BULETIN SKK MIGAS MENJAGA PASOKAN GAS DOMESTIK / MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS / FASILITAS BANYU URIP DIRESMIKAN. No.

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN III TAHUN SIDANG

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 dan

GUNTINGAN BERITA Nomor : HHK 2.1/HM 01/05/2014

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, di Jatim tgl. 7 Okt 2014 Selasa, 07 Oktober 2014

CAPAIAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI SEMESTER I/2017

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

Prediksi Lifting Minyak 811 ribu BPH

Sambutan Tertulis Presiden Republik Indonesia pada Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2006 Kepada Semua Provinsi

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Satuan Kerja Khusus. Kegiatan Usaha Hulu. Minyak dan Gas Bumi. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Blok Masela Harus. Berikan Kemakmuran untuk Rakyat Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

MENGOPTIMALKAN ALOKASI GAS UNTUK DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perser

Materi Paparan Menteri ESDM Strategi dan Implementasi Program MW: Progres dan Tantangannya

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

Sektor Hulu Migas Optimis Penuhi Target

EFEK BERGANDA INDUSTRI HULU MINYAK DAN GAS BUMI

PGN Umumkan Pemenang Kompetisi Jurnalistik PGN 2014

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014

SUBSIDI BBM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

KONSULTASI REGIONAL OPERASI DAN PEMELIHARAAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR 2016

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

IV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau

KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA KEGIATAN USAHA HILIR MIGAS

Desain Tata Kelola Kelembagaan Hulu Migas Menuju Perubahan UU Migas Oleh: Wiwin Sri Rahyani * Naskah diterima: 13 April 2015; disetujui: 22 April 2015

KEBIJAKAN ALOKASI GAS BUMI UNTUK DALAM NEGERI

KATA PENGANTAR. Semarang, Maret 2018

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

ANALISA PENGARUH EKSPLORASI GAS BUMI TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TIMUR MELALUI PENDEKATAN INPUT OUTPUT

BAB I PENDAHULUAN. yang tersebar di banyak tempat dan beberapa lokasi sesuai dengan kebutuhan

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - Press Release PGN Memenuhi Kebutuhan Gas Untuk Industri di Jawa Timur

Indonesia Negeri Kaya Minyak dan Gas?

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan APMC on Public Private Partnerships, 15 April 2010 Kamis, 15 April 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

Gambar 3.1. Struktur Perusahaan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI INEFISIENSI BBM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURABAYA - MADURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TRANSPARANSI PENDAPATAN NEGARA DAN PENDAPATAN DAERAH

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

Indonesia: Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur-Program Pembangunan Jaringan Listrik

Jakarta, 10 Maret 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PIDATO KEPALA BPMIGAS DALAM RANGKA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 65 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Bapak dan Ibu sekalian,

Assalamualaikum Wr. Wb.

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 250/PMK.07/2014 TENTANG PENGALOKASIAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Laporan Perkembangan Deregulasi 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional Eksplorasi dan

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kilas Banyu Urip. Edisi 18 Juli ExxonMobil Cepu Limited. Dewan Redaksi

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013

Konferensi Pers Presiden RI pada Kunjungan Kerja ke DIY, Yogyakarta, 25 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

2014, No Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERCEPAT PROYEK MW, PEMERINTAH LAKUKAN BERBAGAI CARA

BULETIN SKK MIGAS KINERJA INDUSTRI HULU MIGAS 2014 / TANTANGAN MEMENUHI TARGET 2015 / MENJAGA KEAMANAN OPERASI HULU MIGAS / REFORMASI ORGANISASI

Perpres No. 41 Tahun 2016 Tata Cara Penetapan dan Penanggulangan Krisis Energi dan Darurat Energi oleh Prof. Syamsir Abduh (AUPK)

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG TIM KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI SUB REGIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

Transkripsi:

BULETIN SKK MIGAS No.21 I OKTOBER 2014 MENJAGA PASOKAN GAS DOMESTIK / MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS / FASILITAS BANYU URIP DIRESMIKAN

DAFTAR ISI SALAM REDAKSI 3 Membangun Kepercayaan 6 FOKUS 4 Menjaga Pasokan Gas Domestik 6 Menata Pengelolaan Gas PERSPEKTIF 8 Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Berkualitas 10 SEREMONIAL 8 BIANGLALA 16 Fasilitas Produksi Banyu Urip Diresmikan 17 Kick-Off Meeting Engineering Survey 17 Expat Goes To Campus 16 18 FIGUR 18 M.I Zikrullah Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis Bersama Merapatkan Barisan SPEKTRUM 20 Industri Hulu Perlu Kejelasan Sertifikasi Tanah 21 Rapat Kerja Nasional Kehumasan 2014 22 INFO 22 Menyusur Jejak Emas Hitam Di Jantung Sumatera Redaksi : Pelindung J. Widjonarko, Gde Pradnyana / Penanggungjawab Rudianto Rimbono / Pemimpin Redaksi Zudaldi Rafdi / Editor Heru Setyadi, Ryan B. Wurjantoro / Tim Redaksi Adhitya C, Utama, Alfian, Galuh Andini, Heri Slamet, Ruby Savira, Suhendra Atmaja Redaksi menerima masukan artikel melalui : hupmas@skkmigas.go.id acutama@skkmigas.go.id Redaksi : Bagian Komunikasi dan Protokol SKK Migas Alamat : Gedung Wisma Mulia Lt.30, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42, Jakarta 12710 Facebook : Humas SKK Migas Twitter @HumasSKKMigas www.skkmigas.go.id 2 BUMI Oktober 2014

SALAM REDAKSI MEMBANGUN KEPERCAYAAN Setiap hubungan membutuhkan pondasi yang kuat agar bisa bertahan lama. Kepercayaan menjadi pondasi utama dari sebuah hubungan. Kepercayaan bukan suatu hal yang dapat dibangun dalam sekejap, melainkan melalui sebuah kebiasaan yang konsisten dalam sebuah interaksi. Membangun kepercayaan tidak hanya dibutuhkan dalam menjalin relasi dengan sesama manusia dalam konteks sosial. Dalam konteks bisnis, termasuk dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) kepercayaan juga perlu dibangun. Rasa percaya publik dan pemangku kepentingan dibutuhkan karena aktivitas di industri hulu migas banyak bersinggungan dengan masyarakat maupun lingkungan sosial di sekitar wilayah kerja. Tanpa adanya kepercayaan publik, kelancaran kegiatan usaha hulu migas di tanah air bisa terganggu. Seperti diketahui, banyak tantangan di lapangan yang harus dihadapi industri hulu migas untuk bisa memberikan hasil optimal. Pemahaman yang kurang lengkap dari warga sekitar dan para pemangku kepentingan, baik di pusat maupun daerah, tidak jarang menimbulkan hambatan pada proses kerja sehingga aktivitas eksplorasi maupun produksi tidak berjalan sesuai rencana. Permasalahan yang ada sebenarnya bisa diminimalkan apabila menaruh kepercayaan terhadap proses bisnis yang dijalankan di sektor hulu migas. Kepercayaan itu tidak bisa dibangun apabila publik tidak memiliki pemahaman secara utuh mengenai kegiatan usaha hulu migas. Agar rasa percaya terbangun, industri hulu migas perlu hadir dan memperkenalkan proses dan aktivitas yang dilakukan sehingga warga sekitar dan para pemangku kepentingan mendapatkan pemahaman secara menyeluruh. Ibarat kata pepatah tak kenal maka tak sayang. Salah satu peran SKK Migas dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha hulu migas di Indonesia adalah menjalankan fungsi hubungan masyarakat. Fungsi ini menjembatani antara industri hulu migas dengan publik, baik masyarakat umum, pembuat kebijakan, maupun para pemangku kepentingan. Fungsi hubungan masyarakat harus bisa menjelaskan seluk beluk kegiatan usaha hulu migas dan memberikan pemahaman yang tepat kepada publik mengenai sektor yang masih memiliki daya tarik kuat bagi investor tersebut. Dalam hal memberikan pemahaman kepada publik, siapa pun bisa menjalankan fungsi hubungan masyarakat. Dasar utama fungsi hubungan masyarakat adalah komunikasi. Artinya, siapa pun yang mampu berkomunikasi dengan orang lain bisa menjalankan fungsi hubungan masyarakat selama pesan yang disampaikan memang benar dan tepat serta sesuai sasaran. Dengan memberikan penjelasan yang tepat kepada publik melalui komunikasi yang efektif, kegiatan usaha hulu migas bisa dipahami secara menyeluruh. Pemahaman yang utuh mengenai industri ini diharapkan akan menumbuhkan kepercayaan publik. Melalui kepercayaan yang terbangun, publik otomatis akan memberikan dukungan secara penuh bagi kelancaran kegiatan usaha hulu migas. Mereka juga akan turut serta menjaga berlangsungnya aktivitas di industri hulu migas sehingga sektor ini mampu memberikan kontribusi maksimal bagi negara dan ikut meningkatkan kesejahteraan rakyat. RUDIANTO RIMBONO Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Oktober 2014 BUMI 3

