OPERASI DALAM PENGHENTIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) Pelaporan Segmen PSAK No. 5 (Revisi) DAFTAR ISI. PSAK NO. 5 6 Oktober 2000 (Revisi 2000) Paragraf

PSAK NO November 2000 (Revisi 2000) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan KEWAJIBAN DIESTIMASI, KEWAJIBAN KONTINJENSI, DAN AKTIVA KONTINJENSI

PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

Buletin Akuntansi Staf Bapepam (BAS)

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUDHARABAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50

KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN KESALAHAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 54 AKUNTANSI RESTRUKTURISASI UTANG-PIUTANG BERMASALAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI ISTISHNA' IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MUSYARAKAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAGIAN PARTISIPASI DALAM VENTURA BERSAMA

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI MURABAHAH IKATAN AKUNTAN INDONESIA

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK No Juni 2007 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI SALAM IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 52 MATA UANG PELAPORAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No.107 AKUNTANSI IJARAH

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

DAFTAR ISI. Paragraf. PERNYATAAN STANDAR PSAK No. AKUNTANSI KEUANGAN 56 PENDAHULUAN Tujuan IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 49 AKUNTANSI REKSA DANA

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

PSAK No. 19 (Revisi 2000) tentang Aktiva Tidak Berwujud telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 13 Oktober 2000.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Laporan Keuangan Konsolidasi

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

PSAK 18 PROGRAM PURNA KARYA (REVISI 2010) Retirement Benefit Plans Pelaporan

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERISTIWA LUAR BIASA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 51 AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Sampul muka, samping, dan belakang 2. Setiap halaman. 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh direksi.

PERTEMUAN 11 PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REPRESENTASI MANAJEMEN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

Dalam Ekonomi Hiperinflasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PPSAK 3 PENCABUTAN PSAK 54: AKUNTANSI RESTRUKTURISASI UTANG PIUTANG BERMASALAH PENCABUTAN PSAK 54: AKUNTANSI RESTRUKTURISASI UTANG PIUTANG BERMASALAH

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I. Angka 1 Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2 Pasal 2

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI.

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-49/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5 %.

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

b) transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lain pada periode berjalan yang diakui pada laporan keuangan perusahaan.

PSAK 25 (Revisi 2009) Perubahan Estimasi. Taufik Hidayat,.SE,.Ak,.MM Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

KEBIJAKAN AKUNTANSI KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

PENURUNAN NILAI ASET PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 48 (revisi 2009) 22 Desember 2009

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 20

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

ED PSAK 70 AKUNTANSI ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK EXPOSURE DRAFT

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 Oktober 2010 oleh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 33: PPSAK AKTIVITAS

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 PERSEDIAAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/47/PBI/2005 TENTANG TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Transkripsi:

PSAK No. 58 3 November 2000 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN OPERASI DALAM PENGHENTIAN Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-undang Nomor 7 tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor. 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana penjara paling lama 5 (lima) dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jalan Sisingamagaraja No. 59, Jakarta Selatan 12120 Telp: (021) 722-2989 Fax: (021) 724-5078 E-mai: iai-info@akuntan-iai.or.id Cetakan Pertama Desember 2000

PSAK No. 58 tentang Operasi dalam Penghentian telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 3 November 2000. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material (immaterial items). Jakarta, 3 November 2000 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Nur Indriantoro Ketua Istini T.Sidharta Ketua Rusdy Daryono Anggota Osman Sitorus Anggota Agung Nugroho Soedibyo Anggota Sudarwan Anggota Indarto Anggota Ramzi A. Zuhdi Anggota Gunadi Anggota Anis Baridwan Anggota DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN 01-19 Tujuan 01 Ruang Lingkup 02 Definisi 03-17 Operasi dalam Penghentian 03-16 Peristiwa Pengungkapan Awal 17 PENGAKUAN DAN PENGUKURAN 18-27 Kewajiban Diestimasi 21-22 Kerugian Penurunan Nilai Aktiva 23-27 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN 28-31 Pengungkapan Awal 28-31 Pengungkapan Lain 32-33

Pemutakhiran Pengungkapan 34-38 Pengungkapan Terpisah untuk Setiap Operasi Dalam Penghentian 39 Penyajian Pengungkapan yang Diharuskan 40-43 Laporan Keuangan atas Catatan Atas Laporan Keuangan 40 Bukan Pos Luar Biasa 41-42 Penggunaan Terbatas Istilah Operasi Dalam Penghentian 43 Ilustrasi Pengungkapan 44 Penyajian Kembali Informasi Komparatif 45-46 Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan Interim 47-48 TANGGAL EFEKTIF 49-50 LAMPIRAN 1. Contoh Pengungkapan 2. Klasifikasi untuk Periode Sebelumnya PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.58 OPERASI DALAM PENGHENTIAN Paragraf-paragraf yang dicetak degnan huruf tebal dan miring adalah paragraph Pernyataan yang harus dibaca dalam konteks paragraph-paragraf penjelasan dan panduan implementasi yhang dicetak dalam huruf biasa. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material. PENDAHULUAN Tujuan 01. Tujuan Pernyataan ini ialah untuk mengatur prinsipprinsip pelaporan informasi tentang operasi dalam penghentian, sehingga meningkatkan kemampuan pengguna laporan keuangan dalam membuat proyeksi tentang arus kas perusahaan, kemampuan perusahaan menghasilkan laba, dan posisi keuangan perusahaan dengan memisahkan informasi tentang operasi dalam penghentian dengan informasi tentang operasi yang tetap berlangsung. Ruang Lingkup 02. Pernyataan ini diterapkan untuk operasi dalam penghentian pada semua perusahaan

