BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dengan bermunculannya sekolah-sekolah baru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan tenaga kerja yang ulet dan terampil sehingga dicapailah performa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang berhasil mewujudkan perubahan memiliki ciri-ciri mampu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kinerja karyawan meningkat. Menurut Wirawan (2005) dalam Potu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BABI PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia dilahirkan dengan suatu keinginan untuk beragama.


BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan sebuah negara yang pluralis. Salah satu contoh

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Menurut Mangkunegara (2005:67) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akan menghadapi masalah dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki, dengan demikian karyawan menjadi aset penting bagi perusahaan. Rasa suka rela

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam sebuah organisasi. Dalam organisasi komitmen anggotanya

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang manufaktur ataupun di bidang jasa, semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya manusia yang memiliki peran sentral dalam. menentukan output pendidikan. Peran sentral tersebut terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya baik pemerintah maupun swasta. Puskesmas merupakan upaya pelayanan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

LAMPIRAN 1 Skala Organizational Citizenship Behaviour (OCB) dan Iklim Organisasi Try Out

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting yang menentukan keefektifan suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan sumberdaya manusia yang berkualitas saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peran karyawannya. Karyawan dalam suatu perusahaan bukan semata-mata obyek

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang sangat penting karena faktor manusia sangat berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan,

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Selamat Sempurna Tbk (Others Product) merupakan salah satu

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PSIKOSOSIAL KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DENGAN PRESTASI KERJA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keahlian masing-masing. Pekerjaan memiliki makna yang berbeda bagi setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda dunia mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai perusahaan terdiri atas sekumpulan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. SDM untuk mencari hal-hal baru yang dapat dijadikan sebagai. yang diungkap tentang manusia adalah OCB (Organizational Citizenship

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan elemen masyarakat yang memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak

BAB I PENDAHULUAN. kewajibannya bahkan cenderung kritis akan tuntutan hak-haknya. Hal ini

semua individu dapat bekerja dalam tim. Penilaian yang diberikan kepada Perilaku sosial dalam organisasi atau Organizational Citizenship Behaviour

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketat, karena perusahaan tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam negeri

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pada tahun 2013 menjadi ( Jadi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 PENGARUH KEPUASAN KERJA D AN KOMITMEN ORGANISASI TERHAD AP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. menjual suatu barang atau komoditas dari negara satu kenegara lain. Proses

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. kontra prestasi berupa upah atau gaji yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebaik mungkin. Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidak hanya dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adalah cara individu merasakan pekerjaan yang dihasilkan dari sikap individu

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. kondisi perekonomian yang cukup sulit bagi sebagian lapisan masyarakat mendorong mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai rasa untuk memiliki dan bersedia untuk memberikan. kontribusi untuk membangun suatu sistem kerjasama yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan semata. Bahkan reward hampir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melakukan aktivitas dan paham akan tujuan yang akan diraih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur kerja karyawan dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, antara lain adalah

BAB I PENDAHULUAN. kristiani. Gereja tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk. beribadah,tetapi digunakan juga sebagai wadah untuk pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah cabang Solo Raya dan Madiun Raya. Pada bulan April 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada jaman era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu organisasi juga dituntut mengelola lingkungan internalnya agar

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan

PETUNJUK PELAKSANAAN. Kata Pengantar dari Pastor Paroki Santa Theresia (merangkap sebagai Ketua Dewan Paroki)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia atau istilah asingnya sering disebut dengan Human

