BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU. 2.1 Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi dan Demografi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Bab IV Ulasan Ringkas Disparitas Wilayah 18

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

Bab IV Ulasan Ringkas Disparitas Wilayah 18

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

Tabel 2.19 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

Daftar Tabel. Halaman

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

Kabupaten Ponorogo Data Agregat per Kecamatan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

1.1. Tabel Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tabel Tata Guna Lahan... 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

GAMBARAN SOSIAL - EKONOMI KOTA PALOPO TAHUN Disampaikan oleh : Badan Pusat Statistik Kota Palopo Palopo, 23 Oktober 2014

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB IV GAMBARAN UMUM

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB II ASPEK STRATEGIS

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia,

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

Tabel 2.26 Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun Keterangan

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BAB VII P E N U T U P

BAB VI P E N U T U P

Jumlah Siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak = x 100 % Jumlah anak usia 4-6 tahun =

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

Transkripsi:

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU 21 Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah 211 Aspek Geografi dan Demografi 2111 Aspek Geografi Kabupaten Ponorogo merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang berada 200 km arah barat daya dari kota Surabaya dan 800 km dari ibu kota Jakarta Kabupaten Ponorogo terletak pada 111 7 hingga 111 52 Bujur Timur dan 7 49 hingga 8 20 Lintang Selatan Wilayah Kabupaten Ponorogo secara langsung berbatasan dengan Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Nganjuk disebelah Utara Disebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek Disebelah Selatan dengan Kabupaten Pacitan Sedangkan disebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah Gambar 21 Peta Kabupaten Ponorogo 12

Luas wilayah Kabupaten Ponorogo 1371,78 km2 terbagi dalam 21 kecamatan yang terdiri dari 307 desa/ kelurahan dengan topografi yang bervariasi mulai dari daratan rendah sampai pegunungan dengan sebaran 79% terletak di ketinggian kurang dari 500m dpl meliputi 245 desa/ kelurahan, 14,4% berada diantara 500m dpl hingga 700m dpl meliputi 44 desa dan sisanya 5,9% pada ketinggian diatas 700m dpl meliputi 18 desa Luas wilayah untuk masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut: Tabel 21 Luas Wilayah Kabupaten Ponorogo Menurut Wilayah Kecamatan Tahun 2012 No Kecamatan Luas Wilayah (km2) 1 Ngrayun 148,76 2 Slahung 90,34 3 Bungkal 54,01 4 Sambit 59,83 5 Sawoo 124,71 6 Sooko 55,33 7 Pudak 48,92 8 Pulung 127,55 9 Mlarak 37,20 10 Siman 37,95 11 Jetis 22,41 12 Balong 56,96 13 Kauman 36,61 14 Jambon 57,48 15 Badegan 52,35 16 Sampung 80,61 17 Sukorejo 59,58 18 Ponorogo 22,31 19 Babadan 43,93 20 Jenangan 59,44 21 Ngebel 59,50 JUMLAH 1371,78 13

2112 Aspek Demografi Data penduduk berdasarkan survey kependudukan yang dilakukan badan Pusat Statistik Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 sebesar 860093 jiwa dengan sebaran di kecamatan Ponorogo mempunyai jumlah penduduk terbesar yakni 74795 jiwa, dikuti Kecamatan Babadan sebesar 62968 jiwa dan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah kecamatan Pudak sebesar 8943 jiwa Tabel 22 Jumlah Penduduk Kabupaten Ponorogo berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2011 Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Rasio 1 Ngrayun 27880 27849 55729 100,11 2 Slahung 24359 25284 49543 96,72 3 Bungkal 16958 17477 34435 97,03 4 Sambit 17751 18016 35767 98,53 5 Sawoo 27035 27969 55004 96,66 6 Sooko 10854 11035 21889 98,36 7 Pudak 4432 4511 8943 98,25 8 Pulung 23147 23106 46253 100,18 9 Mlarak 20398 15949 36347 127,90 10 Siman 21331 20559 41890 103,76 11 Jetis 14238 14974 29212 95,08 12 Balong 20454 21343 41797 95,83 13 Kauman 19945 20294 40239 98,28 14 Jambon 19289 19859 39148 97,13 15 Badegan 14569 14667 29236 99,33 16 Sampung 17846 18202 36048 98,04 17 Sukorejo 25288 24558 49846 102,97 18 Ponorogo 37103 37692 74795 98,44 19 Babadan 31624 31344 62968 100,89 20 Jenangan 26061 25737 51798 101,26 21 Ngebel 9764 9442 19206 103,41 TOTAL 2011 430326 429767 860093 100,13 TOTAL 2010 427592 427689 855281 100,00 TOTAL 2009 443305 456023 899328 97,21 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo, 2013 14