tetapi proses tersebut harus selalu dilaksanakan sesuai dengan suatu rencana keseluruhan untuk menghentikan operasi tersebut. Definisi Operasi dalam Penghentian 03. Operasi dalam penghentian adalah suatu komponen perusahaan: a. yang oleh perusahaan, sesuai dengan rencana tunggal tertentu: (i) dilepas secara keseluruhan, misalnya dengan menjual komponen perusahaan tersebut dalam suatu transaksi tunggal, dengan pemisahan usaha (demerger) atau pengalihan kepemilikan komponen perusahaan ke pihak lain; (ii) dilepas sebagian demi sebagian, misalnya dengan menjual aktva komponen perusahaan tersebut dan menyelesaikan kewajibannya satu persatu; atau (iii) diakhiri operasinya dengan meninggalkan kegiatan usaha; b. yang merupakan lini usaha utama atau wilayah geografis utama tersendiri; dan c. yang secara operasional dan untuk tujuan pelaporan keuangan dapat dibedakan. 04. Berdasarkan criteria (a) dari definisi yang terdapat dalam paragraph 03, suatu operasi dalam pengehentian dapat dilepaskan secara keseluruhan atau sebagian demi sebagian, 05. Jika suatu perusahaan menjual secara substansi keseluruhan suatu komponen perusahaan, maka dapat terjadi keuntungan atau kerugian bersih. Untuk penghentian semacam itu, ada satu tanggal saat perjanjian penjualan tersebut mengikat kedua belah pihak walaupun pengalihan kepemilikan dan pengendalian operasi dalam penghentian yang sesungguhnya dapat terjadi setelah tanggal tersebut. Pembayaran kepada penjual dapat juga terjadi pada saat perjanjian ditandatangani, pada saat pengalihan, atau selama periode tertentu sesuai dengan perjanjian. 06. Selain dengan melepas suatu komponen utama secara keseluruhan, perusahan juga dapat menghentikan operasi dan melepas komponen tersebut dengan menjual aktivanya dan menyelesaikan kewajibannya sebagian demi sebagian (satu per satu atau dalam kelompok-kelompok kecil). Walaupun penjualan sebagian demi sebagian dapat menimbulkan hasil keseluruhan berupa keuntungan atau kerugian bersih, namun penjualan aktiva atau penyelesaian kewjaiban satu per satu mungkin menimbulkan hasil yang berbeda. Di samping itu dapat terjadi bahwa tidak terdapat satu tanggal yang menjadi saat perjanjian penjualan tersebut mengikat kedua belah pihak. Dalam hal ini, penjualan aktiva dan penyelesaian kewajiban dapat terjadi dalam periode satu bulan atau bahkan lebih dan pada saat berakhirnya periode pelaporan keuangan proses pelepasan tersebut mungkin masih berlangsung. Untuk dapat dikategorikan sebagai operasi dalam penghentian, pelepasan

tersebut harus dilakukan berdasarkan suatu rencana tunggal yang terkoordinasi. 07. Suatu perusahaan dapat mengakhiri operasi dengan cara meninggalkan kegiatan usaha tanpa melakukan penjualan yang berarti atas aktivanya. Operasi yang telah ditinggalkan dapat dikategorikan sebagai operasi dalam penghentian sepanjang memenuhi persyaratan yang telah disebutkan dalam definisi tersebut di atas. Walaupun demikian, bila perusahaan mengubah lingkup operasi atau cara pengoperasiannya, bukan berarti perusahaan meninggalkan operasi tersebut, karena operasi tetap berlangsung meskipun terjadi perubahan. 08. Perusahaan seringkali menutup fasilitas, meninggalkan sebagian produk atau bahkan lini produk, dan menyesuaikan jumlah tenaga kerjanya dalam menghadapi perubahan pasar. Walaupun aktivitas tersebut bukanlah suatu operasi dalam penghentian sebagaimana diatur dalam Pernyataan ini, namun aktivitas tersebut dapat terjadi sehubungan dengan operasi dalam penghentian. 09. Contoh-contoh kegiatan yang tidak memenuhi kriteria (a) dari paragraf 03 ialah sebagai berikut: (a) penghentian suatu lini produk atau jenis jasa secara evolusioner; (b) penghentian beberapa produk dalam satu lini usaha yang masih aktif, walaupun penghentian tersebut dilakukan secara relatif mendadak; (c) pengalihan beberapa kegiatan produksi atau pemasaran dalam suatu lini usaha dari satu lokasi ke lokasi lain; (d) penutupan suatu fasilitas dalam rangka meningkatkan produktivitas atau menghemat biaya; dan (e) penjualan anak perusahaan yang aktivitasnya sejenis dengan aktivitas induk perusahaan atau anak perusahaan lain. 10. Segmen usaha atau geografis dilaporkan sebagaimana diatur dalam PSAK 5 (Revisi 2000): Pelaporan Segmen umumnya memenuhi kriteria (b) dari definisi operasi dalam penghentian dalam paragraf 03. Dengan kata lain, segmen tersebut merupakan lini usaha utama atau wilayah geografis utama tersendiri. Bagian segmen sebagaimana diatur dalam PSAK 5 juga mungkin memenuhi kriteria (b) dari definisi operasi dalam penghentian. Bagi perusahaan yang beroperasi dalam satu bidang usaha atau segmen geografis, dan untuk alasan itu perusahaan tidak melaporkan informasi segmen, lini produk atau jasa utamanya juga mungkin memenuhi kriteria (b) dari paragraf 03. 11. PSAK 5 mengizinkan, tetapi tidak mengharuskan, berbagai tahap operasi yang terintegrasi secara vertikal untuk diidentifikasi sebagai segmen usaha yang terpisah. Segmen usaha yang terintegrasi vertikal tersebut mungkin memenuhi kriteria (b) dari definisi operasi dalam penghentian. 12. Suatu komponen dapat dibedakan secara operasional dan untuk tujuan pelaporan keuangan, yaitu kriteria (c) dari definisi yang terdapat dalam paragraf 03, apabila: (a) aktiva dan kewajiban operasinya dapat dikaitkan secara langsung dengan komponen tersebut; (b) penghasilan atau pendapatan brutonya dapat dikaitkan secara langsung dengan komponen tersebut; dan (c) paling tidak sebagian besar beban operasinya dapat dikaitkan secara langsung dengan komponen tersebut.

