SILABUS. Mata Kuliah Ekonomi Makro I Dosen Nano Prawoto, SE. M.Si. Hunting Ext. 184

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

KESEIMBANGAN AGREGAT DEMAND AGREGAT SUPPLY

MODEL SEDERHANA PERMINTAAN AGREGAT PENAWARAN AGREGAT

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel

KESEIMBANGAN PASAR BARANG DAN UANG Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi : Dany Juhandi, S.P, M.Sc

PASAR BARANG dan Kurva IS (Keseimbangan Sektor Riil) Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERPAJAKAN KESEIMBANGAN UMUM PASAR BARANG DAN PASAR UANG

Kebijakan Pemerintah KEBIJAKAN PEMERINTAH. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan Pemerintah 4/29/2017. Tujuan

PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

PENGUKURAN INFLASI. Dalam menghitung Inflasi secara umum digunakan rumus: P P

PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi

Perekonomian Indonesia

Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang

Pasar Uang Dan Kurva LM

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

Teori Klasik tentang Permintaan Uang

Teori Ekonomi Keynes: Pasar Uang dan Pasar Tenaga Kerja

Jenis-Jenis Inflasi. Berdasarkan Tingkat Keparahan;

EKONOMI MAKRO: MODEL ANALISIS IS-LM. Oleh : Nur Baladina, SP. MP.

Keseimbangan Umum Pasar Barang dan Pasar Uang. Minggu 12

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

TEORI EKONOMI 2 JUMLAH SKS TAHUN AJARAN KETENTUAN

Perekonomian Indonesia

KURVA IS-LM. a lecturing note Mayang Adelia Puspita, SP. MP. Bahan Ajar Kurva IS-LM - Mayang Adelia Puspita, SP. MP

Keseimbangan Umum IS-LM

Ekonomi. untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini. Dibuat oleh:

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Blog:

INFLASI.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Suku Bunga dan Nilai Waktu Uang

By Nina Triolita, SE, MM. Pengantar Bisnis Pertemuan Ke 7

BAB I PEMBAHASAN KESEIMBANGAN PASAR DALAM EKONOMI MAKRO A. KESEIMBANGAN PASAR EKONOMI MIKRO INDIVIDU

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER. Oleh : Muhlisin

BAB V KESEIMBANGAN PASAR BARANG DAN PASAR UANG ( ANALISIS IS LM )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung

Keseimbangan di Pasar Uang

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

KESEIMBANGAN di PASAR UANG. Minggu 11

Pengertian Suku Bunga. Suku bunga merupakan harga yang

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;.

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEORI EKONOMI 2 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

KURVA IS-LM. a lecturing note Mayang Adelia Puspita, SP. MP

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB V KESEIMBANGAN PASAR BARANG dan PASAR UANG ( Analisis IS LM )

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran

Inflasi dan Indeks Harga

Kebijakan Moneter dan Fiskal

BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu

JUMLAH UANG BEREDAR DAN KEBIJAKAN MONETER

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

SISTEM EKONOMI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

Inflasi dalam Perspektif Ekonomi Syariah

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam

TUJUAN KEBIJAKAN MONETER

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

A. Indeks Harga dan Inflasi

SATUAN ACARA PEKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN AGREGAT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap suatu perekonomian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

III. KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB II TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN. Volatilitas (volatility)berasal dari kata dasar volatile(restiyanto, 2009).

Permintaan dan Penawaran Uang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PENGANTAR EKONOMI MAKRO AK215105/3

PANDANGAN AHLI EKONOMI KLASIK

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

EKONOMI MAKRO RINA FITRIANA,ST,MM

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB 7 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL

Kerangka Belajar Ekonomi Makro Pandangan Klasik, Keyness dan Sesudahnya

Analisis dalam teori mikro ekonomi pada umumnya meliputi bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian, mis. Kegiatan seorang konsumen,

PEMBAHASAN SOAL UJI COBA PRA UN KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

Transkripsi:

SILABUS Mata Kuliah Ekonomi Makro I Dosen Nano Prawoto, SE. M.Si. Hunting 0274-387656 Ext. 184 E-Mail nanopra@yahoo.com Materi : 1. Review Ek. Makro Pengantar Pendahuluan : Tinjauan singkat mengenai teori, masalah dan kebijakanan ekonomi makro Perhitungan pendapatan nasional Teori makro ekonomi Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dua sektor Keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor (dengan kebijakan fiskal) Keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi terbuka 2. Keseimbangan Sektor Riil (pasar barang) Pengertian keseimbangan sektor riil Penurunan Kurva IS Kebijakan fiskal mempengaruhi keseimbangan di sektor riil 3. Keseimbangan di Pasar Uang Pengertian keseimbangan sektor uang Penurunan Kurva LM Kebijakan moneter mempengaruhi keseimbangan di pasar uang 4. Keseimbangan UMUM Kebijakan fiskal partial mempengaruhi kondisi pasar secara umum Kebijakan Moneter partial mempengaruhi kondisi pasar secara umum Kebijakan simultan yang mempengaruhi keseimbangan umum 1

