INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PAPARAN HASIL SURVEI INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA 2011

Survei Integritas (SI) KPK dan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) TII

I. PENDAHULUAN. tinggi (Katz, dalam Moeljarto 1995). Pembangunan nasional merupakan

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

Direktorat Penelitian dan Pengembangan. Kamis, 4 Oktober 2012

Pemberantasan Korupsi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Martabat Bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2009

Integritas Pelayanan Publik

Bagaimana Cara Memberantas Korupsi?

PERATURAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

SOSIALISASI PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI 2011

Komitmen Pencegahan Korupsi dan Membangun Budaya Antikorupsi Terkait Praktik Bisnis

INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 FAKTA KORUPSI DALAM LAYANAN PUBLIK

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 II.L.093.1

INDEKS PERSEPSI KORUPSI INDONESIA 2017Survei Di Antara Pelaku Usaha. Survei di antara Pelaku Usaha 12 Kota di Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 2 Februari 2015

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017

PBJ, KORUPSI & REFORMASI BIROKRASI

PENCEGAHAN KORUPSI PADA PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

GUBERNUR SULAWESI SELATAN

Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016

PAPARAN HASIL Studi Prakarsa Anti Korupsi SPAK-BUMN 2011

Membangun Zona Integritas Membangun Bangsa

SURVEI EKSTERNAL PMPRB KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

CAPAIAN MAHKAMAH AGUNG DI TAHUN 2011

Road Map KPK dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia Tahun

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

INPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN November 2016

I. PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPATKOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)

Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun

PENINGKATAN KAPASITAS PENGENDALIAN INTERN DAN UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI GUNTUR KUSMEIYANO DIREKTORAT DIKYANMAS DEPUTI BIDANG PENCEGAHAN KPK

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG GRATIFIKASI, SEBAGAI AWAL DARI KORUPSI. Oleh : Ennoch Sindang Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK, Kementerian Keuangan

TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER. Jakarta, 9 Juli 2013

Pencegahan Korupsi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Niken Ariati Fungsional Direktorat Penelitian dan Pengembangan Jakarta, 8 Oktober 2015

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

High Level Commitment and Dialogue Penerapan Antikorupsi Pada Dunia Bisnis. Agus Rahardjo. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

INDIKATOR PENILAIAN INISIATIF ANTI KORUPSI (PIAK) 2011

I. PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban aparatur negara untuk

Indonesia Corruption Watch dan UNODC REVISI SKB/MOU OPTIMALISASI PEMBERANTASAN KORUPSI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PENEGAKAN HUKUM. Selasa, 24 November

Laporan Hasil Pertemuan Pelaksana Teknis Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (Knpk) Tahun 2016

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia GAMBARAN PERIZINAN USAHA

PENCEGAHAN & PEMBERANTASAN KORUPSI MELALUI KOORDINASI & SUPERVISI (KORSUP) Indraza Marzuki Direktorat Dikyanmas Komisi Pemberantasan Korupsi

SOP PERIZINAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) TAHUN 2016

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Kebijakan PNBP KL dan Temuan-Temuan Pelaksanaan PNBP yang Tidak Optimal

Mam MAKALAH ISLAM. Paradigma Baru Pelayanan KUA Bidang Perkawinan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik pada saat ini menjadi topik pembicaraan yang tiada

BUKU I REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.56/Menhut-II/2014 TENTANG MASYARAKAT MITRA POLISI KEHUTANAN

Pengembangan Konsep PIAK Lanjutan 2011 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis Komisi Pemberantasan Korupsi

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan pada bagian

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS. Jakarta, 25 September 2015

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017

Pembangunan Integritas Bisnis

2017, No Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

KPK DAN REFORMASI BIROKRASI. Basaria Panjaitan. Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

Drs. SIH WAHYUDI, MM. Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banyuwangi

TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Andri Williyanto Prawira Sitorus SE.,Ak

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016

PETA MASALAH HUKUM PERTANIAN PROF.DR.ROMLI ATMASASMITA GURUBESAR (EM) UNPAD

Disusun dan dipublikasikan oleh Direktorat Penelitian dan Pengembangan Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta, Desember 2012 Buku ini

I. PENDAHULUAN. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok (RPJMD

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR HK NOMOR KEP - 49 /BC/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Struktur Organisasi pada Direktorat Operasi Sumber Daya terdiri atas:

Kepres RI No. 73 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

RENCANA STRATEGIS Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun *)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Manfaat

Transkripsi:

INTEGRITAS SEKTOR PUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 Direktorat Litbang, Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi www.kpk.go.id

Agenda 1. Latar Belakang 2. Definisi, Tujuan dan Metodologi 3. Fakta Hasil Survei 4. Indeks Integritas Unit Layanan di Kementerian/Lembaga 5. Kesimpulan dan Saran 6. Rencana ke Depan