Gambar 22 Jumlah penduduk di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 Komposisi pendudukkabupaten Ponorogo antara penduduk laki-laki dengan perempuan hampir seimbang Dari jumlah penduduk 860093 jiwa yang laki-laki sebanyak 430326 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 429767 jiwa Lebih jelas dapat dilihat dalam gambar 23 Gambar 23 Komposisi Penduduk Laki-laki dan Perempuan Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 15

Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada tahun 2011 tercatat sebesar 4030 orang mengalami penurunan 34 persen dibanding pada tahun 2010 yang mencapai angka 6113 orang dan pada tahun 2009 jumlah pencari kerja mencapai angka yang cukup besar yaitu 36341 orang Apabila dilihat dari tingkat pendidikan jumlah pencari kerja yang paling besar adalah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sebesar 1873 orang dan terkecil pada tingkat pendidikan Sarjana Muda berjumlah 162 orang Dengan demikian terlihat bahwa tingkat pendidikan akan menggambarkan kualifikasi jenjang dari pencari kerja Gambar 24 Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 Tingkat Partispasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan tingkat penduduk usia kerja 15 tahun ke atas yang mempunyai pekerjaan selama seminggu yang lalu baik baik yang bekerja maupun yang sementara tidak bekerja karena suatu sebab seperti menunggu panenan TPAK kabupaten Ponorogo tahun 2011 mencapai 70,05%, sementara Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) mencapai 95,63% dan Tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,37% mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar 3,83% 16

Tabel 23 Penduduk Berumur 15 tahun ke atas menurut kegiatan Kabupaten PonorogoTahun 2011 KEGIATAN Tahun 2011 Orang % Angkatan Kerja 472067 70,05 1 Bekerja 451450 66,99 2 Mencari Pekerjaan 10711 1,58 3 Mempersiapkan Usaha 556 0,08 4 Tidak Mungkin Mendapatkan Pekerjaan 9174 1,36 5 Sudah Punya Pekerjaan Tetapi Belum Bekerja 176 0,02 Bukan Angkatan Kerja 201826 29,95 1 Sekolah 38598 5,72 2 Mengurus Rumah Tangga 123246 18,28 3 Lainnya 39982 5,93 Total 673893 100,00 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 70,05 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 95,63 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,37 Sementara itu berdasarkan lapangan usaha utama, penduduk yang bekerja bergerak pada sektor pertanian, industri pengolahan dan lainya sebagaimana dalam tabel berikut : 17

Tabel 24 Penduduk Berumur 15 tahun ke atas Yang Bekerja menurut Lapangan Usaha Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 Lapangan Pekerjaan Tahun 2011 Orang % 1 Pertanian 230896 51,14 2 Industri Pengolahan 43330 9,59 3 Bangunan 32193 7,13 4 Perdagangan 72298 16,01 5 Angkutan dan Komunikasi 6063 1,34 6 Keuangan dan Jasa 4640 1,03 7 Pertambangan dan Penggalian, LGA 62020 13,76 Jumlah 451450 100,00 212 Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2121 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi A Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ponorogo Perekonomian Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 menunjukkan tren pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni tahun 2010, utamanya di sektor pengangkutan dan komunikasi, perdagangan hotel dan restoran serta sektor kontruksi Dinamika positif perekonomian tersebut memberikan dorongan dan sekaligus harapan dalam mempercepat akselerasi perbaikan ekonomi sehingga ekonomi Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 mampu tumbuh sebesar 6,21 persen dari target RPJMD sebesar 5,97 persen dan mengalami kenaikan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun 2010 sebesar 5,89 persen 18

Perkembangan dan pergeseran struktur ekonomi menunjukkan perkembangan kegiatan pembangunan yang terjadi baik yang dilakukan secara sektoral maupun lintas sektor Sektor ekonomi yang mendukung PDRB meliputi sektor primer, sekunder dan tersier Kontribusi sektor primer sebesar 36,46% meliputi: sektor pertanian, pertambangan dan galian Sektor sekunder mempunyai kontribusi sebesar 8,49% terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor LGA dan kontruksi sedangkan sektor Tersier meliputi sektor PHR, Angkutan dan Komunikasi memberikan kontribusi sebesar 55,06% Gambar 25 Struktur Ekonomi Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 A1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 Nilai PDRB ADHK Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 mencapai Rp 3537868110000,00 mengalami kenaikan sebesar Rp 206809700000,00 (6,20%) dari tahun 2010 sebesar Rp 3331058410000,00 Apabila dilihat dari tahun ke tahun selama 5 tahun terakhir pertumbuhan nilai PDRB ADHK 19

mengalami peninhgkatan secara terus menerus sebagaiman terlihat dalam tabel berikut Gambar 25 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Ponorogo Tahun 2007-2011 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan sebagaimana disampaikan diatas tersebut berasal dari sektor pertanian; Perdagangan Hotel dan restoran; Jasa-jasa; Persewaan; Angkutan dan komunikasi; Industri pengolahan; Pertambangan dan penggalian; konstruksi bangunan serta Listrik, Gas dan Air 20