5. Analisis Keseimbangan Pendapatan Nas. dgn Model AD AS Pengertian Model AD dan AS Penurunan Kurva AD dan AS Kebijakan fiskal dan moneter mempengaruhi perubahan AD Faktor yang mempengaruhi perubahan AS Keseimbangan AD - AS 6. Pengungguran dan inflasi Pengangguran dan penyebabnya Pengangguran berdasarkan cirinta Tujuan kebijakan ekonomi yang berhubungan dengan pengangguran Penyebab inflasi menurut pengalaman Penyebab inflasi menurut teori Mengatasi pengangguran Referensi : 1. Sadono Sukirno, (2004), Makro Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ke Tiga, Jakarta. 2. Mankiw, (1999), Teori Makro Ekonomi, PT Erlangga, Edisi Ke Empat, Penerbit Erlangga, Jakarta. 3. Boediono, (1993), Ekonomi Makro, Seri Sinopsis No. 2, BPFE, Yogyakarta. 4. Dornbusch, Fischer, (1997), Makro Ekonomi, Penerbit Erlangga, Edisi Empat, Jakarta. 2

BAB I KESEIMBANGAN SEKTOR RIIL (PASAR BARANG) Analisis sektor riil hubungan antara tingkat bunga dengan keseimbangan pendapatan nasional disektor riil. Pasar barang (sektor riil) dikatakan seimbang jika : Penawaran pada pasar barang sama dengan permitaan pada pasar barang Analisis keseimbangan sektor riil digunakan kurva IS : IS = suatu kurva yang meggambarkan keseimbangan pendapatan nasional (dan tingkat pendapatan nasional yang dicapai) pada berbagai tingkat bunga di pasar barang Bicara pada pasar barang, berarti bicara investasi (I) Fungsi Investasi : I Dimana : I r K = Io k. r = Investasi = Tingkat bunga umum = Koefisien tingkat bunga Penurunan Kurva IS dapat dilakukan dengan berbagai cara : Pada banyak literatur penurunan kurva IS dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan grafis maupun matematis, cara grafispun banyak variasinya. Berikut ini beberapa contoh dalam menurunkan kurva IS. Cara I : 3

Pen. agregat Y=E E1 = C+I+G E0 E2 Keseimbagan Pendapata nasional 45 0 Bunga Y2 Y0 Y1 R2 R0 R1 IS Kurva IS Y2 Y0 Y1 Atau dengan cara lain : Cara II : Penurunan Kurva IS: Ambil R0 maka I0 Dalam keadaan imbang besarnya tabungan S0 Tabungan S0 terjadi jika pendapatan Y0 Maka muncul titik A pada kurva IS Ambil R1 (naik) maka I1 Dalam keadaan imbang besarnya tabungan S1 Tabungan S1 terjadi jika pendapatan Y1 Muncul titik B pada kurva IS Titik A dan B dihubungkan dan membentuk kurva IS 4

S S=f(Y) S=I S0 S1 Y I R1 R0 Hub R dan I IS I=f(R) Y1 Y0 Y I1 I0 I Kurva IS : Menggambarkan keseimbangan sektor riil yang berlerang negatif, artinya : jika R naik akan menurunkan I dan berakibat Y turun jika R turun akan menaikkan I dan berakibat Y naik Cara Matematik : Misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 200 R Perekonomian 2 sektor dikatakan seimbang jika : Y = C + I Y = 100 + 0,75 Y + 60 200 R 0,25Y = 160 200 R Y = 640 800 R 5

Atau R Jadi : Y R = 0,80 0,00125 Y = 640 800 R adalah merupakan kurva IS 0,8 Y = 640 800 R 640 Y Kebijakan Fiskal : Kurva IS berubah jika sektor riil berubah Sektor riil berubah jika terdapat kebijakan pemerintah Kebijakan yang ditujukan pada sektor riil disebut kebijakan Fiskal Variabel kebijakan fiskal : G, Tx dan Tr Contoh : Kebijakan Fiskal menaikan G (goverment expenditure) (kebijakan ekspansif) S S=f(Y) S=I IS S0 S1 Y1 Y2 Y0 Y3 I R1 R0 Hub R dan I IS1 IS I I + G Y1 Y2 Y0 Y3 I1 I0 I 6