LATAR BELAKANG

Dasar hukum: Latar Belakang UU KPK No.30 Tahun 2002 pasal 7 dan pasal 8: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempunyai tugas untuk melaksanakan Koordinasi dan Supervisi terhadap institusi yang melaksanakan pelayanan publik. Dalam melaksanakan tugas supervisi sebagaimana dimaksud dalam Belakang Pasal 6 huruf b: Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melakukan pengawasan, penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan dengan pemberantasan tindak pidana korupsi, dan instansi yang dalam melaksanakan pelayanan publik

DEFINISI, TUJUAN DAN METODOLOGI

Definisi, Tujuan dan Metodologi Survei Integritas Sektor Publik dilakukan dalam rangka mengukur kualitas layanan publik dari sudut pandang pengguna layanan Mendapatkan gambaran kualitas layanan publik berdasarkan unit layanan Bagi KPK, hasil survei dalam bentuk Indeks mencerminkan outcome yang dicapai oleh Unit Layanan di K/L dalam upaya anti korupsi yang dilakukan Tujuan: 1. Mengukur tingkat integritas unit layanan publik; 2. Memberikan masukan bagi unit layanan publik untuk mempersiapkan upaya pencegahan korupsi yang efektif pada wilayah atau layanan yang rentan terjadi korupsi

Tahun 2014 survei integritas dilakukan hanya di Unit Layanan Kementerian/Lembaga, dengan sampel 40 unit layanan Jumlah Responden: 1.200 orang (30 responden per unit layanan) Obyek Survei dan Responden Unit Layanan bervariasi tiap instansi Kriteria Unit Layanan yang dijadikan sampel: Layanan publik pada kementerian/lembaga strategis yang menjadi fokus Renstra KPK Terkait dengan National Interest Menyangkut hajat hidup orang banyak Rentang indeks: 0-10 Waktu Pengumpulan Data: Mei September 2014

10 9 Perkembangan indeks Integritas Unit Layanan di Kementerian/ Lembaga 2011-2014 8 7 6 5 4 3 6.67 6.13 6.93 6.49 6.41 5.36 7.17 6.05 6,80 7.41 6.83 7.22 2 1 0 2011 2012 2013 2014 Pengalaman Integritas Potensi Integritas Indeks Integritas

FAKTA HASIL SURVEI

Apakah biaya total yang Anda keluarkan sesuai dengan biaya resmi layanan? FAKTA HASIL SURVEI Dalam mengurus layanan, berapa kali Anda memberikan biaya tambahan?

Kapan biaya tambahan Anda berikan? Awal proses 3.87% Pada saat proses 2.30% Di akhir proses 4.52% Kombinasi 2 atau 3 proses 1.07% FAKTA HASIL SURVEI Tidak memberi 88.24% Apa pendapat Anda tentang uang tambahan dalam pengurusan layanan publik?

Apa tujuan Anda memberikan biaya tambahan? FAKTA HASIL SURVEI Apa alasan utama Anda memberikan biaya tambahan?

Keterbukaan Informasi di Layanan Publik Tingkat Pusat FAKTA HASIL SURVEI

Pengalaman Memanfaatkan Teknologi Informasi di Layanan Publik Tingkat Pusat FAKTA HASIL SURVEI Pernah Tidak pernah karena tidak memerlukan Tidak pernah karena tidak ada teknologi informasi Tidak tahu cara penggunaanya karena tidak pernah dijelaskan 1.65 14.09 32.13 50.99 Tidak pernah karena teknologi yang ada tidak berfungsi 1.15

Apakah petugas melakukan pembedaan perlakuan (membedabedakan) dalam memberikan layanan? Atas dasar apa pengguna layanan berinisiatif memberikan uang tambahan? FAKTA HASIL SURVEI Tidak membeda kan 92.18% Ya, Selalu 0.66% Ya, kadan g kadang 7.16%

Apakah unit layanan yang Anda datangi memiliki kegiatan/media anti korupsi? Apa Bentuk Kampanye/Media Anti Korupsi yang Anda lihat? FAKTA HASIL SURVEI

