Sistem Perbandingan dan Penyediaan Informasi Kendaraan Mobil dengan Metode AHP

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENJUALAN MOBIL MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik yang stand alone maupun yang online. Salah satu contoh penerapan

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Impelentasi Metode Promethee dan AHP pada Pemilihan Indekost di Telkom University. Risky Diatama

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

Titis Handayani Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang. Abstract

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

P11 AHP. A. Sidiq P.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

PENERAPAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN SCOOTER MATIC

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH DASAR ISLAM MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMBINASI METODE AHP DAN TOPSIS PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PENGANGKATAN KARYAWAN PESERTA TRAINING MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRESTASI PEGAWAI NAKERTRANS SUMBA BARAT DI WAIKABUBAK

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRESTASI PEGAWAI NAKERTRANS SUMBA BARAT DI WAIKABUBAK ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK INVESTASI PROPERTI

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : AHP (Analytical Hierarchy Process), SPK, seleksi, bobot, calon karyawan.

BAB II LANDASAN TEORI. negara, atau instansi. Sedangkan transportasi adalah pengangkutan atau

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENERIMAAN DOSEN MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DENGAN EXPERT COICE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

Analytical hierarchy Process

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUKURAN INDEX KONSISTENSI DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP

Analytic Hierarchy Process

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN FOTO BERDASARKAN TUJUAN PEROLEHAN FOTO

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

Sabdo Wicaksono Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Jakarta

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

SISTEM BANTU PEMILIHAN PAGAR MENGGUNAKAN AHP PADA UD.ADI PUTRA ARTIKEL SKRIPSI

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PONDOK PESANTREN DI PURWOKERTO (STUDI KASUS : MAHASISWA STAIN PURWOKERTO)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Sistem Perbandingan dan Penyediaan Informasi Kendaraan Mobil dengan Metode AHP Roswell Kencana Kurniady, Wira Munggana Program Studi Sistem Informasi, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia wira@umn.ac.id Diterima 1 Mei 2013 Disetujui 31 Mei 2013 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menganalisa dan merancang sistem yang mampu membantu orang yang awam dalam menentukan kendaraan roda empat pilihannya sesuai dengan kriteria kriteria yang diinginkan. Selain itu, pengetahuan akan kendaraan roda empat bagi orang awam juga akan bertambah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dengan pakar otomotif serta survei terbuka yang terpasang pada sistem. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode studi literatur dan pengumpulan data pada sumber referensi. Hasil yang dicapai adalah sebuah sistem berbasis web yang memberikan nilai pada kendaraan roda empat sesuai dengan kriteria-kriteria yang dimasukkan pengguna. Simpulan yang diperoleh adalah, aplikasi dapat dibuat dengan menggunakan data-data yang telah disimpan dan penggunaan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat diterapkan dengan diberikan batasan tertentu. Penetapan metode pengambilan dan penghitungan bobot AHP dapat dilakukan paralel di dalam sistem (survey bobot AHP) sehingga bobot yang dihasilkan dapat mengikuti keinginan pengguna. Kata kunci perbandingan kendaraan, analytical hierarchy process (AHP), survey bobot AHP I. PENDAHULUAN Dalam menyambut era Globalisasi sekarang ini, persaingan dalam industri otomotif khususnya mobil, sangat berkembang pesat. Hampir semua produsen mobil, berlomba lomba mengeluarkan produk produknya untuk mendapatkan perhatian konsumen dan pangsa pasar yang besar melebihi pesaing - pesaingnya. Mengingat perkembangan otomotif Indonesia yang sangat maju, serta persaingan antar produsen mobil dalam memasarkan mobil mobil dengan harga yang terjangkau. Tentunya hal ini membuat para konsumen kebingungan dalam menentukan kendaraaan mobil apa yang pantas dan cocok bagi mereka, terutama dalam hal harga dan kualitas yang bisa didapatkan. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam rangka untuk mendapatkan informasi tentang mobil mulai dari spesifikasi, harga, kelebihan, kekurangan serta wacana wacana atau rubrik yang diberikan oleh para pakar otomotif. Untuk mendapatkan informasi tersebut pun, para konsumen bisa mendapatkan nya dari berbagai media mulai dari majalah, acara televisi, media internet, dan lainnya. Namun, kekurangan yang dihadapi daripada media media yang ada tersebut adalah tidak bisa memberikan informasi yang lengkap, seperti video pengujian mobil yang kurang ekstrem atau hanya sebatas diuji coba jalan saja, situs yang hanya menampilkan spesifikasi dan harga mobil tanpa menyandingkannya dengan mobil mobil pesaingnya. Informasi yang diberikan semestinya bisa lebih mendalam lagi, seperti membandingkan mobil dalam tingkatan kelas yang sama, harga, spesifikasi, tampilan yang lebih menarik, kelebihan dan kekurangan antar mobil yang dibandingkan, menyediakan video pengujian mobil yang ekstrem dari sumber yang dipercaya dan informasi - informasi akurat serta informasi terbaru lain yang bisa diperoleh dari konsumen, tanpa harus membeli lagi media informasinya. Sehingga konsumen bisa lebih mudah, cepat, dan hemat dalam menentukan pilihannya tanpa harus terhambat oleh promosi promosi serta informasi yang dapat menyesatkan diri konsumen itu sendiri. Tulisan ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan untuk mengenali, menganalisis, dan memahami kebutuhan dari konsumen otomotif. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan atau yang sering dikenal dengan Decision Support System (DSS), adalah sebuah kerangka konseptual dalam proses pengambilan keputusan manajerial, biasanya dengan menggunakan masalah pemodelan dan model kuantitatif untuk analisis solusi. DSS juga bisa berarti sebuah sistem terkomputerisasi yang mendukung pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Menurut Turban [1], DSS terdiri dari beberapa komponen yaitu: 28 ULTIMA InfoSys, Vol. IV, No. 1 Juni 2013