Kebijakan fiskal dikatakan murni jika kebijakan tersebut tidak disertai dengan berubahnya jumlah uang beredar (JUB). Dari contoh di atas : misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 200 R G = 10 Maka : Y = C + I + G = 100 + 0,75 Y + 60 200 R + 10 0,25 Y = 170 200 R Y = 680 800 R Atau R = 0,85 0,00125 Y R 0,85 0,80 IS IS1 640 680 Kebijakan Fiskal lainnya : Kenaikan pengeluaran tranfer (Tr) akan menyebabkan kurva tabungan bergeser kekanan bawah dan sebaliknya kenaikan pajak (Tx) akan menyebabkan kurva tabungan bergeser kekiri atas. Sehingga akibatnya kurva IS akan bergeser ke kanan jika Tranfer positif dan bergeser ke kiri jika Pajak dinaikan. Kesimpulan : 7

Kebijakan fiskal ekspansif ( G naik, Tx turun) akan menggeser kurva IS ke kanan atas Kebijakan fiskal kontraktif (G turun, Tx naik) akan menggeser kurva IS ke kiri bawah Pengaruh Kebijakan Tersebut dapat di lihat pada grafik berikut ini : 1. Kebijakan kenaikan Tr S S=f(Y) S=I S1 S0 S1 Y1 Y2 Y0 Y3 I R1 R0 IS1 IS Hub R dan I I Y1 Y2 Y0 Y3 I1 I0 I 8

5. Kebijakan Kenaikan Tx S S1 S=I S = f(y) S0 S1 Y3 Y1 Y2 Y0 I R1 R0 IS0 IS1 Hub R dan I Y3 Y1 Y2 Y0 I1 I0 I I 9

BAB II KESEIMBANGAN PASAR UANG Keseimbangan Pasar Uang adalah hubungan antara tingkat bunga dengan keseimbangan pendapatan nasional disektor keuangan. Pasar uang berada dalam keseimbangan jika penawaran uang (Ms) sama dengan permintaan uang (Md) Dalam menganalisis pasar uang digunakan kurva LM, yaitu suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara tingkat bunga (R) dengan pendapatan nasional (Y) dimana pasar uang dalam keseimbangan Pembentukan Kurva LM Cara I Bunga Ms R2 E2 R1 E1 Dm2(Y2) R0 E0 Dm1(Y1) Dm0(Y0) Dm1 Ms=Dm Dm2 demand & supply uang Bunga R2 C LM R1 B R0 A Y0 Y1 Y2 Pendapatan nasional 10

Keynes : Tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang Salah satu faktor yang menentukan permintaan uang adalah pendapatan nasional Atau dengan cara lain : Cara II Md1 = Permintaan uang tujuan transaksi + jaga-jaga Md2 = Permintaan uang tujuan spekulasi Kurva LM berlerang positif, artinya pada sektor moneter (pasar uang) apabila terjadi kenaikan tingkat bunga (R), maka pendapat nasional (Y) akan meningkat dan sebaliknya Hal ini bertolak belakang dengan pasar barang Hub. M1 dan Y M1=f(Y) (3) (2) (M1)1 (M1)0 M1=M2 Y0 Y1 (M2)1 (M2)0 (4) (1) LM R1 R0 Hub R & Spekulasi M2=F(R) Y0 Y1 (M2)1 (M2)0 11

Cara matematis : Misalkan : pada perekonomian diketahui Ms (JUB) dimasyarakat = 500, permintaan uang tujuan transaksi dan berjaga-jaga M1 = 0,2 Y, permintaan uang tujuan spekulasi M2 = 572 400 R Dalam pasar uang keadaan keseimbangan terjadi jika Ms = Md Jadi Ms = 500 Md = M1 + M2 = 0,2 Y + 572 400 R Sehingga : Ms = Md 500 = 0,2 Y + 572 400 R 500 572 +400 R = 0,2 Y 0,2Y = -72 + 400 R Y = -360 + 2000 R ----- Kurva LM menunjukkan keseimb. Pasar uang R = 0,0005 Y + 0,18 R LM Y = -360 + 2000R Y R K. kontraktif LM2 LM0 LM1 K. Ekspansif Y 12

Kebijakan Moneter : Posisi LM dapat berubah jika adanya kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter Variabel ekonomi dalam kebijakan moneter : JUB dan tingkat bunga R Kebijakan moneter yang murni adalah kebijakan yang tidak disertai dengan berubahnya G, Tx, dan Tr Instrumen Kebijakan Moneter Open market operation (operasi pasar terbuka) Reserve requerement (cadangan minimum) Rediscount policy (politik diskonto) Selective control (kontrol kredit selektif) Open Market Operation Bila pemerintah ingin mempengaruhi JUB, maka dengan cara jual beli surat berharga pemerintah (SBI, SBPU) Jika ingin JUB naik maka BI beli surat berharga yang telah dikeluarkan Jika ingin JUB turun maka BI jual surat berharga yang telah dikeluarkan Reserve Requerement Adalah kebijakan pemerintah yang bekaitan dengan cadangan minimal bagi bank umum oleh pemerintah (BI) Cadangan minimum bank umum adalah bagian (%) tertentu yang harus disimpan di BI dari simpanan yang diperoleh dan bagian yang ditahan ini tidak boleh dipinjamkan Jika ingin JUB naik, maka cadangan minimum diturunkan Jika ingin JUB turun, maka cadangan minimum di naikkan Selain instrumen cadangan min, besar kecilnya JUB juga tergantung dari kesukaan masyarakat pegang uang tunai dan kelebihan cadangan bank 13