13. Aktiva, kewajiban, penghasilan, dan beban dapat dikaitkan secara langsung dengan suatu komponen apabila unsur-unsur laporan keuangan tersebut dieliminasi saat komponen dijual, ditinggalkan, atau dilepas. Bunga dan biaya pendanaan lain dapat dikaitkan dengan operasi dalam penghentian hanya jika kewajiban yang menimbulkan bunga atau biaya pendanaan tersebut juga dapat dikaikan secara langsung dengan komponen yang bersangkutan. 14. Dalam konteks Pernyataan ini, operasi dalam penghentian ialah sesuatu hal yang relatif jarang terjadi. Beberapa perubahan yang tidak masuk dalam kategori operasi dalam penghentian mungkin dapat dikategorikan sebagai restrukturisasi. Dalam PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi, dan Aktiva Kontinjensi, dijelaskan perlakuan akuntansi, pengungkapan, dan penyajian untuk restrukturisasi yang tidak dikategorikan sebagai operasi dalam penghentian. 15. Beberapa peristiwa yang jarang terjadi yang tidak dapat dikategorikan sebagai operasi dalam penghentian ataupun restrukturisasi dapat menimbulkan penghasilan atau beban yang memerlukan pengungkapan terpisah (sesuai dengan PSAK 25: Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi), karena ukuran, karakteristik, atau keterjadiannya menjadikan unsurunsur tersebut relevan dalam menjelaskan kinerja perusahaan selama periode tersebut. 16. Terjadinya pelepasan komponen perusahaan, yang berdasarkan Pernyataan ini dikategorikan sebagai operasi dalam penghentian, tidak secara langsung menunjukkan adanya ketidakpastian akan kelangsungan hidup perusahaan. PSAK 1 (Revisi 1998): Penyajian Laporan Keuangan mengharuskan pengungkapan ketidakpastian yang berhubungan dengan kelangsungan hidup perusahaan dan simpulan, jika ada, bahwa perusahaan tidak mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Peristiwa Pengungkapan Awal 17. Dalam kaitannya dengan operasi dalam penghentian, peristiwa pengungkapan awal adalah salah satu dari dua peristiwa berikut, mana yang terjadi lebih dulu: (a) perusahaan telah menandatangani perjanjian yang bersifat mengikat untuk menjual secara substansi seluruh aktiva yang berkaitan langsung dengan operasi dalam penghentian; atau (b) organ perusahaan yang berwenang, misalnya RUPS, telah (i) menyetujui rencana formal yang rinci untuk menghentikan operasi dan (ii) melakukan pengumuman atas rencana tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN 18. Perusahaan harus menerapkan prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran yang diatur dalam PSAK lain untuk menentukan saat pengakuan dan cara pengukuran perubahan aktiva dan kewajiban, serta penghasilan, beban, dan arus kas yang berhubungan dengan operasi dalam penghentian.

19. Pernyataan ini tidak mengatur prinsip pengakuan dan pengukuran namun mengharuskan perusahaan mengikuti prinsip pengakuan dan pengukuran yang telah diatur dalam PSAK-PSAK lain. Dua PSAK yang mungkin relevan dengan operasi dalam penghentian ialah: (a) PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aktiva Kontinjensi; dan (b) PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva. 20. PSAK lain yang mungkin relevan antara lain ialah PSAK 24: Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun, khususnya yang terkait dengan pengakuan atas tunjangan pemberhentian, dan PSAK 16: Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain, untuk hal yang terkait dengan pelepasan aktiva. Kewajiban Diestimasi 21. Suatu operasi dalam penghentian merupakan suatu restrukturisasi sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi, dan Aktiva Kontinjensi. PSAK tersebut memberi panduan bagi beberapa ketentuan dalam Pernyataan ini, termasuk: (a) yang dimaksud dengan rencana formal yang rinci untuk menghentikan operasi dalam paragraf 17 (b) Pernyataan ini; dan (b) yang dimaksud dengan pengumuman atas rencana dalam paragraf 17 (b) Pernyataan ini. 22. PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi, dan Aktiva Kontinjensi mengatur saat pengakuan kewajiban diestimasi dan menjelaskan kondisi dalam peristiwa yang mengikat perusahaan, yang terjadi setelah periode pelaporan keuangan berakhir tetapi sebelum laporan keuangan periode tersebut disetujui oleh RUPS atau organ perusahaan yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Paragraf 30 dari Pernyataan ini mewajibkan pengungkapan operasi dalam penghentian dalam kondisi demikian. Kerugian Penurunan Nilai Aktiva 23. Persetujuan dan pengumuman rencana penghentian adalah suatu indikasi bahwa: (a) aktiva yang terkait dengan Operasi Dalam Penghentian mungkin telah mengalami penurunan nilai, atau (b) kerugian penurunan nilai yang pernah diakui sebelumnya untuk aktiva tersebut harus ditingkatkan atau dipulihkan. Oleh karena itu, sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aktiva, perusahaan harus mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari setiap aktiva operasi dalam penghentian, yaitu sebesar nilai yang lebih tinggi antara harga jual neto dan nilai pakai aktiva, dan mengakui kerugian penurunan nilai aktiva atau memulihkan kerugian penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya, jika ada. 24. Dalam menerapkan PSAK 48 terhadap operasi dalam penghentian, perusahaan menentukan apakah nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva operasi dalam penghentian dinilai bagi aktiva tersebut secara individual atau bagi unit penghasil kasnya (didefinisikan dalam PSAK 48 sebagai kelompok terkecil aktiva yang menghasilkan arus kas masuk dari penggunaannya dan arus kas masuk tersebut tidak tergantung pada arus kas masuk dari aktiva atau kelompok aktiva lain). Contoh:

(a) jika perusahaan menjual secara substansial keseluruhan operasi dalam penghentian, arus kas masuk yang dihasilkan oleh suatu aktiva operasi dalam penghentian akan tergantung pada aktiva-aktiva lainnya dalam operasi tersebut. Oleh karena itu, nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan bagi operasi dalam penghentian sebagai suatu keseluruhan dan kerugian penurunan nilai aktiva, jika ada, dialokasikan ke berbagai aktiva operasi dalam penghentian sesuai dengan PSAK 48; (b) jika perusahaan melepas operasi dalam penghentian dengan cara lain seperti penjualan sebagian demi sebagian, maka nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva-aktiva tersebut ditentukan satu per satu, kecuali jika aktiva-aktiva tersebut dijual secara berkelompok; dan (c) jika perusahaan meninggalkan operasi dalam penghentian, maka nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva-aktiva tersebut ditentukan satu per satu sebagaimana diatur dalam PSAK 48. 25. Setelah rencana untuk menghentikan operasi diumumkan, negosiasi dengan pembeli potensial operasi dalam penghentian atau perjanjian penjualan yang mengikat dapat mengindikasikan bahwa: (a) nilai aktiva operasi dalam penghentian telah mengalami penurunan lebih lanjut, atau (b) kerugian yang telah diakui untuk aktiva tersebut dalam periode sebelumnya telah menurun. Akibatya, apabila terjadi peristiwa demikian, perusahaan melakukan estimasi ulang terhadap nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva operasi dalam penghentian dan mengakui kerugian penurunan nilai aktiva atau pemulihan kerugian tersebut sesuai dengan PSAK 48. 26. Harga yang terjadi dalam perjanjian penjualan yang mengikat merupakan bukti terbaik mengenai harga jual neto suatu aktiva (unit penghasil kas) atau estimasi arus kas masuk dari pelepasan dalam rangka menentukan nilai pakai aktiva (unit penghasil kas). 27. Nilai tercatat (nilai yang dapat diperoleh kembali) dari operasi dalam penghentian mencakup nilai tercatat (nilai yang dapat diperoleh kembali) dari semua muhibah (goodwill) yang dapat dialokasi ke operasi dalam penghentian atas dasar yang rasional dan konsisten. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Pengungkapan Awal 28. Suatu perusahaan harus mencantumkan informasi berikut yang terkait dengan operasi dalam penghentian di dalam laporan keuangannya, mulai dari laporan keuangan untuk periode terjadinya peristiwa pengungkapan awal (sebagaimana didefinisikan dalam paragraf 17): (a) penjelasan mengenai operasi dalam penghentian; (b) segmen usaha atau geografis yang di dalamnya operasi dalam penghentian dilaporkan sesuai dengan PSAK 5 (Revisi 2000): Pelaporan Segmen; (c) tanggal dan karakteristik peristiwa pengungkapan awal; (d) tanggal dan periode saat penghentian tersebut diperkirakan akan selesai, apabila tanggal atau periode tersebut diketahui atau dapat ditentukan;

(e) nilai tercatat, pada tanggal neraca, dari jumlah aktiva dan kewajiban yang akan dilepas; (f) jumlah pendapatan, beban, dan laba atau rugi sebelum pajak dari aktivitas normal yang dapat dikaitkan dengan operasi dalam penghentian selama periode pelaporan keuangan tahun berjalan, dan beban pajak penghasilan yang berhubungan dengan operasi dalam penghentian tersebut sebagaimana diatur dalam paragraf 84 (h) dari PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan; dan (g) jumlah arus kas neto yang dapat dikaitkan dengan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dari operasi dalam penghentian selama periode pelaporan keuangan tahun berjalan. 29. Dalam mengukur aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan, kerugian, dan arus kas operasi dalam penghentian, unsur-unsur tersebut dianggap dapat dikaitkan dengan operasi dalam penghentian apabila unsur-unsur tersebut akan dilepas, diselesaikan, dikurangi, atau dieliminasi pada saat proses penghentian tersebut selesai dilaksanakan. Apabila unsur-unsur tersebut tetap ada dan berkelanjutan setelah proses penghentian operasi selesai, maka unsur-unsur tersebut tidak boleh dialokasi ke operasi dalam penghentian. 30. Apabila peristiwa pengungkapan awal terjadi setelah periode pelaporan keuangan berakhir, tetapi sebelum laporan keuangan untuk periode tersebut disetujui oleh RUPS atau organ perusahaan yang berwenang, maka laporan keuangan tersebut harus mencantumkan pengungkapan sebagaimana diatur dalam paragraf 28 untuk periode yang dicakup oleh laporan keuangan tersebut. 31. Sebagaimana contoh, RUPS atau organ perusahaan yang berwenang dalam suatu perusahaan yang laporan keuangannya berakhri 31 Desember 20X5 menyetujui suatu rencana mengenai operasi dalam penghentian pada tanggal 15 Desember 20X5 dan mengumumkan rencana tersebut pada tanggal 10 Januari 20X6. RUPS atau organ perusahaan yang berwenang menyetujui laporan keuangan untuk 20X5 pada tanggal 20 Maret 20X6. Dalam kasus ini, laporan keuangan tahun 20X5 harus memuat pengungkapan sebagaimana disyaratkan pada paragraf 28. PENGUNGKAPAN LAIN 32. Apabila suatu perusahaan menjual aktiva atau menyelesaikan kewajiban yang dapat dikaitkan dengan operasi dalam penghentian atau melakukan perjanjian yang mengikat untuk menjual aktiva atau menyelesaikan kewajiban tersebut, maka perusahaan tersebut harus mencantumkan informasi berikut dalam laporan keuangannya pada saat peristiwa tersebut terjadi: (a) untuk setiap keuntungan atau kerugian yang diakui bagi pelepasan aktiva atau penyelesaian kewajiban yang dapat dikaitkan dengan operasi dalam penghentian: (i) jumlah keuntungan atau kerugian sebelum pajak dan (ii) beban pajak penghasilan yang terkait dengan keuntungan atau kerugian tersebut sebagaimana diatur dalam paragraf 84 (h) pada PSAK 46; dan (b) harga jual neto atau rentang harga jual neto (setelah dikurangi dengan biaya pelepasan yang diperkirakan) dari aktiva neto yang telah dimasukkan oleh perusahaan ke dalam satu atau lebih perjanjian penjualan yang