FOKUS MENJAGA PASOKAN GAS DOMESTIK Oleh: Adhitya Cahya Utama/acutama@skkmigas.go.id Sumber daya alam gas diprediksi bakal menjadi salah satu tulang punggung bauran energi di Indonesia. Pemanfaatan gas diharapkan bisa mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar minyak (BBM). Berkurangnya konsumsi BBM diharapkan akan bisa mengurangi impor minyak sehingga ketahanan energi nasional bisa terjaga. Hingga saat ini, konsumsi minyak bumi masih mendominasi pemenuhan kebutuhan energi nasional, yakni sebesar 48 persen. Konsumsi BBM juga menunjukkan tren meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut harus diimbangi dengan kemampuan penyediaan minyak untuk konsumsi nasional. Hanya saja, kesenjangan antara produksi dan konsumsi semakin besar. Saat ini, produksi minyak nasional terus mengalami penurunan seiring menurunnya jumlah cadangan. Dulu, saat mengangkat 100 barel fluida dari dalam bumi, sebanyak 90 barel merupakan minyak. Sekarang, dari 100 barel yang diangkat, kandungan minyaknya hanya 10 barel, sisanya air, kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko. Menghadapi kondisi tersebut, impor minyak pun harus dilakukan agar kebutuhan BBM nasional tetap bisa terpenuhi. Sebagai informasi, sejak 2004, Indonesia telah menjadi negara pengimpor minyak. Kondisi ini tidak menguntungkan karena semakin tinggi jumlah impor minyak, makin rentan pula ketahanan energi nasional. Nilai subsidi BBM sekarang juga sudah di atas jumlah produksi minyak. Guna mengurangi ketergantungan terhadap minyak, pemanfaatan energi non minyak, khususnya gas bumi, perlu lebih dioptimalkan. Selain minyak, gas bumi menjadi salah satu opsi utama untuk memenuhi ketersediaan sumber energi. Pemanfaatan gas didukung oleh penemuan cadangan hidrokarbon dari kegiatan eksplorasi yang saat ini lebih didominasi gas. Dibanding minyak, jumlah penemuan cadangan gas jauh lebih besar dan menjanjikan dalam beberapa tahun terakhir. Penemuan ini tidak hanya menumbuhkan optimisme bagi ketersediaan pasokan energi, tetapi juga kelangsungan penerimaan negara dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas). Seiring makin meningkatnya penemuan cadangan gas, pemanfaatan gas di sektor domestik diharapkan bisa terus meningkat. Alokasi gas untuk domestik juga diharapkan bisa lebih besar dibanding volume gas yang diekspor. Pada 2013, porsi alokasi gas telah mengalami pergeseran, di mana alokasi gas untuk domestik naik menjadi 3.660 miliar British thermal unit per hari (BBTUD) atau sebesar 52,15 persen dari sebelumnya sebesar 3.550 BBTUD atau 49,5 persen pada 2012. 4 BUMI Oktober 2014

FOKUS Hanya saja, tantangan pemanfaatan gas di Indonesia lebih besar dan tidak semudah pemanfaatan minyak. Cadangan baru untuk gas lebih banyak ditemukan di kawasan Indonesia timur, salah satunya di Papua. Kegiatan eksplorasi dan produksi di wilayah ini tidak mudah dilakukan dan membutuhkan teknologi tinggi karena berada di laut dalam atau di lokasi yang terpencil. Kondisi tersebut praktis menuntut investasi dalam jumlah besar. Tantangan lain yang dihadapi adalah ketersediaan infrastruktur. Karakteristik gas bumi yang berbeda dari minyak membuat proses pemanfaatannya lebih kompleks. Minyak yang berbentuk cair lebih mudah ditampung sebelum didistribusikan. Proses pengiriman minyak juga mudah karena minyak bisa diangkut menggunakan kapal tanker meski lokasi pengeboran jauh dari tempat pengolahan maupun daerah tujuan distribusi. Perlakuan serupa tidak bisa diterapkan pada gas. Berbeda dengan minyak, gas tidak bisa ditampung dalam sebuah tempat penampungan dan harus segera dimanfaatkan setelah diproduksikan. Hanya saja, lokasi lapangan-lapangan yang menghasilkan gas dalam jumlah besar sangat jauh dari daerahdaerah yang paling banyak membutuhkan pasokan gas. Saat ini, cadangan gas terbesar di Indonesia berada di wilayah Kalimantan Timur dan Papua. Sementara permintaan pasokan gas terbesar berasal dari Sumatera dan Jawa. Kondisi ini memunculkan tantangan baru dalam hal pengiriman gas. Selain tidak bisa ditampung dalam tempat penampungan di lokasi pengeboran, distribusi gas tidak bisa dilakukan dengan menggunakan kapal. Setelah diproduksikan, gas harus dialirkan melalui jaringan pipa menuju lokasi konsumen. Tanpa dukungan infrastruktur berupa jaringan pipa, gas tidak bisa dialirkan langsung ke lokasi yang membutuhkan pasokan dalam jumlah besar. Belum maksimalnya dukungan infrastruktur untuk mengalirkan gas membuat alokasi gas ke pasar domestik tidak bisa terserap secara optimal. Banyak kebutuhan gas yang tidak bisa terpenuhi karena belum terbangunnya jaringan pipa secara memadai. Hingga 2014, Indonesia masih kewalahan menjual gas yang tersisa (uncommitted) karena sektor domestik tidak bisa menyerap seluruh alokasi yang ada, kata Widjonarko. Pemerintah sudah menyatakan komitmennya bahwa pasokan gas akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Namun untuk mewujudkan hal itu, perlu adanya ketersediaan infrastruktur yang memadai. Tanpa adanya jaringan pipa penghubung maupun infrastruktur pendukung lainnya, penyaluran gas dari satu tempat ke tempat lain akan terkendala, bahkan sulit dilakukan. Akibatnya, suplai gas tidak bisa terserap secara optimal. Kebutuhan gas di sektor domestik juga tidak akan terpenuhi secara maksimal. Hal itu bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional karena pemanfaatan gas di Indonesia untuk saat ini masih didominasi sektor industri dan pembangkit listrik. Selain itu, tidak terserapnya pasokan gas secara optimal bisa memaksa Indonesia untuk melakukan impor gas guna memenuhi kebutuhan domestik. Sama halnya dengan impor minyak, keharusan untuk mengimpor gas akan membawa pengaruh besar bagi ketahanan energi nasional. Oktober 2014 BUMI 5

