BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki peran yang sangat besar bagi pengembangan pembangunan Kota

BAB I PENDAHULUAN. daya bagi kesehjateraan manusia yakni pembangunan tersebut. Adapun tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap jumlah penjualan, laba, lapangan pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber

BAB I. Pendahuluan. terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan daerah diartikan semua hak daerah yang diakui sebagai penambah

BAB 1 PENDAHULUAN. industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I. Pendahuluan. Pemberlakuan undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah, undang - undang Nomor 33 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. merata dan berkesinambungan (Halim, 2007:229). Pada Era Otonomi saat ini di

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. (Bratahkusuma dan Solihin, 2001:1). Menurut Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sumber-sumber. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam naungan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Pajak Hiburan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat. sekaligus menjadi ibu kota provinsi. Kota ini merupakan kota terbesar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintahan Daerah, pada Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa otonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. maupun di sektor swasta, hanya fungsinya berlainan (Soemitro, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat untuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, kita tidak bisa bebas dari yang namanya pajak. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Judul : Tata Cara Pemungutan, Perhitungan, Dan Pembayaran Pajak Hotel Dan Restoran Nama : Dewa Ayu Kartika Mahariani NIM : ABSTRAK

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. daerah berwenang untuk mengatur sendiri urusan pemerintahan menurut azas otonomi

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah adalah perkembangan kondisi di dalam dan luar negri. Kondisi di

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara yang berkembang yang saat ini sedang giatgiatnya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh penerimaan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah khususnya pemerintah kota merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain Good Governance, terdapat salah satu aspek di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, yang didapat dari mata uang asing yang dikeluarkan oleh wisatawan

DAFTAR ISI. ABSTRACT... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia termasuk negara yang berkembang yang memiliki pendapatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti pembangunan harus dilaksanakan secara merata untuk segenap. unggulan yang berlangsung secara terus-menerus.

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan pajak dalam kehidupannya, sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

PENGARUH PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DERAH (Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari migas, pajak, non pajak. Dana yang berasal dari rakyat dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan pelaksanaan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. (Diana Sari, 2013:40). Selanjutnya Diana Sari menyatakan, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya terdapat sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan, sehingga perlu diupayakan pengembangan produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pariwisata. Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih kepada mengelola, memanfaatkan, dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi suatu daya tarik wisata. Pengembangan bidang pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, karena pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan di bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor non-migas yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Negara. Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan

yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan akan melakukan belanjaannya, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan (Tourism Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya Demand wisatawaan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment Derived Demand) untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain. Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan 2

pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata Indonesia. Sebagai negara kepulauan, potensi Indonesia untuk mengembangkan industri pariwisata sangatlah besar. Kota Bandung merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung hingga kini masih menjadi tujuan wisata bagi banyak wisatawan. Namun, banyak kalangan menilai Bandung tidak saja dijadikan kota wisata, tetapi juga kota perdagangan dan kota pendidikan. Pemerintah Daerah Kota Bandung memberikan perhatian bagi perkembangan kepariwisataan di Kota Bandung dengan tujuan memperoleh dampak positif dari industri pariwisata seperti terbukanya lapangan pekerjaan di bidang jasa (Hotel dan Restoran), pemerataan pembangunan dengan dibangunnya sarana dan prasarana seperti jalan untuk menuju obyek wisata yang tentunya akan berdampak bagi peningkatan ekonomi masyarakat, dan menjadikan industri pariwisata sumber potensial bagi pemasukan pendapatan daerah. Dalam meningkatkan kemampuannya dalam bidang pendanaan untuk pembangunan, Kota Bandung berusaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak sektor pariwisata. Pemasukan pendapatan daerah dari sektor pariwisata berasal dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan. Menurut ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Bapak Herman Muchtar, Pajak Hotel merupakan pos pajak yang memiliki andil besar dalam penerimaan Pajak Daerah dari sektor pariwisata, pada tahun 2009 sektor pariwisata menyumbang PAD hingga 50% yang terdiri dari Pajak Hotel Rp 70 3

Miliar lebih, Pajak Restoran Rp 50 Miliar lebih, Pajak Hiburan Rp 20 Miliar lebih. Besarnya pajak-pajak tersebut dikarenakan perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung dari tahun ke tahun terus meningkat. Berikut data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1: Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Maupun Nusantara Di Kota Bandung Tahun Jumlah Wisatawan (orang) 2006 4.871.351 2007 5.505.759 2008 6.429.027 2009 7.585.444 2010 6.712.824 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, 2010 Dari data tersebut terdapat peningkatan rata-rata pertumbuhan kunjungan wisatawan setiap tahunnya ke Kota Bandung sebanyak 7 %. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah daerah yang gencar mempromosikan potensi wisata. Sebagai tujuan wisata, Kota Bandung memiliki segalanya, udara yang sejuk, wisata belanja yang menyediakan aneka fashion, kafe dan restoran yang unik dengan pilihan berbagai jenis makanan, serta pilihan berbagai obyek wisata yang bervariasi. Oleh karena itu, tidak aneh pada setiap akhir pekan khususnya pada saat liburan panjang, warga dari luar kota Bandung terutama dari Jakarta, beramai-ramai datang ke kota yang memiliki julukan Paris Van Java ini. Sehingga untuk memfasilitasinya, diperlukan sarana dan prasarana yang dapat menambah kenyamanan para wisatawan pada saat berwisata di Kota Bandung. Seperti pada Tabel 1.2 (jumlah potensi pariwisata di Kota Bandung), berdasarkan daftar yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung pada tahun 2010: 4

