7. Peta Geologi Pengertian dan Kegunaan

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN GEOLOGI. A. Peta Geologi. B. Pemetaan Geologi

12.1. Pendahuluan Peta Geologi Definisi

8. Pengertian dalam Hubunngan Geologi

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR ACARA 1 : MENETUKAN KEDUDUKAN PERLAPISAN BATUAN DARI 2 DIP SEMU

TEKNIK PENGGAMBARAN PETA GEOLOGI

GEOLOGI STRUKTUR. PENDAHULUAN Gaya/ tegasan Hasil tegasan Peta geologi. By : Asri Oktaviani

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

STRUKTUR BIDANG DAN STRUKTUR GARIS

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

LABORATORIUM GEOLOGI DINAMIKA JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA PANDUAN PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

3.2.3 Satuan Batulempung. A. Penyebaran dan Ketebalan

GEOLOGI DAERAH KLABANG

BAB. I Kompas Geologi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENDALAMAN MATERI GEOLOGI STRUKTUR MODUL 4 PENGUKURAN GEOLOGI STRUKTUR. Drs. Budi Kudwadi, MT. Mardiani, S.Pd., M.Eng

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR

Foto IV-10 Gejala Sesar Anjak Cinambo 3 pada lokasi CS 40.

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

BAB V ANALISIS 5.1 Penampang Hasil Curve Matching

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Pengertian Garis Kontur, Peraturan, & Cara PembuatanDEFINISI, GEOGRAFI, IPS ON FEBRUARY 23, 2016 NO COMMENTS

Untuk mengetahui klasifikasi sesar, maka kita harus mengenal unsur-unsur struktur (Gambar 2.1) sebagai berikut :

BAB V KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING

III.3 Interpretasi Perkembangan Cekungan Berdasarkan Peta Isokron Seperti telah disebutkan pada sub bab sebelumnya bahwa peta isokron digunakan untuk

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

Bab III Geologi Daerah Penelitian

DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

BAB IV GEOMORFOLOGI DAN TATA GUNA LAHAN

DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

Foto 3.5 Singkapan BR-8 pada Satuan Batupasir Kuarsa Foto diambil kearah N E. Eko Mujiono

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

Foto 3.21 Singkapan Batupasir Sisipan Batulempung Karbonan pada Lokasi GD-4 di Daerah Gandasoli

BAB IV INTERPRETASI SEISMIK

Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

PENGENALAN MACAM-MACAM PENGUKURAN SITUASI

Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur

IV.2 Pola Kelurusan Daerah Penelitian

BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA

ILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi

BAB IV STRUKTUR GEOLOGI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

ILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Strike dan Dip Lapisan Batuan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

Cara mempelajari Struktur geologi

Subsatuan Punggungan Homoklin

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BENTANG ALAM STRUKTURAL

GEOLOGI STRUKTUR IR. SUKARTONO. MT HERNING DYAH KUSUMA WIJAYANTI, ST

BAB V ANALISIS SEKATAN SESAR

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KEKAR (JOINT) STRUKTUR REKAHAN PADA BATUAN PALING UMUM, PALING BANYAK DIPELAJARI TIDAK ATAU SEDIKIT MENGALAMI PERGESERAN PALING SULIT UNTUK DIANALISA

Struktur Geologi Daerah Jonggol Dan Jatiluhur Jawa Barat

BAB II TINJAUAN UMUM

Laporan Tugas Akhir Studi analisa sekatan sesar dalam menentukan aliran injeksi pada lapangan Kotabatak, Cekungan Sumatera Tengah. BAB III TEORI DASAR

BAB VI KARAKTERISTIK REKAHAN PADA BATUGAMPING

BAB III GEOLOGI DAERAH NGAMPEL DAN SEKITARNYA

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

III. ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV UNIT RESERVOIR

BAB III METODE PENELITIAN. geologi, seperti data kekar dan cermin sesar, untuk melukiskan karakteristik

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

Transkripsi:

7 Peta Geologi 71 Pengertian dan Kegunaan Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah, yang meliputi susunan batuan yang ada dan bentuk bentuk struktur dari masingmasing satuan batuan tersebut Peta geologi merupakan sumber informasi dasar dari jenis jenis batuan, ketebalan, kedudukan satuan batuan (jurus dan kemiringan), susunan (urutan) satuan batuan, struktur sesar, perlipatan dan kekar serta proses proses yang pernah terjadi di daerah ini Peta geologi ada kalanya dibuat berdasarkan kepentingan, misalnya untuk kepentingan ilmiah (science), untuk kepentingan pertambangan, teknik sipil (engineering), pertanian, lingkungan dsb Hal ini akan menghasilkan bermacammacam peta geologi, misalnya peta geologi teknik 72 Penyebaran batuan pada peta Peta geologi dihasilkan dari pengamatan dan pengukuran singkapan di lapangan, yang kemudian diplot pada peta dasar yang dipakai (peta topografi) Untuk dapat menggambarkan keadaan geologi pada suatu peta dasar, dipakai beberapa aturan teknis, antara lain : perbedaan jenis batuan dan struktur geologi digambarkan berupa garis Penyebaran batuan beku akan mengikuti aturan bentuk tubuh batuan beku (misalnya sill, dike, lakolit dsb ab II, Gb 23), sedangkan penyebaran batuan sedimen akan tergantung pada jurus dan kemiringannya 73 Jurus dan kemiringan lapisan batuan Jurus dan kemiringan adalah besaran untuk menerangkan kedudukan perlapisan suatu batuan sedimen Pada suatu singkapan batuan berlapis, jurus dinyatakan sebagai garis arah dan kemiringan dinyatakan sebagai besaran sudut (Gb 72) Gambar 72 : Jurus dan kemiringan pada singkapan batuan berlapis 48 Geologi Dinamik - Geologi IT