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku manusia adalah suatu faktor utama yang perlu diperhatikan dalam dunia saat ini. Banyak organisasi menuntut seseorang bekerja secara maksimal namun tidak semua pekerja memenuhi harapan tersebut. Kebanyakan pekerja lebih berorientasikan kepada hal yang berkaitan dengan finansial agar perilaku yang dihasilkannya memenuhi harapan organisasi. Meninjau hal ini, peneliti dapat mengasumsikan bahwa perilaku bekerja secara maksimal akan nampak jika ada imbalan dari organisasi berupa uang atau fasilitas. Asumsi tersebut didukung oleh pernyataan dari Yunitew (2014) yang menyatakan bahwa kompensasi dan benefit merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang mempengaruhi meningkatnya kinerja karyawan. Berbeda dengan organisasi lain yang bersifat non-profit. Organisasi ini tidak menawarkan keuntungan seperti gaji, hadiah, atau fasilitas, namun hampir semua anggotanya bersedia untuk meringankan pekerjaan rekan kerjanya dan tidak mudah mengeluh saat mengerjakan pekerjaan tersebut. Perilaku ini dapat digolongkan sebagai perilaku Organizational Citizenship Behavior (OCB). Greenberg dan Baron (2003) menyatakan bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku yang dilakukan oleh anggota organisasi yang melebihi dari ketentuan formal dari pekerjaannya. Secara umum Greenberg dan Baron (2003) juga menyatakan ada tiga komponen utama OCB; pertama, perilaku tersebut lebih dari ketentuan formal atau deskripsi pekerjaan yang telah ditentukan. Kedua, tindakan tersebut tidak 1

2 memerlukan latihan atau bersifat alami, dengan kata lain, orang melakukan tindakan tersebut dengan sukarela. Ketiga, tindakan tersebut tidak dihargai dengan imbalan formal oleh organisasi. Komponen tersebut sering tumbuh subur pada organisasi yang sifatnya non-profit. Perilaku OCB biasanya muncul pada pekerja yang berkomitmen dan berdedikasi terhadap organisasi. Hal itu didukung oleh Shore & Whyne dalam Cardona (2013) dan Wahyuningsih dalam Arum (2013) yang menyatakan OCB dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kelekatan pada organisasi dan komitmen. Teresia (2008) juga menyatakan bahwa OCB dapat meningkatkan hubungan sosial dan kerjasama dalam keanggotaan organisasi melebihi tuntutan formal. Hal ini menunjukan bahwa perilaku OCB yang tinggi pada suatu organisasi menimbulkan munculnya dedikasi, komitment, dan kelekatan yang tinggi pada organisasi yang bersangkutan, serta menghasilkan kinerja yang melebihi harapan yang diberikan. Pada organisasi profit, perilaku OCB sangat penting untuk dikembangkan karena perilaku ini berdampak pada produktifitas yang dihasilkan pekerjannya. Memiliki pekerja yang mempunyai OCB membuat suatu organisasi memiliki kualitas yang baik. Secara tidak langsung anggota organisasi tersebut akan menghasilkan respon positif pada aktifitas dalam organisasi. Hasenfeld & English dalam kumpulan artikel di Dunia Artikel (2012), menyatakan respon positif tersebut tidak hanya ditentukan oleh apa yang akan didapatkan, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai hal seperti oleh keinginan, motivasi dan pengalaman diri individu. Pada umumnya lingkungan kerja yang bersifat profit cenderung memotivasi karyawan dengan memberikan hadiah yang bersifat finansial oleh karena itu OCB mungkin akan muncul pada lingkungan dengan karakterisitik seperti ini. Berbeda dengan itu adapula organisasi yang mampu melakukan tugas-

3 tugasnya dengan maksimal tanpa mengharapkan imbalan. Organisasi ini dikenal dengan organisasi yang bersifat non-profit. Organisasi non-profit adalah sekumpulan anggota yang bekerja sama dalam struktur tertentu dengan tujuan sosial (Sanggah, 2012) Kepuasan anggotanya tidak diukur berdasarkan materi namun berdasarkan prestasi. Organisasi dalam hal ini tidak memberikan reinforcement khusus seperti uang atau fasilitas pada anggotanya namun banyak anggota dari organisasi tersebut tetap bersedia melakukan berbagai pekerjaan dengan baik dan melebihi apa yang diharapkan. Ciri dari organisasi non-profit juga tidak terlalu berbeda dengan organisasi profit. Kedua jenis organisasi itu samasama memiliki struktur organisasi dan memiliki beban kerja yang sebanding. Hal yang membedakan adalah sikap dari anggota organisasinya dimana organisasi non-profit bersifat sukarela dan anggotanya mampu bekerja dengan maksimal meskipun tidak mendapat gaji atau imbalan. Hal ini didukung oleh pernyataan seorang anggota organisasi non-profit berinisial P yang menyatakan: Aku akan melakukan sesuai dengan tugas yang dipercayakan, sebisaku karena ini sifatnya pelayanan Pernyataan tersebut semakin dikuatkan oleh Hasenfeld & English dalam Dunia Artikel (2012) yaitu karakteristik pelayan sosial adalah individu yang memiliki manusia sebagai bahan bakunya dan diproses melalui suatu bentuk perilaku pelayanan. Karateristik seperti ini juga muncul pada anggota organisasi yang sifatnya sosial muncul pada beberapa jenis pekerjaan yaitu guru, perawat, anggota Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), dan anggota keagamaan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Frans (2011: 7) mengenai OCB pada profesi guru, diketahui bahwa sebagai seorang guru diperlukan tanggungjawab yang lebih untuk mengembangkan potensi siswa dengan