FOKUS MENATA PENGELOLAAN GAS Oleh: Adhitya Cahya Utama/acutama@skkmigas.go.id Sumber daya alam gas bumi makin dilirik sebagai sumber energi utama seiring makin menurunnya cadangan dan produksi minyak. Kian besarnya penemuan cadangan baru untuk gas memungkinkan terpenuhinya pasokan gas untuk kebutuhan domestik. Namun untuk bisa melakukannya, perlu adanya tata kelola yang tepat dan benar agar pemanfaatan gas bisa maksimal dan alokasi yang tersedia dapat terserap secara optimal. Dalam hal tata kelola gas bumi, Indonesia perlu melakukan pembenahan. Pasalnya, alokasi gas untuk domestik hingga saat ini belum terserap secara optimal. Padahal, cadangan gas Indonesia hanya 1,6 persen dari cadangan gas dunia. Oleh karena itu, pemanfaatannya harus dilakukan secara optimal dengan perencanaan yang baik. Gas harus bisa dikelola dengan baik, kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo, dalam diskusi di Universitas Gadjah Mada, Jakarta beberapa waktu lalu. Agar cadangan dan produksi gas bisa dikelola dengan benar dan tepat, perlu ada kesiapan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur memegang peranan yang krusial karena proses pemanfaatan gas lebih kompleks dibanding minyak bumi. Penyaluran gas dari lapangan produksi hingga ke konsumen membutuhkan jaringan pipa yang terbangun dan tertata dengan baik. Infrastruktur berupa pipa jaringan mutlak diperlukan karena gas yang sudah diambil harus segera disalurkan ke pengguna. Bagi negara-negara maju atau negara yang wilayahnya hanya mencakup satu pulau atau berada di daratan benua, pembangunan jaringan pipa gas bisa dilakukan dengan baik. Namun kondisi geografis Indonesia berbeda. Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan cukup menyulitkan untuk dilakukan pembangunan infrastruktur jaringan pipa gas. Padahal, lokasi pengeboran gas mayoritas berada di kawasan yang sangat jauh dari daerah dengan tingkat permintaan untuk ketersediaan gas cukup tinggi. Alternatif lain apabila pembangunan jaringan pipa tidak mungkin dilakukan adalah dengan mencairkan gas hingga menjadi gas alam cair (liquefied natural gas/ LNG) sebelum diangkut ke tempat tujuan. Di lokasi tujuan, LNG diubah lagi menjadi gas sebelum dimanfaatkan oleh pengguna akhir. Namun alternatif ini tetap membutuhkan ketersediaan fasilitas pengubah gas bumi menjadi LNG dan sebaliknya, baik di lapangan pengeboran maupun di lokasi tujuan penyaluran gas. Saat ini, jaringan distribusi gas di Indonesia terbilang masih minim. Bahkan jaringan pipa gas hanya ada di Sumatera dan Jawa. Itu pun belum mencakup seluruh wilayah dan masih belum bagus. Imbasnya, saat produksi gas di suatu daerah berlebih, gas tersebut tidak bisa dikirimkan ke daerah yang mengalami kekurangan pasokan gas. Sebagai contoh, produksi gas di Jawa Timur lebih besar dibanding Jawa Barat. Namun alokasi gas ke Jawa Barat belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. Sementara di Jawa Timur terjadi surplus gas. Hanya saja, gas yang tidak terserap di Jawa Timur tidak bisa dialirkan untuk memenuhi kebutuhan gas di Jawa Barat karena belum ada jaringan pipa gas yang menghubungkan Jawa Barat dengan Jawa Timur. Ada 50 juta kaki kubik gas yang mangkrak di Jawa Timur karena tidak bisa diserap konsumen, kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko. Widjonarko menilai, pemanfaatan gas di Indonesia saat ini masih sangat tradisional dan belum terintegrasi dengan struktur yang memadai. Perlu ada moda transportasi yang efisien untuk menyalurkan gas ke seluruh wilayah yang membutuhkan. Adanya sistem transportasi gas yang bagus juga akan memacu pertumbuhan ekonomi karena banyak pihak bisa terlibat di dalamnya. Infrastruktur menjadi hal yang utama dalam tata kelola gas dan harus terintegrasi, kata Widjonarko. 6 BUMI Oktober 2014

FOKUS Selain jaringan pipa, fasilitas pendukung lainnya seperti floating storage regasification unit (FSRU) dan receiving terminal juga harus ditingkatkan. Sebagai informasi, Indonesia baru memiliki receiving terminal untuk gas pada 2012. Padahal Indonesia sudah menjadi negara pengekspor LNG sejak 1977. Dukungan infrastruktur berupa jaringan pipa gas tidak hanya memudahkan sektor industri dalam memperoleh pasokan gas. Sektor rumah tangga juga bisa menikmati alokasi gas melalui pipa sehingga konsumsi LNG bisa dikurangi. Langkah tersebut sudah dilakukan pemerintah dengan membangun jaringan pipa gas untuk rumah tangga. Mulai 2009 hingga 2013, jaringan gas kota telah terbangun di 20 lokasi yang tersebar di Sumatera Selatan, Jawa Timur, Jabodetabek, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jambi, Papua, dan Jawa Tengah. Jaringan ini telah dinikmati 72 ribu rumah tangga yang berada di wilayah tersebut. Pada 2014, pembangunan jaringan gas kota kembali dilakukan di lima lokasi, yakni Bekasi, Bulungan, Aceh, Batam, dan Semarang. Pembangunan ini berhasil mengalirkan gas di 20 ribu rumah tangga. Tiap tahun mulai 2015 hingga 2019, pemerintah melalui APBN menargetkan pembangunan gas kota setidaknya di dua lokasi. Sementara Perusahaan Gas Negara (Persero) dan PT Pertamina (Persero) menargetkan pembangunan jaringan gas di 200 kota pada 2015 hingga 2019. Tanpa dukungan infrastruktur, cadangan gas yang melimpah tidak bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan penerimaan negara. Seluruh pemangku kepentingan harus memperhatikan aspek ini sehingga potensi gas bumi dapat digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Dukungan para pemangku kepentingan turut mempengaruhi pelaksanaan tata kelola gas yang tepat. Oktober 2014 BUMI 7

PERSPEKTIF MEMPERSIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA BERKUALITAS Oleh: Suhendra Atmaja/satmaja@skkmigas.go.id Pemberlakuan ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 memberikan tantangan tersendiri bagi praktisi sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Para profesional dan pimpinan di bidang manajemen SDM dituntut untuk bisa mencetak tenaga baru yang berkualitas serta meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM yang ada sekarang. Upaya itu dilakukan agar SDM lokal bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia. Sesuai UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pembangunan nasional dilaksanakan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. Tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Pembangunan ketenagakerjaan pun diperlukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan peranannya dalam pembangunan dengan tetap memperhatikan perkembangan dan kemajuan dunia usaha. Pengembangan kapasitas SDM nasional tidak hanya penting bagi pembangunan. Sektor industri pun membutuhkannya agar bisnis bisa berkembang secara berkesinambungan. Dalam rangka mewujudkan bisnis yang berkesinambungan, masyarakat sekitar menjadi pemangku kepentingan yang utama. Strategi dan kebijakan yang diambil pembuat kebijakan dalam perusahaan hendaknya mempertimbangkan atau bahkan melibatkan masyarakat lokal sehingga tujuan perusahaan dapat terwujud optimal. 8 BUMI Oktober 2014

