BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

Bab-3 Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

Kepala Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon. R.SILOOY,SE.MSi PEMBINA TK I Nip

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Lampiran 1. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Tahun (Juta Rupiah).

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

PROFIL KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

2012, No NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH (Rp) Dst

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Keuangan Kabupaten Karanganyar

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

FORMAT KONVERSI DAN PENGUNGKAPAN HIBAH BERUPA BARANG DAN/ATAU JASA SERTA BANTUAN SOSIAL BERUPA BARANG PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

ANALISIS APBD I. PENDAPATAN DAERAH

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

BAB V PENUTUP. dengan rencana yang telah dibuat dan melakukan pengoptimalan potensi yang ada di

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Tabel 1. Jenis Pendapatan Daerah. Tabel 2. Persentase Sumber Pendapatan Daerah

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2011

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

FORMAT SURAT LAPORAN RENCANA DEFISIT APBD KOP SURAT PEMERINTAH PROV/KAB/KOTA

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUNGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

Tabel 1. Jenis Pendapatan Daerah. Ratarata % Dalam milyar rupiah. Jenis Pendapatan

STRUKTUR APBD DAN KODE REKENING

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

KATA PENGANTAR. iii. ANALISIS Realisasi APBD tahun anggaran 2012

a. Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah.

BEBERAPA CATATAN ATAS APBD PROVINSI RIAU TAHUN 2012 FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN (FITRA RIAU) APBD 2012 Bagi-Bagi Untuk Siapa?

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI WAJO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAJO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Transkripsi:

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 5.1. Prospek Keuangan Daerah Tinjauan terhadap kondisi keuangan daerah akan dilakukan, baik dari aspek pendapatan, aspek belanja maupun aspek pembiayaan. Selanjutnya, dalam melakukan tinjauan tersebut, akan ada sedikit perbedaan khususnya dengan periodesasi tinjauan yang akan dilakukan, dimana untuk aspek pendapatan tinjauannya akan dilakukan mulai tahun 2001 hingga tahun 2005, sedangkan untuk aspek belanja dan aspek pembiayaan tinjauannya akan dilakukan mulai tahun 2003 hingga 2005. Hal ini dilakukan karena APBD sendiri telah mengalami suatu perubahan struktur format, yaitu : dari format anggaran berimbang menjadi format anggaran surplus/defisit, dan ini tentunya memberikan konsekuensi adanya perubahan khususnya untuk sisi belanja yang telah menghilangkan dikotomi istilah belanja rutin dan belanja pembangunan, serta mulai diperkenalkannya istilah pembiayaan. Sedangkan mulai tahun 2006 hingga 2011 dikenalkan format belanja yang baru yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung. Selanjutnya, untuk sisi pendapatan relatif tidak mengalami perubahan yang cukup berarti antara format lama dengan format yang baru meskipun salah satu komponennya yaitu Sisa Lebih Tahun Anggaran Sebelumnya telah menjadi salah satu bagian dari komponen penerimaan pembiayaan. Terkait dengan sub bahasan yang dikedepankan, maka kondisi keuangan ditinjau dari beberapa aspek yang telah dijelaskan adalah dapat diuraikan lebih lanjut, sebagai berikut : a. Aspek Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah Kabupaten Serang selama 5 tahun terakhir, baik secara absolut maupun relatif cenderung mengalami peningkatan, yaitu RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-1