mengikat, perkiraan saat penerimaan arus kas, dan nilai tercatat aktiva neto tersebut. 33. Pelepasan aktiva, penyelesaian kewajiban, dan perjanjian penjualan yang mengikat yang disebutkan pada paragraf di atas dapat terjadi bersamaan dengan peristiwa pengungkapan awal, atau pada periode terjadinya peristiwa pengungkapan awal, atau pada periode sesudahnya. Sesuai dengan PSAK 8: Kontinjensi dan Peristiwa Setelah Tanggal Neraca, apabila beberapa aktiva yang dapat dikaitkan dengan operasi dalam penghentian telah benar-benar dijual atau termasuk aktiva yang akan dijual dalam suatu perjanjian mengikat yang (perjanjian itu) dilakukan setelah akhir laporan keuangan tetapi sebelum organ yang berwenang menyetujui laporan keuangan tersebut, maka laporan keuangan harus mencantumkan pengungkapan sebagaimana disebutkan dalam paragraf 32. Pemuktahiran Pengungkapan 34. Selain pengungkapan pada paragraf 28 dan 32, perusahaan harus memberikan gambaran mengenai setiap perubahan signifikan pada jumlah dan saat arus kas yang terkait dengan aktiva yang dilepas atau kewajiban yang diselesaikan dan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan timbulnya perubahan tersebut. Pengungkapan mengenai perubahan tersebut dilakukan dalam laporan keuangan untuk periode-periode setelah periode saat peristiwa pengungkapan awal terjadi. perjanjian penjualan aktiva yang mengikat, pemisahan (demerger) aktiva melalui pengalihan kepemilikan (spin-off) kepada pemegang saham, dan persetujuan secara hukum). 36. Pengungkapan yang diharuskan oleh paragraf 28-35 harus tetap disajikan dalam laporan keuangan untuk periode sampai dengan, dan mencakup, periode saat proses penghentian tersebut selesai. Bagi operasi dalam penghentian dimana perusahaan melepas secara substansi keseluruhan komponen atau sebagian demi sebagian seperti yang disebutkan dalam paragraf 03 (a) (i) dan (ii), proses penghentian operasi dianggap selesai apabila rencana penghentian secara substansi telah selesai atau dibatalkan, walaupun pembayaran dari pembeli kepada penjual mungkin belum tuntas. 37. Apabila perusahaan membatalkan atau menarik diri dari suatu rencana yang sebelumnya telah dilaporkan sebagai operasi dalam penghentian, maka hal tersebut dan dampaknya harus diungkapkan. 38. Dalam rangka penerapan paragraf 37, pengungkapan dampak tersebut mencakup pemulihan semua kerugian penurunan nilai aktiva atau pembalikan kewajiban diestimasi yang telah diakui sebelumnya sehubungan dengan operasi dalam penghentian. Pengungkapan Terpisah untuk Setiap Operasi dalam Penghentian 35. Contoh peristiwa dan aktivitas yang harus diungkapkan ialah karakteristik dan ketentuan-ketentuan dalam