PERSPEKTIF Sebagai salah satu industri yang menyerap banyak tenaga kerja, sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) juga berperan dalam mengembangkan kapasitas nasional. Sektor hulu migas juga memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang madani dengan cara memajukan standar pendidikan dan pelatihan di daerah-daerah. Pengembangan kapasitas SDM lokal juga bisa dilakukan perusahaan dengan memberikan pemagangan dan kesempatan kerja bagi penduduk sekitar daerah operasi. Perusahaan perlu mendorong upaya untuk meningkatkan daya saing putra daerah dalam kewirausahaan sehingga tingkat sosial ikut terangkat bersama dengan berkembangnya dunia usaha, kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, saat membuka The 41st ARTDO Internasional Leadership and HRD Conference & Exhibition and the 6th Indonesia HR Summit di Yogyakarta pada 9 September 2014. Widjonarko menambahkan, pimpinan dan praktisi SDM memiliki peran penting dalam mempersiapkan dan membangun SDM yang berkualitas, baik SDM yang ada dalam perusahaan maupun calon pekerja dari daerah sekitar untuk membantu menciptakan masyarakat yang madani. Untuk bisa menjalankan peran tersebut, perlu ditetapkan standar kompetensi bagi pengelola SDM agar para pemimpin dan praktisi SDM menjadi mumpuni dalam mengemban tugas membina pekerja serta calon pekerja. Keberadaan standar kompetensi SDM dapat digunakan sebagai acuan, baik dalam program pelatihan maupun sertifikasi kompetensi, kata Widjonarko. Berbagai hal terkait upaya pengembangan kapasitas nasional dan kesiapan tenaga kerja lokal dalam menghadapi persaingan di era global dibahas dalam The 41st ARTDO Internasional Leadership and HRD Conference & Exhibition and the 6th Indonesia HR Summit. Mengusung tema Reinforcing the National Capacity Building to Become the Forefront in Globalization Era, pertemuan yang berlangsung pada 8-12 September 2014 ini diikuti lebih dari 561 peserta dari berbagai sektor industri, baik di Indonesia maupun luar negeri. Indonesia HR Summit merupakan forum tahunan fungsi SDM sebagai salah satu kontribusi industri hulu migas Indonesia yang melibatkan profesional dan praktisi SDM dari industri migas maupun industri lainnya. Pertemuan ini diperuntukkan bagi pihak yang terlibat secara strategis dalam manajemen SDM. Dalam pertemuan tersebut, para praktisi SDM saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi para profesional dan praktisi SDM Indonesia guna memenuhi tantangan bisnis saat ini dan di masa datang. Asian Regional Training and Development (ARTDO) merupakan organisasi internasional yang beranggotakan institusi pendidikan, korporasi multinasional, perusahaan swasta, dan profesional bidang SDM di lebih dari 30 negara di seluruh dunia. ARTDO International Leadership & HRD Conference and Exhibition merupakan konferensi pengembangan SDM dengan visi meningkatkan pengembangan dan keberadaan sumber daya manusia. Saya berharap, pelaksanaan pertemuan ini akan memberikan warna tersendiri dalam menghadapi tantangan di era kompetisi global yang sangat dinamis, kata Widjonarko. Dalam perhelatan tersebut, SKK Migas menerima penghargaan internasional dalam bidang SDM, yakni ARTDO Presidential Award. Penghargaan ini diberikan sebagai wujud apresiasi terhadap komitmen tinggi SKK Migas dalam pengembangan kualitas SDM di Indonesia. Beberapa program yang telah dijalankan SKK Migas untuk pengembangan SDM di Indonesia antara lain National Capacity Building (NCB), menyelenggarakan Indonesia HR Summit tiap tahun, serta program-program lain untuk sertifikasi berstandar internasional. SKK Migas juga berpartisipasi dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang manajemen SDM bersama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), para profesional dari berbagai industri, dan pihak perguruan tinggi. Standar tersebut digunakan sebagai acuan bagi pengembangan kompetensi praktisi SDM di seluruh industri menjelang implementasi AFTA 2015. Standar kompetensi ini memiliki empat manfaat, yaitu sebagai rujukan pelatihan, pendidikan, dan sertifikasi; sebagai acuan dalam proses rekrutmen kerja; sebagai sarana pengembangan karier; serta sebagai acuan dalam menetapkan remunerasi. Dengan adanya SKKNI di bidang manajemen SDM, para praktisi manajemen SDM di Indonesia memiliki standar kompetensi kerja yang berlaku nasional, kata Widjonarko. Oktober 2014 BUMI 9

SEREMONIAL KEGIATAN SKK MIGAS PUSAT 1 2 3 4 5 6 7 8 1 & 2. Pelantikan Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko (kedua dari kiri), dengan didampingi Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas, M.I. Zikrullah (kiri), melantik dan mengambil sumpah jabatan pekerja SKK Migas pada 6 Oktober 2014 di Jakarta. Pada 22 September 2014, juga telah dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pekerja SKK Migas di level kepala divisi, kepala dinas, dan kepala sub dinas. 3. Focus Group Discussion UGM Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, memberikan paparan dalam acara Focus Group Discussion bertajuk Tata Kelola Gas Bumi Indonesia untuk Pencapaian Postur Bauran dalam Upaya Pembangunan Ketahanan Energi Nasional di Universitas Gadjah Mada, Jakarta pada 18 September 2014. 4. Konvensi IAGI Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko (kelima dari kanan), berfoto bersama usai pembukaan The 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition di Jakarta pada 15 September 2014. Dalam acara tersebut, SKK Migas turut berpartisipasi dalam pameran yang digelar hingga 18 September 2014. 5. Bantuan Mikroskop Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana (tengah), bersama Kontraktor KKS Inpex menyerahkan bantuan mikroskop polarisasi untuk Institut Teknologi Bandung (ITB). 6. Silaturahmi Media Kepala Bagian Humas SKK Migas, Rudianto Rimbono (kanan), memberi penjelasan dalam silaturahmi dengan media di Jakarta pada 1 Oktober 2014. Dalam kesempatan ini, Rudianto memperkenalkan diri kepada kalangan wartawan sebagai Kepala Bagian Humas SKK Migas yang baru menggantikan Handoyo Budi Santoso. 7. Sarasehan Pekerja SKK Migas Serikat pekerja SKK Migas menggelar sarasehan pada 1 Oktober 2014 di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko memberikan penjelasan tentang perkembangan terakhir terkait wacana pembubaran SKK Migas. 8. Jungle Fun Bike Guna meningkatkan kebugaran dan kekompakan, Komunitas Pesepeda SKK Migas (X-BCC) mengadakan acara gowes Jungle Fun Bike bertempat di Hutan Kampus Universitas Indonesia Depok yang diikuti oleh 20 pesepeda, terdiri dari pekerja dan keluarga pekerja. 10 BUMI Oktober 2014

