banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan.hal tersebut berarti bahwa sebagian besar tindakan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (sastra) yang berbeda-beda (Teeuw, 1984:104). Sesuai dengan

DAFTAR ISI x. ABSTRAK.xii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

PUISI BIMA, SAUDARA KEMBAR, TELINGA, DAN DEWA RUCI: Tinjauan Semiotik Riffaterre

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya,

Karya Ahmad Tohari. Heisma Arya Demokrawati dan Widowati. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

ANALISIS TANDA-TANDA DALAM TEKS LAGU SLANK. Oleh: Budi Fernando Saputra ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ajaran-ajaran adi luhung dan luhur. Karya-karya sastra Jawa Kuno misalnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

ANALISIS STRUKTURAL-SEMIOTIKA PADA MAKNA PUISI KARYA SISWA SD NEGERI 1 MEKARHARJA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni yang berupa bangunan bahasa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran, sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah puisi. Puisi merupakan perpaduan antara emosi, imajinasi, pemikiran, ide,

ASPEK TEMATIS DALAM GEGURITAN KARYA HANDOYO WIBOWO (OEI TJHIAN HWAT) (Analisis Struktur dan Semiotik)

Analisis Semiotik Serat Babad Banyuurip Pupuh Maskumambang Karya Ki Amat Takjin

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga

NILAI-NILAI NASIONALISME ENAM PUISI DALAM KUMPULAN PUISI POTRET PEMBANGUNAN DALAM PUISI KARYA W. S. RENDRA: TINJAUAN SEMIOTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata baik dari sang penulis ataupun realita yang terjadi di

ANALISIS SEMIOTIKA RIFFATERRE DALAM PUISI DONGENG MARSINAH KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

INTERPRETASI MAKNA LIRIK LAGU-LAGU GRUP MUSIK ERK DALAM ALBUM ERK: Kajian Semiotika

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB I PENDAHULUAN. aspek tersebut. Lirik merupakan pemikiran atau gagasan seseorang terhadap suatu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB I PENDAHULUAN. stilistika dan majas. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Posisi penting pendidikan dalam membangun kualitas bangsa menuntut

BAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. Medium karya sastra adalah bahasa. Membicarakan puisi berarti. membicarakan kebahasaan dalam puisi. Setiap pengarang menulis puisi

ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Banyak sekali bentuk karya sastra yang ada di sekitar kita. Karyakarya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. permainan tradisional antara lain Ndolalak, Jathilan, Srandul, Reog, Nini

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN الشعر هو الكلام الفصيح الموزون المقفى المعبر غالبا عن صور الخيال البديع

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 MENGENAL KRITIK SASTRA

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI REFREIN DI SUDUT DAM KARYA D. ZAWAWI IMRON: TINJAUAN SEMIOTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

KUMPULAN PUISI AKU INGIN JADI PELURU KARYA WIJI THUKUL: TINJAUAN SEMIOTIK THE POEM COLLECTION OF WIJI THUKUL S AKU INGIN JADI PELURU: SEMIOTIC REVIEW

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

KETAKLANGSUNGAN EKSPRESI DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL BIOGRAFI MUHAMMAD: LELAKI PENGGENGGAM HUJAN KARYA TASARO GK (TINJAUAN STILISTIKA)

BAB I PENDAHULUAN. saat ini orang tidak dapat memberikan definisi yang tepat untuk puisi, tetapi untuk

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB II KAJIAN TEORI. Indonesia, yakni tidak memiliki aturan yang baku. Menurut Dresden (dalam

ANALISIS KETIDAKLANGSUNGAN EKSPRESI ANTOLOGI PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA WILLYBRORDUS SURENDRA BHAWANA RENDRA BROTOATMOJO

ASPEK MORAL DALAM NOVEL HARIMAU! HARIMAU! KARYA MOCHTAR LUBIS : TINJAUAN SEMIOTIK. Skripsi

STILISTIKA. Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Ali Imron Al-Ma ruf

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP,DANLANDASAN TEORI

PEMAKNAAN TERHADAP PUISI ПОДРАЖАНИЯ КОРАНУ TIRUAN QUR AN KARYA A.S PUSHKIN (TERAPAN TEORI SEMIOTIKA RIFFATERRE)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem semiotik atau ketandaan yang mempunyai arti. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Puisi lama, (2) Puisi baru, dan (3) Puisi modern (Badudu, 1984).