(a) Database Management System (DBMS), perangkat lunak yang digunakan untuk menciptakan, mengubah, dan mencari ke dalam database. (b) Data Warehouse, sebuah hubungan data yang di atur sedemikian rupa untuk menciptakan enterprise data luas dalam sebuah format standarisasi. (c) Database, file yang telah terorganisir ke dalam suatu struktur yang terhubung dan menjadi satu kesatuan konsep media penyimpanan. (d) Model Management Subsystem, perangkat lunak untuk menyelesaikan, mengubah, menggabungkan, model dasar DSS. (e) User Interface, komponen dari sistem komputer yang memungkinkan komunikasi antara sistem dan penggunanya. (f) Knowledge based management susbsystem, komponen ini bisa mendukung subsistem yang lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri. B. Analytic Hierarchy Process AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa kriteria (multi criteria). Karena sifatnya yang multi kriteria, AHP cukup banyak digunakan dalam penyusunan prioritas. Sebagai contoh, untuk menyusun prioritas penelitian, pihak manajemen lembaga penelitian sering menggunakan beberapa kriteria seperti dampak penelitian, biaya, kemampuan SDM, dan juga mungkin waktu pelaksanaan. Di samping bersifat multi kriteria, AHP juga didasarkan pada suatu proses yang terstruktur dan logis. Pemilihan atau penyusunan prioritas dilakukan dengan suatu prosedur yang logis dan terstruktur. Kegiatan tersebut dilakukan oleh ahli-ahli yang representatif berkaitan dengan alternatif-alternatif yang akan disusun prioritas [2]. Secara garis besar, ada tiga tahapan AHP dalam penyusunan prioritas, yaitu: i. Dekomposisi dari masalah; ii. iii. Penilaian untuk tentang kepentingan relative dua elemen pada suatu tingkat tertentu yang dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Hasil penilaian akan disajikan dalam bentuk matrik yang dinamakan matrik Pairwise Comparison; Sintesis dari prioritas untuk mendapatkan prioritas lokal dari eigenvector setiap matrik. Beberapa kelebihan AHP sebagai sistem pendukung keputusan adalah: i. AHP membantu menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing masing kriteria. ii. AHP membuat sebuah permasalahan yang tidak terstruktur menjadi sebuah model yang fleksibel dan mudah dipahami. iii. AHP memberikan kemudahan dengan menyediakan skala pengukuran untuk menentukan prioritas. Dari beberapa kelebihan AHP di atas, AHP juga memiliki kekurangan yaitu sulitnya menentukan besarnya prioritas antar kriteria karena tiap orang memiliki persepsi sendiri mengenai prioritas yang ada. Langkah langkah yang digunakan dalam menentukan bobot kriteria adalah : a. Menentukan nilai prioritas kriteria Dalam menentukan nilai kriteria, digunakan tabel perbandingan Saaty (lihat table 1) sehingga pernyataan penting atau tidak pentingnya suatu kriteria bisa diubah menjadi nilai. b. Membuat tabel perbandingan prioritas berpasangan (pairwise comparison) tiap skala dengan membandingkannya. Selanjutnya adalah membuat tabel perbandingan prioritas tiap kriteria dengan membandingkannya dengan masing masing kriteria. Rumusnya adalah sebagai berikut : C = n(n-1)/2 Dimana C adalah jumlah perbandingan, dan n merupakan banyaknya kriteria yang ada. c. Menentukan bobot pada tiap kriteria Cara menentukan bobot adalah nilai bobot = angka setiap kolom dibagi penjumlahan semua angka dalam kolom yang sama. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel perbandingan. d. Mencari nilai bobot untuk masing-masing kriteria. Setelah menentukan bobot, maka dilakukan penjumlahan setiap nilai bobot prioritas pada setiap baris tabel dibagi dengan jumlah kriteria. Matrik bobot yang diperoleh harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut ditunjukkan sebagai berikut : Hubungan Kardinal : aij.ajk = aik Merupakan hubungan preferensi multiplikatif, sebagai contoh jika apel lebih mahal dua kali dari mangga, dan mangga lebih mahal dua kali dari jeruk, maka apel lebih mahal empat kali dari jeruk. Hubungan Ordinal : Ai > Aj, Aj > Ak, maka Ai > Ak Merupakan preferensi transitif, sebagai contoh ULTIMA InfoSys, Vol. IV, No. 1 Juni 2013 29