Bagaimana respon petugas terhadap pengaduan yang disampaikan? FAKTA HASIL SURVEI

INDEKS INTEGRITAS UNIT LAYANAN DI KEMENTERIAN/LEMBAGA

INTEGRITAS VARIABEL INDIKATOR SUB-INDIKATOR INDEKS INTEGRITAS RATA-RATA Integritas Total (1.00) = 7,22 Pengalaman Integritas (0.667) Potensi Integritas (0.333) 7,41 6,83 Pengalaman Korupsi (0.250) Cara Pandang Terhadap Korupsi (0.750) Lingkungan Kerja (0.127) 7,24 7,47 8,22 Jumlah / Besaran Gratifikasi (0.210) 7,14 Frekuensi Pemberian Gratifikasi (0.550) 7,21 Waktu Pemberian Gratifikasi (0.240) 7,41 Arti Pemberian Gratifikasi (0.250) 7,59 Tujuan Pemberian Gratifikasi (0.750) 7,43 Kebiasaan Pemberian Gratifikasi (0.392) 7,81 Kebutuhan Pertemuan di Luar Prosedur (0.164) 9,89 Keterlibatan Calo (0.221) 8,12 Fasilitas di Sekitar Lingkungan Pelayanan (0.100) 7,83 Suasana/Kondisi di sekitar Pelayanan (0.123) 7,76 Kepraktisan SOP(0.281) 7,02 Sistem Administrasi 6,67 Keterbukaan Informasi (0.584) (0.280) 6,49 Pemanfaatan Teknologi Informasi (0.135) 6,73 Perilaku Individu (0.280) Pencegahan Korupsi (0.313) 7,40 5,89 Keadilan dalam Layanan (0.413) 7,84 Ekspektasi Petugas terhadap Gratifikasi(0.327) 7,23 Perilaku Pengguna Layanan (0.260) 6,90 Tingkat Upaya Anti Korupsi (0.750) 5,93 Mekanisme Pengaduan Masyarakat (0.250) 5,77

INDEKS INTEGRITAS RATA-RATA Rata-rata indeks integritas Unit Layanan = 7,22. Indeks rata-rata potensi integritas (6,83) lebih rendah dari indeks rata-rata pengalaman integritas (7,41); Pengalaman Integritas: Merefleksikan pengalaman responden terhadap tingkat korupsi yang dialaminya (berdasarkan pengalaman personal responden) Potensi Integritas: Merefleksikan faktor-faktor yang berpotensi penyebab terjadinya korupsi oleh responden (mengindikasikan keberadaan faktor-faktor yang memungkinkan berkorelasi dengan terjadi korupsi di masa mendatang)

INDEKS INTEGRITAS UNIT LAYANAN K/L 2014 Berdasarkan penilaian pengguna layanan, indeks ratarata tingkat upaya anti korupsi (5,93) dan mekanisme pengaduan masyarakat (5,77) masih rendah (di bawah 6); Indeks yang masih perlu ditingkatkan lagi, yaitu Keterbukaan Informasi (6,49), Pemanfaatan Teknologi Informasi (6,73), dan Perilaku Pengguna Layanan (6,90) Masih terdapat 2 unit layanan yang indeksnya di bawah standar minimal (6,00)

Unit Layanan dengan Skor Total Integritas di atas indeks ratarata (7, 22) (Urutan Berdasarkan Abjad) No Unit Layanan Kementerian/ Indeks Integritas Lembaga Pengalaman Potensi Total 1 Izin Usaha 7,86 7,64 7,79 BKPM 2 Angka Pengenal Importir Produsen 7,91 7,44 7,75 3 Penerbitan KTKLN (Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri) BNP2TKI 7,84 7,28 7,65 4 Penempatan Program G to G 7,99 7,17 7,72 5 Pendaftaran Peserta JKN 7,89 6,51 7,43 6 Layanan Pengecekan Syarat Kepesertaan (Surat BPJS Eligibilitas Peserta) 8,08 6,87 7,67 7 Penghapusan Hak Tanggungan (ROYA) BPN 7,55 7,15 7,42 8 Penerbitan Surat Keterangan Ekspor Impor Obat dan Makanan BPOM 7,92 7,01 7,62 9 Pendaftaran Izin Edar Makanan 7,98 6,95 7,63 10 Persetujuan Impor Produk Hewan 7,58 6,67 7,28 Kemendag 11 Eksportir Terdaftar 7,79 6,92 7,50 12 Akreditasi Sekolah di BAN S/M Kemendikbud 7,63 6,91 7,39 13 Rekomendasi Eksportir Terbatas Minerba (Mineral & Batubara) KemenESDM 7,60 6,58 7,26 14 IUPHHK Pada Hutan Alam 7,57 6,69 7,27 Kemenhut 15 Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan 7,80 6,74 7,45 16 Izin Edar PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga) Kemenkes 7,79 7,22 7,60 17 Persetujuan Ekspor Barang 7,72 7,13 7,52 Kemenkeu 18 Administrasi Sengketa Pajak 8,11 7,16 7,79 19 Formasi Jabatan Notaris 7,75 6,76 7,42 Kemenkumham 20 Paspor 7,78 6,92 7,49 21 Rekomendasi Impor Barang Industri Tertentu 8,10 7,32 7,84 Kemenperin 22 Pengujian Bahan dan Barang 8,10 7,15 7,78 23 Izin Pendaftaran Pupuk Organik/Anorganik 7,95 7,50 7,80 24 Izin Pemasukan dan Pengeluaran Benih Kementan Hortikultura 7,99 7,24 7,74 25 Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan 7,56 6,90 7,34 KKP 26 Surat Izin Penangkapan Ikan 7,85 7,05 7,58

