KONSEP KOGNISI SOSIAL - BANDURA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Teori Psikologi Kepribadian Kontemporer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Self-Efficacy. berhubungan dengan keyakinan bahwa dirinya mampu atau tidak mampu

Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy

TEORI SOSIAL KOGNITIF BANDURA

Reviu Teori Social Learning Bandura. Asessmen & Analisis Behavioristik

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Bevahiorisme: Neo-Behaviorisme

EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. porestasi yang dimaksudkan kali ini akan mengarah pada prestasi kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu SD, SMP, SMA/SMK serta Perguruan Tinggi. Siswa SMP merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efikasi Diri. Menurut Bandura (1997) Efikasi diri merupakan bagian penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI

RESUME PERILAKU DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI UNTUK UTS

BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK SELF-EFFICACY SISWA DAN IMPLIKASINYA PADA BIMBINGAN KONSELING SMK DIPONEGORO DEPOK SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. Bandura 1997 mengungkapkan bahwa self efficacy membuat individu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Behavior and Social Learning Theory

BAB II KAJIAN TEORI. element. At perhaps the most fundamental level, the termindicates that one or

The Social Learning Theory of Julian B. Rotter

Social Learning Theory

Kurikulum holistik integratif anak usia dini dalam implementasi self regulated learning

BAB I PENDAHULUAN. usahanya di tengah ketatnya persaingan di dunia usaha. Laba yang besar yang

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran siswa pada masalah yang nyata sehingga siswa dapat menyusun

Psikologi Sosial 2. Teori-teori Psikologi Sosial. Setiawati Intan Savitri, S.P. M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB II LANDASAN TEORI. mengontrol diri sendiri. Self regulation merupakan penggunaan suatu proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN. sampai akhir hayat. Belajar bukan suatu kebutuhan, melainkan suatu. berkembang dan memaknai kehidupan. Manusia dapat memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya, dan prestasi akhir itulah yang dikenal dengan performance atau

Psikologi Kepribadian Kontemporer

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Schunk dan Zimmerman (dalam Khairuddin, 2014) memperkenalkan konsep regulasi

LEARNING OLEH: ASEP SUPENA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru atau berbeda, belum ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

PERILAKU ORGANISASI. presented by : M Anang Firmansyah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bahkan melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Untuk beberapa pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

Pertemuan 5 PENDEKATAN TRANSORIENTASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Self regulated learning. (Najah, 2012) mendefinisikan self regulated learning adalah proses aktif dan

TEORI behaviorism. Teori belajar koneksionisme

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikembangkan sepanjang hidupnya. Dalam menjalani proses belajar setiap

TEORI BELAJAR KOGNITIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. sastra dengan ilmu psikologi. Psikologi sastra adalah kajian sastra yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. barang ataupun jasa, diperlukan adanya kegiatan yang memerlukan sumber daya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masalah nasional dari kalangan pengusaha dan para ahli yang

PENDAHULUAN & PERSEPSI Disusun oleh : Nova Yanti Maleha, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, tampaknya persaingan bisnis di antara

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

Dalam psikologi pendidikan, konsep minat diniterpretasikan sebagai variabel motivasi konten spesifik yang dapat diselidiki dan secara teori dapat dire

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG SELF-EFFICACY DAN PRESTASI BELAJAR SISWA. belajar dari hasil pengamatan. Perspektif ini mencerminkan perpaduan antara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Self-efficacy mengarah pada keyakinan seseorang terhadap kemampuannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah

Konsep Dasar Motivasi. (Perilaku Keorganisasian, Dr. M.M. Nilam Widyarini)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Subjective well-being. juga peneliti yang menggunakan istilah emotion well-being untuk pengertian yang

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI SELF-EFICACY

BAB 2 MODEL DAN KERANGKA KERJA PERILAKU KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan Berbicara Saat Persentasi. kecemasan berbicara seperti, demam panggung (stage fright), kecemasan berbicara

BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PSIKOLOGI

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terbayang dalam pikiran kita sekelompok pemuda-pemudi dengan jas. disamping tugas-tugas kuliah mereka yang juga menumpuk.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