SEREMONIAL KEGIATAN SKK MIGAS SUMATERA BAGIAN UTARA 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Serah Terima Jabatan Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara bersama kontraktor kontrak kerja di area Kabupaten Kepulauan Anambas menghadiri acara serah terima jabatan Komandan Pangkalan TNI AL Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas pada 9 September 2014. 2. Sosialisasi Rencana Pengeboran Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara bersama Kontraktor KKS Lundin Petroleum bertemu Bupati Kepulauan Anambas beserta jajaran pada 9 September 2014 untuk melaksanakan sosialisasi rencana pengeboran Sumur Gobi-1 di Blok Gurita. 3. Seminar Nasional Sinabung Sekretaris SKK Migas, Gde Pradnyana, menjadi pembicara dalam seminar nasional Letusan Gunung Sinabung: Berkat Bukan Bencana yang digelar Pimpinan Majalah Komunikasi Masyarakat Karo (SMAKA) di Brastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada 27 September 2014. 4. Pisah Sambut Pekerja SKK Migas menghadiri acara pisah sambut Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara serta Kepala Urusan Administrasi dan Keuangan pada 30 September 2014. 5. Kuliah Umum Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara menghadiri undangan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepulauan Riau sebagai pemateri dalam kuliah umum bertema Semangat Hari Pertambangan dan Energi Ke-69 di Politeknik Negeri Batam pada 30 September 2014. 6. Kegiatan Pra Survei Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara bersama Kontraktor KKS Chevron Pacific Indonesia melakukan kegiatan pra survei lapangan di wilayah operasi Libo sebagai syarat permohonan izin pengadaan tanah sesuai Surat Keputusan Plt Kepala SKK Migas Nomor KEP 0076/SKK00000/2014/S0. 7. Riau Expo 2014 Wakil Gubernur Riau, H. Arsyadjuliandi Rachman (tengah), berfoto bersama Kepala Urusan Operasi Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara, Rudy Fajar (kiri), saat mengunjungi booth SKK Migas pada pembukaan Riau Expo 2014 di Pekanbaru pada 21 September 2014. 8. Cerdas Cermat Siswa Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara menggelar Cerdas Cermat tingkat SMA/SMK/MA dalam Riau Expo 2014. Kegiatan yang dilaksanakan pada 27 September 2014 tersebut diikuti sembilan sekolah di Kota Pekanbaru. Oktober 2014 BUMI 11

KEGIATAN SKK MIGAS SUMATERA BAGIAN SELATAN 1 2 3 4 5 6 1. Rapat Koordinasi Pemkab Batanghari Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan bersama kontraktor kontrak kerja sama di area Batanghari, Jambi melakukan kunjungan kehormatan dan rapat koordinasi sekaligus silaturahmi ke Pemkab Batanghari pada 2-3 September 2014. 2. Kuliah Umum Universitas Sriwijaya Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Perpajakan SKK Migas, Sampe L. Purba (kedua dari kanan), dan Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (kelima dari kanan), hadir dalam kuliah umum tentang industri hulu migas di Universitas Sriwijaya, Palembang pada 4 September 2014. 3. Pelantikan DPRD Kabupaten Musi Banyuasin Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara, Tirat Sambu Ichtijar (dasi merah), menghadiri pelantikan anggota DPRD Kabupaten Musi Banyuasin di gedung DPRD Kabupaten Musi Banyuasin pada 11 September 2014. 4. Silaturahmi Musi Banyuasin Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Utara melakukan kunjungan dan silaturahmi ke Sekretaris Kabupaten Musi Banyuasin pada 11 September 2014. Dalam kunjungan tersebut, SKK Migas diharapkan bisa terus meningkatkan kerja sama dengan Kabupaten Musi Banyuasin yang sudah terjalin baik selama ini. 5. Field Visit Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan bersama kontraktor kontrak kerja sama di area Jambi melaksanakan Field Visit bersama Forum Jurnalis Migas Wilayah Jambi ke Betara Gas Plan PetroChina International Jabung Ltd pada 16 September 2014. 6. Kunjungan Kapolda Jambi Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (kedua dari kanan), memberikan memento kepada Kapolda Jambi, Brigadir Jenderal Bambang Kadarisman (ketiga dari kiri), dalam kunjungan kehormatan dan silaturahmi pada 16 September 2014. 7. Pertemuan Pemimpin Redaksi Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan, Tirat Sambu Ichtijar (kedua dari kiri), menerima kunjungan pemimpin redaksi media wilayah Sumatera Selatan di Palembang pada 17 September 2014. 7 12 BUMI Oktober 2014

KEGIATAN SKK MIGAS JAWA, BALI, MADURA & NUSA TENGGARA 1 2 3 4 5 6 7 1. Volunteer Day Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor KKS Mobil Cepu Ltd menggelar kerja bakti bersama masyarakat bertajuk SKK Migas- Exxon Mobil Volunteer Day di Kelurahan Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro pada 20 September 2014. 2. Tanam Mangrove Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor KKS Lapindo Brantas Inc melakukan kegiatan penanaman mangrove tahap 2 di Pulau Tanjung Lumpur, Sidoarjo pada 11 September 2014. Kegiatan ini sebagai wujud komitmen dan kepedulian sektor hulu migas terhadap lingkungan. 3. Kuliah Umum Bojonegoro Kepala Dinas Perpajakan dan Pungutan SKK Migas, A. Rinto Pudyantoro (depan, ketiga dari kiri), hadir dalam kuliah umum dan bedah buku A to Z Bisnis Hulu Migas yang digelar Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara di STIE Cendekia, Bojonegoro pada 29 September 2014. 4. Lokakarya Media Kepala Dinas Perpajakan dan Pungutan SKK Migas, A. Rinto Pudyantoro (depan, tengah), menghadiri Lokakarya Media Q2 2014 di Bojonegoro pada 29 September 2014. Acara yang dihadiri 20 pemimpin redaksi media di Jawa Timur ini membahas tentang dana bagi hasil migas. 5. Forum Komunikasi Industri Hulu Migas Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara, Ag. Djoko Widhihananto (depan, kedua dari kiri), menghadiri kegiatan Forum Komunikasi Industri Hulu Migas di Bojonegoro pada 30 September 2014. 6. Pelatihan Polri Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara menggelar pelatihan industri hulu migas bagi Polri pada 24-26 September 2014 di Malang. 7. Silaturahmi Bojonegoro Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara, Ag. Djoko Widhihananto (kiri), melakukan kunjungan silaturahmi sekaligus perkenalan kepada Bupati Bojonegoro, H. Suyoto (kedua dari kiri), pada 30 September 2014. 8. Sosialisasi Pengeboran Eksplorasi Perwakilan SKK Migas wilayah Jawa, Bali, Madura, dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor KKS Petronas Carigali Ketapang Ltd melaksanakan sosialisasi pengeboran eksplorasi TERAM di Blok Ketapang kepada Pemerintah Kabupaten Sumenep pada 30 September 2014 di Sumenep. 8 Oktober 2014 BUMI 13

KEGIATAN SKK MIGAS KALIMANTAN DAN SULAWESI 1 2 3 4 5 1. Komunitas Dayak Tidoeng Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi memfasilitasi pertemuan Ketua Adat Besar Dayak Tidoeng, Adji Pangeran H. Mochtar Basry Idris, dengan Kontraktor KKS Medco E&P Indonesia pada 3 September 2014 di Tarakan. Pertemuan digelar terkait rencana pembangunan rumah untuk masyarakat adat yang berlokasi di tanah milik masyarakat adat, bukan yang telah dibebaskan oleh Kontraktor KKS Medco E&P Indonesia. 2. Kunjungan Lapangan Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas, Muliawan Haji (depan, kedua dari kanan), mengunjungi fasilitas produksi PT Pertamina EP Asset 5 Bunyu dan Sangasanga pada 16-18 September 2014 untuk melihat kendala-kendala operasi di lapangan. Dalam kunjungan tersebut, Muliawan meninjau beberapa rig di Lapangan Bunyu dan Lapangan Sangasanaga. 3. Bantuan Gedung SIOLA Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Nasvar Nazar, bersama PTT Exploration & Production (PTTEP) menyerahkan bantuan gedung stimulasi Intervensi Optimalisasi Layanan Anak (SIOLA) kepada Pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pada 8 Oktober 2014. SIOLA merupakan program yang digagas Bupati Mamuju, Suhardi Duka, untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan anak usia dini serta ekonomi keluarga. 4. Sosialisasi Permendagri Guna menyelaraskan kegiatan hulu migas dengan keberadaan masyarakat adat di Kalimantan Timur, Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi menggelar sosialisasi Permendagri Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat di Tarakan pada 3 September 2014. 5. Kunjungan Bupati Mamuju Kepala Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi, Nasvar Nazar (keempat dari kanan), melakukan kunjungan kehormatan ke Bupati Mamuju, Suhardi Duka, pada 7 Oktober 2014. 14 BUMI Oktober 2014

