KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor 1 Tahun 2006 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1425/UM/01/39. Tentang PERATURAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA S2 (MAGISTER)

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor UGM/FA/1997/UM/01/39. Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DOKTOR

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA No. : UGM/FA/115/UM/01/39. Tentang

IV. PERATURAN AKADEMIK

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor: UGM/FA/114/UM/01/39 Tentang SKRIPSI

PERATURAN KEGIATAN AKADEMIK. Bagian Pertama Kurikulum

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015

BAB III EVALUASI KEBERHASILAN

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PERATURAN SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA & KOMPUTER INDONESIA No. 283/ BAAK.31/ STIKI/ P/ VI/ tentang PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN. Pedoman Akademik 1

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

PERATURAN UMUM AKADEMIK

BAB I UJIAN DAN PENILAIAN

BAB II PENERIMAAN MAHASISWA BARU

BIDANG AKADEMIK. Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi. Tahun Disampaikan dalam Sosialisasi Pedoman Perilaku dan Sistem Perkuliahan

RANCANGAN PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SRIWIJAYA PERATURAN AKADEMIK BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENGERTIAN UMUM

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 11/H3.1.5/PPd/2009. tentang

BAB VI KEGIATAN AKADEMIK

PERATURAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Nomor : 05815/I2/PP/2009. Tentang PERATURAN AKADEMIK TAHUN 2009

PERATURAN AKADEMIK FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA LANDASAN PEMIKIRAN

PERATURAN AKADEMIK BIDANG PENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Menimbang: Mengingat:

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (AMIK) TRI DHARMA PALU. Tentang PERATURAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR: 162/O/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEKILAS TENTANG. Pembantu Dekan I FE Unpad. Tugas Pembantu Dekan Bidang Akademik

1. Ujian. a. Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Ujian. Maksud dan tujuan penyelenggaraan ujian adalah:

BAB IV PERATURAN AKADEMIK

PERATURAN AKADEMIK 2017

Lampiran SK Rektor No. 297/SK/K01/PP/2009. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung

SOSIALISASI PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI AKUNTANSI FE - UST TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA NOMOR : 176/SK/UNISNU/XII/2014 TENTANG : PEDOMAN EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor :... tentang PENYELENGGARAAN UJIAN SEMESTER DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Lampiran SK Rektor No. 153/SK/K01/PP/2006. Peraturan Akademik Institut Teknologi Bandung

Ditetapkan di : Inderalaya Pada tanggal : 27 Agustus 2012 D e k a n, dto.

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DIPLOMA III DAN DIPLOMA IV POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN AKADEMIK STIKOM DINAMIKA BANGSA TAHUN

SOSIALISASI AKADEMIK PRODI MANAJEMEN FE-UST

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor :... tentang PERATURAN AKADEMIK. Rektor Universitas Dian Nuswantoro

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SARJANA FARMASI & PROFESI APOTEKER

Memperhatikan : Rapat Senat Fakultas PertanianUniversitas Muria Kudus tanggal 20 Juni 2010 MEMUTUSKAN:

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN UJIAN REMIDI/UJIAN PERBAIKAN DAN SEMESTER SELA FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. Nomor : 075/KEP/UDN-01/IV/2009 PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO TAHUN AKADEMIK 2009/2010

Kebijakan Akademik ETIKA AKADEMIK

Kurikulum Kurikulum Mahasiswa Angkatan 2015 dan sebelumnya. Mahasiswa angkatan 2016 dan setelahnya

PROSEDUR PENGISIAN KRS SPMI - UBD

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 066/KEP/UDN-01/VII/2008. tentang

3. ATURAN DAN KEBIJAKAN

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

PROSEDUR PELAKSANAAN KULIAH DAN PRAKTIKUM

ATURAN AKADEMIK AKADEMI KOMUNITAS NEGERI (AKN) PACITAN

Daftar Isi BAKA Prodi Sarjana Farmasi

DRAF KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor :.../KEP/UDN-01/XII/2006. tentang PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 013/SK/R/UI/2006 TENTANG PENATAAN PENYELENGGARAAN PROGRAM EKSTENSI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 58/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang PENYELENGGARAAN UJIAN SEMESTER DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR TAHUN AKADEMIK 2010/2011 MAKASSAR