TABEL 1 KOMPOSISI APBD ASPEK PENDAPATAN KABUPATEN SERANG SELAMA TAHUN 2001 S.D 2005 (Dalam Jutaan Rupiah) NO KOMPONEN 2001 2002 2003 2004 2005 I Pendapatan Asli Daerah 45,990, 60,183, 61,863, 67,915, 72,882, 1 Pajak Daerah 20,762, 19,695, 21,349, 27,876, 27,680, 2 Retribusi Daerah 21,336, 27,773, 23,672, 33,940, 39,099, 3 Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan/Laba Usaha Daerah 1,640, 2,855, 2,815, 2,937, 3,661, 4 Lain-lain PAD Yang Sah 2,250, 9,858, 14,025, 3,160, 2,441, II Dana Perimbangan 283,752, 320,984, 418,993, 439,411, 475,333, 1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 39,435, 56,666, 68,297, 80,045, 44,359, 2 Dana Alokasi Umum/Subsidi 244,317, 264,318, 327,760, 346,946, 372,524, 3 Dana alokasi Khusus/Bantuan - - 2,000, 5,000, 4,000, 4 Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Provinsi - - 20,936, 7,420, 54,450, III Lain-lain Pendapatan Yang Sah - - 22,959, 22,218, 41,198, Jumlah (1+II+III) 329,742, 381,168, 503,816, 529,545, 589,414, Dari Tabel 1 diatas terlihat APBD Kabupaten Serang trend capaian setiap tahun dari Rp. 329,742 milyar (2001) meningkat Rp.381,168 milyar (tahun 2002) meningkat lagi Rp 503,816 milyar (Tahun 2003 dan Rp 529,545, (tahun 2004) serta menjadi Rp. 589,41 milyar (2005), atau rata-rata setiap tahunnya mengalami peningkatan sekitar 15,76 %. Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD), meskipun selama 5 tahun terakhir peranannya masih pada posisi ke-2 setelah Dana Perimbangan namun memiliki perkembangan (trend) yang terus meningkat dari tahun ke tahun, Dari Tabel 1 terlihat bahwa pada tahun 2001 sebesar Rp 45,990; tahun 2002 sebesar Rp 60,183; tahun 2003 sebesar Rp 61,863, tahun 2004 sebesar Rp 67,915 dan tahun 2005 sebesar Rp 77,295 dengan rata-rata peningkatan sebesar 7,31 %, (Tabel 2) RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-2

TABEL 2 KOMPOSISI PERTUMBUHAN APBD ASPEK PENDAPATAN KABUPATEN SERANG SELAMA TAHUN 2001 S.D 2005 KOMPONEN 2001 2002 2003 2004 2005 I Pendapatan Asli Daerah 13.95 15.79 12.28 12.83 12.37 1 Pajak Daerah 6.30 5.17 4.24 5.26 4.70 2 Retribusi Daerah 6.47 7.29 4.70 6.41 6.63 3 Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 0.50 0.75 0.56 0.55 0.62 Yang Dipisahkan/Laba Usaha Daerah 4 Lain-lain PAD Yang Sah 0.68 2.59 2.78 0.60 0.41 - - - - - II Dana Perimbangan 86.05 84.21 83.16 82.98 80.65 1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 11.96 14.87 13.56 15.12 7.53 2 Dana Alokasi Umum/Subsidi 74.09 69.34 65.06 65.52 63.20 3 Dana alokasi Khusus/Bantuan - - 0.40 0.94 0.68 4 Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Provinsi Banten - - 4.16 1.40 9.24 III Lain-lain Pendapatan Yang Sah - - 4.56 4.20 6.99 Jumlah (1+II+III) 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 dan kenaikan tersebut lebih didorong oleh adanya kenaikan yang dialami oleh hampir seluruh sub-sub komponen yang ada dalam PAD, yaitu : Pajak Daerah; Retribusi Daerah; Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah meskipun untuk sub komponen yang disebutkan terakhir memiliki peranan yang relatif kecil. Untuk komponen Dana Perimbangan, peranannya selama 5 tahun terakhir dalam ikut membentuk total Pendapatan Daerah cenderung menunjukan penurunan, (lihat Tabel 2) kecenderungannya adalah 86.05 % tahun 2001; 84.21% tahun 2002; 83.16% tahun 2003; 82.98% tahun 2004; 80.65% menjadi 80.65 % tahun 2005 dan penurunan tersebut lebih disebabkan oleh adanya penurunan peranan DAU ( 74.09 % pada tahun 2001.; 63.94 % pada tahun 2002 ;65.06% pada tahun 2003 ; 65.52%; pada tahun 2004 menjadi 63.20 % pada tahun 2005) dan peranan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak ( 11.96 % tahun 2001 RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-3