KEGIATAN SKK MIGAS PAPUA DAN MALUKU 1 2 3 4 5 1. Sosialisasi Rencana Kerja 2015 Gubernur Papua, Lukas Enembe (keenam dari kiri) berfoto bersama tim Perwakilan SKK Migas wilayah Papua dan Maluku serta Kontraktor KKS ConocoPhillips dan Lundin Indonesia usai sosialisasi Laporan Progress 2014 dan Rencana Kerja 2015 yang dilaksanakan pada 16 September 2014. 6 2. Kunjungan Kerja Gubernur Papua Kepala Bagian Humas SKK Migas, Handoyo Budi Santoso (keempat dari kanan), menyerahkan cendera mata kepada Gubernur Papua, Lukas Enembe, dalam kunjungan kerja di Jakarta pada 16 September 2014. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, VPMR ConocoPhillips Indonesia, Elan Biantoro, Kepala Perwakilan SKK Migas Papua dan Maluku, Enrico CP Ngantung, VP Commercial ConocoPhillips Indonesia, Taufik Ahmad, dan GM Lundin Indonesia, Willem Bloem. 3. Silaturahmi Rektor UNIPA Kepala Urusan Humas Perwakilan SKK Migas wilayah Papua dan Maluku, Bambang Dwi Djanuarto, bersama kontraktor kontrak kerja sama di wilayah Sorong menerima kunjungan Rektor Universitas Negeri Papua (UNIPA), Dr Suriel Mofu (kelima dari kiri), pada 8 September 2014. 4. Pra Survei Kegiatan Eksplorasi Terkait rencana kegiatan eksplorasi di Lapangan Linda SLE, Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi bersama PT Pertamina EP Asset 5 Papua melaksanakan kegiatan pra survei pengadaan lahan Sumur SLE-U2X pada 23 September 2014. 5. Media Gathering Sorong Bupati Sorong, Stepanus Malak (kelima dari kiri), berfoto bersama para jurnalis dalam acara workshop dan media gathering yang dilaksanakan Perwakilan SKK Migas wilayah Papua dan Maluku di Sorong pada 19 September 2014. 6. Field Visit Media Sejumlah awak media nasional dan lokal mengikuti Field Visit yang dilaksanakan Perwakilan SKK Migas wilayah Papua dan Maluku ke fasilitas produksi PT Pertamina EP Asset 5 Papua di Klamono pada 20 September 2014. 7. Survei Pengadaan Lahan Pada 23 September 2014, Perwakilan SKK Migas wilayah Kalimantan dan Sulawesi bersama PT Pertamina EP Asset 5 Papua melakukan pra survei pengadaan lahan untuk rencana kegiatan eksplorasi Sumur SLE-S3X di Lapangan Linda SLE yang dikelola TAC PEP-IBN Oil Holdico Ltd. 7 Oktober 2014 BUMI 15

BIANGLALA FASILITAS PRODUKSI BANYU URIP DIRESMIKAN Oleh: Suhendra Atmaja/satmaja@skkmigas.go.id Berkaitan dengan peresmian Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung, akan melakukan kunjungan ke lokasi Proyek Banyu Urip, sekaligus meresmikan 11 proyek-proyek lain di sektor energi. Sebelumnya, Lapangan Banyu Urip telah menyelesaikan pembangunan fasilitas menara tambat (mooring tower) pada minggu ketiga September 2014. Menara tambat ini menjadi bagian infrastruktur pengiriman minyak lepas pantai. Floating storage and offloading (FSO) Gagak Rimang yang telah diresmikan sebelumnya akan ditambatkan pada struktur menara yang tertanam di dasar laut tersebut. Desain menara tambat memungkinkan kapal dapat bergerak mengikuti arah angin, ombak, dan arus laut tanpa mengganggu aliran minyak dari pipa. Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, meresmikan Fasilitas Produksi Lapangan Banyu Urip pada 7 Oktober 2014. Penandatanganan prasasti oleh Presiden menandai peresmian proyek yang terletak di Bojonegoro, Jawa Timur ini. Hadir pada kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Bupati Bojonegoro, H. Suyoto, Plt. Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, dan Presiden MCL, Jon M. Gibbs. Kapasitas produksi minyak Lapangan Banyu Urip saat ini meningkat 10 ribu barel per hari dari produksi awal sebesar 30 ribu barel per hari. Produksi dari lapangan di Blok Cepu ini akan naik secara bertahap hingga mencapai puncak sebesar 165 ribu barel per hari pada tahun 2015. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas, J. Widjonarko, mengatakan, peningkatan produksi dari lapangan ini merupakan bagian dari upaya mendukung pencapaian target produksi migas nasional. Semua pihak harus mendukung penuh agar proyek berjalan sesuai rencana, katanya. Sesuai rencana pengembangan lapangan (plan of development/pod), investasi di Proyek Banyu Urip mencapai US$2,525 miliar, dengan rincian untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar US$2,188 miliar dan pengeboran sumur sebesar US$337 juta. Pembangunan fasilitas dibagi menjadi lima kontrak EPC (engineering, procurement, and construction/rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), yakni fasilitas produksi utama (central production facility/cpf), pipa darat (onshore) 72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat, floating storage and offloading (FSO), serta fasilitas infrastruktur. Presiden Mobil Cepu Ltd (MCL), Jon M. Gibbs, menyampaikan dukungan terhadap langkah SKK Migas untuk peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Konsorsium kelima kontrak EPC dipimpin oleh perusahaan Indonesia. Tidak hanya itu, terdapat 450 perusahaan sub kontraktor nasional dan lokal yang dilibatkan, di mana 85 persen di antaranya merupakan perusahaan lokal dari Bojonegoro dan Tuban. Terdapat lebih dari 10.000 pekerja Indonesia yang 60 persen di antaranya adalah pekerja yang berasal dari Bojonegoro dan Tuban, kata Jon. 16 BUMI Oktober 2014