PERATURAN AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN AKADEMIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN 2015

I. SISTEM PENDIDIKAN

PERATURAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENGUMUMAN NILAI SEMESTER GASAL DAN REGISTRASI SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR: 1097/J01.SP/SK-3/II/2013 TENTANG

PROSEDUR MUTU PELAKSANAAN DAN EVALUASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) No. Revisi 01

BAB 1 REGISTRASI MAHASISWA

BUKU PANDUAN BIMBINGAN AKADEMIK

DAFTAR ISI... KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UDAYANA... KATA PENGANTAR... SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS UDAYANA... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN..

SISTEM PENDIDIKAN 2.1 Pengertian Dasar Sistem Kredit Semester (SKS) Tujuan Umum Tujuan Khusus Sistim Kredit Semester Semester

Pranata Kegiatan Pembelajaran

BUKU PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI D4 TEKNIK INFORMATIKA

SOSIALISASI VISI-MISI & AKADEMIK PRODI MANAJEMEN FE-UST

PERATURAN AKADEMIK. 1. Sistem Pendidikan

PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

BUKU PANDUAN PERWALIAN FAKULTAS ILMU KOMPUTER

PENGUMUMAN Nomor : 1834 /H3.1.11/PP/2011. t e n t a n g

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263 /SK/R/UI/2004 Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA TENTANG SKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN STRATA I BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

TUJUAN PENDIDIKAN. Menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam :

UNIVERSITAS AIRLANGGA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008

Pengertian Dasar Sistem Kredit Semester a. Program Studi. b. Kurikulum. c. Sistem Kredit Semester. d. Semester. e. Satuan Kredit Semester

PERATURAN AKADEMIK INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP MATARAM

Pendidikan Profesi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran

STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN STIKES HARAPAN IBU JAMBI

I. TUJUAN : Menjamin prosesing daftar mahasiswa aktif kuliah tiap semester dapat berjalan sesuai dengan ketentuan

KATA PENGANTAR. PANDUAN AKADEMIK FAKULTAS ILMU KOMPUTER umuslim

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM KREDIT UNTUK PERGURUAN TINGGI

Fakultas Ekonomi. Universitas Padjadjaran. Program Strata 1

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB 1 PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR

BAB IV REGISTRASI MAHASISWA

REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR (S3)

STANDARD OPERATING PROCEDURE PERKULIAHAN

Transkripsi:

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Nomor 1 Tahun 2006 Tentang ADENDUM PERATURAN AKADEMIK Menimbang : Mengingat : a. Bahwa peraturan pelaksanaan akademik Pendidikan Tinggi Program Sarjana Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada No. 1 tahun 2005 perlu disempurnakan dengan cara adendum b. Bahwa penyempurnaan peraturan pelaksanaan akademik tersebut perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan. 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 153 tentang Penetapan UGM sebagai BHMN 4. Surat Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. 5. Surat Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 46/P/SK/PD/2002 Tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi Program Sarjana Untuk program Studi di Universitas Gadjah Mada. 6. Peraturan Mendiknas RI No. 1 tahun 2006 tanggal 3 Januari 2006 Memperhatikan: 1. Peraturan Akademik Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Nomor 1 tahun 2005 2. Panduan Administrasi Akademik Universitas Gadjah Mada tahun 2002. MEMUTUSKAN Menetapkan : ADENDUM PERATURAN AKADEMIK PROGRAM SARJANA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 a. Mahasiswa yang bisa mengikuti kegiatan akademik adalah mahasiswa yang terdaftar di universitas pada semester yang bersangkutan b. Kegiatan akademik yang dimaksud pada ayat (a) adalah kegiatan yang berupa kuliah, praktikum, praktek kerja lapangan, dan lain-lainnya yang berkait dengan akademik. c. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan akademik harus mentaati peraturan-peraturan fakultas, peraturanperaturan universitas dan peraturan-peraturan lain yang berlaku di fakultas. BAB II SISTEM PELAKSANAAN PENDIDIKAN Pasal 2 a. Sistem pendidikan yang dilaksanakan adalah Sistem Kredit berbasis paket. Setiap tahun ajaran dibagi menjadi dua semester, dan dimungkinkan ada kegiatan akademik diantara dua semester tersebut. Permulaan dan berakhirnya setiap semester diatur oleh universitas atau fakultas. b. Apabila dilaksanakan kegiatan akademik diantara dua semester seperti tertera pada ayat (a) pelaksanaannya dapat dilakukan dengan tutorial dan diakhiri dengan ujian atau hanya dengan ujian tanpa didahului acara tutorial. c. Pelaksanaan kegiatan akademik diantara dua semester yang dilaksanakan dengan ujian tanpa disertai tutorial hanya dapat diikuti oleh mahasiswa yang sudah pernah mengambil mata kuliah yang bersangkutan BAB III BEBAN KULIAH DAN PRAKTIKUM Pasal 3 Beban pendidikan yang menyangkut beban studi mahasiswa dan beban mengajar dosen dinyatakan dalam sks atau satuan kredit semester 1