14.87% tahun 2002 ; 13.56% tahun 2006 ; 15.12% tahun 2004 ; menjadi 7.53 % pada tahun 2005), sedangkan untuk peranan Dana Bagi Hasil dari Provinsi cenderung meningkat, dari 4.16 % (2003) menjadi 9.24 % (2005). Selanjutnya untuk komponen Lain-lain Pendapatan yang Sah yang dalam hal ini dikelola melalui Bantuan Dana Kontijensi/Penyeimbang dari Pemerintah, meskipun dalam 5 tahun terakhir menunjukan adanya perkembangan peranan yang semakin meningkat (dari 4.56 % pada tahun 2003 menjadi 6.99 % pada tahun 2005), namun peranan tersebut masih relatif kecil dalam ikut menyumbang pembentukan total pendapatan daerah. Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari perkembangan fenonema pendapatan daerah tersebut adalah sebagai berikut : PAD, meskipun mengalami peningkatan peranan tidak begitu besar namun peningkatan peranan tersebut tampaknya memperlihatkan adanya suatu kecenderung yang konsisten dari tahun ke tahun, dan ini tampaknya harus tetap dijaga untuk dapat lebih berperan dalam ikut menentukan besaran perolehan pendapatan daerah untuk masa-masa yang akan datang. Dana perimbangan, dalam 5 tahun terakhir cenderung mengalami penurunan peranan, dan penurunan tersebut lebih disebabkan oleh adanya penurunan peranan Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam). Lebih jauh lagi, penurunan ini tampaknya tidak bisa dilepaskan dari fenomena yang saat ini tengah berkembang dan sangat mungkin akan terus berlanjut untuk masa-masa yang akan datang yaitu semakin terbatasnya keuangan negara yang didorong oleh semakin besarnya beban keuangan negara untuk melunasi hutang negara yang jatuh tempo dan pembiayaan berbagai subsidi dalam meringankan beban masyarakat, serta adanya tuntutan untuk lebih memelihara pelestarian lingkungan (konservasi SDA). Berpijak dari hal tersebut, kedepan komponen dana perimbangan akan sangat ditentukan oleh pos Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan dari Provinsi, dimana kedua komponen tersebut tidak akan bisa dilepaskan dari usaha keras RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-4

yang harus dijalankan oleh pemerintah kota untuk dapat memperoleh dana sharing sesuai dengan kebutuhan yang ada. b. Aspek Belanja Daerah Hampir sama dengan kondisi yang ditunjukan pada aspek Pendapatan Daerah, Belanja Daerah selama tiga tahun (2003-2005) pengaplikasian format anggaran surplus/defisit baik secara absolut maupun relatif menunjukan adanya suatu peningkatan, TABEL 3 KOMPOSISI BELANJA DAERAH KABUPATEN SERANG PERIODE TAHUN 2003 S/D 2005 KOMPONEN 2003 2004 2005 BELANJA APARATUR 122,355,690,456.31 144,249,327,189.00 136,829,376,422.00 Belanja Administrasi Umum 65,564,234,696 88,301,160,041 82,966,062,915 Belanja Operasional dan Pemeliharaan 25,326,824,438 31,887,396,648 28,020,591,173 Belanja Modal 31,464,631,322 24,060,770,500 25,842,722,334 BELANJA PUBLIK 381,751,505,629 418,205,610,475 493,575,384,787 Belanja Admimistrasi Umum 196,306,894,494 223,610,298,463 270,198,496,397 Belanja Operasional dan Pemeliharaan 76,483,388,380 60,469,126,116 81,839,960,190 Belanja Modal 66,836,971,543 80,150,481,721 75,496,388,000 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 34,616,347,612 48,975,704,175 62,040,540,200 Belanja Tidak Tersangka 7,507,903,600 5,000,000,000 4,000,000,000 Total Belanja 504,107,196,085.31 562,454,937,664.00 630,404,761,209.00 Defisit/Surplus (39,891,709,304.56) (54,066,268,743.00) (40,990,000,916.00) PEMBIAYAAN 39,891,709,304.56 54,066,268,743.00 40,990,000,916.00 Total Pendapatan 543,998,905,389.87 616,521,206,407.00 589,414,760,293.00 dari Tabel 3 diatas terlihat perkembangan belanja selama tiga tahun yaitu Rp. 504.107 milyar (tahun 2003); Tahun 2004 menjadi Rp 562.454 dan tahun 2005 menjadi Rp. 630,045 milyar (2005) atau mengalami pertumbuhan sekitar 24.98%. RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-5