ANALISIS PUISI SURAT CINTA DAN MALAIKAT DI GEREJA ST. JOSEF KARYA W. S. RENDRA: PENDEKATAN SEMIOTIKA RIFFATERRE

Gaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perpuisian Indonesia modern sejak kelahiran dan pertumbuhannya

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI

BAB 3 SIMPULAN. Kitab Mazmur merupakan teks prosa keagamaan, dan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. segala imajinasi yang dimilikinya untuk menghasilkan karya sastra. Karya sastra. dapat mengerti makna kehidupan dan hakikat hidup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau studi-studi mutakhir

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus

Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

ANALISIS MAKNA HEURISTIK DAN HERMEUNITIK TEKS PUISI DALAM BUKU SYAIR-SYAIR CINTA KARYA KHALIL GIBRAN

Transkripsi:

12 Telepon Genggam terdapat banyak gaya bahasa yang khas dan unik serta belum banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam Kumpulan Puisi Telepon Genggam karya Joko Pinurbo adalah; gaya bahasa perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, serta gaya bahasa perulangan. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang kedua adalah penelitian dua karya sastra Antologi Geguritan Pagelaran Karya J.F.X Hoery dan Antologi Puisi Celana Karya Joko Pinurbo ini merupakan penelitian yang menggunakan sastra bandingan sebagai bidang kajian. Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada sastra bandingan menurut aliran Perancis. Sedangkan teori yang digunakan adalah pengembangan lebih lanjut teori sastra bandingan aliran Perancis, khususnya lingkup sastra nasional menurut Hutomo pada butir keenam. pokok yaitu: (1) bagaimanakah tema keprihatinan dekadensi moral antologi guritan "Pagelaran" karya J.F.X Hoery, (2) bagaimanakah tema keprihatinan dekadensi moral antologi puisi "Celana" karya Joko Pinurbo, (3) bagaimanakah cara pengungkapan tema keprihatinan kedua antologi itu, dan (4) bagaimanakah perbandingan cara pengungkapan tema keprihatinan kedua puisi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik Riffaterre, dengan analisis melalui beberapa tahapan, yaitu pembacaan heuristik, hermeneutik, hipogram, matriks, untuk berlanjut pada tahap penganalisisan simbolisme benda yang terdapat pada lima puisi karya Joko Pinurbo yang peneliti pilih.

13 B. LandasanTeori 1. Semiotika Riffaterre Sebagai tanda, karya sastra merupakan dunia dalam kata yang dapat dilihat sebagai sarana komunikasi antara pembaca dan pengarang. Kata sastra bukan merupakan sarana komunikasi biasa. Oleh karena itulah, karya sastra dapat dipandang sebagai gejala semiotik (Teeuw, 1983:43). Semiotik merupakan disiplin yang meneliti semua bentuk komunikasi dengan menggunakan tanda yang didasarkan pada sistem-sistem tanda ( Segers dalam Sangidu, 2004:18). Atas dasar pengertian tersebut, maka karya sastra jenis apapun dapat dipandang sebagai gejala semiotik dan sebagai tanda (Sangidu, 2004:18). Dalam semiotik, arti bahasa tingkat pertama disebut meaning atau arti. Namun dalam karya sastra sendiri dapat ditemukan sistem tanda yang lebih tinggi kedudukannya daripada bahasa. Dalam arti kata-kata (bahasa) ditentukan oleh konvensi sastra (Wahyuningtyas dan Heru Santosa, 2011:185). Karya sastra merupakan sistem semiotik tingkat kedua yang mempergunakan bahasa sebagai sistem semiotik tingkat pertama (Rachmat Djoko Pradopo, 1995:146). Menurut Riffaterre, puisi itu menyatakan sesuatu secara tidak langsung sehingga untuk mendapatkan makna karya sastra maka diperlukan konvensi-konvensi untuk memproduksi makna. Konvensi tersebut antara lain: 1. Konvensi ketaklangsungan makna kata dihasilkan oleh tiga hal yaitu penggatian arti (displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning), dan penciptaan arti (creating of meaning) (Riffaterre, 1978:2). a. Penggantian Arti (displacing of meaning)

14 Penggantian arti terjadi bila tanda bergeser dari satu makna ke makna lain dan bila satu kata mengacu pada kata lain, sebagaimana terjadinya dengan metafora dan metonimi (Riffaterre,1978:2). Metafora dan metonimi merupakan bahasa kiasan yang sangat penting untuk menggantikan bahasa kiasan lainnya (Pradopo, 1995:124) b. Penyimpangan Arti (distorting of meaning) Penyimpangan arti dalam karya sastra disebabkan oleh tiga hal yaitu ambiguitas, kontradiksi, dan nonsense. Pertama, ambiguitas disebabkan oleh bahasa sastra itu memiliki arti ganda (Pradopo, 1995:125). Ambiguitas adalah keragu-raguan atau ketidakpastian dalam menafsirkan makna atau ungkapan dalam karya sastra karena adanya berapa kemungkinan. Kedua, kontradiksi berarti mengandung pertentangan yang disebabkan oleh paradoks atau ironi. Paradoks adalah kata-kata yang diucapkan berlawanan artinya dengan dimaksudkan untuk untuk menghaluskan tuturan. Ironi adalah majas yang menyatakan suatu hal secara kebalikan, biasanya untuk mengejek atau menyindir suatu keadaan (Pradopo, 1995:129). Ketiga, nonsense merupakan bentuk kata-kata yang tidak mempunyai arti karena hanya merupakan rangkaian bunyi. Akan tetapi, dalam puisi, nonsense itu memiliki makna sehingga dapat menimbulkan asosiasi-asosiasi tertentu. c. Penciptaan Arti (creating of meaning) Penciptaan arti merupakan konvensi kepuitisan yang berupa bentuk visual yang secara linguistik tidak mempunyai arti, tetapi menimbulkan makna dalam karya sastra (puisi). Jadi penciptaan arti ini merupakan organisasi teks di luar

