KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016


KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR FEBRUARI 2015 *)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN NOVEMBER 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2015*)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

Transkripsi:

No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016 Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2016 mencapai 5,6 juta orang, naik sekitar 253 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2015. Sementara jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2016, jumlah angkatan kerja turun sekitar 99 ribu orang. Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2016 sebesar 5,1 juta orang, naik sebesar 263 orang jika dibandingkan keadaan Agustus 2015 dan turun sekitar 146 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2016. Dalam periode satu tahun juga tercatat penurunan jumlah pengangguran terbuka sebesar 11 ribu orang, menyebabkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun dari 9,55 persen menjadi 8,92 persen. Penduduk bekerja di Provinsi Banten masih didominasi oleh penduduk bekerja dengan pendidikan rendah (SD ke bawah), yaitu sebesar 34,45 persen pada Agustus 2016. TPT penduduk berpendidikan SMK menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 13,14 persen pada Agustus 2016. Lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Banten adalah sektor perdagangan dan sektor industri, masing-masing sebesar 23,73 persen dan 21,95 persen. Berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar penduduk bekerja di Banten berstatus buruh/karyawan (2,9 juta orang). Jumlah pekerja formal di Banten lebih tinggi dibanding pekerja informal. Persentase pekerja formal mengalami peningkatan dari 61,47 persen pada Agustus 2015 menjadi 61,52 persen pada Agustus 2016. Begitu juga jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2016 (59,73 persen). 1. ANGKATAN KERJA, PENDUDUK YANG BEKERJA DAN PENGANGGURAN Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Banten periode Februari Agustus 2016 menunjukkan penurunan jumlah angkatan kerja dari 5,69 juta orang menjadi 5,59 juta orang atau ada sekitar 99 ribu orang angkatan kerja berubah status menjadi bukan angkatan kerja (sekolah, mengurus rumah tangga, dan melakukan kegiatan lainnya). Sejalan dengan penurunan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja mengalami penurunan dari 65,56 persen menjadi 63,66 persen. Penurunan TPAK ini merupakan indikasi adanya penurunan potensi ekonomi dari sisi suplai tenaga kerja. Penurunan jumlah angkatan kerja sebanyak 99 ribu orang selama periode Februari - Agustus 2016 terjadi karena adanya drop out penduduk bekerja secara relatif sebanyak 146 ribu orang serta bertambahnya pencari kerja sebanyak 46 ribu. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016 1

Tabel 1 Dekomposisi Penduduk Usia Kerja dan Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Banten, 2015-2016 Jenis Kegiatan Utama 2015 2016 Februari Agustus Februari Agustus (1) (2) (3) (4) (5) 1. Penduduk 15+ (000) 8.467 8.571 8.673 8.775 2. Angkatan Kerja 5.697 5.334 5.686 5.587 Bekerja (000) 5.208 4.825 5.234 5.088 Penganggur (000) 489 509 452 498 3. Bukan Angkatan Kerja (000) 2.771 3.236 2.987 3.188 Sekolah 791 796 875 722 Mengurus Rumah Tangga 1.627 2.022 1.748 2.066 Lainnya 351 418 363 399 4. TPAK (%) 67,28 62,24 65,56 63,66 5. TPT (%) 8,58 9,55 7,95 8,92 6. Pekerja tidak penuh/setengah Pengangguran (000) 964 886 1.089 936 Setengah penganggur/sp Terpaksa 280 313 407 398 Paruh waktu/sp Sukarela 684 573 681 537 Peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja yang berarti mengurangi suplai tenaga kerja perlu dicermati lebih lanjut apakah dikarenakan lapangan pekerjaan yang terbatas sehingga mereka terpaksa beralih ke aktivitas rumahtangga. Dari dekomposisi angkatan kerja seperti ditunjukkan pada Tabel 1 di atas dapat dilihat peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja terjadi karena peningkatan jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga sebanyak 318 ribu orang dan peningkatan penduduk yang melakukan kegiatan lainnya sebanyak 36 ribu orang. Indikator lain yang lebih mendalam menyangkut angkatan kerja adalah jumlah setengah pengangguran atau pekerja tidak penuh. Pekerja tidak penuh ialah mereka yang berstatus bekerja tetapi memiliki jam kerja di bawah jam kerja normal (di bawah 35 jam seminggu). Dikatakan lebih mendalam karena mampu mengungkap dibalik status bekerja ternyata tidak semua memiliki produktivitas yang tinggi, sebagian dari mereka memiliki jam kerja rendah. Ada dua kelompok setengah pengangguran: yang masih mencari kerja (setengah pengangguran terpaksa) dan tidak mencari kerja lagi (setengah pengangguran sukarela atau pekerja paruh waktu). Pada Agustus 2016, setengah pengangguran berjumlah 936 ribu atau 18,39 persen dari penduduk bekerja. Menurun dibanding Februari 2016 yang sebanyak 1.089 ribu (20,81 persen). Ini merupakan indikasi yang merepresentasikan naiknya produktivitas. Dari dua jenis setengah pengangguran, Setengah Pengangguran Terpaksa menurun selama satu semester dari 407 ribu pekerja menjadi 398 ribu pekerja. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016