TABEL 4 PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SERANG PERIODE TAHUN 2003 S/D 2005 KOMPONEN 2003 2004 2005 BELANJA APARATUR 24.27 25.65 21.71 Belanja Administrasi Umum 13.01 15.70 13.16 Belanja Operasional dan Pemeliharaan 5.02 5.67 4.44 Belanja Modal 6.24 4.28 4.10 BELANJA PUBLIK 75.73 74.35 78.29 Belanja Admimistrasi Umum 38.94 39.76 42.86 Belanja Operasional dan Pemeliharaan 15.17 10.75 12.98 Belanja Modal 13.26 14.25 11.98 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 6.87 8.71 9.84 Belanja Tidak Tersangka 1.49 0.89 0.63 - - - Total Belanja 100.00 100.00 100.00 Defisit/Surplus (7.91) - (6.50) PEMBIAYAAN - - - Total Pendapatan 107.91 109.61 93.50 Ditinjau dari komposisi penggunaannya, komponen Belanja Pelayanan Publik merupakan komponen yang cukup besar menyerap belanja daerah yaitu apabila pada tahun 2003 menyerap sekitar 75,73% begitu pula tahun 2004 sebesar 74.35 % maka pada tahun 2005 direncanakan menyerap sekitar 78,29 %. Selanjutnya dari besaran penggunaan dana belanja tersebut 28.43% (2003) dan 25% (Tahun 2004) serta 24.96 % (2005) adalah berasal dari Belanja Operasi dan Pemeliharaan serta Belanja Modal yang telah digunakan untuk mendukung belanja program dan selebihnya adalah digunakan untuk Belanja Administrasi Umum. Demikian halnya untuk Belanja Aparatur Daerah yang telah menyerap dana belanja sekitar 24.27 % (2004) 25.65 % Tahun 2004 dan 21.71 % (2005) adalah juga telah digunakan untuk mendukung belanja program yaitu sekitar 11.26 % tahun 2003 ; 90.95 % (2004) dan 8.54 % (2005) yang dalam hal ini disumbang dari Belanja Operasi dan RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-6

Pemeliharaan serta Belanja Modal, sedangkan sisanya adalah masingmasing sekitar 13.01% yahun 2003 ; ; 15.70 % (2004) dan 13.16 % (2005) yang telah digunakan untuk Belanja Administrasi Umum. Selain itu, untuk 2 komponen lainnya seperti Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Tersangka, masing-masing menunjukan persentase penyerapan belanja, yaitu : sekitar 6.87 dan sekitar 1.49 % Tahun 2003 ; 8.71% dan 089 % pada tahun 2004, dan pada tahun 2005 persentase penyerapan penggunaan dan untuk belanja adalah sekitar 9.84 % dan sekitar 0.63%. c. Aspek Pembiyaan Daerah Besaran kebutuhan belanja yang terjadi pada tahun 2004 dan 2005 apabila dibandingkan dengan Pendapatan Daerah pada tahun yang sama, tampaknya telah memberikan kondisi defisit sekitar 7,91 % (2003) dan deficit sekitar 6.50 % (2005). Adanya hal tersebut setidaknya telah memberikan konsekuensi adanya komponen pengeluaran pembiyaan yang harus ditutup dan/atau dimanfaatkan sebagai akibat dari adanya selisih lebih dan/atau kurang antara belanja daerah dengan pendapatan daerah yang ada. Berdasarkan data APBD tahun 2004 dan tahun 2005, komponen penerimaan pembiyaan yang digunakan untuk menutup pengeluaran pembiayaan adalah lebih banyak ditentukan oleh Dana Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu yaitu masing-masing mencapai sekitar 100%, 5.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah Seperti halnya yang dipergunakan dalam memproyeksi ekonomi kota, maka dengan menggunakan pendekatan analisis pertumbuhan elastisitas khususnya dalam menghitung proyeksi PAD dan Belanja Daerah, serta dengan meletakkan beberapa asumsi, seperti : a. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang diperkirakan akan sama dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu : 6,1% (2006) ; 6,7% (2007) ; 7,2% (2008) ; 7,6% (2009); dan 7,6% (2010); b. Selama periode proyeksi, tingkat inflasi diperkirakan akan mencapai sekitar 8,37% untuk setiap tahunnya; RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-7

c. Tax Ratio (PAD terhadap PDRB) selama periode proyeksi diperkirakan akan mencapai sekitar 0,59% untuk setiap tahunnya; d. Selama periode proyeksi, komponen DAU, Dana Bagi Hasil Bukan Pajak dan Dana Perimbangan, serta Lain-lain Pendapatan yang Sah diperkirakan tetap sebagaimana angka pada tahun 2006/2007. 1. Aspek Pendapatan Daerah Pendapatan daerah Kabupaten Serang sampai dengan tahun 2010 nanti diperkirakan akan mengalami peningkatan setiap tahunnya dan pertumbuhan tersebut lebih disebabkan oleh adanya peningkatan pada komponen PAD dan komponen Dana Perimbangan. Secara riil besaran PAD untuk proyeksi dari tahun 2006 s/d tahun 2010 seperti pada Tabel 5 pada tahun 2006 PAD diproyeksi sebesar Rp 90.486.910.395; tahun 2007 sebesar Rp 93.431.204.000, tahun 2008 sebesar Rp 96.586.772.380 ; tahun 2009 sebesar Rp 99.990.983.811, dan tahun 2010 sebesar Rp 103.694.462.941. Pertumbuhan komponen Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Hasil Perusahaan Daerah akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD nanti. Sedangkan untuk Dana Perimbangan terdiri dari komponen : Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-8