No Tabel 25 Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB ADHK Tahun Dasar 2000 Sektor Kabupaten Ponorogo (juta rupiah) 2010-2011 2010 2011 Rp % Rp % 1 Pertanian 1174625,55 35,26 1193914,57 33,75 2 Pertambangan dan Penggalian 74228,39 2,23 77532,95 2,19 3 Industri Pengolahan 151929,44 4,56 160532,22 4,54 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 56079,61 1,68 59215,40 1,67 5 Konstruksi 70569,91 2,12 77856,46 2,20 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 920381,59 27,63 1019089,52 28,81 7 Pengangkutan dan Komunikasi 176337,36 5,29 197618,46 5,59 8 Keuangan, Sewa, Jasa Perusahaan 239007,96 7,18 260509,18 7,36 9 Jasa Jasa 467989,60 14,05 491599,36 13,90 PDRB ADHK 3331058,41 100,00 3537868,11 100,00 A2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) 2000 Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 mencapai Rp 8404945130000,00 Naik dari tahun 2010 sebesar Rp 7449685320000,00 Selama tiga tahun terakhir yakni tahun 2010, 2011 dan 2012 struktur Perekonomian Kabupaten Ponorogo didominasi oleh Sektor Pertanian, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran dan Sektor Jasa Jasa Sektor Pertanian dari tahun ke tahun mengalami penurunan sebesar 1,18 point, Tahun 2010 memberikan kontribusi sebesar 35,73 % dan tahun 2011 sebesar 34,55 % sedangkan sektor Perdagangan Hotel dan Restoran, Sektor Bangunan, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan Sektor Keuangan Jasa Perusahaan mengalami peningkatan 21

No Tabel 26 Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB ADHB Tahun Dasar 2000 Sektor Kabupaten Ponorogo (juta rupiah) 2010-2011 2010 2011 Rp % Rp % 1 Pertanian 2661965,76 35,73 2903580,37 34,55 2 Pertambangan dan Penggalian 142094,11 1,91 160467,67 1,91 3 Industri Pengolahan 373755,34 5,02 417086,30 4,96 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 102956,98 1,38 110568,43 1,32 5 Konstruksi 155707,45 2,09 185843,36 2,21 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 2064054,83 27,71 2410135,46 28,68 7 Pengangkutan dan Komunikasi 389974,80 5,23 456360,23 5,43 8 Keuangan, Sewa, Jasa Perusahaan 539503,87 7,24 620435,30 7,38 9 Jasa Jasa 1019672,17 13,69 1140468,01 13,57 PDRB ADHB 7449685,32 100,00 8404945,14 100,00 B Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo dapat dilihat dari Product Domestic Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (ADHK) tahun dasar 2000 yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo pada tahun 2009 sebesar 5,16%, tahun 2010 sebesar 5,78% naik 0,62 point dan pada tahun 2011 ekonomi mampu tumbuh sebesar 6,21% Sementara itu capaian pertumbuhan ekonomi Tahun 2012 pada posisi angka sangat sementara mampu tumbuh sebesar 6,52% Dengan demikian ekonomi Kabupaten Ponorogo tahun 2012 mampu tumbuh melebihi target dalam RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 2015 sebesar 6,15 % dan melebihi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011, bahkan kalau dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional lebih tinggi 0,32 digit dimana ekonomi nasional tahun 2012 tumbuh sebesar 6,20% 22

Gambar 26 Pertumbuhan ekonomi Nasional, Propinsi Jawa Timur dan Kabupaten Ponorogo Tahun 2007 2012 Nilai PDRB ADHK 2000 yang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 mencapai 3768417,45 juta Apabila dilihat dari struktur PDRB maka sektor paling dominant adalah sektor Pertanian memberikan kontribusi sebesar 33,84 dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2,98%, sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi sebesar 29,42% dengan tingkat pertumbuhan sebesar 10,17% sedangkan jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 13,46% dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5,89% Kalau dilihat trend selama 5 tahun terakhir maka tampak pada sektor pertanian, kontribusi terhadap PDRB terus mengalami penurunan sedangkan pada sektor perdagangan, hotel restoran dan Jasa-jasa kontribusi terhadap PDRB mengalami peningkatan terus menerus Penurunan kontribusi sektor pertanian pada PDRB merupakan indikasi adanya transformasi structural dari perekonomian yang bertumpu pada sektor primer (sektor pertanian) menuju perekonomian yang bertumpu 23