4 kompetensi yang dimilikinya. Selain itu Pramitasari (2013) menyatakan bahwa rumah sakit sebagai salah satu instansi yang mengedepankan pelayanan jasa membutuhkan peran yang optimal dari seorang perawat. Peneliti juga menemukan bahwa organisasi keagamaan seperti organisasi gereja memiliki karakteristik dan ciri anggota yang mirip. Gereja sendiri adalah tempat ibadah khususnya bagi umat beragama Katolik dan Kristen. Dalam pelaksanaannya gereja tidak dapat berjalan sendiri karena gereja tidak akan bisa digunakan untuk beribadah jika tidak ada orang-orang yang berperan didalamnya untuk membantu proses berjalannya perayaan. Gereja yang di maksud dalam penelitian ini terbatas pada Gereja umat katolik yang memiliki anggota misdinar untuk membantu kelancaran perayaan liturgi ekaristi. Misdinar sendiri adalah suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanaan sosial dibawah naungan Gereja yang anggotanya selalu mengadakan suatu perkumpulan guna merencanakan atau merancang program yang bertujuan untuk mewartakan injil sebagai perwujudan kasih karunia Allah (Boelaars, 2005). Contoh karateristik dan ciri anggota misdinar yang mirip dengan organisasi sosial adalah: anggota yang mementingkan kepentingan bersama, saling membantu permasalan satu dengan anggota lainnya dengan saling berbagi pengalaman dan permasalah anggotanya, mengajukan diri dengan sukarela dalam pengerjaan tugas-tugas bahkan ada yang mengorbankan kepentingan pribadinya, datang lebih awal saat bertugas, dan saling menguatkan satu dengan yang lain. Pada umumnya gereja katolik mirip gereja kristen namun berdasarkan dari hasil pengamatan peneliti, gereja katolik lebih menfokuskan pada remaja sebagai pelayannya berbeda dengan agama kristen yang pelayanannya dilakukan oleh orang dewasa. Selain itu, Gereja katolik memiliki beberapa anak cabang yang berguna untuk

5 mengembangkan kreatifitas dan menumbuhkan iman muda mudi katolik seperti OMK untuk remaja Katolik usia 16 tahun keatas, BIAK untuk anakanak usia 6-13 tahun, Rekat untuk remaja usia 13-16 tahun, dan Misdinar yang ditujukan bagi remaja katolik yang sudah menerima komuni pertama dimana wilayah cakupannya lebih luas yaitu SD kelas 4 sampai perkuliahan. Organisasi-organisasi tersebut bergerak untuk membuat acaraacara kerohanian yang mengembangkan iman kristiani bagi umatnya dengan melakukan pelayanan dalam pewartaan sabda. Seiring berjalannya waktu, perilaku OCB pada beberapa anggota organisasi tersebut menghilang atau menipis. Organisasi ini selalu bergantiganti anggota bukan karena alasan regenerasi saja tetapi juga terdapat alasan lain yang berasal dari anggota misdinar sendiri. Menurunnya perilaku OCB ini, ditunjukan oleh adanya anggota organisasi yang pernah bergabung dalam acara persekutuan doa yang memutuskan untuk tidak hadir pada saat mengikuti kepanitiaan. Banyak dari anggota yang mengundurkan diri seperti yang dikatakan S salah satu umat katolik yang mengundurkan diri dari acara organisasi gereja. Aku sih isa ae Tapi tugas kampusku akeh dan aku takut tidak isa bagi waktu. Berbeda dengan yang dikatakan FN dimana informan temasuk umat yang bersedia mengikuti kepanitiaan event Gereja. Cuma ingin membagikan apa yang dulu pernah cece rasakan tidak pengen arek-arek muda ber"galau" ria sendirian karena cece pernah mengalami masa-masa remaja seperti kalian dan saat itu cece ada orang-orang yang juga rela membagi waktu, melayani dan ngenalin cece ke Tuhan jadi, ya sekarang gantian donk Peristiwa yang dilakukan FN ini mencerminkan bahwa tindakan sukarela sangat diperlukan untuk keberlangsungan kegiatan Gereja namun pada kenyataannya seiring dengan berjalannya waktu perilaku OCB seperti

