KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

dokumen-dokumen yang mirip
RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

ABSTRAK. Zurayidah 1 ;Erna Prihandiwati 2 ;Erwin Fakhrani 3

ABSTRAK KETEPATAN DOSIS COTRIMOXAZOLE SUSPENSI PADA BALITA DI PUSKESMAS TAMBARUNTUNG KABUPATEN TAPIN TAHUN 2013.

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN PADA BALITA PENDERITA ISPA DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN

KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK ERITROMISIN PADA BALITA PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN.

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN AMOXICILLIN SIRUP KERING PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

ABSTRAK TINGKAT KEPATUHAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN KOTRIMOKSAZOL SUSPENSI KEPADA BALITA YANG MENGALAMI ISPA DI PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENGGUNAANCEFADROXYL SIRUP PADA BALITA PENDERITA ISPA DI APOTEK KIMIA FARMA MISTAR BANJARBARU

GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN ASKES RAWAT JALAN DENGAN DPHO PADA APOTEK APPO FARMA BANJARMASIN PERIODE JULI-AGUSTUS

ABSTRAK GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN BPJS PROGRAM RUJUK BALIK PUSKESMAS WILAYAH BANJARBARU PERIODE SEPTEMBER DESEMBER 2014

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN

INTISARI. Madaniah 1 ;Aditya Maulana PP 2 ; Maria Ulfah 3

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

EVALUASI KELENGKAPAN FARMASETIK RESEP UMUM POLI ANAK RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE JANUARI - MARET TAHUN

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BERDASARKAN KETEPATAN OBAT DAN DOSIS PADA PASIEN DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

RASIONALITAS PERESEPAN OBAT DIARE PADA PASIEN BALITA DI PUSKESMAS CURUG TAHUN 2015

EVALUASI TERAPI DIARE PADA PASIEN ANAK DI PUSKESMAS NGUTER KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI PERIODE SEPTEMBER-DESEMBER 2015 SKRIPSI

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

ABSTRAK GAMBARAN KEAMANAN OBAT YANG DIBERIKAN PADA IBU HAMIL BERDASARKAN RESEP PERIODE JANUARI MARET 2013 DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN.

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

INTISARI STUDI DESKRIPTIF PEMBERIAN INFORMASI OBAT ANTIBIOTIK KEPADA PASIEN DI PUSKESMAS SUNGAI MESA BANJARMASIN

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

Kata Kunci : Medication Error, skrining resep, persentase ketidaklengkapan administrasi resep

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

PHARMACY, Vol 05 No 01 April 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seringkali, buang air besar yang berbentuk cair bukanlah diare. Hanya bayi yang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INTISARI. Rahminati ¹; Noor Aisyah, S.Farm., Apt ²; Galih Kurnianto, S.Farm., Apt³

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TERHADAP PENGGUNAAN OBAT TEOSAL DI KELURAHAN ALALAK SELATAN BANJARMASIN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI RASIONALITAS PERESEPAN PADA PASIEN BRONKITIS RAWAT JALAN BERDASARKAN KETEPATAN DOSIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

KESESUAIAN DOSIS PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA PASIEN ANAK DI POLI KIA PUSKESMAS PANJATAN I PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting khususnya di negara berkembang (Kemenkes, 2011). Di Indonesia,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak. Pemberian antibiotik merupakan pengobatan yang utama dalam

Tarigan A, Umiana S, Pane M Faculty of Medicine Lampung Univesity. Keywords: Bandar Lampung, puskesmas, therapy of diarrhea

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

INTISARI GAMBARAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI PUSKESMAS BUNTOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kata Kunci : Hubungan, Pendidikan, Tingkat Pengetahuan, Obat CTM.