pada sektor skunder (sektor perdagangan dan industri) atau sektor tersier (sector jasa dan keuangan) Tabel 27 Capaian PDRB ADHK dan PDRB ADHB Kabupaten Ponorogo Tahun 2006-2012 NO TAHUN PDRB ADHB (Juta Rupiah) PDRB ADHK (Juta Rupiah) 1 2006 4396397,29 2694520,72 2 2007 5002064,19 2871341,71 3 2008 5805450,60 3034363,54 4 2009 6575434,92 3190837,45 5 2010 7449774,32 3331058,41 6 2011 8404945,13 3537868,11 7 2012 9486200,08 3768417,45 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo, 2013 B1 Pertumbuhan Menurut Sektor Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ponorogo tahun 2012 sebesar 6,52 % Secara sektoral laju pertumbuhan yang paling besar adalah sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (10,17 %), sektor Angkutan dan Komunikasi (9,45 %) dan sektor keuangan, persewaan jasa perusahaan mampu tumbuh sebesar 8,430 % Ke empat sektor tersebut apabila dilihat selama kurun waktu empat tahun terakhir mulai tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012 mengalami pertumbuhan yang terus meningkat Sementara itu sektor yang laju pertumbuhannya paling kecil adalah sektor pertambangan dan galian yang hanya mampu tumbuh sebesar 2,40 % dan tingkat pertumbuhannya mengalami penurunan terus menerus yakni 2009 tumbuh sebesar 3,95 % tahun 2010 tumbuh sebesar 4,20 % dan tahun 2011 tumbuh sebesar 4,45% 24

Gambar 27 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ponorogo menurut Sektor Tahun 2008 2012 14 12 10 8 6 4 Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan L, G dan Air Bersih Bangunan PHR Angkutan & Kom Keuangan, P & JSP Jasa-jasa 2 0 2008 2009 2010 2011 2012 B2 PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita Salah satu indikator yang juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi suatu daerah adalah PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita Kedua indikator tersebut dipengaruhi oleh jumlah penduduk pertengahan tahun PDRB Perkapita Kabupaten Ponorogo pada tahun 2011 Rp 9,77 juta meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp 8,71 juta, dan tahun 2009 mencapai Rp 7,53 juta Sedangkan pendapatan regional perkapita Kabupaten Ponorogo tahun 2011 sebesar Rp 9,13 juta, naik dari tahun 2010 dan tahun 2009 masing masing sebesar Rp 8135 juta dan Rp 7,030 juta 25

Gambar 28 PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 20,00000 18,00000 16,00000 14,00000 12,00000 10,00000 8,00000 6,00000 4,00000 2,00000-2008 2009 2010 2011 Pendapatan Perkapita PDRB Perkapita C Inflasi Inflasi suatu barang dapat dilihat dari tingkat perkembangan harga suatu barang dan dapat dihitung dengan melihat perubahan indek implisit yang diturunkan dari pembagian PDRB ADHB dengan PDRB ADHK Perkembangan laju inflasi barang barang di Kabupaten Ponorogo mengalami fluktuatif dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 Inflasi tahun 2011 sebesar 6,23 % lebuh rendah dibanding tahun 2010 sebesar 9,49 %, tahun 2009 sebesar 7,82 % dan tahun 2008 sebesar 9,12 % 26

Gambar 29 Inflasi menurut Indeks Implisit PDRB Tahun 2008 2011 D Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan (pangan), pakaian (sandang), tempat berlindung (papan), terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan dasar pendidikan dan terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan Jumlah penduduk miskin Tahun 2010 secara nasional mencapai 13,33 % atau 31,02 juta jiwa penduduk hidup dibawah garis kemiskinan dan tingkat Provinsi sebesar 15,25 % sedangkan Kabupaten Ponorogo sebesar 13,22 % atau 127514 jiwa mengalami penurunan sebesar 14508 jiwa dari tahun 2009 sebesar 14,63 % atau 113006 jiwa dengan garis kemiskinan tahun 2009 sebesar Rp 177006,00 per bulan dan tahun 2010 sebesar Rp 193047,00 per bulan Pada tahun 2011 prosentase penduduk miskin sebesar 109792 jiwa atau 12,84 %, masih belum memenuhi target RPJMD 2010 2015 sebesar 8,79 % dan diharapkan pada tahun 2012 akan mampu mencapai target RPJMD sebesar 7,65 %, tahun 2013 turun menjadi 7,08 % dan tahun 2014 menjadi 7,00 % 27

Tabel 28 Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Ponorogo, Provinsi dan Nasional Tahun 2008 2012 Tahun Nasional Provinsi Ponorogo (%) (%) Jumlah % 2008 15,42 18,51 144480 16,13 2009 14,15 16,68 127514 14,63 2010 13,33 15,26 113006 13,22 2011 12,49 13,85 109792 12,84 2012 11,70 13,08 96965* 11,34* Sumber Data : TNP2K Tahun 2012 * Target terkoreksi Gambar 210 Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Ponorogo, Provinsi dan Nasional Tahun 2008 2012 Keterangan : Angka Tahun 2012 merupakan target RPJMD sedangkan capaianya masih pada tahap penghitungan oleh BPS Kabupaten Ponorogo 28