Gambar 1 Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Banten dan Nasional, 2014 2016 (persen) 9.87 9.07 8.58 9.55 8.92 7.95 5.70 5.94 5.81 6.18 5.50 5.61 Feb 2014 Agt 2014 Feb 2015 Agt 2015 Feb 2016 Agt 2016 Provinsi Banten Nasional Secara relatif angka pengangguran menunjukan kenaikan dari 7,95 persen pada Februari 2016 menjadi 8,92 persen pada bulan Agustus 2016. Angka pengangguran Provinsi Banten selama beberapa periode tercatat lebih tinggi dibanding angka pengangguran nasional. Di Provinsi Banten banyak terdapat lapangan pekerjaan yang menarik migran untuk masuk ke Banten. Banyaknya migran masuk yang mencari pekerjaan ini tidak semuanya terserap oleh pasar kerja sehingga menambah jumlah pengangguran di Banten. Migran masuk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah memperoleh pekerjaan di Banten. Tabel 2 Komposisi Penduduk Bekerja dan Pengangguran menurut Pendidikan di Provinsi Banten, Februari - Agustus 2016 (persen) Bekerja Pengangguran Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Februari 2016 Agustus 2016 Februari 2016 Agustus 2016 (1) (2) (3) (4) (5) SD Ke bawah 34,73 34,45 32,19 24,48 Sekolah Menengah Pertama 15,85 16,73 18,66 24,07 Sekolah Menengah Atas 20,46 18,57 17,64 25,34 Sekolah Menengah Kejuruan 13,03 12,53 23,64 19,34 Diploma I/II/III 3,75 3,65 2,00 1,61 Universitas 12,18 14,07 5,86 5,16 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 Penyerapan tenaga kerja selama periode Februari Agustus 2016 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SD kebawah. Namun demikian, dalam satu semester terjadi sedikit penurunan persentase penduduk bekerja berpendidikan rendah dari 34,73 persen menjadi 34,45 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016 3