15 linguistik, diantaranya pembaitan, persajakan tipografi dan homologues (Pradopo, 1995:129). Untuk mendapatkan makna karya sastra, maka harus diketahui konvensikonvensi tambahan yang memungkinkan diproduksinya makna. Konvensikonvensi yang mendasari timbulnya makna ini kemudian dieksplisitkan dalam konkretisasi (Preminger dalam Pradopo, 1995:109) konvensi-konvensi tersebut antara lain: 2. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik Pembacaan Heuristik merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan menginterpretasikan teks sastra secara referansial lewat tanda-tanda linguistik (Sangidu, 2004:19).ArtiArti bahasa dapat dijelaskan apabila susunan kalimat dibalik seperti susunan bahasa secara normatif, diberi tambahan kata sambung dan kata-kata dikembalikan ke dalam bentuk morfologinya yang normatif. Kalimat karya sastra diberi sisipan-sisipan arti kata atau sinonimnya dan diletakkan dalam tanda kurung supaya artinya menjadi jelas (Pradopo, 1995:136). Pembacaan heuristik dipengaruhi oleh kompetensi linguistik pembacaan yang menyangkup kemampuan pembaca dalam memberikan persepsi secara linguistik (Riffaterre,1978:5). Tahap kedua adalah pembacaan hermeneutik atau retroaktif. Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang dari awal sampai akhir dengan penafsiran. Sebagai pembaca menyimak teks, pembaca mengingat apa yang baru saja dibacanya, kemudian memodifikasi pemahamannya berdasarkan apa yang telah ia serap (Riffaterre,1978:5).

16 Dari pembacaan ulang itu pembaca dapat mengingat peristiwa atau kejadian di dalam teks sastra yang dibaca. Selanjutnya, pembacaan hermeneutik diharapkan dapat merebut makna yang terkandung dalam teks. Pada tahap ini, kode dalam karya sastra dibongkar atas dasar konvensi sastra sehingga mampu menafsirkan makna. Pembacaan heuristik bisa digolongkan dalam tataran sintaksis, sedangkan pembacaan hermeneutik digolongkan ke dalam tataran semantik karena memiliki tataran yang lebih tinggi dalam hal makna. 3. Hipogram Ada isitilah khusus dalam prinsip intertekstualitas puisi, yakni hipogram. Adalah satu sistem tanda yang berisi setidak-tidaknya satu pernyataan, dan ia bisa sama besar dengan satu teks yang terdahulu, sedangkan potensial maksudnya hipogram dilihat dari bahasa (Riffaterre,1978:23). Hubungan intertekstualitas karya sastra dipandang penting untuk memperjelas maknanya sebagai karya sastra sehingga memudahkan pemahamannya, baik pemahaman makna teks maupun makna dan posisi kesejarahannya. Hubungan intertekstualitas tersebut dapat berupa hubungan karya-karya sastra masa lampau, hubungan karya-karya sastra masa kini, dan hubungan karya-karya sastra masa depan (Sangidu,2004:151). 4. Matriks Matriks adalah satu konsep abstrak pada hakikatnya tidak pernah teraktualisasi (Riffaterre, 1978:13). Matriks merupakan hipogram intern yang ditransformasikan menjadi varian-varian yang berupa masalah atau uraian.

17 Matriks (kata kunci) adalah salah satu cara untuk menentukan tema yang terdapat dalam sebuah puisi (Sangidu,2004:24). 5. Tanda-tanda Simbolis Tanda simbolis yang paling penting dalam teks sastra adalah tanda bahasa. Tanda bahasa merupakan tanda yang dihubungkan kesepakatan. Tanda bahasa dalam sebuah teks sastra tentu sangat beragam. Kata-kata atau bagiannya (morfem) juga merupakan tanda simbolis. Demikian pula dengan kelompok kata (frasa, anak kalimat, sekuen dan sebagainya) (Zoest, 1993: 75).

18 C. Kerangka Pikir Kerangka pikir pada penelitian ini didasari adanya lima buah puisi karya Joko Pinurbo pada kumpulan puisi Celana Pacar Kecilku di BawahKibaran Sarung yang di dalamnya terdapat simbolisme benda yang berpengaruh besar terhadap pemaknaan puisi tersebut. Penelitian menganalisis apa saja simbolisme benda yang terdapat pada kelima puisi itu serta dilanjutkan dengan pemaknaannyadan simpulan. 1. Bagan Dari Kerangka Pikir Sajak-sajak Joko Pinurbodalam buku kumpulan Puisi Celana Pacar kecilku di Bawah Kibaran Sarung Lima Puisi yang terdapat simbolisme benda didalamnya Teori Semiotik Riffaterre Pembacaan heuristik dan hermeneutik Hipogram Matriks Simbolisme Benda Makna Simpulan

19