IDENTIFIKASI KESALAHAN PENGOBATAN (MEDICATION ERROR) PADA TAHAP PERESEPAN (PRESCRIBING) DI POLI INTERNA RSUD BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, jika

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEGAWAI TOKO OBAT BERIZIN DI WILAYAH BANJARMASIN UTARA TERHADAP PENJUALAN OBAT KERAS TABLET ANTIBIOTIK AMOXICILLIN 500 MG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya masih tinggi, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. wanita 54,5% lebih banyak dari laki-laki. Namun pada neonatus, ISK lebih

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA

EVALUASI KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA GERIATRI DI RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN JAWA TENGAH PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 SKRIPSI

KETEPATAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA KASUS DIARE AKUT DI SERTAI INFEKSI BAKTERI PADA ANAK USIA 1-6 TAHUN PASIEN RAWAT INAP DI RSI KLATEN TAHUN 2011

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS KUAMANG KUNING I KABUPATEN BUNGO

Firdawati Amir Parumpu. Akademi Farmasi Tadulako Farma, Palu ABSTRACT

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN PADA PEMAKAIAN AMOXICILLIN TABLET 500 MG DI APOTEK NAZHAN FARMA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. melalui program proyek desa tertinggal maupun proyek lainnya, namun sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kualitas hidup pasien dan menimbulkan masalah ekonomi (Ducel dkk., 2002). Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Transkripsi:

ABSTRAK KETEPATAN DOSIS PERESEPAN SIRUP KOTRIMOKSAZOL PADA BALITA PENDERITA DIARE SPESIFIK DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN Riska Ramdaniyah 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Erwin Fakhrani 3 Ketepatan pengobatan adalah pemakaian obat yang sesuai dengan kebutuhan klinis. Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat yang dapat digunakan atau diberikan kepada seorang penderita. Penggunaan antibiotik terutama kotrimoksazol untuk pengobatan diare spesifik pada balita perlu mendapat perhatian khusus dalam pemberian dosis obat, frekuensi waktu pemberian obat, serta takaran dosis obat kotrimoksazol. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui persentase ketepatan dosis peresepan sirup kotrimoksazol pada balita penderita diare spesifik, yang meliputi tepat takaran dosis dan tepat frekuensi waktu pemberian Penelitian merupakan penelitian observational yang bersifat deskriptif analitik dengan metode retrospektif. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. Proses analisis data dilakukan dengan membandingkan dosis yang diketahui dari hasil pengamatan dari resep dengan dosis dari literatur Drug Information Handbook (DIH), kemudian dilakukan pengolahan data dengan menghitung persentase secara keseluruhan sesuai dengan parameter yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jumlah pada resep periode Oktober 2012 sampai Maret 2013 sebanyak 43 resep yang mengandung kotrimoksazol untuk balita penderita diare spesifik. Jadi, didapatkan hasil persentase ketepatan dosis yang meliputi tepat takaran dosis sebesar 68 % ( 29 resep) dan tepat frekuensi waktu pemberian sebesar 100 % (43 resep). Kata Kunci : Tepat Dosis, Kotrimoksazol, Balita, Diare Spesifik

ABSTRACT PRESCRIBING COTRIMOXAZOLE SYRUP PRECISION DOSE TO CHILDREN PATIENT WITH DIARRHEA SPECIFIC AT ALALAK TENGAH HEALTH CENTER BANJARMASIN Riska Ramdaniyah 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ;Erwin Fakhran 3 The Accuracy were the used of drug treatment according to clinical need. Dose or dose of a drug is the amount of a drug that can be used or given to a patient. The use of antibiotics especially cotrimoxazole for the treatment of diarrhea in children specific needs special attention in cotrimoxazole drug dose, frequency of drug given time, also the size of the dose of cotrimoxazole. This study was to know the percentage of accuracy of dose prescription cotrimoxazole syrup to children with specific diarrhea, which includes the right dose and accuracy frequency of given time. This study were observational study that is descriptive analytic method retrospective.the instrument used is the observation sheet. The process of data analysis is do by comparing with known dose from the observations recipes with dose from the literature Drug Information Handbook (DIH), then do processing data to calculate the percentage overall suitable with the parameters used. Based the study obtained total from prescription period October 2012 to March 2013 obtained as much as 43 prescriptions containing cotrimoxazole to children with diarrhea specific. So, percentage results dose accuracy dose including proper dose is 68% (29 recipes) and accuracy frequency of given time is 100 % (43 recipes). Keywords: Accuracy Dose, Cotrimoxazole, Children, Diarrhea Specific