6 yang dilakukan FN lama kelamaan memudar banyak dari anggota organisasi itu sudah tidak aktif lagi terbukti dari perkataan A yang menyatakan bahwa: Sebenere aku seneng-seneng aja bantu-bantu gitu tapi banyak kegiatanku gitu jadi lebih enak di sini. Aku juga ada yang gak cocok sama teman yang disana jadi ya malas datang. Di sana meskipun aku bantu malah engga dapat apa-apa mending di luar isa dapat poin gitu. Hal ini menunjukan bahwa penting bagi organisasi untuk menemukan cara memotivasi anggota yang pasif atau mengembangkan yang sudah aktif sehingga tidak ada lagi keluhan yang muncul dari dalam organisasi dan organisasi dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu topik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya OCB pada organisasi non-profit. Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemunculan OCB suatu organisasi keagamaan (misdinar) karena dalam organisasi keagamaan para anggota tidak memiliki ikatan namun masih tetap mau berkerja secara maksimal. Selain itu peneliti juga memilih organisasi misdinar karena anggotanya benar-benar mengabdikan dirinya untuk melayani umat lainnya tanpa adanya unsur finansial dibelakangnya. Berbeda dengan organisasi nonprofit lainnya seperti LSM yang masih menggunakan sistem proyek yang memberikan keuntungan secara finansial kepada anggotanya. Organisasi misdinar tidak memiliki proyek yang seperti itu sehingga murni tanpa unsur finansial dan hanya berunsur pelayanan. Misdinar memiliki sifat sukarela dalam pelayanannya yang sama dengan dasar dari perilaku OCB

7 (Podsakof, 2000). Oleh karena itu peneliti mengasumsikan bahwa misdinar seharusnya memiliki OCB yang subur dalam keanggotaannya. Peneliti memilih anggota misdinar sebagai informan dalam penelitian ini karena mayoritas anggota organisasi tersebut memiliki cakupan usia anggota yang lebih luas yaitu dari usia 10-24 tahun. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada remaja khususnya anggota organisasi non-profit untuk meningkatkan OCB yang juga berguna untuk persiapan memasuki dunia kerja. 1.2. Fokus penelitian Penelitian ini berfokus untuk mengkaji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya OCB pada diri anggota keagamaan (nonprofit). OCB yang dimaksud dalam penelitian ini terbatas pada istilah organizational citizenship behavior yang muncul dalam diri anggota organisasi misdinar suatu Gereja. Gereja yang dimaksudkan terbatas pada agama Katolik karena Gereja Katolik memiliki organisasi yang cukup bervariasi dan salah satu diantaranya adalah misdinar. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya OCB (Organizational Citizenship Behavior) Pada Organisasi Keagamaan (Non-Profit) ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya OCB baik faktor pendukung maupun faktor penghambat perilaku tersebut.

8 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.4.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengembangan teori psikologi industri dan organisasi serta memperkuat beberapa teori berkaitan dengan pembentukan OCB terutama bagi organisasi non-profit. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Bagi Informan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada informan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku OCB. Diharapkan informan dapat mempertahankan atau meningkatkan perilaku OCB pada dirinya 2. Bagi organisasi keagamaan tempat diadakannya penelitian ini (organisasi non-profit) Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk organisasi dapat memiliki pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku organizational citizenship behavior pada anggotanya. Diharapkan setelah memperoleh pemahaman tersebut organisasi dapat menemukan strategi yang cocok untuk mengembangkan perilaku OCB pada anggotanya. 3. Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti topik yang sama yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya OCB di lingkungan kerja terutama dalam organisasi non-profit.