39. Semua pengungkapan yang diharuskan oleh Pernyataan ini harus disajikan secara terpisah untuk setiap operasi dalam penghentian. Penyajian Pengungkapan yang Diharuskan Laporan Keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan 40. Pengungkapan sebagaimana diatur dalam paragraf 28-38 dapat disajikan pada catatan atas laporan keuangan atau pada masing-masing laporan keuangan kecuali untuk pengungkapan yang diharuskan oleh paragraf 28 (e), 28 (f), 28 (g), dan 32 (a). Pengungkapan paragraf 28 (e) harus disajikan dalam neraca; paragraf 28 (f) dan 32 (a) harus disajikan dalam laporan laba rugi; dan paragraf 28 (g) harus disajikan dalam lapoaran arus kas. Bukan Pos Luar Biasa 41. Suatu operasi dalam penghentian tidak boleh disajikan sebagai pos luar biasa. 42. Di dalam PSAK 25: Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi, pos luar biasa didefinisikan sebagai penghasilan atau beban yang timbul dari peristiwa atau transaksi yang secara jelas berbeda dengan aktivitas normal perusahaan dan karenanya tidak diharapkan untuk seringkali terjadi atau terjadi secara teratur. Contoh pos luar biasa yang terdapat dalam PSAK 25 ialah kerugian akibat gempa bumi, kebakaran atau banjir, yang semuanya termasuk jenis peristiwa di luar kendali manajemen perusahaan. Seperti didefinisikan dalam Pernyataan ini, suatu operasi dalam penghentian harus didasarkan pada suatu rencana tunggal oleh manajemen perusahaan untuk menjual atau melepas bagian utama dari suatu usaha. Penggunaan Terbatas Istilah Operasi dalam Penghentian 43. Suatu restrukturisasi, transaksi, atau peristiwa yang tidak memenuhi kriteria sebagai operasi dalam penghentian sebagaimana didefinisikan oleh Pernyataan ini tidak boleh disebut sebagai operasi dalam penghentian. Ilustrasi Pengungkapan 44. Lampiran 1 menyajikan contoh penyajian dan pengungkapan yang diharuskan oleh Pernyataan ini. Penyajian Kembali Informasi Komparatif 45. Informasi komparatif untuk periode-periode sebelumnya yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun setelah peristiwa pengungkapan awal harus disajikan kembali dengan menyajikan aktiva, kewajiban, penghasilan, beban, dan arus kas secara terpisah antara operasi dalam penghentian dan operasi yang tetap berlangsung dengan cara seperti yang diharuskan oleh paragraf 28-43. 45. 46. Lampiran 2 menyajikan contoh penerapan paragraf Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Interim

47. Catatan atas laporan keuangan interim harus menjelaskan aktivitas atau peristiwa penting yang terjadi sejak berakhirnya periode laporan tahunan terakhir, yang berhubungan dengan operasi dalam penghentian dan perubahan penting pada jumlah atau saat arus kas yang berhubungan dengan aktiva yang dilepas atau kewajiban yang diselesaikan. 48. Prinsip ini sejalan dengan pendekatan yang dianut dalam PSAK 3: Laporan Keuangan Interim yaitu bahwa catatan atas laporan keuangan interim bertujuan untuk menjelaskan perubahan penting sejak tanggal laporan tahunan berakhir. TANGGAL EFEKTIF 49. Pernyataan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2002. Penerapan lebih dini dianjurkan untuk laporan keuangan yang periode pelaporannya berakhir setelah Pernyataan ini disahkan. 50. Pernyataan ini menggantikan paragraf 18-21 dan paragraf 55 dari PSAK 25: Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi. LAMPIRAN 1 CONTOH PENGUNGKAPAN Lampiran ini hanya ilustrasi dan bukan bagian dari Pernyataan. Tujuan lampiran ini adalah untuk mengilustrasikan penerapan Penyataan ini dalam rangka membantu memahami artinya. Fakta 1. Perusahaan X mempunyai tiga segmen yaitu A, B dan C. Segmen C (Divisi Pakaian) dianggap tidak sesuai dengan strategi jangka panjang perusahaan. Manajemen telah memutuskan untuk menghentikan segmen C. Pada tanggal 15 November 20X1, Direksi perusahaan X menyetujui untuk menghentikan segmen tersebut, dan selanjutnya mengumumkan rencana tersebut secara resmi. Pada tanggal itu, nilai tercatat aktiva bersih segmen C adalah 90 (aktiva senilai 105 dikurangi kewajiban senilai 15). Nilai yang dapat dipulihkan dari aktiva dengan nilai tercatat 105 adalah 85, dan perusahaan telah menyimpulkan bahwa kerugian penurunan nilai aktiva sebesar 20 harus diakui. Pada tanggal 31 Desember 20X1, nilai tercatat segmen C adalah 70 (aktiva senilai 85 dikurangi 15). Tidak ada kerugian dari penurunan nilai aktiva yang terjadi untuk periode antara 15 November dan 31 Desember saat laporan keuangan disusun. 2. Pada tanggal 30 September 20X2, saat nilai tercatat aktiva bersih segmen C masih 70, perusahaan X menandatangani perjanjian penjualan segmen C. Penjualan diharapkan selesai pada tanggal 31 Januari 20X3. Nilai yang dapat dipulihkan adalah sejumlah 60. Berdasar nilai tersebut,

PSAK 48 mengharuskan adanya pengakuan tambahan kerugian penurunan nilai aktiva sebesar 10. Selain itu, sebelum tanggal 31 Januari 20X3, perjanjian penjualan mengharuskan perusahaan X untuk memberhentikan beberapa karyawan segmen C, yang akan menimbulkan biaya sebesar 30 dan harus dibayar sebelum 30 Juni 20X3. PSAK akan mengharuskan kewajiban dan beban yang terkait dengan pemberhentian tersebut diakui. Perusahaan terus mengoperasikan segmen C sampai 20X2. Pada tanggal 31 Desember 20X2, nilai tercatat segmen C menjadi 45, yang terdiri dari nilai aktiva senilai 80 dikurangi kewajiban senilai 35 (termasuk cadangan untuk pemutusan hubungan kerja sejumlah 30). Tarif pajak penghasilan badan untuk perusahaan X adalah 30 persen. 3. Perusahaan X menyusun laporan keuangan tahunan setiap 31 Desember. Laporan Keuangan untuk Tahun 20X1 Catatan atas Laporan Keuangan Tahun 20X1 4. Berikut adalah catatan atas laporan keuangan perusahaan X: Pada tanggal 15 November 20X1, dewan direksi mengumumkan rencana untuk menghentikan segmen C, divisi pakaian. Penghentian ini konsisten dengan strategi jangka panjang perusahaan untuk memfokuskan kegiatan pada industri dan distribusi makanan dan minuman ringan, dan menghentikan kegiatan yang tidak berhubungan dengan itu. Perusahaan telah secara aktif berusaha mencari pembeli segmen C dan berharap untuk menyelesaikan penjualan pada akhir tahun 20X2. Pada tanggal 31 Desember 20X1, nilai tercatat aktiva segmen C adalah 85 dan kewajiban adalah 15. Selama tahun 20X1, segmen C mengalami kerugian senilai 2, dengan manfaat dari pajak penghasilan adalah 1. Selama tahun 20X1, arus kas keluar dari aktivitas operasional segmen C adalah 4, arus kas keluar dari aktivitas investasi adalah 7, dan arus kas masuk dari kegiatan pendanaan adalah 3. Laporan Keuangan untuk Tahun 20X2 Neraca pada Tanggal 31 Desember 20X2 5. Nilai tercatat dari jumlah aktiva dan kewajiban segmen C pada tanggal 31 Desember 20X2 harus diungkapkan. Laporan Laba Rugi untuk Tahun 20X2 6. Laporan laba rugi perusahaan untuk tahun 20X1 dan 20X2 harus disajikan seperti pada Tabel 1. Perhatikan bahwa informasi tahun 20X1 telah disajikan kembali dengan memisahkan operasi dalam penghentian dan operasi yang terus berlanjut, seperti diwajibkan oleh paragraf 45 dari Pernyataan ini. 7. Alternatif lain penyajian laporan laba rugi adalah seperti pada Tabel 2. 8. Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan diizinkan sebagai alternatif dari penyajian pada laporan laba rugi.