E Angka Kriminalitas Kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam Negara Indonesia dengan norma norma sosial dan agama Kriminalitas yang terjadi di Kabupaten Ponorogo dengan jenis tindak pidana pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan, pencurian kendaraan bermotor, pencurian kayu jati (illegal loging), pencurian hewan/ternak, penganiayaan berat, penganiayaan ringan, pembunuhan, pembakaran, judi, miras, sajam, korupsi, migas (BBM) dan lain lain dari tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011 cenderung mengalami peningkatan Tabel 29 Angka Kriminalitas di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah Tindak 372 591 558 798 1300 Kriminalitas 2 Jumlah Penduduk 895921 899328 855281 856573 857623 3 Angka Kriminalitas (%) 0,04 0,06 0,06 0,09 0,15 2122 Fokus Kesejahteraan Sosial A Angka Melek Huruf Angka Melek Huruf di cerminkan dari kemampuan membaca dan menulis Kemampuan baca tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya Hal ini terkait langsung bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas Angka Melek Huruf atau disebut juga Angka Melek Aksara adalah tolok ukur penting dalam mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia yang didasarkan pada pemikiran bahwa melatih orang yang mampu baca tulis lebih murah daripada melatih orang yang buta aksara Secara rata rata Angka Melek Huruf di Kabupaten Ponorogo Tahun 2009 sebesar 85,76 % naik dari Tahun 2008 sebesar 84,93 % atau 29

mengalami peningkatan sebesar 0,98 % Artinya penduduk usia 15 tahun keatas yang buta huruf berkurang sebesar 0,98 % Sedangkan untuk Tahun 2010 dan 2011 berturut turut angka melek huruf Kabupaten Ponorogo adalah 85,73% dan 87,26% Gambar 211 Angka Melek Huruf Kabupaten Ponorogo Tahun 2008 2011 B Angka Rata - Rata Lama Sekolah Indikator yang digunakan untuk mengetahui rata rata tingkat pendidikan adalah dengan mengetahui rata rata lama sekolah yaitu rata rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk diseluruh jenjang pendidikan formal yang pernah dijalani Rata rata lama sekolah (MYS) penduduk Kabupaten Ponorogo tahun 2009 mencapai 6,61 tahun meningkat dari tahun 2008 sebesar 6,46 tahun 30

Gambar 212 Rata rata Lama Sekolah Kabupaten Ponorogo Tahun 2008 2011 C Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum disuatu tingkat pendidikan Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) adalah presentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk dari usia yang sama APK pada jenjang pendidikan SD/MI/Paket A tahun 2010 sebesar 106,48 untuk jenjang SLPT/MTs sebesar 97,73 dan jenjang SMU/SMK/MA sebesar 70,11 Tabel 210 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni pada jenjang Pendidikan SD/MI/Paket A di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 No Tahun APK APM 1 2008 113,73 97,42 2 2009 113,30 97,71 3 2010 112,30 97,08 4 2011 112,67 97,16 Sumber: Inmakro Provinsi Jatim, 2012 31

Tabel 211 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni pada jenjang Pendidikan SLTP/MTs di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 No Tahun APK APM 1 2008 99,74 82,62 2 2009 101,70 85,44 3 2010 102,09 85,94 4 2011 102,12 85,96 Sumber: Inmakro Provinsi Jatim, 2012 Tabel 212 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni pada jenjang Pendidikan SMU/SMK/MA di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 No Tahun APK APM 1 2008 67,53 49,69 2 2009 71,43 51,96 3 2010 73,70 53,37 4 2011 73,78 54,97 Sumber: Inmakro Provinsi Jatim, 2012 D Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator pencapaian target MDGs AKB Kabupaten Ponorogo dari tahun 2008 sampai dengan 2011 mengalami fluktuasi yang cukup tinggi, hal ini memberikan gambaran adanya naik turunnya kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat Disamping Angka Kematian Bayi indikator lain dalam melihat derajad kesehatan masyarakat dengan melihat Angka Kematian Ibu 32

Tabel 213 Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 No Tahun AKB AKI 1 2008 13,50 103,39 2 2009 8,31 115,70 3 2010 13,90 123,38 4 2011 15,20 105,20 5 2012 15,15 98,82 E Usia Harapan Hidup Indikator derajad Kesehatan dapat dilihat dari Usia Harapan Hidup (Life Expectancy Rate) Meningkatnya usia harapan hidup masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya meningkatnya gizi dan meningkatnya tingkat kesadaran terhadap pentingnya hidup sehat Usia harapan hidup masyarakat Kabupaten Ponorogo dari tahun 2008 2011 mengalami peningkatan Tahun 2008 sebesar 60 th, Tahun 2009 sebesar 69,3 th, tahun 2010 sebesar 69,60 th dan tahun 2011 sebesar 69,90 th Gambar 213 Umur Harapan Hidup Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 33