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman (Tjay dan Kirana, 2007). Antibiotik masih merupakan obat pilihan untuk mengobati berbagai penyakit. Antibiotik telah dipercaya untuk menyembuhkan jutaan bahkan miliaran orang terancam dengan kematian akibat penyakit. Rasionalitas antibiotik yaitu penggunaan antibiotik yang didasarkan asas tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, serta waspada terhadap efek samping yang mungkin timbul dari pemberian antibiotik tersebut. Orientasi penggunaan antibiotik secara rasional lebih diarahkan pada pasien agar didapatkan hasil yang aman,efektif, dan efisien. Pemakaian antibiotik yang tidak rasional yang meliputi indikasi yang tidak jelas, dosis atau lama pemakaian yang tidak sesuai, cara pemakaian yang kurang tepat, status obat yang tidak jelas, serta pemakaian antibiotik secara berlebihan yang dapat menimbulkan kekebalan atau resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut, meningkatkan toksisitas, dan efek samping obat (Santoso, 2009). Bila penggunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan bakteri menjadi kebal (resisten) terhadap antibiotik. Resistensi ini merupakan masalah berat yang mengkhawatirkan seluruh dunia dan dapat menimbulkan penyakit serius dan kematian (Shaleh, 2008). Pemilihan obat yang tidak terarah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, misalnya efektifitas yang rendah dan timbulnya toksisitas yang tidak perlu terjadi, pemakaian antibiotik tidak tepat dapat mempercepat penyebaran kuman

yang resistensi dan peningkatan biaya pengobatan. Mengingat luasnya dampak negatif yang diakibatkan oleh penggunaan obat yang tidak rasional tersebut, maka penggunaan obat secara rasional perlu dipahami (Anonim, 2008b). Pemilihan antibiotik yang diperlukan pada penderita diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri karena penyebab diare ada beberapa macam yaitu karena infeksi bakteri, virus dan makanan. Diare merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Anak berumur di bawah lima tahun mengalami lebih 200 kali diare pertahunnya dan 4 juta anak meninggal di seluruh dunia karena diare. Kematian akibat diare, umumnya, disebabkan oleh dehidrasi (kehilangan cairan). Lebih kurang 10% diare disertai dehidrasi karena kehilangan cairan dan elektrolit tubuh, secara berlebihan. Bayi dan anak kecil lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan anak yang lebih besar. Dengan demikian, diare merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematian masih tinggi. Balita di Indonesia rata-rata mengalami diare 2-3 kali pertahun (Shaleh, 2008). Pengertian dari diare adalah sindroma penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melunak sampai mencair, serta bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya hingga 3 kali atau lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan. Kandungan air dalam tinja lebih banyak dari pada biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja) atau frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan 3 kali pada anak (Fida dan Maya, 2012). Adapun antibiotik yang sesuai untuk infeksi saluran cerna atau diare yang disebabkan

bakteri yaitu kotrimoksazol yang berkhasiat untuk infeksi saluran pencernaan, saluran kemih maupun saluran nafas. Kotrimoksazol merupakan kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim dalam perbandingan 5 : 1 yang bersifat bakterisid dengan spektrum kerja lebih luas dibandingkan sulfonamida, jarang terjadi retensi sehingga banyak digunakan untuk berbagai penyakit antara lain diare yang disebabkan oleh E. Coli, Shigellosis, infeksi saluran kemih, saluran cerna (Salmonellosis) dan pernapasan (Tjay dan Kirana, 2007).Trimetoprim dan sulfametoksazol menghambat reaksi enzimatik obligat pada dua tahap yang berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi kedua obat ini memberikan efek sinergi. Penemuan sediaan ini merupakan kemajuan penting dalam usaha meningkatkan efektifitas klinik antimikroba (FKUI, 2008). Pemberian kotrimoksazol di Puskesmas Alalak Tengah ini diberikan untuk infeksi saluran pencernaan, saluran kemih maupun saluran nafas.kotrimoksazol merupakan kemoteraupetik yang bersifat antibakteri, dimana harus tepat dosis, aturan pakai maupun cara penggunaannya. Penggunaan kotrimoksazol banyak diberikan pada pasien anak pada saat peneliti melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas Alalak Tengah Banjarmasin. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang Ketepatan Dosis Peresepan Sirup Kotrimoksazol pada Balita Penderita Diare Spesifik di Puskesmas Alalak Tengah Banjarmasin