Tabel 1.2 Jumlah potensi pariwisata di kota bandung tahun 2010 Potensi Pariwisata Jumlah Hotel Melati 215 Hotel Bintang 94 Restaurant 472 Karaoke 70 Diskotik 3 Pub 20 Night Club 11 Panti Pijat 24 Bioskop 11 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kota Bandung, 2010 Jumlah potensi pariwisata di Kota Bandung dari tahun ke tahun dalam kurun waktu 5 tahun ini mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal ini juga berpengaruh terhadap minat para wisatawan untuk berwisata ke Kota Bandung. Dengan kedatangan para wisatawan yang tinggi, cukup banyak mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Untuk itu, sektor pariwisata di Kota Bandung sudah seharusnya dapat membantu mempertahankan kunjungan wisatawan ke kota ini. Sehingga PAD Kota Bandung akan tetap stabil dan terus meningkat. Dalam rangka pembangunan daerah, sektor pariwisata memegang peranan yang menentukan dan dapat sebagai katalisator untuk meningkatkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap. Keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan, berarti akan meningkat perannya dalam penerimaan daerah, dimana kepariwisataan merupakan komponen utama (Salah, 2003:16). Sektor industri pariwisata sebagai salah satu sektor yang diandalkan bagi penerimaan daerah maka Pemerintah Kota Bandung dituntut untuk dapat menggali dan mengelola potensi pariwisata yang dimiliki sebagai usaha untuk mendapatkan sumber dana melalui terobosan-terobosan baru dalam upaya 5

membiayai pengeluaran daerah. Terobosan dimaksud salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas dan potensi-potensi kepariwisataan yang baru di Kota Bandung. Hal ini akan mendorong meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, sehingga akan meningkatkan penerimaan daerah terutama pajak yang dihasilkan dari potensi parwisata dan juga akan mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat sekitarnya, sehingga nantinya dapat membiayai penyelenggaraan pembangunan daerah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dilihat bahwa ada keterkaitan antara sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga judul penelitian ini adalah: Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. B. Rumusan Masalah Ditinjau dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, sektor pariwisata memberikan kontribusi terhadap PAD Kota Bandung. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pertumbuhan penerimaan pajak hotel dan restoran Kota Bandung selama Tahun 2007-2011? 2. Seberapa besar kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung? 3. Feedback apa yang diberikan Pemerintah Kota Bandung berdasarkan hasil Pendapatan Asli Daerah untuk perkembangan pariwisata Kota Bandung? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 6

1. Menganalisis pertumbuhan penerimaan pajak hotel dan restoran Kota Bandung selama Tahun 2007-2011. 2. Mengukur seberapa besar kontribusi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. 3. Menganalisis feedback yang diberikan Pemerintah berdasarkan hasil Pendapatan Asli Daerah untuk perkembangan pariwisata Kota Bandung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah Kota Bandung dalam memaksimalkan penerimaan dan menentukan kebijakan dalam masalah pajak. 2. Sebagai bahan masukan kepada pelaku usaha pariwisata, dalam hal ini adalah stake holder untuk menanamkan modalnya dalam bidang kepariwisataan agar dapat membantu Pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak sektor pariwisata. 3. Memperluas wawasan masyarakat dan memberikan kontribusi mengenai pariwisata dalam mencapai kepariwisataan berbasis masyarakat. 4. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang memiliki hubungan dengan penelitian ini. E. Definisi Operasional Judul penelitian ini adalah Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. Kesalahan penelitian 7

judul dapat menimbulkan kesimpulain lain dari penelitian. Maka, penulis merasa perlu memberikan batasan dalam definisi operasional. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah sumbangan, sedangkan menurut T. Guritno (1992:76) kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh sektor pariwisata dari pajak hotel, restoran dan hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. Menurut Rochamat Soemitro (2011:11), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontrapretasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Adapun pengertian lain menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umun dan Tata cara perpajakan (KUP) mendefinisikan pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmurak rakyat. Menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2009, pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran. Sedangkan menurut Perda Kota Bandung No.10 Tahun 2004, hotel adalah suatu usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk menginap/istirahat, memperoleh pelayanan, dan/atau fasilitas lainnya dengan 8

perhitungan pembayaran harian serta dapat menyediakan restoran/rumah makan dan bar. Di dalam Perda Kota Bandung No.10 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata, restoran adalah jenis usaha jasa pangan bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan minuman bagi umum di tempat usahanya serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan. Adapun pengertian lain Soekresno (2000,16-17), restoran adalah suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan dan minuman bagi masyarakat umum dan dikelola secara profesional. Di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan. Adapun pengertian lain Abdul Halim (2004:67) mendefinisikan pendapatan asli daerah adalah semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. 9