BIANGLALA KICK-OFF MEETING ENGINEERING SURVEY Oleh: Heru Setyadi/hsetyadi@skkmigas.go.id Keberadaan aset dan kegiatan operasi di industri hulu minyak dan gas bumi (migas) tidak lepas dari risiko yang bisa menimbulkan kerugian cukup besar. Guna mengurangi potensi kerugian akibat risiko tersebut, perlu dilakukan pengelolaan risiko di lingkungan SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS). Terkait hal tersebut, Konsorsium Asuransi yang telah ditunjuk SKK Migas untuk mengelola risiko dalam kegiatan usaha hulu migas, menjalankan program engineering survey. Program ini rencananya akan dilaksanakan mulai 2014 hingga 2016 yang terdiri dari survei risiko operasional, survei pengeboran, dan survei evaluasi aset. Guna mengimplementasikan program tersebut, Konsorsium Asuransi menggelar Kick-Off Meeting Engineering Survey periode 2014-2016 dan workshop Klaim di Solo pada 10 September 2014. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada kontraktor KKS mengenai survei yang akan dilaksanakan sehingga kontraktor KKS bisa lebih mempersiapkan diri untuk pelaksanaan survei tersebut. Kegiatan engineering survey bertujuan memberikan gambaran tentang pengelolaan risiko untuk aset hulu migas, baik di onshore maupun offshore, kata Deputi Pengendalian Keuangan SKK Migas, Budi Agustyono, saat membuka acara. Budi menambahkan, engineering survey juga dilakukan untuk menyediakan perangkat bagi Reasuransi dalam melakukan analisis biaya, memetakan dan memitigasi risiko inheren pada kegiatan operasi hulu migas. Melalui kegiatan ini, kerugian dan kerusakan aset operasional diharapkan bisa berkurang dengan meningkatkan keselamatan. Hilangnya waktu dan uang dari semua pihak yang terlibat dalam industri hulu migas juga bisa dicegah. dan kebutuhan dunia kerja guna meningkatkan kesiapan lulusan universitas, kata Kepala Divisi SDM SKK Migas, Budi Arman. EXPAT GOES TO CAMPUS Oleh: Rollina Yuniati /ryuniati@skkmigas.go.id Pengembangan kapasitas nasional telah menjadi salah satu fokus SKK Migas dalam peran serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keikutsertaan tersebut direalisasikan dengan menggandeng pihak perguruan tinggi maupun institusi pendidikan lainnya. Salah satu program yang dilaksanakan tahun ini adalah Expat Goes to Campus. Kegiatan yang menjadi sarana sharing knowledge ini bertujuan mengembangkan potensi mahasiswa sebagai calon pekerja di industri minyak dan gas bumi (migas). Expat Goes to Campus berupaya menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan Tahun ini, program Expat Goes to Campus dilaksanakan di STEM Akamigas Cepu pada 1 September 2014 dengan menghadirkan ekspatriat yang berkecimpung di industri hulu migas sebagai tenaga pengajar. Kegiatan diikuti 630 peserta yang terdiri dari mahasiswa STEM Akamigas dan tenaga pengajar dari Pusdiklat Migas Cepu. Pada sesi pertama, John Coleman dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) Mobil Cepu Ltd berbagi ilmu dengan topik pembahasan Overview of Production Engineering. Di sesi berikutnya, Abdi Nayak dan Suharyo Haryo dari Kontraktor KKS Inpex membawakan materi FLNG Concept and Future Opportunities. Rencananya, pelaksanaan program Expat Goes to Campus dilanjutkan di wilayah kerja Jawa (Akamigas Cepu) dan non Jawa (Sumatera dan Kalimantan). SKK Migas juga akan membuat pedoman pelaksanaan Expat Goes to Campus bagi kontraktor KKS agar program ini bisa menjadi program mandiri dan berkesinambungan. Oktober 2014 BUMI 17

FIGUR M.I Zikrullah Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis BERSAMA MERAPATKAN BARISAN Oleh: Adhitya Cahya Utama/acutama@skkmigas.go.id Pada pertengahan September 2014, beredar berita di media massa mengenai rencana pembubaran SKK Migas. Berita ini praktis memunculkan kekhawatiran tentang status SKK Migas selanjutnya, termasuk nasib para pekerja. Seperti apa masa depan pengelolaan hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia? Berikut wawancara dengan Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas, M.I. Zikrullah, terkait posisi SKK Migas secara hukum maupun fungsinya sebagai lembaga yang bertugas mengawasi dan mengendalikan kegiatan hulu migas. Menurut Zikrullah, negara tetap membutuhkan suatu lembaga yang bertugas mengelola secara langsung kekayaan alam migas mengingat kontribusinya yang sangat besar bagi penerimaan negara. Terkait gonjang-ganjing yang terjadi di SKK Migas sekarang, apa yang sudah disiapkan fungsi SDM yang berada di bawah Bidang Dukungan Bisnis untuk keberlangsungan pekerja-pekerja SKK Migas? Ada beberapa hal yang perlu dijadikan pemahaman bersama. Kita lihat dulu apa hal utama yang harus diperhatikan pekerja SKK Migas maupun publik. Terkait rencana pembubaran SKK Migas, hal utama yang harus diperhatikan adalah putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Berdasarkan amar putusan MK, SKK Migas merupakan lembaga transisi atau lembaga sementara sampai dengan dibentuknya undangundang baru. Apabila sekarang muncul pertanyaan apakah SKK Migas akan dibubarkan, SKK Migas memang bukan lembaga yang permanen. Lalu, bagaimana nasib kita ke depan nanti? Saya menilai lembaga seperti SKK Migas akan tetap diperlukan, apa pun bentuknya. Jadi tidak usah khawatir. Pasti ada lembaga, instansi atau korporasi yang mengelola kekayaan negara khusus migas. Untuk saat ini, tidak ada yang bisa kecuali SKK Migas. Terkait SDM di SKK Migas, kami tetap melakukan pembinaan-pembinaan, pelatihan, rekrutmen, dan lain-lain yang diperlukan untuk mengelola aset-aset negara, termasuk di dalamnya aset sumber daya alam. Dalam pandangan saya, apa yang dilakukan sekarang sudah sesuai yang seharusnya. Apa yang dilakukan SKK Migas, khususnya bagian Hukum, sembari menunggu adanya aturan baru? Kita memerlukan adanya aturan khusus karena kegiatan hulu migas berkaitan dengan pengelolaan kekayaan negara, di mana sektor ini memberikan kontribusi sekitar 25 persen dari total APBN. Pengelolaan produksi migas kita lakukan dengan cara kontrak kerja sama yang melibatkan investor dalam negeri maupun multinasional. Sistem pengelolaan ini memerlukan suatu ketentuan yang tegas dan tidak bersifat sementara. Selama belum ada aturan yang tegas, investor memilih untuk menunggu. Proses menunggu itu akan memperlambat temuan-temuan cadangan migas baru. Padahal, rule of thumb di industri hulu migas mengharuskan eksplorasi berjalan terus untuk mempertahankan laju produksi. Ketika cadangan baru tidak ditemukan, otomatis cadangan akan berkurang dan produksi menurun. Melihat urgensinya, kami mengharapkan adanya peraturan perundang-undangan (perpu) karena penetapannya menjadi kewenangan presiden atau pemerintah, tidak harus dibahas dulu di DPR. Apabila pemerintah 18 BUMI Oktober 2014