Pasal 4 Beban pendidikan untuk Program Sarjana paling sedikit adalah 144 sks yang terdiri atas 142 sks matakuliah wajib dan 2 matakuliah pilihan. Mahasiswa diperkenankan mengambil beban pendidikan yang lebih besar dari 144 sks tetapi paling banyak adalah 148 sks. Pasal 5 a. Yang dimaksud dengan 1 (satu) sks adalah kegiatan pendidikan yang setara dengan 3 (tiga) jam dalam seminggu b. Yang dimaksud dengan jam adalah jam pelajaran yang setara dengan 50 menit c. Bagi mahasiswa 1 (satu) sks setara dengan kegiatan pendidikan selama 3 (tiga) jam yang terdiri atas: 1 (satu) jam kuliah tatap muka dengan dosen yang terjadwal, 1 (satu) jam kegitan pendidikan rangkaian, dan 1 (satu) jam kegiatan pendidikan mandiri mahasiswa. d. Bagi dosen 1 (satu) sks setara dengan kegiatan pendidikan selama 3 (tiga) jam terdiri atas: 1 (satu) jam kuliah tatap muka dengan mahasiswa dan terjadwal, 1 (satu) jam kegiatan pengembangan materi subyek, dan 1 (satu) jam kegiatan pendidikan rangkaian. e. Satu sks praktikum setara dengan 4 jam kegiatan pendidikan yang terdiri atas 2 jam kegiatan fisik di laboratorium ditambah dengan 1 (satu) jam kegiatan rangkaian, dan 1 (satu) jam kegiatan mandiri. f. Perhitungan sks praktek lapangan sesuai dengan perhitungan sks praktikum. BAB IV MATAKULIAH PRASYARAT DAN MATAKULIAH SYARAT Pasal 6 a. Matakuliah prasyarat (pre-requisite) adalah matakuliah yang menjadi persyaratan bagi suatu pengambilan matakuliah tertentu yang diprasyarati. Apabila suatau matakuliah mempunyai matakuliah prasyarat, maka pengambilan matakuliah tersebut hanya dibenarkan apabila yang bersangkutan telah menempuh matakuliah yang dipersyaratkan b. Matakuliah dianggap telah mempunyai kriteria sebagai prasyarat apabila matakuliah tersebut sudah pernah diambil dan telah mempunyai nilai. c. Matakuliah syarat (co-requisite) adalah matakuliah yang menjadi persyaratan bagi suatu pengambilan matakuliah tertentu yang disyarati. Apabila suatau matakuliah mempunyai matakuliah syarat, maka pengambilan matakuliah tersebut hanya dibenarkan apabila yang bersangkutan sedang menempuh atau telah menempuh matakuliah yang disyaratkan BAB V DOSEN WALI Pasal 7 a. Mahasiswa di dalam studinya dibimbing oleh seorang dosen wali yang ditunjuk oleh fakultas. b. Tugas pokok dosen wali adalah memberikan pengarahan kepada mahasiswa dalam penyusunan rencana studi, memberikan pertimbangan kepada mahasiswa tentang jenis kegiatan pendidikan yang seyogyanya diambil pada semester yang sedang berjalan dan banyaknya sks yang dapat diambil, dan mengikuti perkembangan studi mahasiswa yang dibimbingnya BAB VI KARTU RENCANA STUDI DAN KARTU HASIL STUDI Pasal 8 a. Mahasiswa diwajibkan mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) yang telah disediakan sesuai dengan waktu pengisian yang telah ditentukan sebelum memulai kegiatan akademik tiap semester b. KRS yang telah diisi sesuai dengan ketentuan dan telah ditanda tangani dosen wali diserahkan kepada Bagian Pendidikan c. Mahasiswa diberi kesempatan mengubah atau membatalkan rencana studi selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah kegiatan akademik pada semester yang bersangkutan d. Perubahan atau pembatalan rencana studi seperti tersebut pada ayat (c) harus sepengetahuan dosen wali Pasal 9 a. Setelah kegiatan akademik semester berakhir dan pengolahan administrasi akademik selesai mahasiswa menerima Kartu Hasil Studi (KHS) b. KHS selanjutnya dipergunakan sebagai dasar perhitungan pengambilan tambahan sks di luar paket yang telah ditetapkan 2