F Rasio Penduduk Yang Bekerja Mengacu kepada Ponorogo Dalam Angka Tahun 2012 bahwa jumlah penduduk yang bekerja yang masuk pada angkatan kerja di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 berjumlah 451450 orang dari angkatan kerja berjumlah 472067 orang, terdiri dari laki laki 273549 orang dan perempuan berjumlah 177901 orang Dari data penduduk yang bekerja dibandingkan dengan angkatan kerja akan diperoleh angka rasio penduduk yang bekerja Tabel 214 Jumlah Penduduk yang Bekerja, Angkatan Kerja dan Rasio di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 Tahun Penduduk yang Rasio Penduduk Bekerja / Angkatan Kerja Bekerja Angkatan Kerja (%) 2008 493096 512193 96,27 2009 527254 546117 96,55 2010 474044 492942 96,17 2011 451450 472067 95,63 2012 478573 494714 96,74 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo, 2012 2123 Fokus Seni Budaya dan Olah Raga Dalam rangka mengembangkan sektor kepariwisataan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan seni budaya melalui beberapa even regional, nasional maupun internasional Untuk melihat perkembangan seni dan budaya dilakukan dengan mengevaluasi jumlah, jenis, organisasi kesenian yang ada di masing masing Kecamatan Organisasi kesenian yang cukup dikenal di Kabupaten Ponorogo adalah Reog Melalui berbagai even untuk melestarikan sekaligus mengembangkan kesenian Reog dimaksud cukup berhasil, hal ini dapat dilihat perkembangan kesenian Reog dari tahun 2008 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan 34

Tabel 215 Perkembangan Seni Budaya dan Olah Raga di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2012 No Capaian 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah Group Kesenian 776 784 824 754 767 2 Jumlah Gedung 1 1 1 1 1 Kesenian 3 Jumlah Club Olah Raga 156 156 156 156 156 4 Jumlah lapangan Olah Raga 148 148 176 176 176 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo, 2012 213 ASPEK PELAYANAN UMUM 2131 Fokus Layanan Urusan Wajib Urusan Pendidikan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah APS merupakan ukuran daya serap pemerataan dan akses terhadap Pendidikan khususnya penduduk usia sekolah APS terdiri dari Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan sedangkan APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah ditingkat pendidikan tertentu APS pada kelompok usia 7 12 tahun Kabupaten Ponorogo Tahun 2011 sebesar 98,86 % dan untuk usia 13 15 tahun sebesar 96,78 % dan usia 16 18 tahun sebesar 65,60 % sedangkan untuk angka buta huruf usia 15 tahun keatas sebesar 12,74 % 35

Gambar 214 Perkembangan APS menurut kelompok Usia di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008 2011 7-12 tahun 13-15 tahun 2011 2010 2009 2008 16-18 tahun 0 20 40 60 80 100 120 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo, 2012 2132 214 ASPEK DAYA SAING DAERAH 2141 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani yaitu dengan membandingkan kemampuan tukar produk / komoditas yang dihasilkan / yang dijual petani dengan produk yang dihasilkan petani baik untuk produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga Pada tahun 2006 NTP mencapai 112,23, tahun 2007 mencapai 115,99, tahun 2008 mencapai 118,89 dan tahun 2009 mencapai 118,06 36

Gambar 215 Nilai Tukar Petani di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 Sumber: BPS Kabupaten Ponorogo, 2013 2212 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Berdasarkan penggunaan lahan di Kabupaten Ponorogo meliputi lahan untuk pekarangan/bangunan, tegal, kebon, ladang, hutan negara seluas 39199 Ha dan untuk lahan sawah seluas 34800 Ha Dari luas lahan sawah tersebut yang merupakan sawah dengan pengairan teknis seluas 30091 Ha, sedangkan sisanya lahan sawah berpengairan setengah teknis, non teknis dan tadah hujan 37

Gambar 216 Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 Gambar 217 Luas Areal Pertanian dan Produksi Pertanian di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 38

2213 Fokus Iklim Investasi A Angka Kriminalitas Tindak kejahatan yang terjadi di Kabupaten Ponorogo dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi (naik turun), tahun 2008 jumlah total 372 kali tindak kejahatan meningkat menjadi 591 kali tindak kejahatan pada tahun 2009 Namun demikian pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 558 kali dibanding tahun 2009, tetapi meningkat pada tahun 2011 menjadi 798 kali Tabel 216 Jenis dan Jumlah Kejahatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2009-2011 Uraian 2009 2010 2011 1 Pencurian dengan pemberatan 100 133 97 2 Pencurian dengan kekerasan 4 2 2 3 Curanmor 56 42 35 4 Pencurian kayu 19 12 18 5 Pencurian Hewan 0 4 0 6 Penganiayaan berat 15 13 7 7 Penganiayaan ringan 21 10 8 8 Pembunuhan 0 2 3 9 Pembakaran 2 1 3 10 Judi 153 90 156 11 Miras 38 68 275 12 Sajam 2 4 3 13 Korupsi 2 1 1 14 BBM 1 1 1 15 Lain lain 179 175 189 Jumlah 591 558 798 2214 Fokus Sumber Daya Manusia A Kualitas Tenaga Kerja Kualitas tenaga kerja sangat tergantung dari tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang yang didukung oleh keterampilan yang memadai, maka akan semakin tinggi pula kualitas tenaga kerja, sehingga probabilitas untuk mencari pekerjaan akan lebih mudah 39