TABEL 5 PROYEKSI APBD KABUPATEN SERANG ASPEK PENDAPATAN PERIODE TAHUN 2006 S/D 2010 (Dalam Jutaan Rupiah) KOMPONEN 2006 2007 2008 2009 2010 I Pendapatan Asli Daerah 90.486.910.395 93.431.204.000 96.586.772.380 99.990.983.811 103.694.462.941 1 Pajak Daerah 32.207.000.000 33.260.000.000 34.357.580.000 35.505.123.172 36.712.297.360 2 Retribusi Daerah 49.346.692.395 50.519.021.000 51.731.477.504 52.993.725.555 54.318.568.694 3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 4.736.300.000 4.736.300.000 4.736.300.000 4.736.300.000 4.736.300.000 4 Lain-lain PAD Yang Sah 4.196.918.000 4.915.883.000 5.761.414.876 6.755.835.084 7.927.296.887 II Dana Perimbangan 628.313.290.512 730.081.290.512 730.081.290.512 730.081.290.512 730.081.290.512 1 Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak 66.383.290.512 66.383.290.512 66.383.290.512 66.383.290.512 66.383.290.512 2 Dana Alokasi Umum/Subsidi 548.390.000.000 605.720.000.000 605.720.000.000 605.720.000.000 605.720.000.000 3 Dana alokasi Khusus/Bantuan 13.540.000.000 57.978.000.000 57.978.000.000 57.978.000.000 57.978.000.000 III Lain-lain Pendapatan Yang Sah 64.089.518.026 64.100.000.000 64.100.000.000 64.100.000.000 64.100.000.000 1 Hibah - - - - - 2 Dana Darurat - - - - - 3 Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi 44.089.518.026 44.100.000.000 44.100.000.000 44.100.000.000 44.100.000.000 dan Dari Pemerintah Daerah Lainnya 4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - - - - - 5 Bantuan Keuangan Dari Provinsi dan Dari Pemerintah Daerah Lainnya 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000 PENDAPATAN DAERAH 782.889.718.933 887.612.494.512 890.768.062.892 894.172.274.323 897.875.753.453 Ditinjau dari komposisi Pendapatan Daerah, trend kenaikan peranan PAD dan peranan Dana Perimbangan yang cenderung tetap sampai dengan tahun 2010 nanti diperkirakan akan terus berlangsung meskipun dalam kaitan tersebut diperkirakan dominasi peranan Dana Perimbangan dalam membentuk total perolehan Pendapatan Daerah akan tetap diatas peranan PAD. Sedangkan untuk komponen Lain-lain Pendapatan yang Sah peranannya dipengaruhi oleh dua komponen yaitu Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan dari Pemerintah Daerah Lainnya serta Bantuan Keuangan dari Provinsi dan dari Pemerintah Daerah Lainnya. 2. Aspek Belanja Daerah Proyeksi belanja daerah tahun 2006 hingga 2010 terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Untuk komponen belanja tidak langsung RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-9