BAB VII EVALUASI BELAJAR Pasal 10 a. Evaluasi belajar dilakukan dengan ujian tulis, ujian lisan, ujian praktek, atau pemberian tugas khusus b. Ujian Akhir Semester (UAS) dilakukan pada akhir semester dan sebelumnya bisa dilakukan satu kali atau lebih Ujian Tengah Semester (UTS) c. UAS dan UTS dilaksanakan oleh dosen dan dikoordinasi oleh fakultas sesuai dengan kalender akademik universitas atau fakultas. d. Selain ujian UAS setiap semester fakultas dapat menyelenggarakan Ujian Perbaikan e. Ujian Perbaikan seperti pada ayat (d) dapat diikuti secara sukarela oleh mahasiswa yang mengulang matakuliah tersebut dan pelaksanaannya akan diatur oleh fakultas tersendiri. f. Mahasiswa yang tidak bisa mengikuti UAS karena sakit, keluarga dekat meninggal, melaksanakan tugas fakultas/universitas/negara sebelum yudisium di semester bersangkutan, dapat mengajukan Ujian Susulan, yang penjadwalannya akan diatur oleh fakultas. g. Ujian Susulan seperti tertera pada ayat (f) harus sudah dilaksanakan sebelum yudisium semester yang bersangkutan h. Mahasiswa yang tidak bisa mengikuti Ujian Perbaikan dengan alasan apapun tidak berhak mengajukan Ujian Perbaikan Susulan. i. Ujian Skripsi akan diatur dengan Peraturan Fakultas tentang skripsi. Pasal 11 a. Untuk menempuh ujian mahasiswa harus memenuhi syarat-syarat: tercatat sebagai mahasiswa pada semester yang bersangkutan, dan memenuhi persyaratan administrasi akademik. b. Yang dimaksud dengan persyaratan administrasi akademik adalah: mencantumkan matakuliah yang ditempuh di dalam KRS semester yang bersangkutan, mendaftarkan diri di bagian pendidikan fakultas, dan mengikuti kegiatan akademik (kuliah atau praktikum) sekurang-kurangnya 75 prosen. BAB VIII PENILAIAN Pasal 12 a. Untuk menilai kegiatan akademik dipergunakan sistem penilaian relatif atau sistem penilaian absolut, namun demikian sangat dianjurkan untuk mempergunakan sistem penilaian absolut b. Kepada kelompok mahasiswa yang berkemampuan amak baik diberi nilai A, mahasiswa yang termasuk kelompok baik diberi nilai B, yang berkemampuan cukup diberi nilai C, yang berkemampuan kurang diberi nilai D, sedangkan kelompok yang berkemampuan jelek diberi nilai E. c. Selain penilaian seperti ayat (b) dimungkinkan memberi nilai diantaranya yaitu A/B, B/C, C/D, D/E. d. Nilai yang tertera pada ayat (b dan c) adalah nilai akhir gabungan dari UTS, UAS, dan ujian-ujian yang lain yang diselenggarakan atau dari nilai Ujian Perbaikan. e. Apabila karena sesuatu hal mahasiswa tidak mempunyai salah satu komponen nilai (UTS atau UAS), maka untuk mendapatkan nilai akhir, komponen tersebut (UTS atau UAS) yang tidak dipunyainya dianggap mempunyai nilai 0 (nol) f. Bobot masing-masing ujian seperti disebut pada ayat (d) ditentukan oleh masing-masing pengampu matakuliah. g. Mahasiswa yang mengundurkan diri dari kegiatan akademik atau tidak memenuhi persyaratan evaluasi belajar, dinyatakan dengan nilai K (kosong) h. Mahasiswa diperkenankan memperbaiki nilai dengan cara mengambil kembali kegiatan yang pernah diikuti dalam batas yang diijinkan. i. Nilai matakuliah yang dipergunakan untuk menentukan IP adalah nilai yang tertinggi yang pernah dicapai oleh mahasiswa BAB IX EVALUASI HASIL STUDI Pasal 13 a. Evaluasi hasil studi dilaksanakan pada akhir semester, akhir dua tahun pertama, dan akhir tahap pendidikan b. Untuk mengevaluasi hasil studi mahasiswa digunakan Indeks Prestasi atau IP yang rumusnya sebagai berikut: IP = (sks kegiatan pendidikan yang dievaluasi) x (nilai bobotnya) Jumlah sks kegiatan pendidikan yang dievaluasi 3