Unit Layanan dengan Skor Total Integritas di bawah indeks ratarata (7, 22) (Urutan Berdasarkan Abjad) No Unit Layanan Kementerian/ Lembaga Indeks Integritas Pengalaman Potensi TOTAL 1 Peralihan Hak Atas Tanah BPN 5,59 7,25 6,14 2 Izin Usaha Pengangkutan dan Penjualan Minerba ESDM 7,27 6,26 6,94 3 Izin Penyelenggara Ibadah Haji Khusus 6,62 6,17 6,47 Kemenag 4 Pencatatan Nikah di KUA 5,60 5,23 5,47 5 Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing 6,50 6,08 6,36 Kemenakertrans 6 Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing 6,43 6,29 6,39 7 Izin Belajar untuk WNA Kemendikbud 7,75 5,95 7,15 8 Izin Penyelenggara Angkutan Pariwisata 5,71 6,56 5,99 Kemenhub 9 Izin Penyelenggara Angkutan Barang Khusus 6,10 6,41 6,20 10 Izin Penyalur Alat Kesehatan Kemenkes 6,98 7,02 6,99 11 Salinan Putusan 7,39 6,31 7,03 MA 12 Pengembalian Biaya Perkara 7,44 6,14 7,01 13 Izin Keramaian 7,31 6,87 7,16 Polri 14 Pembuatan SIM Baru 6,39 6,16 6,32

Unit Layanan dengan Skor Total Integritas < 6 Unit Layanan Izin Penyelenggaraan Angkutan Pariwisata Kemenhub Pencatatan Nikah di KUA - Kemenag Indeks Integritas Pengalaman Potensi TOTAL 5,71 6,56 5,99 5,60 5,23 5,47

Indeks Integritas Unit Layanan di Kementerian/Lembaga (7,22) pada Tahun 2014 secara umum telah mencapai indeks di atas standar minimal yang ditetapkan oleh KPK (6,00). Indeks ini terdiri dari indeks pengalaman integritas (7,41) dan indeks potensi integritas (6,85). Indeks Integritas tidak menunjukkan integritas Kementerian/Lembaga. Meskipun indeks integritas sudah mencapai indeks 7,22, unit layanan tetap perlu secara terus menerus melakukan perbaikan dan berorientasi memberikan layanan maksimal bagi pengguna layanan KESIMPULAN dengan cara: DAN SARAN 1. Edukasi anti korupsi dan pengelolaan pengaduan masyarakat yang lebih serius, 2. Mengkomunikasikan kepada pengguna layanan untuk memanfaatkan sarana media yang ada baik saran dan pengaduan serta mensosialisasikan anti korupsi dengan cara diucapkan oleh petugas kepada pengguna layanan sebagai bentuk kampanye antikorupsi.

KESIMPULAN DAN SARAN 3. Meningkatkan upaya pemanfaatan teknologi informasi dalam rangka menciptakan pelayanan yang transparan, cepat dan adil bagi pengguna layanan. 4. Melakukan upaya yang lebih serius dalam menghilangkan pemberian/penerimaan gratifikasi dalam layanan publik. Sosialisasi kepada pemberi dan pengguna layanan sebaiknya dilakukan dengan lebih intensif. 5. Bagi unit layanan yang layanannya belum disurvei agar tetap melakukan upaya-upaya pencegahan korupsi dalam memberi layanan kepada masyarakat. KPK dalam perannya sebagai trigger mechanism sangat mendorong upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui perbaikan layanan publik. Potret kondisi aktual pelayanan publik terkait dengan transparansi, suap, pungutan liar, gratifikasi, sistem administrasi, perilaku individu, lingkungan kerja dan upaya-upaya pencegahan korupsi ini dilakukan juga dalam upaya meningkatkan keefektifan pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK terutama di sektor layanan publik.

RENCANA KE DEPAN Pelaksanaan Piloting Survei dengan metode pengukuran integritas organisasi yang lebih komprehensif yaitu dengan mempertimbangkan tidak hanya dari sisi pengguna layanan (Integritas eksternal) tetapi juga dari pemberi layanan (Integritas internal), narasumber/pakar dan mempergunakan faktor pengurang dengan memperhatikan data profil tindak pidana korupsi. Bekerjasama dengan Ombudsman dalam rangka pengawasan, penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang melaksanakan pelayanan publik baik dalam kegiatan survei maupun kegiatan pencegahan lainnya.

TERIMA KASIH www.kpk.go.id Komisi Pemberantasan Korupsi