Politik Diskonto Adalah kebijakan pemerintah mengubah tingkat suku bunga pinjaman dari BI kepada bank umum Jika ingin JUB turun, maka BI menaikkan bunga pinjaman Jika ingin JUB naik, maka BI menurunkan bunga pinjaman BI manaikkan bunga pinjaman sehingga bank umum juga naikkan bunga pinjaman kemasyarakat dan JUB akan turun atau bank umum mencoba memperkecil pinjaman kepada BI, dengan cara menagih pinjaman masyarakat yang jatuh tempo jadi JUB turun Kontrol Kredit Selektif Adalah kebijakan pemerintah dangan memberi himbauan kepada bank umum dalam hal memberikan kredit (moral suasion) Jika ingin JUB naik, maka himbauan untuk menaikkan jumlah kredit BU Jika ingin JUB turun, maka himbauan untuk memperlambat kredit BU 14

BAB III KESEIMBANGAN UMUM PASAR BARANG DAN PASAR UANG Keseimbangan umum terjadi jika pasar barang dan pasar uang berada dalam keseimbangan secara bersama-sama Jadi besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (R) menjamin keseimbangan baik di pasar barang dan pasar uang R R1 R0 R2 A B B LM0 LM1 IS1 IS0 Y0 Y1,2 Jika pemerintah melakukan kebijakan fiskal ekspansif (G naik), maka kurva IS0 bergeser ke kanan ke IS1 dan keseimbangan perekonomian akan berubah pada R1 dan Y1 Jika kebijakan yang dilakukan adalah kebijakan moneter ekspansif (JUB naik), maka kurva LM0 bergeser ke LM1, sehingga keseimbangan yang baru pada R2 dan Y2 Contoh matematis : Dalam perekonomian terdapat situasi sbb : Misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 200 R Maka kurva IS : Y = C + I = 100 + 0,75 Y + 60 200 R 15

0,25 Y = 160 200 R Y = 640 800 R Atau R = 0,80 0,00125 Y Dari persamaan tersebut diperoleh kurva IS : Y = 640 800 R Misal : Ms = 500 M1 = 0,2 Y M2 = 572 400 R Maka : Md = M1 + M2 = 0,2 Y + 572 400 R Ms = Md 500 = 0,2 Y + 572 400 R 0,2 Y = - 72 + 400 R Y = - 360 + 2000 R Dari persamaan di atas kurva LM : Y = - 360 + 2000 R Titik keseimbangan dua pasar adalah sebagai berikut : IS : Y = 640 800 R LM: Y = - 360 + 2000R - 0 = 1000 2800 R 2800 R = 1000 R = 0,38 atau 38 % Y = 640 800 (0,38) Y = 640 304 Yeq = 336 Jadi pendapatan nasional (Yeq) sebesar 336 dan tingkat bunga keseimbangan (Req) sebesar 38 % merupakan pendapatan nasional dan tingkat bunga yang menjamin keseimbangan baik di pasar barang dan di pasar uang 16

R LM0 38% A IS0 336 T Kebijakan fiskal secara partial : Jika ada kebijakan fiskal menaikan G sebesar Rp. 20 T, maka kurva IS akan bergeser ke kanan : Y = C + I + G = 100 + 0,75 Y + 60 200 R + 20 0,25 Y = 180 200 R Y = 720 800 R Atau R = 0,9 0,00125 Y... IS Jadi keseimbangan umum yang baru sebagai berikut : Dengan mensubtitusikan : Y = - 360 + 2000 R LM = - 360 + 2000 (0,9 0,00125 Y) = -360 + 1800 2,5 Y 3,5 Y = 1440 Y = 411,4 dan R = 0,9 0,00125 (411,4) = 0,9 0,51 R = 0,39 Grafik setelah kebijakan fiskal : 17

R LM0 39% 38% IS0 IS1 336 411,4 Y Kesimpulan : dengan G naik maka Y naik dan R naik Kebijakan moneter secara partial : Misal : Pemerintah melakukan kebijakan moneter dengan menaikan JUB sebesar 50 T, maka kurva LM dapat bergeser ke kanan Ms = 550 Md = M1 + M2 = 0,2 Y + 572 400 R Ms = Md 550 = 0,2 Y + 572 400 R 0,2 Y = - 22 + 400 R Y = -110 + 2000 R 2000 R = 110 + Y Atau R = 0,055 + 0,0005 Y.. LM Jadi keseimbangan yang baru : Y = 640 800 R. IS Y = 640 800 (0,055 + 0,0005 Y) = 640 44 0,4 Y 1,4 Y = 596 Y = 425,7 R = 0,8 0,00125 Y 18

