BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

II. TINJAUAN PUSATAKA

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

Misal, dan diberikan sebarang, terdapat sehingga untuk setiap

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

HUBUNGAN LIMIT FUNGSI DAN LIMIT BARISAN PADA TOPOLOGI REAL

LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

II. LANDASAN TEORI ( ) =

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 ; untuk k = n 0 ; untuk k n. e [n]

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Teorema Pemetaan Buka

BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL. Masalah optimisasi merupakan suatu proses pencarian varibel bebas yang

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

Deret Binomial. Ayundyah Kesumawati. June 25, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, / 14

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

FUNGSI KONTINU. sedemikian sehingga jika x adalah titik dari A (c), maka f (x) berada pada Vg (f (c)). (Lihat Gambar 5.1.1).

Aljabar Linear Elementer

2 BARISAN BILANGAN REAL

BAB III PERLUASAN INTEGRAL

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

BARISAN BILANGAN REAL

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

Definisi 1 Deret Tak Hingga adalah suatu ekspresi yang dapat dinyatakan dalam bentuk:

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB III FUNGSI KUASIKONVEKS

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan Integral Bawah Darboux, Integral Darboux, Teorema Bolzano Weierstrass,

MA3231 Analisis Real

22. MATEMATIKA SMA/MA (PROGRAM IPA)

BAB II LANDASAN TEORI

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

BAB I TEOREMA TEOREMA LIMIT BARISAN

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi

MATRIKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Dwi Lestari, M.Sc: Konvergensi Deret 1. KONVERGENSI DERET

Bab 2 Fungsi Analitik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV DERET FOURIER

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

3. Kekonvergenan Deret Fourier

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada Bab III dan Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

2 BARISAN BILANGAN REAL

OPTIMISASI KONVEKS: KONSEP-KONSEP

Kuliah 2: FUNGSI MULTIVARIABEL. Indah Yanti

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: DUA TIPE PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

BAB VI LIMIT FUNGSI. 6.1 Definisi. A R. Titik c R adalah titik limit dari A, jika untuk setiap persekitaran-δ dari c,

BAB III. PECAHAN KONTINU dan PIANO. A. Pecahan Kontinu Tak Hingga dan Bilangan Irrasional

SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

Ruang Baris, Ruang Kolom, dan Ruang Null (Kernel)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Suatu matriks didefinisikan dengan huruf kapital yang dicetak tebal, misalnya A,

Aljabar Linier. Kuliah 2 30/8/2014 2

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

BAB 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

Transkripsi:

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan Pada bagian A ini pembahasan dibagi menjadi dua bagian, yang pertama membahas mengenai transformasi matriks takhingga yang mengawetkan kekonvergenan barisan di R, yaitu transformasi matriks takhingga yang mentransformasikan suatu barisan bilangan real konvergen ke dalam suatu barisan bilangan real lain yang konvergen ke limit yang sama dengan limit barisan yang ditransformasikan. Kedua, membahas transformasi matriks takhingga yang mengawetkan kekonvergenan barisan di C, yaitu transformasi matriks takhingga yang mentransformasikan suatu barisan bilangan kompleks konvergen ke dalam suatu barisan bilangan kompleks lain yang konvergen. A.1 Transformasi Matriks Barisan Bilangan Real Pada bagian ini dibahas sifat utama yang harus dipenuhi oleh transformasi matriks sedemikian sehingga kondisi berikut ini dipenuhi; misalkan adalah barisan bilangan real yang konvergen ke limit, transformasi mentransformasikan ke dalam barisan bilangan real yang didefinisikan sebagai berikut:.

22 Barisan akan konvergen ke limit yang sama yakni ke limit jika memenuhi sifat-sifat sebagaimana dinyatakan dalam Teorema A.1.1 berikut ini. Teorema A.1.1 Jika konvergen ke limit, ditulis dan memenuhi kondisi berikut ini: 1) untuk setiap k yang tetap; 2) Maka barisan konvergen ke limit, dan ditulis Bukti: Asumsikan bahwa kondisi dan terpenuhi. Misalkan ini berarti bahwa terdapat sedemikian sehingga Karena barisan konvergen ke limit maka barisan terbatas, oleh karenanya Misalkan Jika maka Oleh karenanya diperoleh

23 Sesuai kondisi untuk yang diberikan diatas terdapat sedemikian sehingga terdapat sedemikian sehingga terdapat sedemikian sehingga Jika maka Selanjutnya, Jika yaitu Maka.