Gambar 218 Tingkat Pendidikan Pencari Kerja di Kabupaten Ponorogo Tahun 2008-2011 B Tingkat Ketergantungan Tingkat ketergantungan dihitung berdasarkan perbandingan antara banyaknya penduduk yang belum produktif (umur dibawah 15 tahun) dan tidak produktif (umur diatas 65 tahun) dengan jumlah penduduk yang termasuk usia produktif secara ekonomi (umur 15 64 tahun) Tabel 217 Tingkat Ketergantungan Usia Produktif di Kabupaten Ponorogo Tahun 2009-2011 No Uraian 2009 2010 2011 1 Umur <15 tahun 194278 187694 188757 2 Umur 15 64 tahun 641337 575390 579629 3 Umur diatas 64 tahun 63713 97197 92707 4 Tingkat Ketergantungan 40,22 % 48,64 % 48,56 % 40

Gambar 219 Tingkat Ketergantungan Usia Produktif di Kabupaten Ponorogo Tahun 2009-2011 22 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun Lalu Pada hakekatnya tujuan Pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui pelaksanaan Program dan Kegiatan yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan tahunan yaitu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih Untuk dapat menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah pada tahun n+1 atau tahun yang akan dating maka diperlukan data dasar dan capaian kinerja tahun sebelumnya (n-1) dan tahun berjalan RKPD Tahun 2014 disusun berdasarkan capaian target kinerja RKPD Tahun 2012 sebagaimana tertuang dalam Perbup Nomor 18 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2012 RKPD Tahun 2012 memuat 13 Program prioritas dan 3 Program prioritas lainnya yang merupakan hasil usulan aspirasi masyarakat melalui Musrenbang (perencanaan partisipatif), program prioritas Pemerintah dan Pemerintah Daerah Provinsi (perencanaan Top Down) dan dipadukan dengan perencanaan tekhnokratik 41

Adapun capaian kinerja Program dan Kegiatan dalam RKPD Tahun 2012 adalah sebagai berikut : 1 Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan Pertumbuhan Ekonomi merupakan tolok ukur perkembangan suatu daerah yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai dengan pemerataan pertumbuhan maka akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya meningkat pula pendapatannya Capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2011 sebesar 6,21 % menandakan bahwa ekonomi Kabupaten Ponorogo bergerak kearah positip dari tahun sebelumnya yang juga tumbuh sebesar 5,78 % Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo banyak dipicu oleh sector dominan yaitu sector pertanian, sector perdagangan, hotel dan restoran dan sector jasa lainnya Walaupun kenyataanya sector pertanian tingkat pertumbuhannya dari tahun ke tahun mengalami penurunan, sedangkan untuk sector perdagangan, hotel dan restoran dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat positip Hal ini merupakan pertanda adanya pergeseran transpormasi structural dari sector primer menuju ke sector sekunder Gambar 220 Target dan Capaian Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Ponorogo Tahun 2009 2011 42

2 Pendidikan Berkualitas dan Terjangkau Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga Negara yang harus tersedia, terjangkau dan sekaligus berkualitas Pendidikan juga sebagai upaya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, pendewasaan pola pikir, upaya merubah tingkah laku menuju kea rah yang lebih baik Untuk melihat tingkat kualitas pendidikan dapat dilihat dari angka melek huruf, angka partisipasi sekolah, angka partisipasi murni, angka partisipasi kasar, angka putus sekolah, angka kelulusan, rata rata nilai Ujian Nasional, rasio pendidik yang memiliki sertifikat pendidik, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan rata rata lama sekolah Tabel 218 Target dan Realisasi Kinerja Pendidikan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 2011 2010 2011 No Uraian Target (%) Capaian (%) Target (%) Capaian (%) 1 APK PAUD 56,12 60,88 65,44 61,46 2 Tidak buta Aksara (penduduk > 15 th) 98,87 98,89 99,05 99,20 3 APS SD / MI 0,08 0,07 0,06 0,08 4 APS SMP / MTs 0,57 0,55 0,50 0,36 5 APS SMA / SMK / MA 1,32 0,95 0,90 1,58 6 AL SD / MI 99,02 99,27 99,28 98,60 7 AL SMP / MTs 97,67 97,85 97,94 97,94 8 AL SMA / SMK / MA 95,03 95,59 96,09 98,14 9 Rata-rata Nilai UN SD / MI 7,15 7,20 7,25 7,55 10 Rata-rata Nilai UN AL SMP / MTs 7,40 7,43 7,46 7,60 11 Rata-rata Nilai UN AL SMA / SMK / MA 7,55 7,57 7,59 7,75 12 Rasio Pendidik yg bersertifikat 4,76 10,77 15,73 26,49 13 IPM 69,55 70,59 71,41 71,15 43