Laporan Arus Kas untuk Tahun 20X2 9. Arus kas yang berhubungan dengan operasi yang berlanjut dan operasi dalam penghentian dapat disajikan secara terpisah pada laporan arus kas tahun 20X2 atau diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan. Pilihan bentuk penyajian pada laporan arus kas sama dengan dua bentuk penyajian laporan laba rugi pada paragraf 6 dan 7, yaitu operasi yang berlanjut dan operasi dalam penghentian disajikan pada kolom yang berbeda atau dengan memisahkan kedua operasi tersebut dalam satu kolom. pemutusan hubungan kerja sebesar 30 (sebelum manfaat pajak penghasilan sebesar 9) yang akan dibayar pada tanggal 30 Juni 20X3 kepada beberapa karyawan yang akan diberhentikan sebagai akibat dari penjualan ini. Proses penjualan segmen C diselesaikan tanggal 31 Januari 20X3. Perusahaan mengakui aktiva pajak tangguhan sejumlah 4 karena manajemen perusahaan yakin bahwa besar kemungkinan operasi yang berlanjut yaitu segmen A dan B akan memperoleh penghasilan kena pajak dalam jumlah memadai sehingga manfaat dari aktiva pajak tangguhan tersebut dapat digunakan. Catatan atas Laporan Keuangan Tahun 20X2 10. Berikut ini adalah catatan atas laporan keuangan perusahaan X: Pada tanggal 15 November 20X1, dewan direksi mengumumkan rencana untuk menghentikan segmen C, divisi pakaian. Pada tanggal 30 September 20X2, perusahaan menandatangani kontrak penjualan segmen C kepada perusahaan Z senilai 60. Perusahaan memutuskan untuk menghentikan segmen C, karena segmen C beroperasi pada bidang yang berbeda dari bisnis inti perusahaan (produksi dan distribusi makanan dan minuman ringan) yang merupakan strategi jangka panjang perusahaan. Selain itu, tingkat kembalian segmen C tidak sebanding dengan tingkat kembalian kedua segmen lain selama periode berjalan. Nilai tercatat aktiva segmen C telah diturunkan menjadi 10 (sebelum manfaat pajak penghasilan sebesar 3) yaitu sebesar nilai yang dapat dipulihkan. Perusahaan mengakui cadangan biaya

Tabel 1: Laporan Laba Rugi Tahun 20x1 dan 20x2 Pendapatan Operasi Yang Dilanjutkan (Segmen A&B) Operasi dalam Penghentian (Segmen C) Seluruh Perusahaan 20X2 20X1 20X2 20X1 20X2 20X1 100 90 40 50 140 140 Beban operasi (60) (65) (30) (27) (90) (92) Rugi penurunan nilai aktiva - - (10) (20) (10) (20) Cadangan untuk biaya PHK karyawan - - (30) - (30) - Laba (rugi) operasi sebelum pajak 40 25 (30) 3 10 28 Beban bunga (20) (10) (5) (5) (25) (15) Laba (rugi) sebelum pajak Pajak penghasilan 20 (6) 15 (7) (35) 10 (2) 1 (15) 4 13 (6) Laba bersih 14 8 (25) (1) (11) 7