Praktikum Geologi Fisik 7 Secara geometris jurus dapat dinyatakan sebagai perpotongan antara bidang miring (perlapisan batuan, bidang sesar) dengan bidang horizontal yang dinyatakan sebagai besaran sudut, diukur dari Utara atau Selatan Kemiringan adalah besaran sudut vertikal yang dibentuk oleh bidang miring tersebut dengan bidang horizontal Dalam hal ini diambil yang maksimum, yaitu pada arah yang tegak lurus jurus lapisan batuan (Gb 73) ECH = bidang perlapisan EH = jurus pada ketinggian 200 m C = jurus pada ketinggian 100 m α = kemiringan lapisan β = kemiringan semu FG = proyeksi jurus 100 m pada horizontal Gambar 73 : Geometri jurus dan kemiringan suatu lapisan batuan Jurus umumnya diambil pada selang ketinggian yang pasti, misalnya jurus pada ketinggian 100 m, 200 m, 300 m, dan seterusnya Pada tampak peta (proyeksi pada bidang horizontal), dengan sendirinya garis garis jurus merupakan garis garis yang sejajar dengan spasi yang tetap Pada suatu satuan batuan yang mempunyai ketebalan tertentu dapat dibatasi adanya jurus lapisan bagian atas (top) dan jurus lapisan bagian bawah (bottom) pada ketinggian yang sama Dari sini dapat ditentukan ketebalan tiap satuan, apabila penyebaran atau jurus top dan bottomnya dapat diketahui (Gb 74) Geologi Dinamik - Geologi IT 49

7 Praktikum Geologi Fisik F Jurus 200 bottom t' E α α t N M ketinggian 200 m Jurus G 200 top t I D Penampang ketebalan (t) satuan batuan C Satu satuan batuan E F t I bottom a top I E α t F 200 bottom 200 top C Proyeksi jurus top dan bottom, dan penentuan ketebalan satuan Gambar 74 : Penentuan ketebalan lapisan dengan metoda orthografi 74 Hubungan kedudukan lapisan dan topografi Penyebaran singkapan batuan akan tergantung bentuk permukaan bumi Suatu urutan perlapisan batuan yang miring, pada permukaan yang datar akan terlihat sebagai lapisan lapisan yang sejajar kan tetapi pada permukaan bergelombang, batas batas lapisan akan mengikuti aturan sesuai dengan kedudukan lapisan terhadap peta topografi turan yang dipakai adalah, bahwa suatu batuan akan tersingkap sebagai titik, dimana titik tersebut merupakan perpotongan antara ketinggian (dalam hal ini dapat dipakai kerangka garis kontur) dengan lapisan batuan (dalam hal ini dipakai kerangka garis jurus) pada ketinggian yang sama (Gb75) 50 Geologi Dinamik - Geologi IT

Praktikum Geologi Fisik 7 Jurus 200 m C Jurus 300 m D E F Jurus 400 m Proyeksi pada peta kontur 200 300 400 Titik-titik singkapan (perpotongan kontur dan jurus) 300 400 500 600 K L M N 600 500 400 300 m 600 500 400 300 C x x x x Titik-titik kedudukan lapisan K L M N Penampang - Gambar 75 : Hubungan jurus lapisan batuan, topografi dan penyebaran singkapan turan ini dapat dipakai untuk menggambarkan penyebaran batuan dipermukaan dengan mencari titik titik tersebut, apabila jurus jurus untuk beberapa ketinggian dapat ditentukan Sebaliknya, dari suatu penyebaran singkapan dapat pula ditentukan kedudukan lapisan dengan mencari jurusjurusnya Geologi Dinamik - Geologi IT 51

7 Praktikum Geologi Fisik Sehubungan dengan ini terdapat suatu keteraturan antara bentuk topografi, penyebaran singkapan dan kedudukan lapisan Pada suatu bentuk torehan lembah, keteraturan ini mengikuti Hukum V (Gb 76) a b c d e f Gambar 76 : Pola singkapan menurut hukum V a Lapisan horizonta b Lapisan dengan kemiringan berlawanan dengan arah aliran c Lapisan vertikal d Lapisan dengan kemiringan searah dan lebih besar dengan arah aliran e Lapisan dengan kemiringan searah dan sama besar dengan arah aliran f Lapisan dengan kemiringan searah dan lebih kecil dengan arah aliran 52 Geologi Dinamik - Geologi IT