4.41 4.15 3.99 3.47 7.41 6.51 6.93 9.23 12.35 11.79 13.54 13.14 Perbaikan kualitas pekerja ditunjukkan oleh kecenderungan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi meningkat dari 15,93 persen menjadi 17,72 persen. Pergeseran komposisi angkatan kerja menurut pendidikan juga terjadi pada pencari kerja. Persentase pencari kerja yang berpendidikan tinggi (diploma dan sarjana) turun dari 7,86 persen menjadi 6,77 persen. Sebaliknya, persentase pengangguran yang mengenyam pendidikan menengah (SMA/SMK) mengalami kenaikan dari 40,73 persen menjadi 44,68 persen. Selama periode Februari Agustus 2016, TPT SMK menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 13,54 persenpada Februari dan turun menjadi 13,14 persen pada Agustus. TPT penduduk berpendidikan SMK yang cukup tinggi memberikan gambaran bahwa tujuan dari pendirian SMK untuk menciptakan siswa yang siap bekerja belum dapat tercapai. TPT universitas menempati urutan paling rendah, yaitu sebesar 3,99 persen pada Februari 2016 dan turun menjadi 3,47 persen pada Agustus 2016. Keadaan ini dapat memberikan indikasi bahwa angkatan kerja berpendidikan tinggi memiliki daya saing yang tinggi dalam memperoleh pekerjaan. Gambar 2 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Februari - Agustus 2016 (persen) <= SD SMP SMA Umum SMA Kejuruan Diploma I/II/III Universitas Februari 2016 Agustus 2016 2. PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA Stuktur penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama selama periode Februari Agustus 2016 tidak mengalami perubahan. Penyerapan tenaga kerja masih didominasi oleh sektor Perdagangan dan sektor Industri. Kedua sektor ini masing-masing menyerap sekitar seperempat penduduk bekerja di Banten. Pada Agustus 2016, sektor perdagangan menyerap sebanyak 1.207 ribu pekerja dan sektor Industri menyerap sebanyak 1.117 ribu pekerja. Penduduk bekerja di kedua sektor ini mengalami penurunan dibanding Februari 2016. Dilihat berdasar tren sektoral, hampir tidak ada lapangan pekerjaan yang konsisten naik atau turun kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja. Kontribusi penyerapan tenaga kerja bergerak fluktuatif antar semesternya. Dalam satu semester terakhir, penurunan jumlah pekerja yang terbesar terjadi pada sektor 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016

Industri sebanyak 139 ribu orang atau sebesar 2,06 persen. Namun demikian, kontribusi sektor ini dalam penyerapan tenaga kerja di Banten tetap tinggi. Sektor lain yang mengalami penurunan jumlah pekerja antara lain sektor Pertambangan, sektor Perdagangan, sektor Lembaga Keuangan, dan Sektor Jasa Kemasyarakatan. Tabel 3 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2015-2016 (dalam ribuan) 2015 2016 Lapangan Pekerjaan Utama Februari Agustus Februari Agustus (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan 695 628 673 706 Pertambangan dan Penggalian 36 30 12 8 Industri 1.321 1.198 1.256 1.117 Listrik, Gas dan Air Minum 12 23 20 32 Konstruksi 285 287 383 447 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 1.259 1.189 1.282 1.207 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 294 359 309 324 Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan 283 284 368 318 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 1.020 825 928 926 Jumlah 5.208 4.825 5.234 5.088 Gambar 4 Persentase Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan di Provinsi Banten, Agustus 2016 (persen) Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 6.38 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 18.2 Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan 6.25 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 23.73 Konstruksi 8.8 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan 13.88 Pertambangan dan Penggalian 0.17 Industri 21.95 Listrik, Gas dan Air Minum 0.64 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016 5

Tabel 4 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2015-2016 (persen) 2015 2016 Lapangan Pekerjaan Utama Februari Agustus Februari Agustus (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan 13,35 13,02 12,86 13,88 Pertambangan dan Penggalian 0,70 0,62 0,23 0,17 Industri 25,38 24,84 24,01 21,95 Listrik, Gas dan Air Minum 0,23 0,49 0,39 0,64 Konstruksi 5,49 5,95 7,33 8,80 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 24,18 24,66 24,51 23,73 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 5,65 7,44 5,91 6,38 Lmbg Keuangan, Real Estate, Ush Persewaan & Js Perusahaan 5,44 5,89 7,03 6,25 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 19,59 17,10 17,73 18,20 Jumlah 5208,1 4825,5 5234,3 5088,5 3. PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT STATUS PEKERJAAN UTAMA Berdasarkan Tabel 5 tampak bahwa sebagian besar penduduk bekerja di Banten berstatus buruh/karyawan yaitu sebesar 2,9 juta. Angka ini meningkat sekitar 4 ribu orang dalam satu semester terakhir. Peningkatan jumlah pekerja juga terjadi pada pekerja bebas dan pekerja keluarga. Penurunan jumlah tenaga kerja disebabkan oleh penurunan pekerja dengan status berusaha sendiri dan berusaha dibantu buruh tidak tetap. Tabel 5 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2015-2016 (dalam ribuan) 2015 2016 Status Pekerjaan Utama Februari Agustus Februari Agustus (1) (2) (3) (4) (5) Berusaha sendiri 863 728 702 663 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 412 377 568 419 Berusaha dibantu buruh tetap 230 139 231 231 Buruh/Karyawan 3.070 2.827 2.894 2.898 Pekerja bebas 320 456 499 528 Pekerja keluarga/tak dibayar 313 298 338 347 Jumlah 5.208 4.825 5.234 5.088 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016