= 0,8 0,00125 (425,7) = 0,8 0,53 = 0,27 atau 27 % R 38% 27% LM0 LM1 IS0 336 425,7 Y Kesimpulan : JUB naik akan menurunkan R dan menaikan Y Bagaimana jika kebijakan dilakukan secara bersama-sama? Jika kebijakan fiskal dan moneter dilakukan bersama-sama (simultan), maka dampaknya adalah Y meningkat lebih besar lagi, tetapi dampak terhadap suku bunga (R) tidak jelas (naik atau turun). Naik turunnya suku bunga tergantung pada dua faktor : o Kekuatan relatif kedua kebijakan tersebut o Kepekaan kurva IS dan kurva LM terhadap R Misalkan kedua kebijakan diatas dilakukan secara bersama-sama, yaitu dengan kebijakan fiskal menaikkan G sebesar 20 T dan kebijakan moneter menaikkan JUB sebesar 50 T : Maka dampaknya dapat dilihat berikut ini : 19

Dengan subtitusi : Y = 720 800 R Y = -110 + 2000 R - 0 = 830 2800 R 2800R = 830 R = 0,296 atau 29,6% Y = 720 800 R Y = 720 800 (0,296) Y = 720 236,8 Y = 483,2 R LM0 A 38% 29,6% B LM1 IS0 IS1 336 483,2 Y Dari hasil perhitungan dan gambar tersebut, terlihat bahwa kebijakan simultan itu berdampak menurunkan suku bunga (R) dan manaikkan pendapatan nasional (Y) lebih besar lagi, dengan demikian kekuatan kebijakan tersebut lebih besar kebijakan moneter QUIZ 1. Diketahui dalam perekonomian terdapat data sbb : Misal : C = 100 + 0,75 Y I = 60 200 R Ms = 500 M1 = 0,2 Y M2 = 572 400 R 20

Dari data tersebut : Carilah persamaan IS Carilah persamaan LM Carilah keseimbangan umum (berapa R dan berapa Y) dan gambar grafisnya Misalkan perekonomian tersebut terdapat kebujakan simultan (kebijakan fiskal menaikkan G sebesar 30 T dan kebijakan moneter menaikkan Jub sebesar 10 T, carilah keseimbangan umum yang baru setelah kebijakan dan gambarkan grafisnya 2. Diketahui dalam suatu perekonomian terdapat data sebagai berikut : C = 100 + 0,8 Yd I = 150 600 R G = 10 M1 = 0,2 Y M2 = 50 400 R Ms = 200 Dimana : C = konsumsi I = Investasi G = pengeluaran pemerintah M1 = Perminataan uang tujuan transaksi M2 = Perminataan uang tujuan spekulasi Ms = Jumlah uang beredar Dari data diatas : Carilah fungsi IS Carilah fungsi LM Tentukan tingakat R dan Y yang menjamin perekonomian dalam keseimbangan umum Tentukan R dan Y yang menjamin perekonmian dalam keadaan keseimbangan umum apabila JUB meningkat menjadi 1,5 kali, ceteris paribus 21

Jawab : Fungsi IS : Y = C + I + G = 100 + 0,8 Yd + 150 600 R + 10 Karena tidak ada Tx maka Yd = Y Y = 260 + 0,8 Y 600 R 0,2 Y = 260 600 R Y = 1300 3000 R... IS Ms = M1 + M2 200 = 0,2 Y + 50 400 R 0,2 Y = 150 + 400 R Y = 750 + 2000 R... LM IS : Y = 1300 3000 R LM: Y = 750 + 2000 R ------------------------------ 0 = 550 5000 R R = 550/5000 = 0,11 Y = 1300 3000 (0,11) = 970 Ms baru = 1,5 (200) = 300 300 = 0,2 Y + 50 400R 0,2 Y = 250 + 400 R Y = 1250 + 2000 R... LM baru IS : Y = 1300 3000 R LM: Y = 1250 + 2000 R ------------------------------ 1 = 50 5000 R R = 50/5000 = 0,01 Y = 1250 + 2000 (0,01) = 1250 + 20 Y = 1270 22

R 11% 1% LM0 LM1 IS0 970 1270 Y 6. Jika diketuahui : Fungsi Investasi : I = 1000 2500 R Atau R = 0,4 0,0004 I Tabungan S = -400 + 0,5 Y Demand untuk spekulasi : R = 0,04 0,0004 M2 Demand untuk transaksi M1 = 0,05 Y Jumlah uang beredar Ms = 200 Pertanyaan : Berapa pendapatan nasional keseimbangan Berapa besar tingkat bunga Berapa besar konsumsi Berapa besar investasi 23