FIGUR memacu kita untuk meningkatkan produksi, jangan an sich dilihat dari sisi teknis. Infrastruktur hukumnya harus diperbaiki karena infrastruktur hukum akan melegalkan hak dan kewajiban seseorang, dalam hal ini para investor. Pada era BPMIGAS, ada lima pilar yang diajukan dalam revisi UU Migas. Apakah lima pilar tersebut akan diusulkan juga untuk masuk dalam perpu atau hanya tata kelolanya saja? Saya melihat perpu sebagai infrastruktur hukum untuk menjembatani kondisi yang paling mendesak. Idealnya, perpu yang ditetapkan bisa mencakup semuanya. Namun penyusunan perpu menjadi kewenangan pemerintah. Kita mungkin hanya bisa mengusulkan saja. Memang tidak ada salahnya apabila perpu yang diterbitkan juga mencakup hal-hal yang substansial seperti yang ada dalam lima pilar. Hal itu nanti bisa kita selaraskan dengan putusan MK, termasuk bagaimana kewenangan pemda dan sebagainya. SKK Migas baru saja mengimplementasikan Enterprise Resource Planning (ERP) untuk integrasi proses bisnis internal. Bagaimana dengan perkembangan sistem operasi terpadu (SOT)? Tidak dapat dipungkiri bahwa transparansi, paperless process, dan akuntabilitas menjadi suatu hal yang harus dipenuhi di era digital. SOT, ERP, maupun e-pau (pedoman administrasi umum) merupakan infrastruktur teknis yang berfungsi mendukung kemudahan proses administrasi. Kami sangat mendorong pelaksanaannya, apalagi jika hal itu dilakukan untuk memudahkan proses pekerjaan. Nantinya, dalam pengembangannya ERP akan diintegrasikan dengan SOT. Jadi akan terintegrasi data-data lapangan di KKKS. Apa saja SOT yang saat ini sudah terintegrasi dengan data kontraktor KKS? Saat ini, SOT sudah terintegrasi dengan produksi. Tiap bulan, proses produksi kami laporkan ke pemerintah. Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan kontraktor KKS produksi. Untuk saat ini, kami memang lebih memprioritaskan kontraktor KKS produksi karena verifikasi yang dilakukan pada laporan yang kita serahkan berkaitan dengan tata kelola produksi. Ke depan, selain produksi, akan terkoneksi data dan informasi terkait perencanaan, manajemen aset, komersial, pemeliharaan, laporan keuangan, dan lain-lain. Integrasi data-data ini diharapkan dapat semakin memudahkan proses pengambilan keputusan serta meningkatkan transparansi pengelolaan kegiatan usaha hulu migas. Tidak hanya SKK Migas, SOT akan menyambung ke instansi-instansi pemerintah seperti Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sehingga industri hulu migas benar-benar transparan dan dapat dilihat oleh semua kementerian. Justifikasi bahwa tidak ada yang kita sembunyikan sekarang dibantu oleh perangkat teknologi informasi. Terkait pengadaan, seperti apa mekanisme yang dibangun untuk menghindari adanya penyimpangan serta apa tantangannya? Di SKK Migas ada dua macam pengadaan, yakni pengadaan internal dan pengadaan di kontraktor KKS. Pengadaan internal menurut saya jumlahnya tidak signifikan dan tata kelolanya sudah bagus. Untuk pengadaan yang dilakukan kontraktor KKS, kita mempunyai aturan yang jelas, yaitu PTK 007 yang sekarang sudah ada revisi kedua dan sedang dilakukan pembahasan untuk revisi ketiga. Revisi tersebut mencerminkan bahwa kita mengakomodasi penyempurnaan ketentuan yang ada. Kami melihat, setidaknya sampai dengan hari ini, PTK 007 cukup memadai untuk dijadikan acuan tata kelola pengadaan. Sampai dengan hari ini pun, tuduhan negatif dari pihak luar tentang adanya kekurangan dalam proses pengadaan tidak terbukti. Semua aturan sudah cukup jelas dan transparan. Memang, tidak ada sesuatu yang sempurna. Namun dalam ketidaksempurnaan ini, apalagi di tengah suasana sekarang, kami berusaha agar legal compliance dan pemenuhan tata kelola semakin tinggi sehingga kemungkinan adanya kecurangan-kecurangan dapat dieliminasi. Apa harapan terkait Bidang Dukungan Bisnis secara keseluruhan? Saya berharap rekan-rekan pekerja SKK Migas agar bekerja dengan sungguh-sungguh seperti yang selama ini dilakukan. Fakta-fakta hukum dan realitas di luar memang sedang tidak mendukung. Tetapi mari kita luruskan dan rapatkan barisan bersama-sama. Industri migas telah diamanatkan kepada kita. Mari kita lakukan yang terbaik. Kita harus bangga telah menjadi salah satu unsur di republik ini yang diberi amanat untuk mengelola sumber daya alam yang sedemikian besar dengan kontribusi kepada negara yang sangat besar. Mari kita jalankan amanat ini dengan melakukan hal yang terbaik. Saya melihat selama ini rekan-rekan pekerja sudah melakukan yang terbaik bukan hanya untuk institusi, tetapi juga untuk negara. Peningkatan kemampuan individu tetap diperlukan untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi migas yang semakin meningkat. Selaku pengawas dan pengendali, kita harus tahu apa yang dilakukan pihakpihak yang kita awasi dan kendalikan. Kita semua menghadapi tantangan untuk meningkatkan produksi migas. Kita harus menyikapi tantangan tersebut dengan arif. Seluruh proses-proses yang dilakukan harus memenuhi tata kelola dan legal compliance. Kita juga tetap harus responsif dan koordinatif. Artinya, kita jangan hanya melihat dari sektor fungsi saja, tetapi dalam satu kesatuan sebagai satu institusi. Oktober 2014 BUMI 19

SPEKTRUM INDUSTRI HULU PERLU KEJELASAN SERTIFIKASI TANAH Oleh: Alfian/alfian@skkmigas.go.id Industri hulu minyak dan gas bumi memerlukan kepastian tentang nama yang akan digunakan dalam sertifikat tanah untuk kegiatan operasi. Tanah tersebut merupakan aset negara, sehingga diatasnamakan pemerintah Republik Indonesia. Hanya saja yang masih perlu diperjelas adalah apakah akan diatasnamakan Pemerintah Republik Indonesia cq Kementerian Keuangan atau Pemerintah Republik Indonesia cq Kementerian ESDM. Kami berharap hal ini bisa segera difinalkan sehingga kami bisa tindak lanjuti, ujar Kepala Kelompok Kerja Formalitas SKK Migas, Didik S. Setyadi, dalam diskusi pada Forum dan Rapat Kerja Pertanahan yang berlangsung di Bali, 11-12 September lalu. Forum dan rapat kerja ini dihadiri 190 peserta dari SKK Migas, kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS), Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan perwakilan pemerintah daerah. Acara ini dibuka oleh Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas, M.I. Zikrullah. Zikrullah mengatakan, pasca diterbitkannya UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, memang masih terdapat interpretasi yang berbeda mengenai beberapa ketentuan. Perlu menyamakan persepsi dan menindaklanjutinya sesuai ketentuan, ujarnya. Zikrullah menegaskan, sertifikasi merupakan salah satu isu penting dalam proses pengadaan tanah untuk kegiatan usaha hulu migas karena setiap tanah tersebut pada akhirnya akan menjadi aset negara. Didik mengatakan, dalam waktu dekat SKK Migas akan melakukan sertifikasi kolektif terhadap tanah-tanah yang sudah digunakan oleh kontraktor KKS. Kita akan tindak lanjuti rapat kerja ini dengan membuat nota kesepahaman (memorandum of understanding/mou) dengan kantor-kantor wilayah BPN yang berlokasi di wilayah operasi hulu migas, ujar Didik. Terobosan Bojonegoro Sementara itu, Bupati Bojonegoro, H. Suyoto, membuat terobosan terkait pengadaan tanah untuk kegiatan usaha hulu migas di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Suyoto menginisiasi proses penyederhanaan dan percepatan proses perizinan untuk rencana kegiatan pengeboran potensi Lapangan Sukowati bagian barat, yaitu Sumur Sukowati PAD C-1, yang berada di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. Dalam Rapat Koordinasi Rencana Kegiatan Pengeboran Sumur Sukowati PAD C-1 di Surabaya pada 23-24 September 2014, Suyoto menjelaskan model proses penyederhanaan dan percepatan proses perizinan, pengadaan lahan, mitigasi, serta penanganan masalah dampak lingkungan dan sosial. Suyoto memberikan alur model dari kondisi pra kegiatan, mitigasi, roadmap hingga exit strategy, target yang harus dicapai, person in charge (PIC), serta waktu pelaksanaan. Rakor menghasilkan model kerangka kerja penyederhanaan dan percepatan proses perizinan serta pengadaan lahan dan masalah dampak sosial. Model kerangka kerja ini menjadi sarana bagi Joint Operating Body (JOB) Pertamina- PetroChina East Java (PPEJ) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkab Bojonegoro dalam melaksanakan rencana kegiatan pengeboran Sumur Sukowati PAD C-1. 20 BUMI Oktober 2014