Dari enam jenis status pekerjaan yang terekam pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), dapat diidentifikasi 2 kelompok utama terkait kegiatan ekonomi formal dan informal. Kegiatan formal terdiri dari mereka yang berusaha dibantu buruh tetap dan mereka yang berstatus buruh/karyawan. Sementara sisanya digolongkan ke dalam kegiatan informal. Persentase pekerja formal di Provinsi Banten lebih tinggi dibanding pekerja informal. Pada Agustus 2016, pekerja formal tercatat sebanyak 3,1 juta orang atau sebesar 61,52 persen. Angka ini mengalami peningkatan dibanding semester sebelumnya yang sebesar 59,73 persen. Gambar 5 Perkembangan Penduduk yang Bekerja menurut Kegiatan Ekonomi Formal/Informal di Provinsi Banten, 2015 2016 (dalam ribuan) 1.908 36,64% 1.859 38,53% 2.107 40,27% 1.957 38,48% 3.300 63,36% 2.966 61,47% 3.125 59,73% 3.129 61,52% Februari 2015 Agustus 2015 Februari 2016 Agustus 2016 Formal Informal Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016 7

Beberapa Konsep yang digunakan Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah The Labour Force Concept yang disarankan oleh the International Labour Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk menjadi dua kelompok, yaitu penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Selanjutnya penduduk usia kerja dibedakan pula menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukannya. Kelompok tersebut adalah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. 1. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Batas bawah bervariasi antar Negara. Indonesia, menggunakan batas bawah usia 15 tahun, namun dalam survey dicatat 10 tahun ke atas, Mesir (6 tahun), Brazil (10 tahun), Swedia, USA (16 tahun), Kanada (14 dan 15 tahun), India (5 dan 15 tahun), Venezuela (10 dan 15 tahun). Batas atas, bervariasi antar Negara. Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia (74 tahun), Mesir, Malaysia, Mexico (65 tahun). Banyak Negara termasuk Indonesia tidak ada batas atas. 2. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, dan pengangguran. 3. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumahtangga atau melaksanakan kegiatan lainnya. 4. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit dilakukan selama 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. 5. Penganggur terbuka, terdiri dari: a) Mereka yang mencari pekerjaan. b) Mereka yang mempersiapkan suatu usaha. c) Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (bukan karena alasan kekurangan fisik). d) Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja 6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah rasio jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (15+) 7. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah rasio jumlah penganggur terbuka terhadap jumlah angkatan kerja (An ILO Manual on Concepts and Methods) 8. Penduduk bekerja berdasar jam kerja dibagi ke dalam dua kategori yaitu pekerja penuh dan pekerja tidak penuh (setengah pengangguran). a) Pekerja penuh adalah mereka yang bekerja dengan jumlah jam kerja 35 jam atau lebih dalam seminggu b) Pekerja tidak penuh (Setengah Pengangguran) adalah mereka yang bekerja dengan jumlah jam kerja dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Setengah penganggur terdiri dari: 1) Setengah Penganggur terpaksa adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan. 2) Setengah penganggur sukarela (pekerja paruh waktu) adalah mereka yang bekerja dibawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain. 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016

Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016 9

BPS PROVINSI BANTEN Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Agoes Soebeno, M.Si Kepala BPS Provinsi Banten Telepon: 0254-267027; Fax: 0254-267026 E-mail : bps3600@bps.go.id Website : banten.bps.go.id 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Banten No. 66/11/36/Th.X, 7 November 2016