BAB IV PERMINTAAN AGREGATIF (AD) Seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negari Faktor yang mempengaruhi AD : o Tingkat harga secara umum o Jumlah uang beredar nominal o Jumlah obligasi pemerintah o Defisit tertimbang pada pemanfaatan tenaga kerja penuh Jadi AD menunjukkan hubungan antara tingkat harga dengan besarnya pendapatan nasional, artinya jika terjadi perubahan harga dalam suatu perekonomian, maka keadaan perekonomian secara agregatif akan berubah Ada dua pendapat : 1. KEYNES (efek keynes mempengaruhi sektor moneter, LM bergeser) o Jika terjadi perubahan harga, maka jumlah uang beredar riil (Ms/P) akan berubah, akibat selanjutnya adalah terjadi perubahan pada tingkat bunga (r), dan jika tingkat bunga berubah maka investasi (I) berubah dan akan mengakibatkan perubahan pendapatan nasional (efek keynes/ efek bunga investasi) o P JUB (Ms/P) r I Y dan sebaliknya Kenaikan harga : 24

R R1 R0 LM1 LM0 IS0 P Y1 Y0 Y P1 B P0 A AD Y1 Y0 Y o P JUB (Ms/P) (kurva LM bergeser kekiri) r I Y Gambar : Permintaan Agregatif Efek Keynes AD = kurva yang menghub. Antara titik-titik tingkat harga pada berbagai tingkat pendapatan nasional (Y) dimana pasar barang dan pasar uang dalam keseimbangan Menurunkan Harga : o P JUB (Ms/P) (kurva LM bergeser kekanan) r I Y 25

R R0 R1 LM0 LM1 IS0 P Y0 Y1 Y P0 A P1 B AD Y0 Y1 Y 2. PIGOU Efek Pigou mempengaruhi sektor riil (kurva IS bergeser) Jika terjadi perubahan harga dalam perekonomian, maka masyarakat merasa besarnya saldo kas riil (real cash balance) mereka berubah, untuk mengembalikan pada keadaan semula, mereka berusaha mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi (C) mereka, dan perubahan C akan mengakibatkan perubahan tingkat pendapatan nasional (Y) Kenaikan harga : o P Saldo kas riil C Mengeser kurva IS kekiri r bersama dengan Y 26

R LM0 R0 R1 IS0 IS1 P Y1 Y0 Y P0 B P1 A AD R Y1 Y0 LM0 Y R0 Menurunkan Harga : R1 IS1 IS0 P Y0 Y1 Y P0 A P1 B AD Y0 Y1 Y 27

o P Saldo kas riil C Mengeser kurva IS kekanan r bersama dengan Y Efek Keynes dan Pigou Bekerja Bersama-sama R R1 R2 R0 LM1 Efek Keynes (sektor Moneter) LM0 IS1 IS0 Efek Pigou (sektor riil) P1 P0 AD Pigou AD Keynes Y2 Y1 Y0 Pengaruh Kebijakan Moneter dan Fiskal pada Kurva AD Mekanisme : Mula-mula keseimbangan perekonomian pada tingkat bunga R0 dengan pendapatan nasional Y0 dan harga P0 28

Asumsi P tetap, maka kebijakan moneter yang ekspansif JUB maka akan menggeser LM0 ke LM1 akibatnya R ke R1 dan pendapatan naik ke Y1, sehigga kurva AD0 bergeser ke AD1 Dalam jangka waktu kemudian kenaikan JUB akan menyebabkan kenaikan tingkat harga pada setiap tingkat pendapatan nasional Kebijakan Moneter Ekspansif (JUB ) LM0 R0 A LM1 R1 B 0 Y0 Y1 Y P0 P Tetap AD0 AD1 0 Y0 Y1 Y Mekanisme : Mula-mula keseimbangan perekonomian pada tingkat bunga R0 dengan pendapatan nasional Y0 dan harga P0 Keseimbangan fiskal ekspansif (G ), menggeser kurva IS0 ke IS1 akibatnya R0 naik ke R1 dan pendapatan nasional naik ke Y1, asumsi P tetap maka kurva agregat demand (AD) begeser ke AD1 Kenaikan pendapatan nasional agak tertahan karena suku bunga mengalami kenaikan 29

Kebijakan ini juga akan meningkatkan harga pada setiap pendapatan nasional Kebijakan Fiskal Ekspansif (I ) R1 B LM0 R0 A IS1 IS0 0 Y0 Y1 Y P0 P Tetap AD0 AD1 0 Y0 Y1 Y QUIZ : Jelaskan jika kebijakan tersebut adalah kebijakan moneter yang kontraktif dan kebijakan fiskal yang kontraktif 30