c. Untuk menghitung IP, maka nilai huruf diubah menjadi nilai bobotnya, yaitu A=4,00, A/B=3,50, B=3,00, B/C=2,50, C=2,00, C/D=1,50, D=1,00, D/E=0,50, dan E=0 Pasal 14 a. Evaluasi hasil studi pada akhir semester dipergunakan sebagai dasar menentukan jumlah tambahan sks yang boleh diambil pada semester berikutnya dengan pedoman sebagai berikut: IP < 1,50 : paling banyak sama dengan paket IP = 1,51-1,99 : paling banyak sama dengan paket IP = 2,00-2,49 : paling banyak sama dengan paket IP = 2,50-2,99 : paling banyak 21 sks termasuk paket IP 3,00 : paling banyak 24 sks termasuk paket b. Matakuliah yang boleh diambil pada semester berikutnya adalah matakuliah yang tersedia dalam tahap pendidikan di mana mahasiswa berada. Pasal 15 a. Mahasiswa diijinkan melanjutkan studinya jika hasil evaluasi pada akhir dua tahun pertama memenuhi syarat sebagai berikut: (1) mengumpulkan sekurang-kurangnya 30 sks, (2) mencapai IP lebih besar atau sama dengan 2,00, dan (3) tidak ada nilai E b. Evaluasi hasil studi pada akhir program pendidikan dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah mahasiswa telah menyelesaikan program studinya yang ditentukan pada tahap pendidikan yang bersangkutan. Pasal 16 a. Mahasiswa dinyatakan telah menyelesaikan atau lulus program pendidikan sarjana jika memenuhi syarat: (1) telah mengambil beban pendidikan yang ditentukan pada program pendidikan sarjana, (2) mencapai IP lebih besar atau sama dengan 2,00, (3) tidak ada nilai E pada semua matakuliah, dan (4) jumlah sks dengan nilai D untuk program pendidikan sarjana tidak lebih dari 25% dari jumlah sks total yang ditentukan pada program pendidikan yang bersangkutan. b. Mahasiswa yang dinyatakan lulus pada program pendidikan sarjana menerima predikat kelulusan sebagai berikut: (1) memuaskan, apabila IPK = 2,00-2,75, (2) sangat memuaskan, apabila IPK = 2,76-3,50, dan (3) dengan pujian atau cum laude, apabila IPK = 3,51-4,00 dengan syarat tidak ada nilai D dan lama studi tidak boleh lebih dari waktu studi terprogram ditambah 2 (dua) semester. BAB X YUDISIUM Pasal 17 a. Yudisium adalah suatu rapat yang dihadiri oleh pengurus fakultas, pengelola program studi, dan para pengampu matakuliah dan matapraktikum. b. Rapat yudisium kalau tidak ada kasus khusus diadakan paling banyak 2 kali pada akhir setiap semester, baik semester gasal maupun semester genap. Pasal 18 a. Keputusan tentang hasil studi pada tahap akhir dua tahun pertama dan akhir tahap pendidikan sarjana ditentukan oleh yudisium b. Mahasiswa yang dievaluasi karena berada pada batas waktu akhir dua tahun pertama dan batas waktu akhir tahap pendidikan sarjana secara langsung diikut sertakan sebagai peserta yudisium c. Evaluasi mahasiswa selain dalam kategori berada dalam batas akhir seperti tertera pada ayat (b) bersifat aktif dengan cara mendaftar sebagai peserta yudisium d. Keputusan apakah mahasiswa harus meninggalkan program studi atau telah menyelesaikan tahap pendidikan ditentukan oleh yudisium BAB XI BATAS WAKTU STUDI Pasal 19 a. Program pendidikan sarjana harus diselesaikan oleh mahasiswa dalam waktu paling lama 14 semester aktif. b. Jika pada akhir batas waktu ternyata syarat-syarat penyelesaian seperti tersebut pada ayat (a) tidak dipenuhi, maka mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan mengundurkan diri 4