Faktor penentu : Internal : persepsi, sikap, nilai, motivasi, proses belajar, gaya hidup Eksternal : budaya/norma, nilai sosial, kelompok 3/3/2011 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memasuki era globalisasi, remaja sebagai generasi penerus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian self regulated learning. social dari bbandura. Menurut teori triadic kognisi social, manusia

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dalam pekerjaan. Perubahan gaya hidup tersebut diantaranya adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mereka dan kejadian di lingkungannya (Bandura, dalam Feist & Feist, 2006).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyak perusahaan yang menuntut pegawainya berpendidikan minimal sarjana,

Transkripsi:

5 KONSE KOGNISI SOSIA - BANDURA A. KONSE KOGNISI SOSIA ENANG KERIBADIAN Menurut Bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan perilaku, namun prinsip tersebut harus memperhatikan dua fenomena penting yang diabaikan oleh paradigma behaviorisme, yaitu: 1. Manusia dapat berpikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri 2. Banyak aspek fungsi kepribadian melibatkan interaksi individu dengan individu lainnya Dampaknya, teori kepribadian yang memadai harus memperhitungkan konteks sosial dimana tingkah laku itu di peroleh dan dipelihara. Menurut Bandura, teori kepribadian yang memadai harus memperhitungkan konteks sosial dimana tingkah laku itu diperoleh dan dipelihara. eori belajar sosial (social learning theory) dari Bandura didasarkan pada: 1. Reciprocal determinism (Determinis resiprokal atau konsep yang saling menentukan) endekatan yang menjelaskan tingkah laku manusia dalam bentuk interaksi timbal balik yang terus-menerus antara determinan kognitif, behavior dan lingkungan. Orang menentukan tingkah lakunya dengan mengontrol kekuatan lingkungan tapi juga dikontrol oleh kekuatan lingkungan. Determinan resiprokal adalah konsep yang penting dalam teori belajar sosial Bandura dalam memahami tingkah laku. eori belajar sosial memakai saling determinis sebagai prinsip dasar untuk menganalisis fenomena psikososial diberbagai tingkat kompleksitas, dari perkembangan intrapersonal sampai tingkah laku interpersonal serta fungsi interaktif dari organisasi dan sistem sosial. Social Cognitive Halaman 1

Gambar berikut akan menunjukkan nilai komprehensif dari determinis resiprokal Bandura dibandingkan dengan teori behavior lainnya. AVOV: ingkungan j di i b l SKINNER : ribadi hi EWIN : ribadi & ingkungan adalah i b l BANDURA: ribadi, i k & Gambar 1. Hubungan antara tingkah laku () ribadi () ingkungan () Menurut avlov, Skinner, ewin dan Bandura 2. Beyond Reinforcement (anpa enguatan) Bandura memandang teori Skinner dan Hull terlalu bergantung kepada reinforcement. Jika setiap unit respon sosial yang kompleks harus dipilah-pilah untuk direinforse satu persatu, bisa jadi orang tidak belajar apapun. Menurut Bandura, reinforcement penting dalam menentukan apakah suatu tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan satu-satunya pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya. Belajar melalui observasi tanpa ada reinforcement yang terlibat, berarti tingkah laku ditentukan oleh antisipasi konsekuensi (ini merupakan pokok teori belajar sosial). 3. Self-regulation and cognition (engaturan diri dan kognisi) ada konsepnya, Bandura menempatkan manusia sebagai pribadi yang dapat mengatur diri sendiri (self-regulation), mempengaruhi tingkah laku dengan cara mengatur lingkungan, menciptakan dukungan kognitif, mengadakan konsekuensi bagi tingkah lakunya sendiri. Kemampuan kecerdasan untuk berpikir simbolik menjadi sarana yang kuat untuk menangani lingkungan (dengan menyimpang pengalaman dalam ingatan dalam wujud verbal dan gambaran imajinasi untuk kepentingan tingkah laku pada masa yang akan datang. Kemampuan untuk menggambarkan secara imajinatif hasil yang diinginkan pada Social Cognitive Halaman 2