BAB V PENAWARAN AGREGAT (AS) Kurva yang menggambarkan pendapatan nasional yang akan memproduksikan barang dan jasa oleh sektor perusahaan pada berbagai tingkat harga Keynes, penawaran agregat tidak diperhatikan, karena dia berpendapat bahwa kegiatan perekonomian ditentukan oleh pembelanjaan agregat (AD), baru sejak tahun 1970an ketika banyak negara menglami inflasi yang tinggi, pengangguran tinggi (stagflasi), penawaran agregat cukup mendapat porsi AS P Yf Keynes berpendapat, selama masih terdapat pengangguran, TK tidak akan menuntut kenaikan upah, sehingga ongkos produksi stabil sebelum full employment Kestabilan ongkos produksi tersebut memungkinkan harga P stabil dan full employment pendapatan nasional maksimal (Yf) Klasik, berpendapat perekonomian akan selalu dalam full employment sehingga kurva AS berbentuk tegak lurus 31

AS P Yf Dari dua pendapat antara keynes dan klasik tersebut kurang realistik : o Klasik : perekonomian selalu full employment o Keynes : P stabil sebelum full empoyment (upah tidak naik) Keadaan yang realistik : o Ketika pengangguran tinggi, produksi rendah sehingga kenaikan produksi masih dapat dilakukan tanpa P naik (produksi hingga Y0) o Ketika pendapatan nasional Y0 sampai Yf, maka P naik mula-mula lambat kemudian mendekati Yf menjadi cepat, artinya semakin tinggi tingkat pendapatan semakin tinggi harga P P4 P3 P2 P0 Y0 Y1 Y2 Yf Yf Pengangguran <4%, lembur P naik pesat Hubungan P dan Y disebabkan 3 faktor : o Semakin tinggi Y semakin tinggi kapasitas produksi sehingga menaikan biaya produksi dan P naik 32

o Semakin tinggi Y semakin tinggi penggunaan TK sehingga upah naik biaya produksi naik dan P naik o Y semakin dekat dengan Yf kadang terjadi over demand karena pendapatan masyarakat naik, sehingga banyak perusahaan menaikan margin labanya akibatnya biaya produksi naik dan P naik Perubahan kurva AS : o Kurva AS bergeser ke kiri : Kenaikan harga input-input, kenaikan upah, kebaikan energi BBM, listrik dsb : jika harga input mengalami kenaikan maka kurva AS bergeser ke kiri o Kurva AS bergeser ke kanan : Kenaikan produktifitas kegiatan produksi : kenaikan produktifitas barang modal (teknologi) dan kenaikan produktifitas TK akan menggeser kurva AS ke kanan Perkembangan infrastruktur, yang meningkatkan efisiensi produksi Pajak, izin usaha, dan administrasi pemerintah yang semakin mudah dan murah P AS1 AS0 AS2 0 Y 33

Keseimbangan AD AS Keseimbangan terjadi pada harga yang berlaku untuk setiap pendapatan nasional P1 +barang P0 E P2 - barang 0 Y1 Y0 Y2 Y Perubahan Keseimbangan : Perubahan dalam AD saja : o Disebabkan kenaikan C, I, G dan X menyebabkan Y naik dan P naik o Disebabkan pengurangan C, I, G dan X menyebabkan Y turun dan P turun Perubahan dalam AS saja : o Disebabkan kenaikan harga barang impor dan harga BB menyebabkan Y turun P naik (stagflasi) o Disebabkan kemajuan teknologi, infastruktur menyebabkan Y naik P turun Perubahan dalam AD dan AS secara bersama : o Kenaikan harga BBM, harga bahan baku naik (AS ke kiri), Y turun P naik, muncul pengangguran dan pendapatan riil masyarakat turun sehingga AD tunun ke kiri, akhirnya Y turun lagi 34

o Perbaikan infrastrutur dan penurunan pajak, (AS ke kanan), Y naik P turun, kesempatan kerja naik dan pendapatan riil masyarakat naik maka AD naik ke kanan, akhirnya Y naik lagi P2 E2 P2 E2 P0 E0 P0 E0 P1 E1 P1 E1 0 Y1 Y0 Y2 0 Y2 Y0 Y1 Gmb : Perubahan AD Gmb : Perubahan AS P1 P0 E0 P1 P0 0 Y1 Y0 0 Y0 Y1 Gmb : Perubahan AD dan AS ke kiri Gmb : Perubahan AS dan AD ke kanan 35