BAB XII CUTI STUDI Pasal 20 a. Setiap mahasiswa yang berhalangan mengikuti kegiatan akademik, bisa mengajukan ijin cuti studi b. Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan akademik tanpa ijin cuti studi, tetap diperhitungkan keberadaannya dan diperhitungkan masa studinya serta tetap dikenakan kewajiban membayar SPP dan beaya pendidikan yang lain. c. Mahasiswa diijinkan mengajukan cuti studi setelah melaksanakan kegiatan akademik sekurangkurangnya 2 (dua) tahun sejak terdaftar sebagai mahasiswa d. Ijin cuti bisa diberikan lebih dari satu kali dan jumlah keseluruhan cuti studi paling banyak adalah 4 (empat) semester. Diluar ketentuan tersebut menjadi kewenangan Rektor atau Dekan e. Permohonan ijin cuti studi harus diketahui oleh dosen wali f. Mahasiswa yang akan aktif kembali dari cuti studi harus mengajukan permohonan kepada Dekan dengan melampirkan surat ijin cuti BAB XIII SKRIPSI Pasal 21 a. Skripsi adalah laporan tertulis hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen Pembimbing Skripsi untuk dipertahankan dihadapan Penguji Skripsi sebagai syarat untuk memperoleh derajat Sarjana Farmasi b. Petunjuk pelaksanaan skripsi akan diatur oleh Peraturan Fakultas tersendiri tentang skripsi. BAB XIV SANGSI AKADEMIK Pasal 22 a. Mahasiswa dan atau dosen yang melanggar aturan akademik dapat dikenai sangsi akademik yang dimaksudkan untuk tujuan mendidik b. Pelanggaran akademik bisa berupa: ketidak jujuran, pemalsuan, penipuan, plagiasi, penyontekan, perbuatan asusila, ketidakdisiplinan, pembangkangan, dan perbuatan lain yang bisa dikategorikan melanggar aturan akademik. c. Bentuk sangsi akademik akan ditentukan kemudian oleh Dekan maupun yang diberi wewenang memberikan sangsi. Sangsi bisa berupa tegoran, peringatan, peringatan tertulis, penskoresan, larangan mengikuti kegiatan, pemecatan, dan sangsi lain yang sesuai. BAB XV PENUTUP Pasal 23 a. Hal-hal yang menyangkut pelaksanaan akademik yang belum diatur dalam peraturan ini akan ditentukan oleh Dekan sebagai peraturan fakultas. b. Dengan berlakunya peraturan ini, maka peraturan-peraturan akademik yang bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan tidak berlaku lagi. c. Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika terdapat kekeliruan-kekeliruan yang dalam penetapannya. Ditetapkan di Yogyakarta Tanggal 3 Juli 2006 Dekan Dr. Marchaban, DESS., Apt NIP. 130 524 565 5