jika anggur lebih enak dari semangka dan semangka lebih enak dari mangga, maka anggur lebih enak dari mangga. Namun, pada keadaan sebenarnya, akan terjadi beberapa penyimpangan dikarenakan ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang sehingga diperlukan perhitungan konsistensi logis. Langkah langkahnya sebagai berikut : i. Menjumlahkan tiap kolom matriks dari perbandingan kriteria. ii. iii. Membagi tiap elemen dari matriks dengan hasil penjumlahan tiap kolom, sehingga hasil penjumlahan tiap kolom akan memiliki hasil satu. Mencari rata rata tiap baris dengan menjumlahkannya, sehingga didapatkan bobot tiap kriteria. Contoh Perhitungan Matriks Nilai Tabel 1. Skala Perbandingan Saaty Prioritas 1 Kedua KPI sama penting 3 KPI yang satu sedikit lebih penting dibanding KPI yang lainnya 5 KPI yang satu lebih penting dibanding dengan KPI lainnya. 7 KPI yang satu sangat penting dibanding dengan KPI lainnya. 9 KPI yang satu jauh lebih penting dibanding dengan KPI lainnya. 2, 4, 6, 8 Nilai yang diberikan jika ada dua kompromi di antara 2 pilihan nilai di atas. Catatan: - KPI merupakan Key Performance Indicator yang digunakan dalam Pairwise Comparison. - Nilai yang dipakai bisa kurang dari sembilan, selama batas akhir nilai adalah nilai ganjil. Tabel 2. Random Consistency Index (RI) n RI 1 0.00 2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 III. PEMBAHASAN Hasil bobot tiap kriteria dikalikan jumlah tiap kolom, akan didapatkan lambda maks. e. Indeks konsistensi (CI) = (lambda maks n) / (n-1) f. Rasio konsistensi = CI / RI, dimana RI adalah indeks random konsistensi (lihat tabel 2). Jika Rasio <= 0.1, hasil perhitungan dapat dibenarkan. A. Penerapan Metode Scoring Pada konsep AHP, perbandingan satu per satu dilakukan terhadap setiap kriteria dan pada setiap pilihan yang ada sebanyak kombinasi dari n dimana n adalah jumlah kriteria atau jumlah pilihan yang ada C = n (n -1) / 2 Dalam studi kasus penulis, penulis mendapatkan tiga kriteria dari hasil interview sebelumnya dengan pakar mobil, yang akan digunakan untuk melakukan perbandingan yaitu: hemat BBM, harga murah, dan safety. Maka daripada itu, jumlah kombinasi perbandingan (C) yang akan dipakai adalah: C = 3 (3-1) / 2 Setelah melakukan perhitungan dengan rumus jumlah perbandingan, maka didapatkan jumlah kombinasi perbandingan sebanyak tiga kombinasi. 30 ULTIMA InfoSys, Vol. IV, No. 1 Juni 2013