24 Karena sebarang, maka terbukti bahwa Ini berarti bahwa mengawetkan kekonvergenan. Lebih jauh, kekonvergenan barisan ke limit ternyata diawetkan oleh, karena barisan juga konvergen ke limit Secara khusus diberikan contoh transformasi matriks takhingga yang mentransformasikan suatu barisan bilangan real konvergen dengan limit ke dalam suatu barisan bilangan real konvergen yang sama dengan limit Contoh: Misalkan barisan bilangan real konstan dan matriks takhingga Jelas bahwa matriks memenuhi, yaitu untuk untuk untuk

25 dan Serta memenuhi yaitu untuk untuk dan untuk Selanjutnya diperoleh

26 dan Akibatnya diperoleh barisan tersebut mentransformasikan barisan Jelas bahwa matriks ke dalam barisan dan barisan dan konvergen ke A.2 Transformasi Matriks Barisan Bilangan Kompleks Pada bagian A.1 telah dibahas transformasi yang mentransformasikan suatu barisan bilangan real konvergen ke dalam suatu barisan bilangan real lain yang juga konvergen. Sifat-sifat utama yang harus dipenuhi oleh menyebabkan barisan-barisan tersebut konvergen ke nilai yang sama. Berikut ini akan dibahas perluasan konsep transformasi pada barisan bilangan kompleks. Definisikan transformasi matriks dimana untuk sebarang barisan bilangan kompleks yang konvergen ditransformasikan oleh ke dalam barisan bilangan kompleks baru yang didefinisikan dengan yang juga merupakan barisan konvergen.

27 Transformasi ini berbeda dengan transformasi Pada transformasi kekonvergenan barisan bilangan kompleks ke limit tidak perlu mengakibatkan barisan bilangan kompleks Tetapi yang paling penting adalah bahwa konvergen ke limit mentransformasikan barisan konvergen ke dalam barisan konvergen yang berarti bahwa limit barisan dan limit barisan tidak perlu sama. Berikut ini adalah teorema yang membahas kondisi sedemikian sehingga mengawetkan kekonvergenan, yaitu mentransformasikan barisan yang konvergen ke limit ke dalam barisan konvergen yang konvergen ke limit Teorema A.2.1 Misalkan barisan konvergen ke. Jika memenuhi kondisi berikut ini: 1) ada untuk setiap k yang tetap; 2) dengan barisan adalah barisan konvergen dan barisan adalah barisan terbatas. Maka barisan konvergen ke

28 Bukti: Berdasarkan kondisi karena barisan terbatas maka sedemikian sehingga Ambil sebarang barisan yang konvergen ke limit ditulis. Diberikan sebarang maka sedemikian sehingga Karena barisan konvergen maka barisan terbatas, oleh karenanya Misalkan Jika maka Oleh karenanya diperoleh sehingga Selanjutnya, berdasarkan kondisi juga, misalkan bahwa ini berarti bahwa untuk yang telah diberikan sebelumnya terdapat sedemikian sehingga Dikarenakan kondisi maka untuk yang telah diberikan sebelumnya, terdapat sedemikian sehingga terdapat sedemikian sehingga terdapat sedemikian sehingga

29 Misalkan maka Asumsikan bahwa deret dan konvergen mutlak. Bukti Asumsi: Misalkan bahwa Perhatikan bahwa jika maka (lihat Teorema 2.5). Selanjutnya, misalkan adalah jumlah parsial dari deret Diperoleh bahwa Diketahui bahwa Akibatnya Berdasarkan Teorema 2.8 diperoleh bahwa deret konvergen atau deret konvergen mutlak.