3 Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Kompleksnya permasalahan di Bidang Kesehatan seperti infrastruktur kesehayan yang masih belum optimal, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan yang terbatas merupakan kendala yang harus diatasi sehingga kinerja bidang kesehatan akan menjadi optimal Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja kesehatan adalah mendorong masyarakat hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap kesehatan, memberikan subsidi pembiayaan kepada masyarakat khususnya masyarakat miskin melalui jaminan kesehatan Kinerja bidang kesehatan dapat dilihat dari meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu melahirkan dan menurunnya prevalensi gizi buruk pada balita Tabel 219 Target dan Realisasi Kinerja Kesehatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 2011 No Uraian Target (%) 2010 2011 Capaian Target (%) (%) Capaian (%) 1 Cakupan Balita Gizi buruk yg mendapat perawatan 70,83 100,00 100,00 100,00 2 Cakupan kunjungan Bayi 84,59 65,34 87,00 97,97 3 Cakupan kunjungan Ibu hamil 82,99 63,25 87,00 91,66 4 Cakupan pelayanan Anak Balita 87,95 55,74 88,00 75,43 5 Cakupan peserta KB aktif 91,53 35,09 69,00 78,92 6 Cakupan pelayanan dasar Maskin 35,34 28,74 15,00 28,84 7 Cakupan pelayanan Kesehatan rujukan Maskin 2,79 2,26 1,50 1,50 8 Indeks Harapan Hidup 74,68 69,93 75,17 70,24 4 Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur Infrastruktur menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat dalam kerangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebagai sector penggerak Seperti kita yakini bersama bahwa infrastruktur merupakan pemicu pembangunan suatu kawasan dimana pembangunan infrastruktur berbasis wilayah semakin penting untuk di 44

prioritaskan Penyediaan infrastruktur seperti transportasi, ketenagalistrikan, jalan, jembatan, sumber daya air, perumahan, sarana air minum dan infrastruktur pedesaan menjadi hal yang wajib untuk diutamakan Tabel 220 Target dan Realisasi Kinerja Infrastruktur di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 2011 No Uraian Target (%) 2010 2011 Capaian Target (%) (%) Capaian (%) 1 Panjang Jalan Kabupaten dalam kondisi baik 41,71 44,91 46,06 46,06 2 Luas Irigasi Kabupaten dalam kondisi baik 3,53 15,48 16,35 89,90 3 Rumah Tangga bersanitasi 80,47 87,59 87,76 87,76 4 Kawasan Kumuh 2,80 2,76 2,75 2,58 5 Penanganan Kemiskinan Kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan terbatasnya aksebilitas terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan Masalah kemiskinan merupakan masalah nasional yang harus menjadi perhatian semua pihak untuk diupayakan penurunannya melalui program kegiatan yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat Tabel 221 Prosentase Target dan Realisasi Kinerja Penangan Kemiskinan Kabupaten Ponorogo Tahun 2008 2011 Tahun Target RPJMD (%) Capaian (%) Keterangan 1 2008 10,68 16,13 2 2009 10,68 14,63 3 2010 9,72 13,22 4 2011 8,79 12,84 5 2012 7,65 Dlm Penghitungan 45

Program penanganan kemiskinan harus dikoordinasikan dengan sungguh sungguh agar sasarannya tidak tumpang tindih antara program satu dengan program program yang lainnya antara sumber pendanaan yang satu dengan lainnya, mengingat bahwa penanganan kemiskinan menjadi atensi dan tanggug jawab semua pihak yakni pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat melaui wadah TKPKD (Tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah) 6 Perluasan Kesempatan Kerja Perluasan penciptaan lapangan kerja merupakan upaya pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran yang dari ke hari semakin bertambah cukup besar seiring dengan bertambahnya lulusan sekolah yang memasuki usia kerja dan tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan kerja yanag memadai Dampak social dari bertambahnya pengangguran sangat significant yakni bersifat multidimensional Ditahun 2011 saja jumlah penduduk yang bekerja mencapai 451450 jiwa dari angkatan kerja yang ada 472067 orang atau rasio penduduk yang bekerja disbanding dengan angkatan kerja hanya mencapai 95,63% Tingkat pengangguran terbuka tahun 2010 mencapai 3,83% masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan TPT propinsi yang mencapai 4,25% dan TPT nasional mencapai 7,14% Tabel 222 Prosentase Target dan Realisasi Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Ponorogo Tahun 2008 2011 Tahun Target RPJMD (%) Capaian (%) Keterangan 1 2008 3,73 3,73 2 2009 3,45 3,45 3 2010 3,83 3,83 4 2011 2,02 4,37 5 2012 1,86 3,26 Upaya terus menerus dilakukan untuk semaskin mengurangi pengangguran dengan melaksanakan program kegiatan dalam upaya menciptakan peluang kesempatan kerja baik melalui program kegiatan yang langsung menyentuh atau menyerap tenaga kerja maupun melalui upaya pemberdayaan 46