Praktikum Geologi Fisik 7 75 Cara penulisan kedudukan lapisan Kedudukan lapisan batuan diukur dengan kompas geologi di lapangan Oleh karena itu kerangka yang dipakai umumnya arah Utara atau Selatan Dikenal dua jenis skala kompas yaitu skala azimut (0 0 360 0 ) dan skala kwadran (0 0 90 0 ) Suatu lapisan mempunyai kemiringan berarah Selatan arat, dituliskan sebagai berikut : Skala azimuth N 120 0 E/45 SW atau Skala kwadran S 60 0 E/45 SW (Gb 77) N N 120º 60º W E W E 60º S S Gambar 77 : Cara penggambaran kedudukan lapisan secara skala zimut dan Kwadran Lazimnya lebih sering dipakai skala azimuth karena lebih praktis karena selalu ditulis N 0 E untuk arah jurusnya, sehingga kadang kadang tidak dicantumkan pada kwadran arah kemiringan dicantumkan 76 Simbol pada peta dan tanda litologi Peta geologi menggunakan tanda tanda yang menunjukkan jenis batuan, kedudukan, serta struktur geologi yang ada pada daerah tersebut eberapa simbol yang umum dipakai ditunjukkan pada gambar 78 Disamping tanda (simbol) litologi, juga sering dipakai warna, untuk membedakan jenis satuan (Gambar 79) Geologi Dinamik - Geologi IT 53

7 Praktikum Geologi Fisik 25 25 60 90 Jurus dan kemiringan lapisan rah kemiringan dan kemiringan lapisan Jurus dan kemiringan lapisan terbalik Lapisan vertikal Lapisan horisontal Jurus dan kemiringan foliasi Foliasi vertikal Foliasi horisontal Jurus dan kemiringan kekar Kekar vertikal Kekar horisontal Sumbu antiklin 20 13 ntiklin dengan arah penunjaman ntiklin rebah U D 60º Sumbu sinklin Sinklin dengan arah penunjaman Sinklin rebah Sesar mendatar Sesar dengan bidang sesar miring ke arah panah U = up, D = down Sesar normal Sesar sungkup (thrust fault) Gambar 78 : Tanda-tanda pada peta geologi 77 Peta geologi dan penampang geologi Peta geologi selalu dilengkapi dengan penampang geologi, yang merupakan gambaran bawah permukaan dari keadaan yang tertera pada peta geologi Keadaan bawah permukaan harus dapat ditafsirkan dari data geologi permukaan dengan menggunakan prinsip dan pengertian geologi yang telah dibahas sebelumnya 54 Geologi Dinamik - Geologi IT

Praktikum Geologi Fisik 7 Konglomerat Jingga / Coklat reksi Jingga / Coklat atupasir Kuning Napal (marl) iru muda Lempung Hijau Serpih (shale) Kelabu Lanau (silt) Kuning muda atugamping iru Dolomit iru tua Evaporit Merah muda atubara Hitam + + + + + + + + + + + + + v v v v v v v v atuan beku Tuff atu Metamorf Merah Coklat / ungu Ungu / jingga Gambar 79 : simbol dan warna batuan Untuk dapat lebih jelas menunjukkan gambaran bahwa permukaan penampang dibuat sedemikian rupa sehingga akan mencakup hal hal yang penting, misalnya ; memotong seluruh satuan yang ada struktur geologi dan sebagainya Untuk menggambarkan kedudukan lapisan pada penampang, dapat dilakukan penggambaran dengan bantuan garis jurus (Gambar 710), yaitu dengan Geologi Dinamik - Geologi IT 55

850 7 Praktikum Geologi Fisik memproyeksikan titik perpotongan antara garis penampang dengan jurus lapisan pada ketinggian sebenarnya pabila penampang yang dibuat tegak lurus pada jurus lapisan, maka kemiringan lapisan yang nampak pada penampang merupakan kemiringan lapisan sebenarnya, sehingga kemiringan lapisan dapat langsung diukur pada penampang, akan tetapi bila tidak tegak lurus jurus, kemiringan lapisan yang tampak merupakan kemiringan semu, sehingg harus dikoreksi terlebih dahulu dengan menggunakan tabel koreksi atau secara grafis 750 700 650 650 700 750 750 700 650 750 P a b 900 800 c d e Q 700 750 f g h 800 750 700 700 750 800 850 850 a, b, c,h = Garis proyeksi jurus PQ = Garis penampang a b c d e f g h m 950 900 C 850 800 750 700 650 P METER Q 600 100 0 100 200 300 400 500 Gambar 710 : Cara membuat penampang dengan batuan garis jurus 56 Geologi Dinamik - Geologi IT