30 Lebih lanjut, misalkan dan adalah jumlah parsial dari deret Diketahui bahwa Akibatnya, dan berdasarkan Teorema 2.8 diperoleh bahwa deret konvergen atau deret konvergen mutlak. Terbukti bahwa dan konvergen mutlak. Selanjutnya didefinisikan dan Jika maka

31 Akibatnya diperoleh Karena sebarang, maka terbukti bahwa barisan konvergen ke limit Jelas bahwa mentransformasikan barisan yang konvergen ke limit ke dalam barisan yang konvergen ke limit Ini berarti bahwa transformasi matriks takhingga mengawetkan kekonvergenan. B. Transformasi Matriks Deret Dirichlet Holomorfik Sebelum membahas transformasi matriks deret Dirichlet holomorfik, terlebih dahulu diperkenalkan deret Dirichlet holomorfik. Sebagaimana telah diketahui, fungsi-fungsi holomorfik pada suatu domain di mempunyai representasi deret kuasa pada daerah kekonvergenannya, selaras dengan hal tersebut fungsi-fungsi holomorfik pada suatu domain di juga mempunyai

32 representasi deret, yang selanjutnya deret tersebut disebut deret Dirichlet holomorfik. Untuk menunjang pembahasan mengenai deret Dirichlet holomorfik tersebut terlebih dahulu diperkenalkan notasi-notasi dasar yang akan digunakan; misalkan suatu domain konveks terbatas di adalah notasi suatu ruang dari fungsi-fungsi holomorfik di yang masing-masing mempunyai representasi deret di dengan sifat bahwa setiap barisan di konvergen seragam pada subset kompak dari yaitu pada kompak. Berikut ini akan dibahas sifat-sifat dari deret yang merepresentasikan suatu fungsi holomorfik di Sebelumnya didefinisikan modulus dari dan hasil kali sebagai berikut. Definisi 3.1: Modulus dan Hasil Kali (L HAI KH I, 1999:196) Jika maka modulus z ditulis dan hasil kali ditulis Selanjutnya didefinisikan suatu supporting function yaitu fungsi: dengan suatu domain konveks di, yang didefinisikan sebagai berikut.

33 Definisi 3.2: Supporting Function (L HAI KH I, 1999:196) Karena konveks, untuk sebarang kita notasikan jelas bahwa dan Tanpa mengurangi keumuman, asumsikan bahwa jelas bahwa dan karenanya Selanjutnya, misalkan suatu barisan vektor kompleks di Pandang deret Dirichlet dengan suatu barisan di dan untuk selanjutnya disebut koefisien deret Dirichlet. Deret tersebut merupakan representasi dari suatu fungsi holomorfik pada jika barisan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan pada Teorema 3.3 berikut ini.

34 Teorema 3.3 Jika deret Dirichlet konvergen pada dan untuk maka Sebaliknya, jika koefisien deret Dirichlet memenuhi kondisi dan memenuhi kondisi berikut ini, yaitu maka deret Dirichlet konvergen mutlak pada. Bukti: Misalkan bahwa deret konvergen pada Ini berarti dan berakibat bahwa barisan terbatas. Oleh karenanya untuk sebarang terdapat konstanta positif sedemikian sehingga dan berdasarkan ekuivalen dengan

35 Dengan mengkombinasikan pertidaksamaan dan diperoleh Akibatnya, dengan, diperoleh Misalkan dan Ambil sebarang kompak. Jelas bahwa untuk suatu Akan ditunjukkan bahwa

36 Berdasarkan diberikan, sedemikian sehingga sehingga diperoleh Karenanya, dan berdasarkan sedemikian sehingga

37 Karenanya, dan berdasarkan Teorema 2.9 dan Teorema 2.10 diperoleh Terbukti bahwa deret konvergen mutlak pada. Akibat 3.4 Jika kondisi terpenuhi, maka deret konvergen pada jika dan hanya jika ia konvergen mutlak pada. Selanjutnya, akan diperkenalkan notasi yang juga akan dipergunakan pada tulisan ini, adalah notasi himpunan barisan yang memenuhi kondisi dan berdasarkan K the (L HAI KH I, 1995:89) biasa disebut ruang barisan. Terdapat beberapa sifat dari ruang ini yang akan digunakan pada pembahasan selanjutnya, yaitu sebagai berikut: Definisi 3.5 (L HAI KH I, 1999:197)

38 Definisi 3.6 (L HAI KH I, 1999:198) adalah notasi dual K the dari yaitu Lemma 3.7 (L HAI KH I, 1999:198) K the dual dari dapat didefinisikan sebagai berikut: Lemma 3.8 (L HAI KH I, 1999:198) Misalkan suatu barisan bilangan real. Misalkan bahwa maka Pandang deret Dirichlet dan berdasarkan Teorema 3.3 jumlah deret Dirichlet diatas adalah suatu fungsi holomorfik di, dan ditulis dengan adalah fungsi holomorfik di.