Kombinasi tersebut terdiri dari: a. Hemat BBM dibandingkan dengan harga murah. b. Hemat BBM dibandingkan dengan safety. c. Harga murah dibandingan dengan safety. Pada dasarnya, metode AHP hanya digunakan untuk menentukan peringkat atau bobot dari kriteria, sedangkan nilai dari alternatif tidak mengalami perbandingan satu persatu. Penyebabnya dikarenakan alternatif yang ada tidak tetap dan bisa mengalami perubahan. Sebagai contoh, saat pengguna melakukan penggeseran slider yang lebih cenderung kearah hemat BBM, maka terdapat beberapa alternative dari total data mobil yang tersedia, sehingga bisa dipastikan tidak mungkin untuk melakukan perbandingan satu persatu dengan menggunakan rumus jumlah perbandingan. 4. Sementara untuk nilai konstanta yang digunakan adalah: - Olb (Hemat BBM 3; Murah 3.000.000.000; Safety 1) - Oub (Hemat BBM 21; Murah 100.000.000; Safety 5) - Nlb = 0 & nub = 1 Untuk normalisasi, dilakukan pada setiap nilai yang ada pada tiap kriteria, sebagai gambaran penulis menyertakan contoh perhitungan hemat BBM. Nilai hasil yang diperoleh akan berada pada nilai 0 dan 1. Hasil normalisasi selanjutnya akan dikalikan dengan bobot kriterianya lalu dijumlah dengan hasil perkalian bobot dan kriteria lainnya. Ilustrasi Normalisasi Hemat BBM: Salah satu cara menutupi kekurangan tersebut adalah dengan metode scoring untuk menghitung nilai dari kategori tersebut. Langkah langkahnya sebagai berikut: 1. Mengambil bobot dari kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. 2. Melakukan normalisasi dari spesifikasi mobil yang sudah ada. Normalisasi dilakukan dengan menggunakan nilai batas atas (oub) dan batas bawah (olb) yang telah ditentukan dan berbeda-beda untuk setiap kriteria. Sehingga nilai awal terhadap kriteria (Vo) menjadi nilai normalisasi (Vn) dan berada diantara nilai 0 dan 1 yang merupakan batas bawah dan atas yang baru. Rumus normalisasi nilai spesifikasi alternatif: 3. Melakukan penjumlahan dari perkalian antara nilai yang telah dinormalisasi (Vni) dengan bobot (Wi) kriteria dengan catatan i merupakan perhitungan untuk menghasilkan score dari alternatif. B. Alur Kerja Sistem Alur kerja sistem didasari oleh hasil wawancara kepada expert. Pengguna akan diberikan sebuah form untuk dilakukan pengambilan data. Pertama, pengguna akan memilih variabel untuk melakukan filtering (pabrikan mobil, merek mobil, jenis mobil) data mobil. Selanjutnya, pengguna akan melakukan survey bobot dan mendapatkan hasil berupa informasi mobil yang ingin ditampilkan. Jika pengguna tidak melakukan filtering, maka hasil yang ditampilkan merupakan perbandingan dari semua jenis dan merek mobil. Selanjutnya, jika pengguna salah melakukan peng-input-an dalam pembobotan AHP, pengguna akan diberikan sebuah peringatan kesalahan dan akan kembali pada menu awal. Tampilan form pengambilan data survey online: Rumus perhitungan score akhir: Sebagai ilustrasi perhitungan, penghitungan nilai score untuk sebuah mobil dengan spesifikasi sebagai berikut: Hemat BBM 1 liter : 16 km, Harga 250 juta, Safety Pada tahap survey isi bobot AHP, tiga kriteria yang digunakan untuk melakukan survey ditentukan oleh nilai minimum yang didasari oleh pilihan user dalam ULTIMA InfoSys, Vol. IV, No. 1 Juni 2013 31

