka yaitu dengan jenis bahan dan rasa yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan pengenceran yaitu dengan menimbang gula murni sebesar 5 gram dan diteruskan dengan menimbang aquades sebesar 95 gram dan hasil penimbangan dicampur untuk mendapatkan larutan sukrosa dengan konsentrasi 5%, 10 %, 15 %, 20 %, 25 %, 30 %, 35 %, 40 %, 45 %, 50 %. Langkah yang sama dilanjutkan untuk mendapatkan larutan sukrosa dengan konsentrasi 5 %, 10 %, 15 %, 20 %, 25 %, 30 %, 35 %, 40 %, dan 45 % pada larutan madu, susu,dan cuka. kemudian mengukur konsentrasi sukrosa dengan menggunakan Portable Brix meter, setelah itu mengukur dengan ph meter untuk mengetahui tingkat asam atau basa pada larutan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi Sukrosa terhadap ph pada Larutan Gula Murni Gambar 1. Hubungan antara konsentrasi (C) dengan ph larutan Gula Murni Grafik tersebut menunjukkan bahwa seiring bertambahnya konsentrasi sukrosa pada larutan nilai ph mengalami penurunan. Peningkatan ph disebabkan oleh berkurangnya konsentrasi ion hidrogen [H+] dan bertambahnya konsentrasi ion hidroksida [OH ] sehingga membuat larutan bersifat semakin basa. Bertambahnya konsentrasi larutan sukrosa menyebabkan semakin banyak molekul-molekul pada larutan sukrosa yang berinteraksi dengan gelombang cahaya. Cahaya ini merupakan hasil interferensi dari cahaya datang dan cahaya yang dihasilkan dari radiasi ulang oleh molekul-molekul dan atomatom dalam medium tersebut. Cahaya yang memasuki medium itu akan mengalami sebuah ketertinggalan fase antara cahaya yang diradiasikan ulang dengan cahaya datang. Ketertinggalan ini merupakan posisi puncak gelombang dari cahaya yang dilewatkan diperlambat relatif terhadap posisi puncak gelombang dari cahaya datang di dalam medium tersebut. Sehingga kecepatan cahaya 233

Iva Nistiyanti dan Eko Hidayanto Studi Pemanfaatan Sifat Pembiasan Cahaya... yang dilewatkan lebih kecil dari pada kecepatan cahaya yang dilewatkan lebih kecil dari pada kecepatan cahaya datang atau dengan kata lain terjadi pembelokan cahaya. Pengaruh Konsentrasi Sukrosa terhadap ph pada Larutan Madu, Susu, dan Cuka. (3.b) Gambar 3. Hubungan antara konsentrasi (C) dengan ph larutan (a) susu bubuk dan (b) susu kental (2.a) Gambar 4. Hubungan antara konsentrasi (C) dengan ph larutan cuka (2.b) Gambar 2. Hubungan antara konsentrasi (C) dengan ph larutan (a) madu rambutan dan (b) madu mangga (3.a) Grafik pengaruh konsentrasi sukrosa terhadap ph pada larutan madu, susu, dan cuka menunjukkan bahwa nilai ph mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya konsentrasi larutan sukrosa pada madu, susu, dan cuka. Hal tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan konsentrasi ion hidrogen [H+] yang artinya larutan akan menjadi semakin asam. Gambar 1 menunjukkan grafik yang berbeda dikarenakan penambahan konsentrasi sukrosa murni menyebabkan larutan semakin basa tetapi pada gambar 2. (a,b), 3. (a,b), dan gambar 4. selain terkandung gula murni juga terdapat komposisi lain seperti asam. Pada pengujian gula murni terlihat penambahan sukrosa memang terbukti meningkatkan nilai ph larutan namun pada pengujian larutan madu dengan menambah konsentrasi larutan 234

Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 3, Juli 2015, Hal 231-236 madu, larutan lebih dominan meningkatkan kandungan asam dari pada kandungan sukrosa, sifat asam yang lebih dominan dari pada sukrosa yang menyebabkan penambahankonsentrasi larutan madu pada nilai ph semakin rendah dan grafik bersifat negatif. Dengan bertambahnya konsentrasi yaitu 5% sampai 45% dengan kadar air yang sudah terkandung dalam madu adalah 22%, menunjukkan madu rambutan ph nya 4,5 sampai 3,5 dan madu mangga ph nya 4,0 sampai 3,6. Sedangkan pada madu asli mempunyai ph 3,4 sampai 4,5. Jadi pada madu rambutan dan mangga mempunyai kwalitas yang baik. Dengan bertambahnya konsentrasi 5% sampai 45%, ph susu bubuk berkisar 6,3 sampai 6,8 dengan kadar air yang terkandung dalam susu bubuk adalah 5%. Pada susu kental ph berkisar 6,6 sampai 6 dengan kadar air yang terkandung dalam susu kental 20%. Berdasarkan SNI syarat mutu susu segar 6,3 sampai 6,8. Jadi pada susu bubuk dan kental mempunyai kwalitas yang baik. Memprediksi hubungan Konsentrasi dengan ph larutan sukrosa menggunakan Portable Brix Meter Parameter R 2 merupakan koefisien linier, yaitu parameter yang me nunjukkan ada atau tidaknya korelasi antara variabel sebab dan variabel akibat. Apabila R 2 bernilai mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa konsentrasi larutan sebagai variabel penyebab mempunyai pengaruh terhadap ph sebagai variabel akibat. Pada grafik (3,a) juga terlihat kandungan sukrosa terbesar ada pada susu bubuk yang menunjukkan mendekati ph gula murni dan pada grafik 4 kandungan sukrosa terkecil pada cuka menunjukkan ph yang jauh lebih kecil dari ph gula murni. Dilihat dalam bentuk kualitatif pada penelitian menunjukkan bahwa kandungan konsentrasi sukrosa terhadap ph mengalami keterkaitan karena pada larutan gula murni dengan bertambahnya sukrosa, nilai ph mengalami peningkatan, maka bersifat basa. Tapi pada larutan madu, susu, dan cuka dengan bertambahnya konsentrasi larutan sukrosa nilai ph mengalami penurunan, karena bertambahnya ion hidrogen [H + ], maka bersifat asam. Pada larutan kandungan asam lebih dominan dari pada kandungan sukrosa maka grafik tersebut mengalami penurunan sehingga grafik bersifat negatif. Dalam bentuk kuantitatif penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi sukrosa terhadap ph mengalami sedikit keterkaitan, karena penambahan konsentrasi larutan mengalami sedikit peningkatan pada gula murni. Sedangkan pada madu, susu, dan cuka juga mengalami sedikit penurunan. KESIMPULAN Besarnya pembiasan gelombang cahaya bergantung pada nilai konsentrasi, besarnya konsentrasi mempengaruhi nilai ph, kecuali pada bahan atau produk tertentu.semakin besar konsentrasi larutan sukrosa maka nilai ph semakin meningkat. Semakin meningkat konsentrasi sukrosa pada larutan madu, susu dan cuka maka nilai ph mengalami penurunan karena terdapat komposisi yang berbeda dalam produk tersebut. DAFTAR PUSAKA [1]. Cordova, H., 2004, PID Self-Tuning Based on Auto Switch Alogorithm to Control ph, Surakarta: Fakultas Teknologi Informasi, ITS. [2]. Suranto, Adji., 2004, Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Tangerang : Agromedia Pustaka. [3]. Hidayanto, E., 2008, Portable Elemental Analysis for Environmental Samples (Thesis). Japan: Kyoto University. [4]. Serway, R.A., 1985, Physics for Scientists & Engineers, Second Edition, Saunders College Publishing. 235

Iva Nistiyanti dan Eko Hidayanto Studi Pemanfaatan Sifat Pembiasan Cahaya... [5]. Atago, 2000, Hand-held Refractometer Instruction Manual. Tokyo: Atago Co. Ltd. [6]. Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press, Penerbit Universitas Indonesia. 236