Tabel 2: Alternatif Penyajian Laporan Laba Rugi 20X2 Operasi yang dilanjutkan (Segmen A&B): Pendapatan Beban operasi Laba operasi sebelum pajak Beban bunga Laba sebelum pajak Pajak penghasilan 100 (60) 40 (20) 20 (6) Laba bersih 14 8 Operasi yang diberhentikan (Segmen C) Pendapatan Beban operasi Kerugian dari penurunan nilai aktiva Cadangan untuk pemberhentian karyawan Laba (rugi) operasi sebelum pajak Beban bunga Laba (rugi) operasi sebelum pajak Pajak penghasilan 40 (30) (10) (30) (30) (5) (35) 10 20X1 90 (65) 25 (10) 15 (7) 50 (27) (20) - Laba bersih (25) (1) Seluruh Perusahaan Laba (rugi) operasi (11) 7 3 (5) (2) 1 Laporan Keuangan untuk Tahun 20X3 11. Laporan keuangan untuk tahun 20X3, atau catatan atas laporan keuangan, akan menyajikan secara terpisah operasi yang berlanjut dan operasi dalam penghentian seperti penyajian pada tahun 20X2. Data untuk tahun-tahun 20X3 akan mencakup semua pengungkapan yang diwajibkan oleh paragraf 36 dari standar ini, termasuk fakta bahwa proses penghentian telah selesai. Keuntungan dari Penjualan 12. Fakta dalam contoh di atas diubah sedikit yaitu bahwa pada tanggal 30 September 20X2 (saat nilai tercatat aktiva bersih segmen C adalah 70) perusahaan X menandatangani kontrak yang mengikat untuk menjual segmen C seharga 120 dan bukan seharga 60. Kontrak tersebut kemudian mewajibkan perusahaan untuk menanggung biaya PHK sebesar 30. Dalam kondisi seperti ini kerugian dari penurunan nilai aktiva tidak akan diakui pada tahun 20X2. Cadangan untuk biaya PHK sebesar 30 akan dikompensasikan sejumlah yang sama dari jumlah keuntungan sebesar 50 (yaitu 120-70). Pada tahun 20X3, keuntungan sebelum pajak penghasilan dari penjualan tersebut yang sejumlah 20 akan diakui pada saat transaksi penjualan telah selesai dan, sesuai dengan paragraf 39, akan disajikan pada laporan laba rugi. 13. Berikut ini adalah contoh penyajian laporan laba rugi tahun 20X3 (Tabel 3):

Tabel 3: Laba Rugi Tahun 20X3 Operasi yang dilanjutkan (Segmen A&B): Pendapatan Beban Laba operasi sebelum pajak Beban bunga Laba sebelum pajak Pajak penghasilan 20X2 150 (102) 48 (20) 28 (10) 20X1 100 (60) 40 (20) 20 (6) Laba bersih 18 14 Operasi yang diberhentikan (Segmen C) Pendapatan 3 40 Beban sebelum pajak penghasilan (5) (30) Laba (rugi) operasi sebelum pajak (2) 10 Beban bunga Laba (rugi) operasi sebelum pajak Pajak penghasilan Laba bersih Keuntungan dari penghentian segmen C Pajak atas penghentian usaha 0 (2) 0 (2) 20 (3) (5) 5 (2) 3 - - Keuntungan bersih 17 - Seluruh Perusahaan: Laba dari aktivitas normal 33 17

LAMPIRAN 2: KLASIFIKASI UNTUK OPERASI PERIODE SEBELUMNYA Lampiran ini hanya ilustrasi dan bukan bagian dari Pernyataan. Tujuan lampiran ini adalah untuk mengilustrasikan penerapan Pernyataan ini dalam rangka membantu memahami artinya. Fakta 1. Paragraf 45 mengharuskan informasi komparatif untuk periode sebelumnya yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun setelah peristiwa pengungkapan awal harus disajikan kembali dengan menyajikan aktiva, kewajiban, penghasilan, beban, dan arus kas secara terpisah dengan cara sama seperti yang diharuskan oleh paragraf 28-43. 2. Pertimbangan perubahan-perubahan berikut ini yang terjadi pada perusahaan: (a) operasi A, B, C, dan D berlanjut dari tahun pertama sampai tahun kedua; (b) pada tahun ketiga, operasi D dihentikan (disetujui dan telah benar-benar dihentikan); (c) pada tahun keempat, operasi B dihentikan (disetujui dan benar-benar dihentikan) dan operasi E diperoleh; dan (d) pada tahun kelima, operasi F diperoleh. 3. Tabel berikut ini mengilustrasikan pengelompokan operasi yang dilanjutkan dan operasi dalam penghentian untuk kondisi tersebut di atas: LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN KETIGA (Disetujui dan Diterbitkan pada Awal Tahun Keempat) Informasi Komparatif Tahun Kedua Dilanjutkan Dihentikan A B C D Dilanjutkan A B C Tahun Ketiga Dihentikan LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN KEEMPAT (Disetujui dan Diterbitkan pada Awal Tahun Kelima) Informasi Komparatif Tahun Keempat Tahun Ketiga Dilanjutkan Dihentikan Dilanjutkan Dihentikan A A B B C C D E D

LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN KELIMA (Disetujui dan Diterbitkan pada Awal Tahun Keenam) Informasi Komparatif Tahun Keempat Dilanjutkan Dihentikan A B C E Dilanjutkan A C E F Tahun Kelima Dihentikan D 5. Apabila laporan keuangan disajikan komparatif lima tahun disusun pada tahun kelima maka penyajian operasi dalam penghentian dan operasi yang dilanjutkan akan menjadi seperti berikut: D 4. Jika operasi dalam penghentian B disetujui dan diumumkan pada awal tahun keempat dan sebelum laporan keuangan tahun ketiga disetujui oleh dewan direksi perusahaan, maka operasi B akan dikelompokkan sebagai operasi dalam penghentian pada laporan keuangan tahun ketiga dengan informasi kamparatif tahun kedua sebagai berikut: LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN KETIGA (Disetujui pada tahun keempat setelah penghentian operasi B disetujui dan diumumkan) Informasi Komparatif Tahun Kedua Dilanjutkan Dihentikan A B C Tahun Ktiga Dilanjutkan Dihentikan A B C

LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN KELIMA Komparatif Tahun 1 Dilanjutka Dihentikan n A C Komparatif Tahun 2 Dilanjutka Dihentikan n Komparatif Tahun 3 Dilanjutka Dihentikan n Komparatif Tahun 4 Dilanjutka Dihentikan n A A A A B B B B C C C C D D D E E F Komparatif Tahun 5 Dilanjutka Dihentikan n