mencari kategori mobil yang diinginkan yaitu Hemat BBM, Murah, dan Safety. DFD Diagram Rinci Proses 2.0 Ketentuan ini didasari oleh hasil survey, wawancara dan riset yang sering beredar pada media cetak maupun media elektronik. Flowchart Sistem: Pada proses yang terdapat dalam diagram nol, proses 2.0 dapat dijabarkan menjadi beberapa subproses. Penjabaran subproses 2.0 terbagi atas 2 buah subproses yang saling berkaitan. Pada subproses 2.1.0, berfungsi untuk melakukan penghitungan normalisasi kriteria mobil dari datastore D5, agar dapat dilakukan perbandingan dengan bobot AHP. Dalam normalisasi, telah ditetapkan nilai batas atas dan batas bawah dari masing-masing bobot kriteria sehingga pada saat pencocokkan, tidak terjadi kesalahan. Pada subproses 2.2.0, menerima aliran data dari subproses 2.1.0 serta aliran data dari D1 s/d D4, dan selanjutnya melakukan penghitungan bobot AHP dan hasil normalisasi kriteria. Total nilai bobot, dan data mobil yang bersangkutan akan dikirim ke dalam datastore sementara T1. 32 ULTIMA InfoSys, Vol. IV, No. 1 Juni 2013

IV. KESIMPULAN Melalui penelitian ini, kesimpulan yang diperoleh adalah perancangan sistem perbandingan mobil dapat dilakukan untuk membandingkan kendaraan roda empat tidak terbatas hanya untuk dua kendaraan saja, namun dapat membandingkan lebih dari tiga mobil yang diinginkan oleh pengguna. Penetapan metode pengambilan dan penghitungan bobot AHP dapat dilakukan paralel di dalam sistem (survey bobot AHP) sehingga bobot yang dihasilkan dapat mengikuti keinginan pengguna. Selain itu, penerapan metode AHP pada sistem akan sangat membantu pengguna dalam mencari, membandingkan dan menentukan mobil yang diinginkan. Daftar Pustaka [1] Bayazit, O. dan Karpak, B. (2005). An AHP Application in Vendor Selection. Washington: Departement of Business Administration, College of Business. [2] Bourgeois, R. (2005). Analytical Hierarchy Process: an Overview. Bogor: UNCAPSA-UNESCAP. [3] Eko Susanto, Heru. (2006). Analytic Hierarchy Process (February 15 2012). DOI= http://heru.wordpress. com/2006/09/21/analytic-hierarchy-process-ahp/ [4] Latifah,Siti. (2005). Prinsip-Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process. Sumatera Utara: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. [5] Saaty, T.L. (1980). The Analytic Hierarchy Process, New York: McGraw-Hill. [6] Teknomo, K., Siswanto, H., dan Yudhanto, S.A. (1999). Penggunaan Metode Analytical Hierarchy Process dalam Menganalisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Mode Transportasi ke Kampus. Surabaya: Jurusan teknik Sipil. Universitas Kristen Petra. [7] Turban, Efraim. Aronson, Jay. Liang Peng Ting. (2005). Decision Support Systems and Intellegent Systems. New Jersey : Pearson Education, Inc. ULTIMA InfoSys, Vol. IV, No. 1 Juni 2013 33