BAB VI PENGANGGURAN, INFLASI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Pengangguran dan Inflasi merupakan penyakit perekonomian yang berdampak sangat serius jika tidak segera di atasi. Kebijakan pemerintah diharapkan dapat mengembalikan keadaan perekjonomian menjadi semakin baik. Penganguran berdasarkan penyebabnya : Pengangguran konjungtur /siklikal adalah penganguran yang disebabkan adanya perubahan pada tingkat kegiatan ekonomi, jika tingkat kegiatan ekonomi meningkat maka tingkat pengangguran rendah dan sebaliknya jika tingkat kegiatan ekonomi menurun maka pengangguran tinggi Pengangguran Struktur /teknologi adalah pengangguran yang disebabkan oleh perubahan stuktur ekonomi sebagai akibat dari berkembangnya suatu perekonmian dari tradisional ke modern (semakin canggihnya teknologi produksi) Penganguran Friksional/ normal/ alamiah Dalam perekonomian full employment masih terdapat < 4% pengangguran dimana mereka menganggur karena ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih layak Pengangguran berdasarkan cirinya : Pengangguran Terbuka Pengangguran terjadi dikarenakan pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dari pertumbuhan kesempatan kerja, sehingga dalam jangka panjang mereka tidak dapat melakukan pekerjaan Penganguran Tersembunyi 36

Perekonomian dimana terjadi kelebihan supply TK, sehingga terdapat pengangguran tidak kentara karena kelebihan TK tsb jika dialihkan dari sektor yang satu kesektor yang lainnya tidak mengurangi produksi, jadi standar upah jauh dibawah stadar normal Pengangguran Musiman Penganguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu misalnya ketika musim hujan bekerja dan ketika musin kemarau tidak bekerja Pengangguran Setengah Menganggur Pengangguran karena mereka bekerja kurang dari 15 jam per minggu dan tidak pasti dalam kesehariannya Tujuan Keijakan Ekonomi yang Berhubungan dengan Penganguran Menyediakan lapangan kerja yang lebih luas Meningkatkan taraf hidup masyarakat Memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat Memperbaiki kemakmuran keluarga dan stabilan keluarga Menghindari masalah kriminalitas Mewujudkan kestabilan sosial politik Penyebab Inflasi menurut pengalaman : Jumlah uang beredar yang berlebihan dalam perekonomian Peningkatan tingkat upah yang mendorong permintan barang meningkat Krisis energi menyebabkan ongkos produksi meningkat Paceklik, gagal panen menyebabkan kelangkaan bahan makanan Defisit anggaran didanai dengan cetak uang berlebihan Krisis moneter dengan depresiasi rupiah mendorong barang impor mahal Kenaikan BBM yang menyebabkan meningkatnya ongkos prduksi Dsb 37

Sebab inflasi menurut teori ada 2 : Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation), inflasi yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa oleh masyarakat. P3 AS P2 P1 AD3 Y1 Yf Y2 AD1 AD2 Pendapatan Nas riil Jadi dengan adanya peningkatan permintaan akan barang dan jasa (AD1 ke AD3) disebuah perekonomian maka menggeser kurva demand kekanan sehingga meningkatkan harga-harga secara umum di perekonomian (P1 ke P3). Ketika pendapatan nasional melebihi Yf (full employment) maka peningkatan harga lebih cepat kenaikannya pada P3 Inflasi tekanan ongkos (cost push inflation), inflasi yang desebabkan oleh meningkatnya ongkos produksi dari naiknya bahan baku, tenaga kerja, sehingga supply barang dan jasa berkurang AS3 P AS2 P3 P2 P1 AS1 Y3 Y2 Y1=Yf AD Pendapatan Nas riil 38

Dengan adanya peningkatan biaya produksi maka supply barang dalam perekonomian menurun (AS1 ke AS2 dan AS3) sehingga menggeser kurva supply ke kiri dan akhirnya meningkatkan harga-harga secara umum di perekonomian (P1 ke P2 dan P3) sehiingga menurunkan pendapatan nasional. Mengatasi Pengangguran : Kebijakan Fiskal dengan meningkatkan G (analisis Y = AE) AE E2 Y=AE AE2 G E1 AE1 0 Y1 Y2 Y Menurunkan Pajak (analisis Y = AE) AE Y=AE E2 AE2 C=MPC. T E1 AE1 0 Y1 Y2 Y Kebijakan Fiskal dengan meningkatkan G dan menurunkan Pajak (analisis AD AS) 39

AS P1 P2 P0 AD2 AD1 AD0 0 Y0 Y2 Y1 Y Kebijakan meningkatkan G kurva AD0 bergeser ke AD1 sehingga pendapatan nasional naik dari Y0 ke Y1 dan pengangguran turun. Kebijakan menurunkan pajak AD0 bergeser ke AD2 yang lebih kecil di banding dengan kebijakan menaikan G, tetapi kebijkan ini akan mendorong harga naik. QUIZ Bagaimana mengatasi pengangguran dengan cara kebijakan Moneter? ===000=== 40