39 Selanjutnya, dibahas sifat utama yang harus dipenuhi oleh transformasi matriks sedemikian sehingga kondisi berikut ini dipenuhi; misalkan adalah deret Dirichlet holomorfik yang merepresentasikan fungsi holomorfik di, transformasi mentransformasikan ke dalam barisan fungsi holomorfik yang diberikan oleh Barisan akan konvergen seragam pada kompak, dan deret Dirichlet holomorfik juga konvergen pada jika memenuhi sifat-sifat sebagaimana dinyatakan dalam Teorema 3.9. Sebelumnya dinotasikan terlebih dahulu suatu koleksi semua matriks yang mempunyai sifat bahwa jika barisan suatu barisan fungsi yang diberikan oleh konvergen seragam pada kompak, dan deret Dirichlet holomorfik juga konvergen pada. Pada teorema berikut dibahas kondisi untuk matriks yang diberikan sedemikian sehingga termuat pada kelas.

40 Teorema 3.9 Jika kondisi berikut ini terpenuhi: dan maka matriks termuat pada. Bukti: Asumsikan bahwa kondisi dan terpenuhi. Misalkan Ambil sebarang subset kompak di maka diperoleh untuk suatu. Sesuai kondisi barisan konvergen ke untuk Akibatnya, barisan terbatas dan karenanya terdapat sedemikian sehingga dan Perhatikan bahwa Karenanya,. Lebih jauh, berdasarkan kondisi, untuk terdapat N(s) sedemikian sehingga

41 atau ekuivalen dengan Maka diperoleh, dan berdasarkan kondisi Karenanya, setiap deret konvergen mutlak di ruang dan karenanya merepresentasikan fungsi holomorfik di. Selanjutnya akan dibuktikan bahwa barisan konvergen seragam pada Misalkan diberikan sebarang, pilih sedemikian sehingga Notasikan

42 Pertama, pandang kolom dari matriks Menurut kondisi diperoleh bahwa terdapat sedemikian sehingga maka diperoleh Dengan memfokuskan pada deret dan berdasarkan serta diperoleh bahwa Akibatnya, diperoleh Terbukti bahwa konvergen seragam pada Akibat dari Teorema 3.9 tersebut diperoleh kaitan antara dengan kondisi yaitu dan

43 kondisi berikut. Pada teorema berikut ini disajikan bagaimana korespondensi diantara kondisi-kondisi tersebut. Akibat 3.10 Jika termuat pada maka kondisi dan kondisi berikut ini haruslah terpenuhi. Teorema ini adalah akibat dari dua hasil yang diberikan berikutnya. Misalkan, bagian pertama dari teorema ini adalah Preposisi 3.11, dan bagian yang kedua adalah Preposisi 3.12 dengan mengaplikasikan. Preposisi 3.11 Misalkan bahwa untuk setiap vektor satuan di dengan Jika barisan yang didefinisikan oleh konvergen di titik. Maka kondisi terpenuhi.

44 Bukti: Jelas bahwa, untuk setiap vektor satuan di ruang barisan well defined (terdefinisi dengan baik). Lebih jauh, berdasarkan kekonvergenan barisan diperoleh yang mana dalam kasus ini mempunyai bentuk Selanjutnya bahwa exist (ada). Karenanya kondisi terpenuhi. Preposisi 3.12 Misalkan barisan bilangan kompleks. Misalkan pula bahwa jika dan deret konvergen pada, maka Bukti: Berdasarkan asumsi Preposisi 3.12, diperoleh bahwa Berdasarkan Lemma 3.7 diperoleh dan sesuai dengan kondisi pada Lemma 3.8, diperoleh

45 Terbukti bahwa jika termuat pada maka kondisi dan kondisi berikut ini terpenuhi.