masa yang akan datang akan mengembangkan strategi tingkah laku yang membimbing ke arah tujuan jangka panjang. SRUKUR KERIBADIAN Sistem Self Regulasi Diri SRUKUR KERIBADIAN 1. Sistem Self (self system) Bandura meyakini bahwa pengaruh yang ditimbulkan oleh self sebagai salah satu determinan tingkah laku tidak dapat dihilangkan tanpa membahayakan penjelasan dan kekuatan peramalan. Dengan kata lain, self diakui sebagai unsur dari struktur kepribadian. Sistem self bukan unsur psikis yang mengontrol tingkah lakutapi mengacu ke struktur kognitif yang memberi pedoman mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, dan pengaturan tingkah laku. engaruh self tidak otomatis atau mengatur tingkah laku secara otonom, tapi self menjadi bagian dari sistem interaksi resiprokal. 2. Regulasi Diri (Self Regulation) Manusia mempunyai kemampuan berpikir, dengan kemampuan tersebut manusia memanipulasi lingkungan sehingga terjadi perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia. Menurut Bandura, akan terjadi strategi reaktif dan proaktif dalam regulasi diri. Strategi reaktif dipakai untuk mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir tercapai, strategi proaktiflah yang menentukan tujuan baru yang lebih tinggi. Ada tiga proses yang dapat diapaki untuk melakukan pengaturan diri, yaitu memanipulasi faktor eksternal, memonitoring dan mengevaluasi tingkah laku internal. ingkah laku manusia merupakan hasil pengaruh resiprokal faktor eksternal dan internal. a. Faktor Eksternal dalam regulasi diri Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dalam dua cara, yaitu pertama, faktor eksternal memberi standar untuk mengevaluasi tingkah laku. Faktor lingkungan berinteraksi dengan pengaruh-pengaruh pribadi, membentuk standar evaluasi diri seseorang. Melalui orang tua dan guru, serta pengalaman berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas, anak belajar mengembangkan standar yang dapat dipakai untuk menilai diri. Kedua, faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dalam bentuk penguatan (reinforcement). Hadiah intrinsik tidak selalu memberi kepuasan, orang membutuhkan insentif yang berasal dari lingkungan eksternal. Standar tingkah laku dan penguatan biasanya bekerja sama, dimana ketika orang dapat mencapai standar tingkah laku tertentu maka butuh penguatan agar tingkah laku semacam itu menjadi pilihan untuk dilakukan kembali. Social Cognitive Halaman 3

b. Faktor Internal dalam regulasi diri Bandura mengemukakan tiga bentuk pengaruh internal, yaitu pertama, observasi diri (self observation) dimana individu harus mampu memonitoring performansinya, walau tidak sempurna karena individu cenderung menilai beberapa aspek tingkah lakunya dan mengabaikan tingkah laku yang lainnya. Kedua, proses penilaian tingkah laku (judgement process) adalah melihat kesesuaian tingkah laku dengan standar pribadi, membandingkan tingkah laku dengan norma standar tingkah laku orang lain, menilai berdasarkan pentingnya suatu aktivitas dan memberi atribusi performansi. Standar pribadi berasal dari pengalamanpengalaman mengamati model. Berdasarkan sumber model dan performansi yang mendapat penguatan, maka proses kognnitif menyusun ukuran-ukuran atau norma yang sifatnya sangat pribadi karena ukuran tersebut tidak selalu sinkron dengan kenyataan. Sebagian besar aktivitas harus dinilai dengan membandingkannya dengan ukuran eksternal, bisa berupa norma standar, perbandingan sosial, perbandingan dengan orang lain atau perbandingan kolektif. serta yang ketiga, yaitu respon diri (self response) dimana pada akhirnya berdasarkan pengamatan dan judgment, individu mengevaluasi diri sendiri dan menghadiahi atau menghukum dirinya sendiri. Efikasi Diri Sumber Efikasi Diri 3. Efikasi Diri (self-effication) Bagaimana orang bertingkah laku dalam situasi tertentu tergantung pada resiprokal antara lingkungan dan kondisi kognitif, khususnya yang berhubungan dengan keyakinannya bahwa dia mampu atau tidak untuk melakukan tindakan yang memuaskan. Efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan. 4. Sumber Efikasi Diri Dalam pandangan Bandura, perubahan tingkah laku adalah perubahan ekspektansi efikasi. Efikasi ini dapat diperoleh, diubah, ditingkatkan atau diturunkan melalui salah satu atau kombinasi empat sumber, yaitu pengalaman performansi (performance accomplishment), pengalaman vikarius (vicarious experience), persuasi sosial (social persuation) dan keadaan emosi (emotional state). Social Cognitive Halaman 4