diantaranya belanja bantuan social, belanja bantuan keuangan kepada provinsi / Kab. / Kota & Pemerintah Desa dan belanja tidak terduga cenderung tetap. Selain komponen tersebut sampai dengan tahun 2010 nanti diperkirakan mengalami peningkatan (lihat Tabel 6). TABEL 6 PROYEKSI APBD KABUPATEN SERANG ASPEK BELANJA PERIODE TAHUN 2006 S/D 2010 KOMPONEN 2006 2007 2008 2009 2010 BELANJA TIDAK 375.616.342.168 491.216.682.004 488.762.400.000 490.807.650.000 492.863.126.250 LANGSUNG Belanja Pegawai 312.870.977.232 411.504.282.004 413.561.803.414 415.629.612.431 417.707.760.493 Belanja Bunga - - - - - Belanja Subsidi 1.420.000.000 - - - - Belanja Hibah - - - - - Belanja Bantuan Sosial 41.303.042.736 40.115.250.000 40.115.250.000 40.115.250.000 40.115.250.000 Belanja Bagi Hasil Kepada - - - - - Provinsi/Kab./Kota & Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan 16.022.322.200 35.597.150.000 35.597.150.000 35.597.150.000 35.597.150.000 Kepada Provinsi/Kab./Kota & Pemerintah Desa Belanja Tidak Terduga 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 4.000.000.000 BELANJA LANGSUNG 401.541.032.253 396.016.544.512 399.976.709.957 401.976.593.507 403.986.476.474 Belanja Pegawai 35.294.899.038 55.412.896.291 55.679.728.150 56.237.917.425 56.519.107.012 Belanja Barang dan Jasa 158.653.052.672 176.367.670.049 177.267.697.770 179.044.806.440 179.940.030.473 Belanja Modal 207.593.080.543 164.235.978.172 165.049.201.314 166.703.819.557 167.537.338.655 BELANJA DAERAH 777.157.374.421 887.233.226.516 891.270.830.649 895.328.622.802 899.406.703.916 Surplus/Defisit 5.732.344.512 379.267.996 (502.767.757) (1.156.348.479) (1.563.430.426) PEMBIAYAAN - - - - - PENDAPATAN DAERAH 782.889.718.933 887.612.494.512 890.768.062.892 894.172.274.323 897.875.753.453 RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-10

Selanjutnya ditinjau dari komposisi masing-masing belanja, maka belanja tidak langsung diperkirakan akan cukup mendominasi dalam menyerap penggunaan dana untuk belanja yaitu rata rata sekitar 53,93% dari total belanja daerah. Sedangkan untuk belanja langsung diperkirakan menyerap rata rata sebesar 46,07% dari total belanja daerah. 3. Aspek Pembiayaan Daerah Tidak seperti yang terjadi pada APBD tahun 2005, kondisi keuangan daerah diperkirakan akan mengalami surplus anggaran pada tahun 2006 dan tahun 2007 namun pada tahun 2008 hingga 2010 kondisi keuangan daerah diperkirakan akan mengalami defisit anggaran dan seperti halnya pada tahun 2005, maka alternative penerimaan pembiayaan dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu diperkirakan akan menjadi komponen yang cukup penting untuk menutup pengeluaran pembiayaan yang akan terjadi disamping alternatif penerimaan pembiayaan lainnya yang bisa dikembangkan, seperti : pinjaman daerah, penerbitan surat obligasi dan penjualan asset baik yang akan dipergunakan untuk penyertaan modal maupun pembayaran angsuran utang pokok yang akan jatuh tempo, ataupun program pengeluaran pembiayaan lainnya yang timbul sebagai akibat dari pengembangan alternatif penerimaan pembiayaan. Terdapat beberapa hal yang cukup penting terkait dengan prospek keuangan daerah kedepan yang antara lain adalah : Bahwa peranan sektor Pajak Daerah dan BUMD dalam memberikan sumbangan ke PAD, kedepan tampaknya akan semakin penting. Untuk itu, upaya untuk terus melakukan baik ekstensifikasi melalui perluasan basis pajak tanpa harus menambah beban kepada masyarakat maupun intensifikasi melalui upaya yang terus menerus dalam melakukan perbaikan kedalam dan senantiasa meningkatkan kesadaran wajib pajak dan retribusi dalam memenuhi kewajibannya adalah hal yang mutlak untuk tetap dilanjutkan secara konsisten termasuk dalam upaya untuk terus meningkatkan efisiensi, baik di tubuh penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Serang maupun pada setiap perusahaan daerah. RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-11

Upaya ekstensifikasi pajak sebagaimana yang telah disampaikan, tampaknya tidak cukup hanya mengandalkan kondisi saranaprasarana kota yang ada seperti saat ini. Untuk itu, kedepan prioritas pembangunan kota harus benar-benar fokus pada sektor-sektor yang mampu menarik investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi dalam upaya meningkatkan daya beli masyarakat yang dalam hal ini tentunya harus dilakukan dengan tanpa mengesampingkan konsistensi dalam menekan ketimpangan pendapatan masyarakat sebagai bentuk upaya untuk menekan angka kemiskinan, serta tahap memperhatikan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan masyarakat yang ada di Kabupaten Serang RPJMD KAB.SERANG_2006-2011 V-12