Efikasi Diri sebagai rediksi ingkah aku Efikasi Kolektif 5. Efikasi diri sebagai prediktor tingkah laku Menurut Bandura, sumber pengontrol tingkah laku adalah resiprokal antara lingkungan, tingkah laku dan pribadi. Efikasi diri merupakan variabel pribadi yang penting yang bila digabungkan dengan tujuan-tujuan spesifik dan pemahaman akan menjadi penentu tingkah laku di masa mendatang. Setiap individu memiliki efikasi diri yang berbeda-beda pada situasi yang berbeda, tergantung pada kemampuan yang dituntut oleh situasi yang berbeda, kehadiran orang lain serta kondisi fisiologis dan emosional individu tersebut. 6. Efikasi Kolektif (Collective Efficacy) Bandura berpendapat bahwa individu berusaha mengontrol kehidupan dirinya bukan hanya melalui efikasi diri individual, tetapi juga efikasi kolektif. Efikasi kolektif adalah keyakinan masyarakat bahwa usaha mereka secara bersama-sama dapat menghasilkan perubahan sosial tertentu. Efikasi diri dan efikasi kolektif bersama-sama saling melengkapi untuk mengubah gaya hidup manusia. DINAMIKA KERIBADIAN DINAMIKA KERIBADIAN Menurut Bandura, motivasi adalah konstruk kognitif yang mempunyai dua sumber, gambaran hasil pada masa yang akan datang (yang dapat menimbulkan motivasi tingkah laku saat ini) dengan harapan keberhasilan yang didasarkan pada pengalaman menetapkan dan mencapai tujuan. Dengan kata lain, harapan mendapatkan renforcement pada masa yang akan datang akan memotivasi individu untuk bertingkah laku tertentu. Selain itu, dengan menetapkan tujuan yang diinginkan dan mengevaluasinya, maka seseorang akan termotivasi untuk bertindak pada tingkat tertentu. Menurut Bandura, penguatan (reinforcement) dapat menjadi penyebab belajar. Orang dapat belajar dengan penguat yang diwakilkan (vicarious reinforcement), penguat yang ditunda (expectation reinforcement) atau bahkan tanpa penguat (beyond reinforcement). ERKEMBANGAN KERIBADIAN ERKEMBANGAN KERIBADIAN Menurut Bandura, kebanyakan belajar terjadi tanpa penguatan yang nyata. Dalam penelitiannya, individu dapat mempelajari respon baru dengan melihat respon orang lain, bahkan belajar tetap terjadi tanpa ikut melakukan hal yang dipelajari, serta model yang diamatinya juga tidak mendapat penguatan dari tingkah lakunya. Social Cognitive Halaman 5

SIKOAOOGI MENURU EORI KOGNISI SOSIA SIKOAOOGI MENURU EORI KOGNISI SOSIA Menurut Bandura, masalah pokok yang terjadi pada manusia adalah percaya bahwa dirinya tidak dapat menangani situasi tertentu secara efektif. Oleh karena itu, perlu dikembangkan efikasi diri agar terjadi perubahan tingkah laku. ingkah laku parologis itu dipengaruhi oleh faktoe kognitif, proses neurofisiologis, pengalaman masa lalu yang mendapatkan penguatan serta nilai fasilitatif dari lingkungan. DAFAR USAKA Alwisol. (2006). sikologi Kepribadian, edisi revisi. Malang: UMM ress Social Cognitive Halaman 6